LAPORAN PRAKTIKUM Produksi Ternak Unggas Anatomi Ayam
LAPORAN PRAKTIKUM Produksi Ternak Unggas Anatomi Ayam
Oleh :
Kelompok : 10
Kelas : C
Fianty 200110150
Amanda 200110150
Adriel 200110150
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2017
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................
I. PENDAHULUAN
3.1 Alat
3.2 Bahan
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
5.2 SARAN
I
PENDAHULUAN
permasalahan yang akan dibahas dalam laporan praktikum ini, antara lain:
eksterior ayam.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
III
3.1 Alat
1. Baki atau Nampan, berfungsi sebagai wadah objek yang akan diamati
3.2 Bahan
1. Kerangka Ayam
4.1 Hasil
Keterangan :
1 Rangka
a. incisive
b. mandible
c. quadrate
d. nasal
e. lacrimal
f. occipital
g. atlas
h. epistropheus
i. humerus
j. radius
k. ulna
l. metacarpus
m. phalanges
n. scapula
o. illium
p. pygostyle
q. ischium
r. pubis
s. femur
t. fiula
u. tibia
v. metatarsus
w. corucoid
x. clavicle
4.1.2 Ayam Ras Broiler dan Layer
1 Seluruh Tubuh
Keterangan :
2 Kepala
Keterangan :
3 Bulu
Keterangan :
4 Kaki
Keterangan :
1 Seluruh Tubuh
Keterangan :
2 Kepala
Keterangan :
3 Bulu
Keterangan :
4 Kaki
Keterangan :
4.2 Pembahasan
Unggas adalah hewan bipedal, yaitu berdiri pada kedua kakinya. Namun
1. Unggas memiliki sepasang ekstra tulang pada daerah bahu, disebut coracoid.
leher ini berbeda jumlahnya untuk setiap jenis unggas. Pada ayam berjumlah
13-14 ruas, itik 15 ruas, dan angsa 17-18 ruas. Bentuk leher yang demikian ini
berfungsi sebagai pegas yang mampu mengurangi pengaruh tekanan balik dari
tubuh terhadap kepala pada saat unggas mendarat setelah terbang. Selain itu,
susunan tulang leher yang demikian ini juga memudahkan bagi unggas untuk
(thorasic column) pada unggas terdiri dari beberapa tulang yang menyatu.
Konformasi punggung yang kaku ini mendukung kuat bagi melekatnya otot
4. Terdapat satu lunas yang besar, serta tulang panggul yang kuat, dan kokoh pada
ileum. Tulang velvic tidak menyatu, sedikit terbuka atau tertutup tidak rapat,
pengeluaran telur pada saat oviposisi. Velvic cenderung akan meluas pada saat
mamalia. Demikian pula dengan kaki, terdiri dari tulang seperti pada mamalia.
meringankan berat tubuh saat terbang. Tulang tersebut adalah tulang tengkorak,
sayap, lunas, selangka, dan beberapa tulang belakang (lumbar vertebrae dan sacral
masuk ke dalam tubuh, tetapi salah satu bagian dari tulang ini terbuka, misalnya
tulang yang disebut medullary bones (tulang pipa), yaitu tibia, femur, pubic bones,
sternum, ribs, toes, ulna, dan scapula. Tulang ini mempunyai rongga sumsum
dengan tulang yang halus yang saling terjalin dengan baik. Fungsinya sebagai
tempat penimbunan kalsium. Kalsium ini dapat dimobilisai saat pakan kekurangan
kalsium, terutama pada saat produksi telur. Pada ayam dewasa, hampir 12% tulang
merupakan tulang ini. Pada tulang rusuk, 30%-nya merupakan tulang jenis ini.
Struktur tulang demikian ini tidak ditemukan pada ayam jantan atau betina yang
sedang bertelur. Akan tetapi, tulang ini dapat dibentuk dengan menambahkan
hormon esterogen. Ayam dara mulai membentuk tulang meduler ini sekitar 10 hari
menjelang pembentukan telur pertama. Namun, cadangan kalsium pada tulang ini
hanya dapat menyediakan untuk beberapa butir telur saja. Sekitar 40% kalsium
tulang ini akan habis setelah bertelur 6 butir, bila kondisi pakan kekurangan
kalsium.
