NO URAIAN HAL
KATA PENGANTAR
Laporan Final merupakan laporan terakhir yang harus diserahkan Pihak Konsultan,
sebagai Prasyarat yang harus dipenuhi berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan
“ Perencanaan Pembangunan PENGADAAN MENARA ANTEN JARINGAN
INTERNET “.
Laporan Final ini merupakan penyempurnaan dari draft final yang berisi , Dokumen
Gambar Kerja dan Sekaligus dipergunakan untuk Dokumen Tender bidang Arsitektur,
Struktur, Mekanikal-Elektrikal yang lengkap dengan ukuran dan detail serta informasi lain
yang diperlukan untuk pelaksanaan , Dokumen RKS, Spesifikasi, Rencana Kegiatan dan
Volume Pekerjaan (BQ) , Rencana Anggaran Biaya (RAB), Dokumen /laporan teknis
perhitungan struktur, perhitungan ME, yang lebih terinci tentang Menara anten Jaringan
Internet Kabupaten Buton Tengah.
Harapan kami adalah semoga Laporan Final ini dapat memenuhi persyaratan yang
diminta dan dipergunakan dalam Pembangunan Menara anten Jaringan Internet Kabupaten
Buton Tengah. Masukan dan Saran yang berguna bagi perbaikan laporan ini sangat kami
harapkan.
Hormat kami
Jakarta, Agustus 2010
i
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Pertama
Pengertian Istilah
Pasal 1
1-1
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
Bagian Kedua
Dokumen Pengadaan
PasaI 2
1.1 Dokumen Pengadaan adalah dokumen yang disiapkan oleh Panitia Pengadaan sebagai
pedoman dalam proses pembuatan dan penyampaian penawaran oleh calon penyedia
barang/jasa pemerintah serta pedoman evaluasi penawaran oleh panitia pengadaan, yang
harus dibaca dan menjadi ketentuan mengikat dalam seluruh tahapan proses kegiatan
pelelangan, pelaksanaan pekerjaan sampai dengan Serah Terima Pekerjaan
dilingkungan , serta menjadi satu kesatuan dengan addendum yang mungkin dikeluarkan
dalam bab selanjutnya. Isi Dokumen Pengadaan adalah:
1.2 Dokumen Pengadaan disediakan bagi peserta lelang dan lampiran-lampiran yang
tersedia harus diisi dan disampaikan bersama-sama dengan surat penawaran serta
kelengkapan Iainnya sebagaimana ditentukan dalam Dokumen ini.
1.3 Dokumen Kualifikasi dan dokumen penawaran dimasukkan dalam satu amplop
tertutup dan disampaikan kepada Panitia Pengadaan.
1-2
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
permohonan klarifikasi yang diterima 1 (satu) hari sebelum batas akhir pemasukan
dokumen penawaran.
3.1 Sebelum batas waktu pemasukan penawaran, Panitia pengadaan dapat mengubah
Dokumen Pengadaan dengan mengeluarkan addendum.
3.2 Setiap addendum yang dikeluarkan merupakan bagian dari Dokumen Pengadaan dan
dapat diterima oleh seluruh calon peserta lelang.
3.3 Untuk memberi waktu yang cukup kepada calon penawar peserta lelang termasuk
untuk memperhitungkan addendum, dalam menyiapkan penawaran mereka, panitia
akan memberikan waktu secukupnya terhadap batas akhir pemasukan penawaran.
Bagian Ketiga
Penjelasan Umum Pelaksanaan Pengadaan
PasaI 3
1. UMUM
Pembangunan Menara anten Jaringan Internet
1.1 Nama Paket : Kabupaten Buton Tengah
2.1 Seluruh Peserta Lelang akan menanggung seluruh biaya-biaya yang diperlukan
untuk pelaksanaan persiapan dan pemasukan penawarannya dan Pihak
Pengguna/Kuasa Pengguna Anggaran, PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN dan
Panitia Pengadaan dalam hal apapun tidak akan bertanggung jawab atau
1-3
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
berkewajiban untuk mengganti biaya tersebut sebagai akibat dari pelaksanaan dan
proses penawaran atau proses evaluasi penawaran;
2.2 Metode pengadaan yang digunakan adalah dengan Pelelangan Umum;
2.3 Sistim evaluasi Penawaran terhadap pemenuhan persyaratan Administrasi adalah
menggunakan Sistem Gugur; Penawaran yang memenuhi persyaratan administrasi,
akan dilanjutkan dengan evaluasi teknis dengan menggunakan sistem nilai;
2.4 Sistem kualifikasi Perusahaan untuk menilai kompetensi dan kemampuan badan
usaha dilakukan dengan proses Pascakualifikasi;
2.5 Sistem Kontrak Pengadaan Barang/ jasa adalah berdasarkan bentuk gabungan
antara Kontrak Lump Sum dan kontrak harga satuan, dengan jangka waktu
pelaksanaan adalah yang ditentukan kemudian;
2.6 Dokumen ini diterbitkan sebagai pedoman bagi para peserta Pengadaan Barang/ Jasa
dalam pengisian formulir-formulir dan dokumen penawaran masing-masing paket
pekerjaan guna memenuhi syarat-syarat Evaluasi dan Kualifikasi yang ditentukan oleh
Panitia Pengadaan Barang/Jasa dengan tetap memenuhi prinsip-prinsip Efisien,
Efektif, Terbuka dan Bersaing, Transparan Adil/Tidak Diskriminatif serta
AKUNTABEL;
2.7 Seluruh isi dokumen ini adalah bersifat mengikat, kecuali ada perubahan dan atau
penambahan atas isi dokumen dan dicantumkan dalam sebuah Berita Acara
Perubahan dan atau Penambahan Dokumen Pengadaan.
Pelaksanaan Pelelangan Umum akan dilakukan mulai dari Pendaftaran dan Pengambilan
Dokumen hingga Pengumuman Pemenang calon Penyedia Barang/ Jasa untuk masing
masing pekerjaan, dengan rincian sebagai berikut:
1-4
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
4.1 Peserta Pengadaan disarankan hadir pada rapat Penjelasan Umum yang telah
ditentukan sesuai dengan Jadwal yang tertera dalam pengumuman / dokumen ini.
4.2 Rapat Penjelasan Umum hanya dapat dihadiri oleh Perusahaan yang telah mendaftar
sebagai peserta pengadaan barang/jasa di Lingkungan
4.3 Rapat penjelasan Umum dihadiri oleh Direktur Perusahaan atau orang yang
ditugaskan yang mengerti perihal teknis dan administrasi dengan membawa Surat
Kuasa bermaterai dari Direktur/Direktur Utama Perusahaan.
4.4 Dalam Rapat Penjelasan Umum, peserta pengadaan diberikan kesempatan untuk
menanyakan persyaratan baik yang berkaitan dengan administrasi maupun teknis
yang dirasa kurang jelas.
1-5
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
4.5 Hasil Rapat Penjelasan Umum akan dituangkan ke dalam Berita Acara (BA) Rapat
Penjelasan Umum yang menjadi bagian tak terpisahkan dari Dokumen Pengadaan
Barang/Jasa.
4.6 Berita Acara Rapat Penjelasan Umum tersebut ditandatangani oleh Panitia
Pengadaan Barang / Jasa dan sekurang-kurangnya oleh 2 (dua) wakil dari peserta
pengadaan.
