Anda di halaman 1dari 4

I.

Pendahuluan

Kecelakaan tambang adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan/tidak


dikehendaki yang benar-benar terjadi dan membuat cidera pekerja tambang atau
yang diizinkan di tambang oleh kepala teknik tambang (KTT) sebagai akibat
kegiatan pertambangan pada jam penambangan (kerja) dan pada wilayah
penambangan.

Dalam kegiatan penambangan, resiko terjadinya kecelakaan tambang cukup


tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan manajemen keselamatan kerja yang baik
agar kecelakaan kerja bisa dihindari maupun penanggulangan apabila terjadi
kecelakaan. Manajemen keselamatan kerja yang buruk dapat menyebabkan
kerugian baik dari pihak karyawan maupun perusahaan. Karyawan yang
mengalami kecelakaan kerja menyababkan time loss bagi perusahaan yang
menyita waktu untuk evakuasi sehingga mengurangi produktifitas operasi.

Dalam menjalankan manajemen keselamatan kerja, harus diperhatikan


prinsip-prinsip manajemen keselamatan kerja. Adapun prinsip-prinsip
manajemen keselamatan kerja adalah sebagai berikut :

1. Diperlukan peraturan yang jelas dalam penanganan keselamatan kerja


termasuk tindakan penting dalam keadaan darurat.
2. Organisasi keselamatan kerja adalah keharusan dalam operasi
pertambangan. Untuk itu manajer keselamatan kerja harus membuat
laporan rutin ke senior manajer.
3. Setiap supervisor harus bertanggungjawab atas keselamatan pegawai
pada divisinya serta harus memahami peraturan/prosedur keselamatan
kerja. Oleh karena itu, training untuk memahami keselamatan kerja
merupakan suatu keharusan.
4. Rapat yang membahas masalah keselamatan kerja harus dilakukan secara
berkala guna menciptakan lingkungan kerja yang aman, serta pegawai

1
tetap bekerja dengan prima. Oleh karena itu, diperlukan cek keseharan
pegawai secara berkala yang diikuti catatan perkembangan kesehatan
pegawai.
5. Kalkulasi performance kerja dilakukan untuk dapat sertifikat bebas
kecelakaan dan diberikan kepada perusahaan setiap 25000, 50000,
100000, dan 500000 jam kerja.

II. Pembahasan
III. Studi Kasus Kecelakan Kerja Tambang Halmahera

Kecelakaan kerja di tambang Nusa Halmahera melibatkan seorang


pekerja bernama Mursalin yang terjebak di tambang emas bawah tanah di
Gosowong yang runtuh. Musibah itu terjadi pada Senin, 8 Februari 2016.
Pada saat terowongan runtuh, pekerja tersebut sedang membuat lubang
bor untuk proses blasting.

Meskipun mengalami kerugian, pihak perusahaan langsung


mengehentikan produksinya dan memfokuskan untuk menyelamatkan
seorang pekerja yang terjebak. Para inspektur tambang dari Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah berada di site sejak 10
Februari 2016 untuk mengawasi proses penyelamatan.

Proses penyelamatan Mursalin dilakukan dengan cara mengebor tanah


sampai pada lokasi terjebaknya Mursalin. Diperkirakan pengeboran
dilakukan sampai kedalaman 38 meter tempat Mursalin berada. Manajer
Komunikasi PT Nusa Halmahera Mineral, Herastuti Haryogyo,
menyatakan bahwa ada opsi kedua untuk menyelamatkan Mursalin yaitu
dengan pembuatan terowongan horisontal baru dari akses utama menuju
lokasi Mursalin, yang juga telah dilakukan.

2
Selain itu, Tim penyelamat terus memonitor geoteknik guna
memantau kondisi batuan dan melakukan penilaian risiko-risiko dalam
semua aspek operasi penyelamatan. Memasuki hari kedelapan kesehatan
Mursalin dilaporkan masih baik. Dia telah berkomunikasi dengan
keluarganya menggunakan saluran telepon yang baru dipasang.

Pada awalnya terdapat 50 pekerja yang terjebak dalam underground


sedalam 300 meter tersebut, namun 49 orang berhasil di evakuasi dan
hanya menyisakan 1 orang yaitu Mursalin. Akhirnya Mursalin berhasil
dievakuasi pada Selasa (16/2) pukul 10.30 WIT setelah 8 malam terjebak
di kedalaman 38 meter. Mursalin berhasil dievakuasi dengan selamat
karena tim penyelamat terus memberikan suplai air dan makanan kepada
Mursalin selama 8 hari tersebut.

Jika dilihat dari prinsip manajemen keselamatan kerja, maka


perusahaan Nusa Halmahera telah menerapkan prinsip tersebut dengan
sangat baik. Sama halnya dengan kecelakaan kerja di Chile, pihak
perusahaan menghentikan kegiatan produksinya dan memfokuskan untuk
penyelamatan seorang pekerja yang terjebak pada kedalaman 38 meter
dibawah tanah tersebut.

pada Nusa Halmahera, proses evakuasi seorang pekerja tambang yang


terjebak hanya dilakukan 8 malam, tambang ini patut mendapatkan
apresiasi karena telah menerapkan prinsip-prinsip keselamatan kerja
dengan sangat baik dimana kelematan kerja dalam operasi tambang
adalah yang utama.

3
IV. Daftar Pustaka

Supriyadi, 2017. Catatan Manajemen Tambang. UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat Timur.

https://id.wikipedia.org/wiki/Kecelakaan_pertambangan_Copiap%C3%B3_2
010 diakses pada 11 Juni 21.30

http://bisnis.liputan6.com/read/590955/belajar-dari-chili-selamatkan-33-
pekerja-tambangnya-hidup-hidup 11 Juni 21.30

http://nasional.news.viva.co.id/news/read/735880-hari-kedelapan-mursalin-
terperangkap-tambang-runtuh 11 Juni 22.00

http://nasional.news.viva.co.id/news/read/735615-pekerja-terjebak-operasi-
tambang-emas-halmahera-dihentikan 11 Juni 22.00

Anda mungkin juga menyukai