Secara keseluruhan tubuh ayam broiler terdiri dari kepala, badan, kaki, dan
ekor yang ditutupi oleh bulu (tecrices) dan kulit. Kepalanya terdiri dari jengger,
paruh, dan telinga. Badannya terdiri dari dada, perut, sayap. Ekornya terdiri dari
bulu-bulu (rectrices). Pada sayapnya terdapat bulu remiges yang terdiri dari bulu
primer (pertama kali muncul), bulu sekunder (yang sudah sempurna), dan bulu axial
(bulu antara).
putih, bentuk tubuh besar, dan pertumbuhannya cepat. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Mountney (1983), ayam yang baik adalah ayam yang cepat tumbuh
dengan warna bulu putih. Ayam broiler yang diamati juga sangat tenang, karena
memang sifat tersebut sudah sesuai dengan tujuan produksinya yaitu menghasilkan
daging. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Suprijatna, et al. (2005) bahwa
daging. Kemudian ayam ini memiliki jengger lebih kecil dari ayam layer, inilah
yang menyebabkan perbedaan antara ayam broiler dan ayam layer. Pada ayam yang
diamati jengger berwarna merah agak pucat, padahal harusnya berwarna merah
cerah. Hal tersebut menunjukkan bahwa produktivitas ayam broiler yang diamati
sudah mulai menurun. Ayam broiler juga memiliki shank yang pendek dan kuat
Berdasarkan sifat kuantitatif, ayam broiler yang diamati memiliki bobot badan 1,15.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Amrullah (2003) bahwa broiler mampu
menghasilkan bobot badan 1,5--1,9 kg/ ekor pada usia 5--6 minggu. Panjang tubuh
ayam broiler tidak jauh berbeda dengan ayam layer namun dada ayam broiler lebih
lebar dibanding dengan ayam layer karena terdapat banyak daging di dalamnya.
Sedangkan panjang paha bawah dan panjang kaki broiler lebih pendek dibanding
dengan ayam layer dan ayam kampung guna untuk menopang tubuhnya yang besar.
Ayam layer atau yang lebih akrab disebut dengan ayam petelur memiliki
jengger yang bertipe single comb untuk mendapatkan angka fertilitas yang tinggi
ketika dikawinkan. Kebanyakan ayam sekarang memiliki comb tipe single comb.
Hal ini karena tipe ini memiliki angka fertilitas yang paling tinggi dibandingkan
tipe jengger yang lain, ayam masa sekarang sudah mengalami banyak pemuliaan
baik di bidang jengger ataupun sifat sifat yang lain. Dalam ayam layer jengger bisa
menjadi suatu cara untuk melihat tingkatan produktivitas ayam tersebut. Jika
jengger ayam itu berwarna merah terang maka ayam itu lagi dalam masa
produktivitas yang baik dan sebaliknya jika warna jenggernya merah pucat maka
ayam itu sedang tidak dalam masa produktivitas maksimalnya. Pada bagian badan
bulu yang menyelimuti ayam ini adalah tipe contur, pada bagian kepala sebagian
bawah sayap bulu bertipe plumulae. Bulu pada ayam ini tidak terpaut dengan jenis
kelamin. Pada bagian kaki ayam tipe layer ini memiiki kaki yang lebih panjang dari
ayam broiler namun tidaak lebih panjang dari ayam kampung. Dari bagian kaki atau
shank dapat pula diukur tingkat produktivitasnya. Jika shank itu berwarna kuning
pucat maka ayam ini dalam tingkat produktivitas yang bagus, dan sebaliknya jika
shank berwarna kuning terang maka ayam ini sedang dalam tingkat produktivitas
yang tidak maksimal. Dalam shank ini terdapat dua pigmen yaitu lipocrom dan
melanin. Lipocrom sendiri adalah pigmen yang menghasilkan warna kuning dan
melanin adalah pigmen yang menghasilkan warna hitam. Jika shank berwarna pucat
maka sebagian besar lipocrom digunakan untuk pembuatan kuning telur yang
menyebabkan ayam sedang dalam kondisi produktif. Pada betina memiliki taji yang
tidak berkembang dan pada jantan memiliki taji yang berkembang. Ayam tipe layer
ini memiliki sifat yang lebih sensitif dibandingkan ayam broiler, jadi jika ingin
memiliki peternakan ayam layer kita harus memikirkan faktor lingkungan apa saja
pula cara untuk mengetahui produktivitas dengan menghitung jarak tulang pubis
kiri dan kanan dan jarak antara tulang sternum ke anus. Jika jarak antar tulang pubis
adalah tiga jari atau lebih maka ayam ini produktivitasnya tinggi, dan jika jarak dari
tulang sternum ke anus adalah 4 jari atau lebih maka dapat dikatakan
Ayam kampung atau ayam lokal ini memiliki sifat yang agresif dan sangat
lincah dibanding ayam broiler dan ayam layer. Ayam ini memiliki tubuh yang
relatif besar dan terlihat gagah. Pada bagian kepala ayam ini memiliki aksesoris
yang lengkap yaitu jengger dan pial yang besar. Bentuk dari jengger ayam ini adalah
tipe single. Jenger dan pial dari ayam kampung jantan ini lebih besar dan tebal
dibandingkan ayam broiler dan ayam layer. Tujuan dari pemotongan ayam ini
adalah selain dari efisiensi ransum adalah dari sifatnya yang agresif dan ini
dilakukan untuk mencegah ayam ini mematuki ayam yang lain atau kanibalisme.