Bagian Keempat
Persyaratan Penyedia Barang/Jasa
Pasal 4
Persyaratan Penyedia Barang/ Jasa untuk Pekerjaan Pembangunan Mess Pusat harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Pasal 5
1-6
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
← Peserta Lelang telah terdaftar dalam proses Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen
Pengadaan sesuai paket pekerjaan yang diminati pada Jadwal yang ditetapkan;
← Peserta lelang memasukkan Dokumen Penawaran sesuai Jadwal yang ditetapkan;
← Dokumen penawaran yang disampaikan memenuhi butir-butir ketentuan lnstruksi
Persyaratan Penawaran;
← Penawarannya merupakan harga penawaran yang responsif serta mempergunakan
semaksimal mungkin bahan produksi dalam negeri, dan yang sesuai dengan spesifikasi
yang diminta atau setara;
1-7
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
BAB II
INSTRUKSI UMUM KEPADA PESERTA LELANG
Bagian Pertama
Penyiapan Penawaran
Pasal 6
← BAHASA PENAWARAN
Penawaran yang diserahkan peserta lelang harus terdiri dari hal-hal sebagai berikut :
2.1 Surat Penawaran, sesuai syarat / ketentuan dalam dokumen ini;
2.2 Jaminan Penawaran Asli
2.3 Daftar Kuantitas dan Analisa Harga Satuan;
2.4 Metode dan Teknologi Pelaksanaan;
2.5 Diagram Jadwal Waktu Pelaksanaan;
2.6 Spesifikasi teknis yang memenuhi persyaratan;
2.7 Bagian pekerjaan yang akan disubkontrakan bila ada;
2.8 Dokumen Kualifikasi Perusahaan (dalam bentuk bundel atau dijilid).
← HARGA PENAWARAN
3.1 Kecuali dinyatakan lain dalam dokumen ini, harga penawaran adalah harga untuk
seluruh pekerjaan berdasarkan dafar harga satuan dan harga yang diserahkan oleh
peserta lelang;
3.2 Peserta lelang harus mengisi harga satuan dan harga untuk semua mata pekerjaan
yang tercantum kuantitasnya dalam daftar kuantitas. Apabila harga dicantumkan
nol mata pekerjaan tertentu, maka PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN tidak
akan membayar apabila dilaksanakan dan harus dianggap termasuk dalam harga
satuan dan lainnya dalam daftar kuantitas;
3.3 Bea-bea, keuntungan dan Pajak Pertambahan Nilai (PPn 10%) sudah termasuk
dalam harga penawaran total dalam dokumen penawaran;
3.4 Harga satuan yang dicantumkan peserta penawar adalah tetap selama masa
pelaksanaan lelang dan kontrak, kecuali apabila dinyatakan bahwa dapat
disesuaikan selama masa pelaksanaan kontrak.
1-8
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
Penawaran harus tetap berlaku sepanjang waktu yang ditetapkan dalam dokumen ini.
← BENTUK PENAWARAN
6.1 Peserta lelang harus menyiapkan satu dokumen penawaran asli dan dijilid serta
satu dokumen isian kualifikasi asli dan dijilid secara terpisah yang merupakan
bagian dari penawaran dan diberi tanda secara jelas “ASLI”. Disamping itu
peserta/penawar juga melampirkan masing-masing 2 (dua) dokumen rekaman
dan dijilid serta diberi tanda secara jelas “REKAMAN”. Apabila terdapat
perbedaan antara dokumen asli dan rekaman, maka asli yang berlaku.
6.2 Penawaran yang dimaksud pada butir 6.1 diatas merupakan penawaran tunggal
atau bukan penawaran alternatif.
6.3 Seluruh isi dokumen penawaran harus diketik pada kertas kop perusahaan, kecuali
Jaminan Penawaran dengan menggunakan tinta yang tidak dapat dihapus.
6.4 Surat Penawaran dan semua lampirannya harus dibuat pada kertas berukuran F4.
6.5 Surat Penawaran dan dokumen-dokumen lain yang mensyaratkan, harus distempel
dengan Materai Rp. 6.000- dan harus ditandatangani oleh Direktur
Utama/pimpinan perusahaan atau pihak lain yang disertai Surat Kuasa Direksi
yang dilegasisasi oleh Notaris.
6.6 Penawaran asli dan semua rekamannya ditujukan kepada:
6.7 Penawaran tidak boleh terdapat coretan, penghapusan atau penambahan yang
secara substansi dapat merubah isi penawaran.
6.8 Segala isi sampul penawaran menjadi tanggung jawab perusahaan penawar.
1-9
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
7.6 Tidak dibubuhi materai sebagaimana disyaratkan atau tidak bermaterai cukup (Rp.
6.000,-);
7.7 Materai tidak bertanggal dan tidak terkena tandatangan;
7.8 Tidak bertanggal, bulan, tahun, dan cap perusahaan;
7.9 Harga yang tercantum dalam angka tidak sama atau tidak sesuai dengan yang
tercantum dengan huruf;
7.10 Besarnya biaya/harga penawar tidak jelas, baik dengan angka maupun dengan
huruf;
7.11 Terdapat coretan, penghapusan atau penambahan secara substansi dapat merubah
penawaran.
← PENYAMPULAN PENAWARAN
8.1 Peserta Lelang harus memasukkan dokumen penawaran dengan sistem 2 (dua)
sampul, yaitu:
a). Sampul I ( Dokumen Administrasi dan Teknis ) terdiri dari 1 (satu) asli dan 2
(dua) copy/rekaman, Sampul I tersebut direkat dan dilak untuk menjaga
kerahasian.
b). Sampul II ( Dokumen biaya ) terdiri dari 1 (satu) asli dan 2 (dua)
copy/rekaman, Sampul II tersebut direkat dan dilak untuk menjaga kerahasian. c).
Sampul I dan sampul II dimasukkan kedalam sampul luar/ sampul penutup
kemudian direkat dan dilak untuk menjaga kerahasian.
8.3. Pada sampul luar/ sampul penutup bagian depan hanya dicantumkan alamat tujuan
yaitu Kepada Panitia Pengadaan Barang/ Jasa yang mengadakan proses pelelangan
dengan alamat sesuai tempat pemasukan penawaran serta kata-kata “dokumen
penawaran pengadaan barang/jasa yang mencantumkan : nama paket, hari, tanggal,
bulan, tahun dan jam pemasukan), seperti contoh format dibawah ini:
1 - 10
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
DOKUMEN PENAWARAN
Kepada Yth.
Panitia Pengadaan Barang/Jasa
Pembangunan Kabupaten Buton Tengah
Tahun Anggaran 2018
di-
LABUNGKARI
8.4. Pada sampul luar bagian belakang sampul penawaran dibubuhi lack atau disegel
pada kelima sisi yang merupakan sambungan sampul (lihat contoh gambar).
9.1 Setelah butir 8.2 ayat 8 Pasal ini diisi oleh panitia, Dokumen Penawaran dimasukkan
langsung oleh wakil perusahaan ke tempat yang telah disediakan panitia.
9.2 Apabila Dokumen Penawaran disampaikan melalui Pos, sampul pertama dimasukkan
dalam satu sampul (sampul luar) yang mencantumkan Alamat Panitia Pengadaan
Barang/Jasa Pembangunan Kabupaten Buton Tengah serta catatan nama serta
tanggal dan jam penerimaan.
9.3 Panitia berhak memberi kode pada sampul penawaran yang disampaikan, dihadapan
peserta yang menyampaikan penawaran, disesuaikan kode kotak penawaran;
1 - 11
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
9.4 Ketentuan mengenai sampul penawaran diatas tidak bersifat mengikat (kecuali
melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam butir 8.2 ayat 8 pasal ini),
namun apabila tidak diikuti, maka segala resiko yang terjadi terhadap dokumen
penawaran yang disampaikan menjadi tanggung jawab penawar. Hal-hal yang
menyangkut penyimpangan terhadap sampul penawaran akan dicatat oleh petugas
pemasukan penawaran dan ditandatangani oleh peserta yang memasukkan
penawaran.
Bagian Kedua
Kelengkapan Sampul Dokumen Penawaran
Pasal 7
Kelengkapan sampul dokumen penawaran adalah berisi dokumen penawaran dan dokumen
isian kualifikasi kompetensi dan kemampuan usaha.
Pasal 8
← Seluruh peserta lelang diharuskan membuat surat Penawaran yang berisikan nilai
penawaran untuk paket pekerjaan yang akan diikuti serta jangka waktu pelaksanaan
yang akan dilakukan. Surat tersebut ditandatangani oleh Direktur Utama atau Kuasa
yang ditetapkan diatas Materai dan bertanggal sesuai tanggal penawaran. Ketentuan lain-
lain adalah:
1.1 Contoh Surat Penawaran sebagaimana tertera dalam Dokumen ini (Bentuk Surat
Penawaran dan Lampirannya);
1.2 Besaran Nilai Penawaran tercantum dalam angka dan huruf;
1.3 Masa berlaku Surat Penawaran adalah tidak kurang dan 30 (tiga puluh) hari;
1.4 Jangka waktu pelaksanaan tertulis dalam Angka dan Huruf, dan tidak boleh melebihi
sesuai yang disyaratkan dan menjadi ketetapan masing-masing paket pekerjaan.
← Seluruh Penawaran harus disertai dengan Jaminan Penawaran Asli dengan ketentuan –
ketentuan sebagai berikut :
2.1 Contoh Jaminan Penawaran tertera dalam Lampiran Dokumen ini;
2.2 Diterbitkan oleh Bank Umum Pemerintahdan akan diverifikasi oleh panitia (tidak
termasuk Bank Perkreditan Rakyat);
2.3 Masa berlaku Jaminan Penawaran adalah selama masa berlaku penawaran ditambah
sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari kalender;
2.4 Nama Kegiatan, Pengguna Barang/ Jasa dan Penyedia Barang/Jasa yang dijamin
harus sesuai;
2.5 Besaran nilai Jaminan Penawaran adalah tidak kurang 3% terhadap besar Nilai
Penawaran;
← Seluruh Penawaran harus disertai dengan Daftar Kuantitas Pekerjaan (Bill of Quantity)
disertai Analisa Harga Satuan untuk masing-masing jenis sub pekerjaan dengan
ketentuan sebagai berikut :
← Lembaran isian untuk Daftar Kuantitas tertera dalam bagian Dokumen Pengadaan
ini, dan Analisa Harga Satuan dibuat oleh masing-masing kontraktor
1 - 12
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
← Seluruh Penawaran harus disertai Metode Pelaksanaan dan Jadwal Waktu Pelaksanaan
Pekerjaan yang bersangkutan, dengan ketentuan sebagai berikut :
4.1 Metode Pelaksanaan sekurang-kurangnya memuat tata cara pelaksanaan pekerjaan
mulai dari tata cara Persiapan hingga tahap akhir;
4.2 Jadwal pelaksanaan disusun dalam bentuk diagram balok dan atau Kurva S, dengan
masa pelaksanaan sesuai dengan yang tertera dalam Surat Penawaran;
Pasal 9
← Isian Formulir Kualifikasi Asli yang bermaterai Rp. 6000,- dan bertandatangan sesuai
penandatangan surat penawaran, meliputi :
1.1 Form isian data adiministrasi
1.2 Form isian Ijin Usaha
1.3 Form isian landasan Hukum Pendirian Perusahaan
1.4 Form Isian Kepengurusan Perusahaan
1.5 Form isian data keuangan
← Susunan Kepemilikan Saham
← Pajak-pajak
← Lapaoran Keuangan yang telah diperiksa oleh Akuntan Publik {Neraca
perusahaan (per 31 Desember 200)}
1.6 Form isian data personalia (teknis dan administrasi) dilengkapi dengan struktur
organisasi dengan melampirkan ijasah terakhir dan daftar riwayat Pekerjaan, Surat
Keterangan Keahlian/Ketrampilan dari LPJK, yang akan diverifikasi melalui website
LPJK
1.7 Form isian daftar peralatan
1.8 Form isian data pengalaman pekerjaan
1.9 Form isian data pekerjaan yang sedang dilaksanakan
1.10 Membuat SKK dan SKP
1.11 Form isian Modal Kerja/Dukungan bank,
← Foto copy akte pendirian perusahaan dan akte perubahan terakhir (bila ada perubahan).
← Foto copy Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) yang berlaku, asli dibawa dan
ditunjukan kepada panitia pada waktu pembukaan penawaran.
← Foto copy SBU (Sertifikat Badan Usaha) Bidang Arsitektur ;
← asli dibawa dan ditunjukan kepada panitia pada waktu pembukaan penawaran. Untuk
menunjukkan ke-aslian SBU panitia akan melakukan pengecekan langsung pada
website LPJK
← Foto copy SBU (Sertifikat Badan Usaha) Bidang Sipil ( Sub Bidang/Bagian Sub Bidang) ;
← asli dibawa dan ditunjukan kepada panitia pada waktu pembukaan penawaran. Untuk
menunjukkan ke-aslian SBU panitia akan melakukan pengecekan langsung pada
website LPJK
← Foto copy SBU (Sertifikat Badan Usaha) Bidang Mekanikal ;
← asli dibawa dan ditunjukan kepada panitia pada waktu pembukaan penawaran. Untuk
menunjukkan ke-aslian SBU panitia akan melakukan pengecekan langsung pada
website LPJK
← Foto Copy Sertifikat ISO 9001:2000 ISO 14001; OHSAS 18001 dan atau SMK3 yang
dikeluarkan oleh Lembaga Resmi dan bukti hasil audit tahun 2008 ( minimal 2 sertifikat )
1 - 13
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
Bagian Ketiga
Pemasukan Sampul Dokumen Penawaran
Pasal 10
← Pemasukan sampul penawaran dilakukan pada hari, jam dan tempat yang telah
ditetapkan dalam Jadwal pelelangan;
← Panitia berhak memberikan kode pada muka sampul dokumen penawaran disesuaikan
dengan jenis pekerjaan dan kode kotak pemasukan penawaran;
← Pemasukan penawaran dilakukan dengan membawa bukti asli pendaftaran / bukti
pengambilan Dokumen Pengadaan dan ditunjukkan kepada Petugas Pemasukan
Penawaran;
← Penawaran yang dikirim melalui pos, hanya diterima dalam Jadwal yang ditetapkan, serta
dicatat waktu pemasukannya dalam bukti pengiriman untuk yang melalui pos tercatat;
1 - 14
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
← Panitia berhak penuh menolak pemasukan sampul dokumen penawaran perusahaan yang
belum terdaftar dalam proses pendaftaran.
Pasal 11
Pasal 12
1 Batas akhir penyampaian penawaran adalah batas akhir Jadwal yang ditetapkan, tanpa
toleransi dari batas waktu akhir;
← Penetapan batas akhir toleransi pemasukan penawaran rnenjadi kewenangan penuh
Panitia Pengadaan, disesuaikan sistem Waktu Bagian Barat Indonesia (WIB);
← Panitia Pengadaan dapat mengundurkan batas akhir pemasukan penawaran dengan
mengeluarkan addendum dokumen pengadaan dan peserta lelang akan mengikuti batas
akhir tersebut, dengan membuat berita acara.
Pasal 13
← Setiap pemasukan sampul dokumen penawaran yang diterima oleh Panitia Pengadaan
Barang/Jasa sesudah batas akhir toleransi pemasukan penawaran dinyatakan terlambat;
← Panitia berhak menolak penawaran yang terlambat, serta segala kerugian yang
diakibatkan menjadi tanggung jawab penawar bersangkutan;
← Penawaran yang terlambat akan dicatat dan dikembalikan dalam keadaan tidak dibuka,
serta dinyatakan gugur;
← Penawaran terlambat yang disampaikan melalui Pos, akan diberitahu kepada peserta
untuk pengambilan kembali dokumen penawaran.
Pasal 14
Bagian Keempat
Pembukaan dan Pembacaan Penawaran
Pasal 15
1 - 15
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
Pasal 16
Khusus dokumen kualifikasi, cukup dicatat ada/tidaknya secara keseluruhan serta dihitung
jumlah lembar dalam satu bundel/jilid dokumen asli tersebut serta ditulis pada muka sampul
yang ditandatangani oleh saksi-saksi.
1 - 16
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
Pasal 17
Bagian Kelima
Evaluasi Dokumen Penawaran
Pasal 18
Pasal 19
← Sebelum evaluasi yang lebih rinci atas penawaran-penawaran, Panitia Pengadaan akan
memutuskan apakah setiap penawaran :
1.1 Berasal dari peserta Pelelangan yang telah mendaftar;
1.2 Telah dibubuhi materai cukup dan ditandatangani sebagaimana mestinya
1.3 Disertai dengan jaminan yang diperlukan
1.4 Nyata-nyata memenuhi ketentuan-ketentuan dari Dokumen Pengadaan ini.
← Bila ketentuan pada ayat 1 pasal ini tidak dipenuhi, maka penawaran akan dinyatakan
gugur dan tidak dilanjutkan proses evaluasi.
Pasal 20
← Penawaran yang ditentukan memenuhi syarat akan diperiksa oleh Panitia Pengadaan
terhadap ada atau tidaknya kesalahan aritmatik,
← Kesalahan aritmatik akan diperbaiki oleh panitia pengadaan apabila terdapat perbedaan
antara harga satuan dan total jumlah dalam baris sebagaimana hasil perkalian harga
satuan dengan volume,
← Perbaikan kesalahan aritmatik dengan ketentuan harga satuan penawaran tidak boleh
diubah, serta kuantitas sesuai dengan yang tertera dalam Dokumen Pengadaan ini,
Pasal 21
1 - 17
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
← Ketentuan-ketentuan yang disebut pada ayat 1 pasal ini bersifat menggugurkan apabila
tidak dipenuhi,
← Penawaran yang memenuhi syarat/ketentuan sesuai Dokumen Pengadaan ini akan
dilakukan evaluasi dokumen kualifikasi.