Paruh pada ayam ini pun biasanya dipotong atau de beaking. Pada bagian badan,
bulu tipe contur lebih panjang dibandingkan ayam kampung betina. Pemotongan
paruh ini umumnya dilakukan hanya pada ayam kampung jantan dan tipe ayam
broiler tidak akan melakukan pemotongan ini. Hal ini dikarenakan jika ayam broiler
melakukan de beaking ini menjadi kegiatan yang tidak efisien karena masa
badan, bulu contur yang panjang juga berada di bagian ekor. Pada bagian bawah
sayap bulunya sudah tidak ada tipe plumulae. Pada ayam ini pun warna bulu tidak
terpaut dengan jenis kelamin. Pada bagian kaki ayam kampung jantan memiliki
kaki yang besar dan tinggi, ini selaras dengan sifatnya yang agresif. Pada ayam
kampung jantan ini taji pun berkembang baik dan memiliki ukuran yang besar.
Ayam ini pun jika sudah menjadi olahan memilki rasa yang unik dan memilki
penikmatnya tersendiri.
Pada ayam betina dara, jengger berwarna merah cerah dan berukuran relatif
lebih kecil jika dibandingkan dengan ayam yang sudah bertelur. Sedangkan ayam
yang sudah bertelur jenggernya berukuran relatif lebih besar namun jengger
berwarna pucat. Warna jengger ini dapat menjadi indikator produktivitas ayam
petelur. Jika jengger berwarna merah pucat maka produksi telur semakin banyak
begitu pula dengan semakin bertambahnya usia maka ukuran jengger semakin besar
namun warna jengger akan semakin pucat hingga akhirnya jika ayam tersebut afkir
dapat dilihat dari warna jengger yang cenderung berwana pucat keputihan.
Bulu ayam dara biasanya tersusun rapi, sementara ayam yang sudah bertelur
bulunya akan lebih barantakan dan tidak rapi. Ayam mengalami masa-masa
perontokan bulu yang disebut molting. Pada saat molting maka produksi telur akan
terhenti dan akan berproduksi kembali setelah bulu kembali tumbuh. Bulu
berdasarkan letaknya dibedakan menjadi 5 bagian yaitu reminges (bulu pada
sayap), retrices (bulu pada ekor), tetrices (bulu yang menutupi badan), parapterium
(bulu antara baan dan sayap) dan alaspuria (bulu pada jari-jari kakai) ini sesuai
dengan pernyataan Radiopoetro, 1991. . Bulu pada sayap ayam dibagi atas 3 bagian,
yaitu bulu primer, bulu sekunder dan bulu axial. Bulu primer berada dibagian depan
sayap dan bulu sekunder berada di bagian belakang sayap sementara bulu axial
berada diantara bulu primer dan sekunder. Ciri yang menonjol dari bulu axial yaitu
berukuran lebih pendek dibandingkan dengan bulu promer dan bulu sekunder.
Selain itu warna sisik kaki (shank) menunjukan tingkat produktivitas pada
ayam petelur. Warna shank yang pudar menandakan bahwa produktivitas telur yang
tinggi . hal ini karena pigmen lipochrom pada epidermis berasal dari karotenoid
pembentukan warna yolk apabila pigmen dari ransum kurang maka pigmen pigmen
dari shank akan dimobilisasi sehingga terjadi pemucatan. Semakin pudar warna
shank maka semakin tinggi produksi telur. Hal ini juga terlihat pada warna shank
antara ayam dara dan ayam yang telah bertelur. Pada ayam dara warna shank jauh
lebih cerah dibandingkan ayam yang telah bertelur sesuai dengan pernyataan
Neshiem et al., 1979.
V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Rasyaf, M. 2006. Beternak Ayam Pedaging. Cet. Ke-26. Penebar Swadaya, Jakarta
Siregar , A.P., M. Sabrani dan S. P ramu . 1980. Teknik Beternak Ayam Pedaging
Amrullah IK. 2003. Nutrisi Ayam Broiler. Ed ke-1. Bogor: Lembaga Satu Gunung
Budi.
Swadaya. Jakarta.
Pustaka.
Suprijatna, Edjeng dkk. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Depok: Penebar
Swadaya
Suroprawiro, P., A.P. Siregar, dan M. Sabrani. 1981. Teknik Beternak Ayam Ras
Jakarta.
Blakely, J., dan Bade, D. H. 1998. Ilmu Peternakan Edisi ke Empat. Penerjemah:
Pustaka.
Nesheim, M. C., R. E. Austic dan L. E. Card, 1972. Poultry Production. 12th ed.
Nesheim MC, Austic RE, Card LE. 1979. Poultry Production. Ed ke-12.
North, M. O., 1978. Commercial Chicken Production Manual. 3rd ed. AVI Pub.
Soeparno. 1994. Ilmu dan Teknologi Daging Cetakan ke-2. Gadjah Mada
Suprijatna, Edjeng dkk. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya.
Depok.
Suprijatna, Edjeng, dkk. 2008. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya.
Depok.
Suroprawiro, P., A.P. Siregar, dan M. Sabrani. 1981. Teknik Beternak Ayam Ras