Bagian Keenam
Evaluasi Dokumen Kualifikasi
Pasal 22
← Evaluasi kompetensi dan kemampuan badan usaha bersifat rahasia hingga saat
penandatanganan kontrak,
← Informasi yang berhubungan dengan kualifikasi dan klarifikasi serta rekomendasi
pemenang Pengadaan Barang/Jasa tidak dapat diberitahukan kepada peserta atau orang
lain yang tidak secara resmi berkepentingan dengan proses tersebut, sampai keputusan
pemenang diumumkan,
← Setiap usaha peserta lelang untuk mempengaruhi proses keputusan pemenang oleh
Panitia Pengadaan Barang/ Jasa akan mengakibatkan ditolak/digugurkannnya penawaran
yang bersangkutan.
Pasal 23
Bagian Ketujuh
Sistim Evaluasi
Pasal 24
← Sistem Evaluasi Administrasi menggunakan Sistem Gugur, dan Teknis memakai sistem
nilai.
Bagian Kedelapan
Tata Cara Penilaian Kualitas Teknis
(Kualifikasi Keuangan, Pengalaman dan Kemampuan Teknis)
1 - 18
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
Pasal 25
← KUALIFIKASI ADMINISTRASI
← PENGALAMAN PEKERJAAN
Penilaian tehadap data-data isian formulir kualifikasi terhadap pengalaman yang pernah
dikerjakan selama 7 (tujuh) tahun terakhir. Pengalaman pekerjaan yang dinilai disertai
bukti penyelesaian pekerjaan dengan baik oleh pengguna jasa.
Penilaian Maksimum Pengalaman adalah 25. Sistem Penilaian meliputi 3 (tiga unsur)
yaitu :
← Pekerjaan yang Bidang dan Sub Bidangnya sama mendapat bobot nilai 100%
terhadap nilai maksimum;
1 - 19
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
← Pekerjaan yang Bidang sama dan sub Bidangnya berbeda mendapat bobot nilai
50% terhadap nilai maksimum;
← Pekerjaan yang Bidang dan Sub Bidangnya berbeda mendapat nilai 0.
Rincian bobot nilai pengalaman pekerjaan terhadap besaran nilai paket pekerjaan
(X) adalah sebagai berikut :
a. Pengalaman Pekerjaan ≥ X, mendapat bobot nilai 100% terhadap nilai
maksimum;
0.5 X ≤ Pengalaman Pekerjaan < X, mendapat bobot 50% terhadap nilai
maksimum;
Pengaalaman Pekerjaan (0,5 X mendapat nilai 0)
KEMAMPUAN TEKNIS
Penilaian terhadap data-data isian formulir kualifikasi terhadap peralatan dan personil
yang dimiliki.
Penilaian maksimum kemampuatn teknis adalah
65 Penilaian kemampuan teknis meliputi :
4.1. Penilaian Peralatan (nilai maksimum 20)
Kondisi alat yang dinilai hanya yang kondisinya tidak kurang dari 70% dan disertai
dengan rekaman bukti kepemilikan. foto perlatan terakhir dengan tanggal foto yang
tertera, dan alamat Gudang peralatan. Peralatan minimal yang harus dimiliki adalah :
Tower Crane, minimal 1 buah
3
Winget kapasitas 1,2 m , minimal 1 buah
Fibrator pengecoran, minimal 2 buah
Stamper, minimal 1 buah
Pompa Air, minimal 1 buah
Ordinary Truck/ Pick Up, minimal 1 buah
Genset kapasitas 50 Kva, minimal 1 buah
1 - 20
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
Penilaian personil adalah personil minimal yang harus dimiliki, dengan disertai
bukti otentik ijazah yang bersangkutan. Personil yang harus dimiliki adalah :
Tenaga lulusan S-1 Teknik Informatika , minimal 1 orang
Tenaga lulusan S-1 Teknik Sipil , minimal 1 orang
Pelaksana Lapangan (min 4 orang STM sipil dan 2 orang STM mesin) pengalaman
5 tahun, minimal 6 orang
CAD Operator/juru gambar (min STM) pengalaman 5 tahun, minimal 1 orang
Tenaga Administrasi (D-3) pengalaman 3 tahun, minimal 2 orang
4.3. Penilaian Metode Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan (nilai maksimum 40)
Pasal 26
Penilaian terhadap kualifikasi kompetensi dan kemampuan badan usaha seperti pada pasal
25 selanjutnya dijumlahkan sehingga menjadi nilai total kualifikasi perusahaan penawar
peserta lelang,
Jumlah total nilai kualifikasi perusahaan tidak boleh kurang dari total nilai ambang batas ,
1 - 21
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
Bagian Kesembilan
Klarifikasi dan Verifikasi Data-data Dokumen Penawaran / Kualifikasi
Pasal 27
Bagian Kesepuluh
Perlakuan Terhadap Harga Tidak Wajar dan Harga Satuan Timpang
Pasal 28
1 - 22
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
Perlakuan terhadap Penawaran yang dinilai terlalu rendah atau tidak wajar akan dikenakan
penambahan nilai jaminan pelaksanaan yang hanya diterbitkan oleh bank
umum/Pemerintah menjadi sekurang-kurangnya 80% dikalikan Harga Penawaran
bilamana ditunjuk sebagai pemenang lelang.
Calon Pemenang Lelang dengan harga penawaran tidak wajar sebagaimana dimaksud ayat 1
pasal ini harus bersedia menaikkan jaminan pelaksanaannya menjadi sebesar
sebagaimana disebutkan pada ayat 1 pasal ini.
Dalam hal calon pemenang lelang tidak bersedia menaikkan nilai jaminan pelaksanaannya
maka Penawarannya digugurkan dan jaminan penawarannya disita untuk negara dan
kepada perusahaan tersebut, panitia akan mengajukan usul kepada PEJABAT
PEMBUAT KOMITMEN untuk menjatuhkan sanksi kepada peserta calon pemenang
lelang yang melanggar peraturan tersebut berupa sanksi tidak boleh mengikuti kegiatan
pengadaan barang/jasa pemerintah selama 1 (satu) tahun.
Harga Timpang adalah harga satuan yang Iebih besar terhadap nilai harga satuan dalam
Harga Perkiraan Sendiri (HPS), dengan ketentuan melebihi dari 110% HPS;
Bagian Kesebelas
Penetapan Pemenang Lelang Barang / Jasa
Pasal 29
Kriteria pemenang adalah penawaran yang memiliki nilai tertinggi dari hasil evaluasi
gabungan antara nilai Teknis dan harga setelah dilakukan Koreksi Aritmatik dan
Klarifikasi terhadap harga-harga timpang jika diperlukan, serta memenuhi syarat
ketentuan penawaran dan kualifikasi perusahaan dalam Dokumen Pengadaan ini,
Pemenang yang dimaksud ayat 1 pasal ini adalah salah satu peserta yang terdaftar dalam
proses pelelangan ini.
Pasal 30
Pasal 31
1 - 23
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
2.3. Menetapkan keputusan yang disepakati bersama untuk melakukan lelang ulang atau
menetapkan pemenang pengadaan barang/jasa yang dituangkan dalam Berita Acara
2.4. Dalam hal usulan panitia disetujui, PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
menerbitkan Surat Penetapan Pemenang Pengadaan Barang/Jasa (SPPBJ) untuk
tiap paket pekerjaan.
PasaI 32
Pemenang lelang diumuSupervisian oleh panitia kepada peserta melalui papan pengumuman
Dikantor Pusat selambat-Iambatnya 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya Surat Penetapan
Penyedia Barang/ Jasa (SPPBJ) dari PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN.
Pasal 33
Kepada peserta lelang yang berkeberatan atas penetapan pemenang lelang diberikan
kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis, selambat-lambatnya dalam
waktu 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman pemenang lelang,
Sanggahan hanya disampaikan kepada PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN atas penetapan
pemenang, disertai bukti-bukti terjadinya penyimpangan,
Apabila sanggahan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 di atas ditujukan kepada pihak yang
tidak terkait pada proses pelelangan ini sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 diatas
menjadi dasar yang kuat kepada PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN untuk tidak
menjawabnya;
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN wajib memberikan jawaban selambat-lambatnya 5
(lima) hari kerja sejak surat sanggahan diterima;
Apabila penyedia barang/jasa tidak puas terhadap jawaban PEJABAT PEMBUAT
KOMITMEN sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 maka dapat mengajukan surat
sanggahan banding;
Ketentuan atas jawaban surat sanggahan banding sesuai dengan yang diatur dalam peraturan
dan ketentuan yang berlaku sebagai dasar hukum dokumen ini.
Pasal 34
Selama masa sanggah ternyata tidak ada sanggahan yang memberatkan terhadap proses
pelelangan maka Panitia akan menuangkan dalam Berita Acara Selesai Masa Sanggah.
Selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah selesai masa sanggah PEJABAT PEMBUAT
KOMITMEN akan menerbitkan Surat Keputusan Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
(SKPPBJ).
Setelah dikeluarkannya Surat Keputusan Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SKPPBJ),
maka kepada peserta yang kalah dalam pelelangan ini dapat mengambil Jaminan
Penawarannya dengan membawa salinan Jaminan Penawaran dan identitas perusahaan.
1 - 24
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
Pasal 35
Dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender setelah menerima Surat Keputusan
Penunjukan penyedia Barang/Jasa dari PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN, pemenang
lelang harus menyerahkan Jaminan Pelaksanaan kepada PEJABAT PEMBUAT
KOMITMEN dan disertai dengan Surat Pernyataan Kesanggupan
Besaran Jaminan Pelaksanaan adalah tidak kurang dan 5% terhadap nilai penawaran yang
menjadi nilai kontrak, kecuali nilai penawaran yang tidak wajar,
Jaminan Pelaksanaan dikeluarkan berupa Bank Garansi dari Bank Umum Pemerintàh (tidak
termasuk Bank Perkreditan Rakyat), disertai bukti setor 100% dari nilai Jaminan
Pelaksanaan.
Kegagalan pemenang lelang untuk memenuhi ketentuan ayat 1 pasal ini, merupakan dasar
yang cukup untuk membatalkan pemenang Pengadaan Barang/ Jasa dan menyita
jaminan penawarannya serta mengusulkan kepada yang berwenang untuk memasukkan
kedalam daftar hitam perusahaan.
Pasal 36
Pasal 37
1 - 25
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
1.5 Sanggahan dari peserta lelang atas kesalahan prosedur yang tercantum dalam
dokumen Pengadaan Barang/Jasa terbukti benar; atau
1.6 Sanggahan dari peserta lelang atas terjadinya KKN dari calon pemenang lelang
urutan 1,2,dan 3 terbukti benar; atau
1.7 Semua calon pemenang lelang urutan 1, 2, dan 3 mengundurkan diri dan tidak
bersedia ditunjuk; atau
1.8 Pelaksanaan lelang umum tidak sesuai dengan ketentuan dokumen pengadaan
barang/jasa atau prosedur yang berlaku; atau
1.9 Pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN dalam pelaksanaan lelang ternyata
benar.
Pengadaan Ulang
Dalam hal pelelangan dinyatakan gagal, pejabat yang berwenang memerintahkan
pelelangan ulang dengan prosedur :
2.1. Pengadaan ulang yang disebabkan oleh butir 1.1 dan/atau 1.2 dan/atau 1.5 pada
pasal ini dilakukan lelang ulang, dengan cara mengumuSupervisian kembali dan
mengundang calon peserta lelang yang baru selain calon peserta lelang yang telah
masuk dalam daftar calon peserta lelang;
2.2. Pengadaan ulang yang disebabkan oleh butir 1.3 dan atau 1.4 dan atau 1.8 pada
pasal ini dilakukan lelang ulang, dengan cara mengundang ulang semua peserta
lelang yang tercantum dalam daftar calon peserta untuk mengajukan penawaran
ulang secara lengkap (administrasi, teknis, dan biaya). Bilamana dianggap perlu
panitia dapat pula melakukan lelang ulang dengan mengundang calon peserta
lelang yang baru.
2.3. Pengadaan gagal yang disebabkan oleh butir 1.6 dan 1.9 pada pasal ini maka
dilakukan sebagai berikut :
2.3.1 Apabila panitia pengadaan tidak terbukti terlibat KKN, maka panitia
mengundang ulang semua peserta lelang yang tercantum dalam daftar calon
penyedia barang/jasa untuk mengajukan penawaran ulang secara lengkap
(administrasi, teknis dan harga). Bilamana dianggap perlu panitia dapat pula
melakukan lelang ulang dengan mengundang calon peserta lelang yang baru.
Panitia tidak akan mengundang peserta lelang umum yang terlibat KKN.
2.3.2 Apabila panitia pengadaan terbukti terlibat KKN, maka dibentuk panitia
pengadaan baru untuk melakukan proses lelang ulang. Panitia pengadaan
baru dilarang mengikutsertakan peserta lelang yang terbukti terlibat KKN.
2.4. Pengadaan gagal yang disebabkan butir 1.7 pada pasal ini, maka dilakukan lelang
ulang dengan cara sebagai berikut :
2.4.1 Mengundang peserta yang memenuhi syarat lainnya untuk menyampaikan
penawaran harga yang baru apabila peserta lelang yang memenuhi syarat
sama dengan atau lebih dari 3 (tiga) peserta (tidak termasuk peserta yang
mengundurkan diri).
2.4.2 MengumuSupervisian kembali / mengundang peserta lelang yang baru dan
lama yang memenuhi syarat untuk mengajukan penawarannya apabila
peserta yang memenuhi syarat kurang dari 3 (tiga) peserta (tidak termasuk
peserta yang mengundurkan diri).
2.5. Apabila dalam lelang ulang pesertanya kurang dari 3 (tiga), maka :
2.5.1 Dalam hal peserta lelang yang memenuhi syarat lainnya 2 (dua), maka proses
pemilihan dilanjutkan seperti pada proses pemilihan langsung.
1 - 26
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
2.5.2 Dalam hal peserta lelang yang memenuhi syarat hanya 1 (satu), maka proses
pemilihan dilanjutkan seperti pada proses penunjukan langsung.
Pasal 38
Dalam hal terjadinya perbedaan pendapat dalam penetapan pemenang antara panitia
pengadaan dan pengguna barang/ jasa, maka keputusan Direksi adalah bersifat akhir
dan dituangkan dalam suatu Berita Acara,
Apabila terdapat perbedaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini maka panitia
pengadaan akan mengubah/menyesuaikan Berita Acara hasil Evaluasi dan kualifikasi
penawaran menurut keputusan Direksi
Pasal 39
Dalam hal pemenang lelang berasal dari daerah lain diluar wilayah Propinsi Bengkulu,
apabila dianggap perlu oleh PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN maka pemenang lelang
tersebut wajib membuka rekening bank pada setelah menerima Surat Keputusan
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;
Kegagalan pemenang lelang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1
pasal ini menjadi dasar yang kuat untuk membatalkan Surat Keputusan Penunjukan
Penyedia Barang/Jasa oleh PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN.
Pasal 40
Hal-hal yang belum diatur dalam pasal-pasal Dokumen Pengadaan ini, akan diatur kemudian
oleh panitia pengadaan dan dituangkan dalam bentuk Addendum Dokumen Pengadaan.
............................ ………………………
1 - 27
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
BAB III
INSTRUKSI KHUSUS KEPADA PESERTA LELANG DAN
DATA LELANG
Acuan
Ketentuan
No.
Instruksi Data
Urut Umum Kepada
Peserta Lelang
1 2 3
Bab II Pasal 6 Besarnya jaminan penawaran adalah minimal 3 % dari Penawaran Ayat
2
Butir 2.2
1 - 28
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
7. Bab I Pasal 3 Pemasukan penawaran mulai hari ………tanggal ….. 2018, dan batas
Ayat 3 akhir waktu pemasukan penawaran adalah hari ………….tanggal ……..
Butir 3.4 . 2018, Jam ..... wib.
9. Pasal 29 Ketentuan Jaminan Pelaksanaan terhadap harga tidak wajar, cukup jelas.
ayat 1,2
10. 31.1 Jaminan Pelaksanaan sebesar 5% dari nilai kontrak yang diterbitkan
oleh Bank Umum
1 - 29
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
BAB IV
A. BENTUK SURAT PENAWARAN DAN LAMPIRANNYA
KOP PERUSAHAAN
Kepada :
Nomor : Yth. Panitia Pengadaan Barang/Jasa
Pengadaan Menara Anten Jaringan
Lampiran : 1 (satu) bundel Internet
Perihal : Surat Penawaran Harga Labungkari
di
Jakarta
Penawar,
______Nama jelas_____
(jabatan*)
1 - 31
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
SURAT KUASA
Nomor : …………………
Nama : ………………….
Jabatan : Direktur Utama CV/PT …………. dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
Perusahaan berdasarkan Akte Notaris Nomor : ………………tanggal
………….. beserta perubahannya yang berkedudukan di ……………… (alamat
perusahaan).
Nama : …………………..
Jabatan : (nama perusahaan yang sama dengan tersebut di atas) yang diangkat berdasarkan
Akte Notaris Nomor………………tanggal ………….. beserta perubahannya
atau yang berkedudukan di ………………(alamat perusahaan).
Untuk dan atas nama pemberi kuasa diberi wewenang untuk menandatangani surat
penawaran pelelangan pekerjaan ………….(nama pekerjaan) beserta lampiran-lampirannya.
…………………., ………………..
( ( ………………………….)
…………………………)
1 - 32
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
BAB V
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK
KETENTUAN UMUM
0 DEFINISI
1 - 33
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
PENERAPAN
ASAL JASA
3.1. Jasa pemborongan untuk pekerjaan ini adalah merupakan layanan jasa dari
Penyedia Barang/Jasa nasional yang berdomisili di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
1 - 34
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
5.1. Apabila Penyedia Barang/Jasa menggunakan hak paten, hak cipta dan merek
dalam pelaksanaan pekerjaan, maka menjadi tanggungjawab Penyedia
Barang/Jasa sepenuhnya dan PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
dibebaskan dari segala tuntutan atau klaim dari pihak ketiga atas
pelanggaran hak paten, hak cipta dan merek.
JAMINAN
1 - 35
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
PEMBAYARAN
1 - 36
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
DELEGASI
1 - 37
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap mengacu pada ketentuan
yang tercantum dalam kontrak;
14.4. Hasil negosiasi dituangkan dalam berita acara sebagai dasar penyusunan
amandemen kontrak.
16.1. Harga satuan dalam daftar kuantitas dan harga digunakan untuk membayar
pekerjaan;
16.2. Apabila kuantitas mata pembayaran utama yang akan dilaksanakan berubah
lebih dari 10% (sepuluh persen) dari kuantitas awal, maka harga satuan
perubahan mata pembayaran utama tersebut disesuaikan dengan negosiasi;
16.3. Apabila diperlukan mata pembayaran baru, maka Penyedia Barang/Jasa
harus menyerahkan analisa harga satuannya kepada PEJABAT PEMBUAT
KOMITMEN. Penentuan harga satuan mata pembayaran baru dilakukan
dengan negosiasi berdasarkan analisa harga satuan tersebut dan harga
satuan dasar penawaran.
1 - 38
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
AMANDEMEN KONTRAK
III Atas usulan perubahan harga dilakukan negosiasi dan dibuat berita
acara hasil negosiasi;
IV Berdasarkan berita acara hasil negosiasi dibuat amandemen kontrak.
1 - 39
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
kerugian atau kerusakan atas pekerjaan, peralatan, instalasi, bahan dan harta
benda yang mungkin terjadi selama pelaksanaan kontrak.
20.1. Buku harian diisi oleh Penyedia Barang/Jasa dan diketahui oleh Tim Teknis
/ Konsultan Supervisi, mencatat seluruh rencana dan realisasi aktivitas
pekerjaan sebagai bahan laporan harian.
20.2. Laporan harian dibuat oleh Penyedia Barang/Jasa, diperiksa oleh Tim Teknis /
Konsultan Supervisi, dan disetujui oleh direksi pekerjaan;
20.3. Laporan harian, berisi :
0 Tugas, penempatan dan jumlah tenaga kerja di lapangan;
I Jenis dan kuantitas bahan di lapangan;
II Jenis, jumlah dan kondisi peralatan di lapangan;
III Jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
IV Cuaca dan peristiwa alam lainnya yang mempengaruhi pelaksanaan
pekerjaan;
V Catatan lain yang dianggap perlu.
20.4. Laporan mingguan dibuat oleh Penyedia Barang/Jasa, terdiri dari
rangkuman laporan harian dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan
mingguan serta catatan yang dianggap perlu;
20.5. Laporan bulanan dibuat oleh Penyedia Barang/Jasa, terdiri dari rangkuman
laporan mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan bulanan serta
catatan yang dianggap perlu;
20.6. Untuk kelengkapan laporan, Penyedia Barang/Jasa dan Tim Teknis /
Konsultan Supervisi ,wajib membuat foto-foto dokumentasi pelaksanaan
pekerjaan.
CACAT MUTU
1 - 41
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
22.1. Waktu pelaksanaan kontrak adalah jangka waktu yang ditentukan dalam
syarat-syarat khusus kontrak dihitung sejak tanggal mulai kerja yang
tercantum dalam SPMK;
22.2. PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN harus menerbitkan SPMK selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari sejak tanggal penandatanganan kontrak;
22.3. Mobilisasi peralatan dan personil harus mulai dilaksanakan selambat-
lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkan SPMK, dan
dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan;
22.4. Pekerjaan dinyatakan selesai apabila Penyedia Barang/Jasa telah
melaksanakan pekerjaan selesai 100% (seratus persen) sesuai ketentuan
kontrak dan telah dinyatakan dalam berita acara penyerahan pertama
pekerjaan yang diterbitkan oleh direksi pekerjaan;
22.5. Apabila Penyedia Barang/Jasa berpendapat tidak dapat menyelesaikan
pekerjaan sesuai Jadwal karena keadaan di luar pengendaliannya dan
Penyedia Barang/Jasa telah melaporkan kejadian tersebut kepada PEJABAT
PEMBUAT KOMITMEN, maka PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
melakukan penjadwalan kembali pelaksanaan tugas Penyedia Barang/Jasa
dengan amandemen kontrak;
PENGAWASAN
KONTRAK KRITIS
1 - 42
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
1 - 43
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
5). Kesepakatan tiga pihak dituangkan dalam berita acara dan menjadi
dasar pembuatan amandemen kontrak.
KEADAAN KAHAR
27.1. Yang dimaksud keadaan kahar adalah suatu keadaan yang terjadi diluar
kehendak para pihak sehingga kewajiban yang ditentukan dalam kontrak
menjadi tidak dapat dipenuhi;
27.2. Yang digolongkan keadaan kahar, adalah :
0 Peperangan;
I Kerusuhan;
II Revolusi;
III Bencana alam : banjir, gempa bumi, badai, gunung meletus, tanah
longsor, wabah penyakit, dan angin topan;
IV Pemogokan;
V Kebakaran;
VI Gangguan industri lainnya.
27.3. Keadaan kahar ini tidak termasuk hal-hal yang merugikan yang disebabkan
oleh perbuatan atau kelalaian para pihak;
27.4. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh karena
terjadinya keadaan kahar tidak dapat dikenai sanksi;
1 - 44
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
27.5. Tindakan yang diambil untuk mengatasi terjadinya keadaan kahar dan yang
menanggung kerugian akibat terjadinya keadaan kahar, ditentukan berdasar
kesepakatan dari para pihak;
27.6. Bila terjadi keadaan kahar, maka Penyedia Barang/Jasa memberitahukan
kepada PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN selambat-lambatnya dalam
waktu 14 (empat belas) hari setelah terjadinya keadaan kahar;
27.7. Bila keadaan sudah pulih normal, maka secepat mungkin Penyedia
Barang/Jasa memberitahukan kepada PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
bahwa keadaan telah kembali normal dan kegiatan dapat dilanjutkan,
dengan ketentuan :
PERINGATAN DINI
RAPAT PELAKSANAAN
1 - 45
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
ITIKAD BAIK
30.1. Para pihak bertindak berdasarkan asas saling percaya yang disesuaikan
dengan hak dan kewajiban yang terdapat dalam kontrak;
30.2. Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian dengan jujur tanpa
menonjolkan kepentingan masing-masing pihak. Bila selama kontrak salah
satu pihak merasa dirugikan, maka diupayakan tindakan yang terbaik untuk
mengatasi keadaan tersebut.
1 - 46
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
31.8. Dalam hal terjadi pemutusan kontrak sesuai dengan Pasal 31.5., PEJABAT
PEMBUAT KOMITMEN tetap membayar hasil pekerjaan sampai dengan
batas tanggal pemutusan, dan jika terjadi pemutusan kontrak sesuai dengan
Pasal 31.6., selain pembayaran tersebut di atas, PEJABAT PEMBUAT
KOMITMEN harus membayar pengeluaran langsung yang dikeluarkan
oleh Penyedia Barang/Jasa sehubungan dengan pemutusan kontrak;
31.9. Sejak tanggal berlakunya pemutusan kontrak, Penyedia Barang/Jasa tidak
bertanggung jawab lagi atas pelaksanaan kontrak.
32.1. Semua bahan, peralatan, instalasi, pekerjaan sementara, dan fasilitas milik
Penyedia Barang/Jasa, dapat dimanfaatkan oleh PEJABAT PEMBUAT
KOMITMEN bila terjadi pemutusan kontrak oleh PEJABAT PEMBUAT
KOMITMEN.
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
34.1. Kontrak dibuat dalam bahasa Indonesia serta tunduk kepada peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
PERPAJAKAN
KORESPONDENSI
36.1. Komunikasi antara para pihak hanya berlaku bila dibuat secara tertulis;
36.2. Korespondensi dapat dikirim langsung, atau melalui pos, telex, kawat;
1 - 48
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
1 - 49
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
0 PERHITUNGAN AKHIR
KETENTUAN KHUSUS
0 PERSONIL
I PENILAIAN PEKERJAAN
1 - 50
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
0 PENANGGUHAN PEMBAYARAN
INSTRUKSI
1 - 51
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
BAB VI
BENTUK SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK
KETENTUAN UMUM
DEFINISI
1.1. a. Nomor Proyek : ..........................................................
Nomor Kontrak : ..........................................................
Tanggal Kontrak : ..........................................................
Harga Kontrak : ..........................................................
( )
Jangka Waktu Pelaksanaan : .............................. (....) hari kalender
Rencana Tanggal Penyelesaian : ..........................................................
SK Penunjukan : ..........................................................
SPMK Nomor : ..........................................................
Penyedia Barang/Jasa Mulai
Kerja : ..........................................................
b. PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN adalah :
Nama : ..........................................................
Jabatan : ..........................................................
Alamat : Kantor
Nomor Telepon : ..................
Nomor Fax : ..................
c. Penyedia Barang/Jasa adalah :
Nama : ..........................................................
Jabatan : ..........................................................
Alamat : ..........................................................
..........................................................
Nomor Telepon : ..........................................................
Nomor Fax : ..........................................................
d. Lokasi Pekerjaan : Kabupaten Buton Tengah
JAMINAN
6.1.Besarnya jaminan pelaksanaan adalah 5% (lima persen) dari nilai
kontrak, atau sebesar Rp... ...... ...... ......... ( ....................................... )
6.2. Besarnya uang muka adalah 20% (dua puluh persen) dari nilai kontrak,
atau sebesar Rp. ... ...... ...... ......... ( ....................................... )
PEMBAYARAN
8.1.a.1). Besaran uang muka adalah adalah 20% (dua puluh persen) dari nilai
kontrak.
1 - 52
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
JADWAL PELAKSANAAN
22.1. Waktu pelaksanaan kontrak selama (l s) hari kalender, mulai tanggal
.......... s/d ..................
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
33.2. Penyelesaian perselisihan melalui Panitia Arbitrage yang terdiri dari
masing-masing wakil dari kedua belah pihak, dan seorang wakil dari
pihak ketiga yang disetujui oleh kedua belah pihak. Apabila Panitia
Arbitrage tidak dapat menyelesaikan perselisihan sebagaimana tersebut
dalam ayat 1 pasal ini, maka Kedua Belah Pihak sepakat untuk
diputuskan dan diselesaikan oleh kedua belah pihak melalui Kantor
Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
1 - 53
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
LAMPIRAN – LAMPIRAN
1 - 54
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
LAMPIRAN-LAMPIRAN
KOP PERUSAHAAN
Demikian pernyataan ini kami buat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab.
Materai
Rp. 6.000
tanggal &
Cap
perusahaan
( Nama Jelas )
Jabatan
1 - 55
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
KOP PERUSAHAAN
SURAT PERNYATAAN
KEBENARAN DOKUMEN
Nama : ...............................................................................................
Jabatan : ...............................................................................................
Bertindak untuk dan : ...............................................................................................
Atas Nama
Alamat : ...............................................................................................
...............................................................................................
Telepon / Fax : ...............................................................................................
E-mail : ...............................................................................................
Demikan surat pernyataan ini dibuat dengan rasa penuh tanggung jawab.
...................., ………………
PT/CV. ………………................….
Materai
Rp. 6000,-
…………………………..
Direktur/Direktris
1 - 56
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
KOP PERUSAHAAN
Nama :
Umur :
Alamat Rumah :
Telepon :
Dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi hukum pidana
maupun perdata sesuai hukum yang berlaku.
…………………………2018
Yang membuat pernyataan
……………………………….(**)
Jabatan
Catatan:
(**) Jabatan sesuai dengan peraturan yang berlaku
1 - 57
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
KOP PERUSAHAAN
Nama :
Umur :
Alamat Rumah :
Telepon :
Dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi hukum pidana
maupun perdata sesuai hukum yang berlaku.
Catatan:
(*) Pilih yang sesuai
(**) Jabatan sesuai dengan peraturan yang berlaku
1 - 58
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
KOP PERUSAHAAN
Nama :
Alamat Rumah :
Telepon :
Dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi hukum pidana
maupun perdata sesuai hukum yang berlaku.
Catatan:
(**) Jabatan sesuai dengan peraturan yang berlaku
1 - 59
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
KOP PERUSAHAAN
Kepada Yth.
Pejabat Pembuat Komitmen
………………………………..…*)
di ……………………….
Kami telah menerima dan mempelajari dokumen seleksi dan mempelajari dokumen seleksi (
Beserta adendum nomor .......... s/d ...........) serta Berita Acara Hasil rapat Penjelasan
Kami menjamin :
0 Tersedianya personil yang diusulkan sesuai dengan jadwal penugasan dalam ususlan
teknis terlampir;
I Kebenaran dan keabsahan data yang dilampirkan pada penawaran.
Kami setuju bahwa :
0 Segala biaya yang dilkeluarkan untuk penyusunan penawaran, rapat penjelasan,
peninjauan lapangan, klarifikasi dan negoisasi, kami tidak akan meminta
penggantian lapangan, klarifikasi dan negoisasi, kami tidak akan meminta
penggantian dari Pejabat Pembuat Komitmen..................................*)
I Pejabat Pembuat Komitmen.............................................*) tidak terikat untuk
menyetujui penawaran kami, dan tidak terikat untuk memberikan alasan penolakan
penawaran.
II Kami harus tunduk pada ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam dokumen seleksi.
1 - 60
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
Nama Perusahaan
(...................................)
Catatan :
*) diisi oleh panitia pengadaan
1 - 61
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
CONTOH
JADWAL PENUGASAN PERSONIL
1 - 62
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
KOP PERUSAHAAN
CONTOH
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Tahun Sebelumnya
a. Nama Proyek : ……………………………………
b. Lokasi Proyek : ……………………………………
c. Pejabat yang berwenang (Kepala
kantor/Satker/Pembuat Komitmen
pengguna barang
jasa/pemimpin/pemimpin bagian proyek,
dsbnya) : ……………………………………
1 - 63
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
dst.
Daftar riwayat hidup ini saya buat dengan benar dan penuh rasa tanggung jawab.
………,
…………………………2018….
Mengetahui
Direktur/ Pemimpin Perusahaan...............
(.......................................... ) (.......................................... )
Nama jelas Nama jelas
Keterangan :
Apabila nama personil tenaga ahli yang diusulkan pada pekerjaan ini juga diusulkan pada
perusahaan yang lain maka akan dilakukan penelitian dan bagi perusahaan yang tidak
dapat membuktikan kebenarannya akan dikenakan sanksi.
1 - 64
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
KOP PERUSAHAAN
CONTOH
SURAT PERNYATAAN
KESEDIAAN UNTUK DITUGASKAN
Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia untuk melaksanakan pekerjaan jasa konsultansi
paket pekerjaan ......................................................................................................
Untuk perusahaan .................................................sesuai dengan usulan jadwal penugasan
saya dari bulan........................ tahun ................sampai dengan
bulan.....................tahun .................dengan posisi sebagai tenaga ahli ............................
Demikian pernyataan ini saya buat dengan penuh rasa tanggung jawab.
………, …………………………2018….
Mengetahui Yang membuat pernyataan
Direktur/ Pemimpin Perusahaan...............
(.......................................... ) (.......................................... )
Nama jelas Nama jelas
1 - 65
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
CONTOH
BENTUK PENAWARAN BIAYA
KOP PERUSAHAAN
................………, ………200….
Nomor : .....................
Lampiran : .....................
Kepada Yth.
Pejabat Pembuat Komitmen
*)
di......................................................................................
Nama Perusahaan
(...................................)
Catatan :
*) diisi panitia
1 - 66
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
KOP PERUSAHAAN
1 - 67
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
1. Nama Perusahaan :
2. Status Perusahaan : Pusat Cabang
3. Alamat :
No. Telepon :
No. Fax. :
Email :
1 - 68
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
PENGURUS PERUSAHAAN 1.
Jabatan dalam
No. Nama No. KTP * Alamat Domisili Perusahaan
**
**
Jabatan dalam
No. Nama No. KTP * Perusahaan
**
**
DATA KEUANGAN
2. Pajak-pajak
1 - 69
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
I. Aktiva Lancar
- Kas : Rp. IV. Utang Jangka Pendek
- Bank : Rp. - Utang Dagang : Rp.
- Piutang *) : Rp. - Utang Pajak : Rp.
- Persedian Barang : Rp. - Utang Lainnya : Rp.
- Pekerjaan dlm Proses : Rp. Jumlah (d) Rp.
Jumlah (a) Rp.
V. Utang Jangka Panjang (e) Rp.
II. Aktiva Tetap
- Peralatan dan Mesin : Rp.
- Inventaris : Rp. VI. Kekayaan Bersih Rp.
- Gedung-gedung : Rp. ( a+b+c ) - ( d+e )
Jumlah (b) Rp.
Keterangan : Harus melampirkan rekening koran perusahaan 3 bulan terakhir (Okt-Des 2009)
1 - 70
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
E. MODAL KERJA
Nomor :
Tanggal :
Nama Bank :
Nilai :
Demikian Pernyataan ini Kami buat dengan sebenarnya dan penuh rasa tanggung jawab.
Apabila di kemudian hari, ditemui bahwa data/dokumen yang kami sampaikan tidak benar
dan ada pemalsuan, maka kami bersedia dikenakan sanksi administrasi yaitu dimasukkan
dalam daftar hitam perusahaan dalam jangka waktu 2 (dua) tahun dan sanksi perdata dan
pidana sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Materai
Rp. 6.000
tanggal &
Cap
perusahaan
( Nama Jelas )
Jabatan
1 - 71
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
DATA PERSONALIA
( Nama Jelas )
Jabatan
1 - 72
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
G. DATA PERALATAN/PERLENGKAPAN
Kapasitas atau
Jenis Peralatan/ Merk dan Tahun Kondisi Lokasi Bukti
No Output pada
Perlengkapan Jumlah Saat Ini tipe Pembuatan Baik/ rusak Sekarang Kepemilikan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN ( NILAI 3 PAKET TERTINGGI PENGALAMAN DI BIDANG / SUB BIDANG YANG
SESUAI )
1 - 73
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
1 - 74
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
KOP PERUSAHAAN
( Nama Jelas )
Jabatan
1 - 75
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
JAMINAN BANK
Sebagai itikad baik Jaminan ini, kami peminjam, wakil Bank yang sah dengan ini
menandatangani dan mencantumkan cap pada Jaminan ini pada tanggal……..............
BANK
Tandatangan, cap dan materai
(Penjamin)
1 - 76
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
KOP PERUSAHAAN
Kepada :
Dengan hormat,
……………, ……………….
PT/CV. *) ………………….
_____________________
Direktur Utama/Direktur *)
Keterangan :
*) pilih yang sesuai
1 - 77
PERSYARATAN TEKNIS
BAB.1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
1 - 78
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
BAB 2
2.1.1. UMUM
2-1
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
I Katalogue
2-2
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
2-3
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
2.10. PEKERJAAN TANAH
1. Lingkup pekerjaan
2. Bahan
Bahan untuk pengurugan adalah pasir urug sesuai dengan pasir lokal.
3. Dasar Lantai
Sedang untuk lantai dasar yang tidak berupa plat beton, harus dengan flooran yang
rata dengan campuran yang disyaratkan, tidak bergelombang dan cukup kuat dan
padat serta benar-benar horizontal/tidak miring.
Untuk mencapai kepadatan yang baik maka sebelum pembuatan rabat beton atau
beton tumbuk tanah urugan harus dipadatkan atau ditumbuk terus setiap turun 20
cm disiram air dan diurug lagi dan seterusnya.
4. Persiapan Keramik
Setelah lantai dasar siap, maka ubin-ubin yang akan dipasang diseleksi
setempat untuk mendapatkan ubin yang baik dan warna yang sama dengan lay-out
plan (Rencana Pola Lantai), sesuai dengan gambar serta tidak ada bagian yang
gompal retak atau cacat lain dan yang telah mendapat persetujuan dan petunjuk Tim
Teknis / Konsultan Supervisi.
2 - 45
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
Pemotongan unit ubin hanya diperkenankan dengan menggunakan mesin
potong dan dihaluskan dengan mesin gerinda.
5. Pemasangan
Setelah dasar lantai rata, miring yang tepat dan dilapisi waterproofing dan dicover
mortar (untuk toilet) ubin dipasang dengan menggunakan tile adhesive.
Lebar siar (naad) dilaksanakan dengan rata, sama besar dan setiap perpotongan siar
ujung-ujung runcing dan rapi, membentuk dua garis lurus yang saling tegak
lurus.
Bidang ubin harus rata, aduk terisi padat serta siku dan waterpass.
3 x 24 Jam setelah pemasangan ubin selesai, siar (naad) diisi dengan grouting
warna sesuai persetujuan Tim Teknis / Konsultan Supervisi, sedemikian rupa
sehingga lubang-lubang terisi padat.
Kelebihan air semen, dalam keadaan basah langsung dibersihkan dari permukaan
lantai.
Selama masa pengeringan yaitu 3 x 24 jam setelah pemasangan ubin, bidang ubin
tidak boleh diinjak/diberi beban apapun.
Sisa air semen dibersihkan hati-hati dengan menggunakan sikat kuningan serta
larutan lemah air keras.
Bahan-bahan yang dapat merusak unit-unit ubin seperti : minyak, residu, teak oil
harus dijauhkan dari permukaan lantai.
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang
dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan pasangan beton finish (topping
concrete) seperti yang ditunjukkan dalam gambar rancangan.
2 - 46
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
2. Pengendalian Pekerjaan
NI-2-1971
NI-3-1970
NI-5-1961
NI-8-1974
SII-0051-74
SII-0136-84
SII-0013/81
Bahan-bahan
Agrerat harus terdiri dari gradasi yang sama dan sesuai dengan persyaratan di
dalam NI-2 Bab 3.3
I Portland Cement
0Semen yang digunakan harus dari mutu yang disyaratkan dalam NI-8 Bab 3.2.
A Kontraktor diharuskan menggunakan semen dari satu merk saja untuk
seluruh pekerjaan toping concrete.
B Penyimpanannya harus pada tempat yang tertutup dengan lantai
terangkat oleh ganjal
II Pembesian / Penulangan
Penulangan besi yang digunakan adalah U-24 atau digunakan baja anyaman
(wiremesh) diameter 6 mm dan ukuran anyaman maximum 20 x 20 cm dari
merek BHP, Lionmesh atau setara.
IIIAir
Air yang digunakan harus bersih dan memenuhi persyaratan dalam NI-2.
Pelaksanaan
0 Campuran beton yang digunakan adalah campuran beton 1:2:3 yaitu 1 semen : 2
pasir : 3 split
2 - 47
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
Sebelum mulai pekerjaan pengecoran beton finish (Topping Concrete), permukaan
beton slab yang akan di cor harus dibersihkan dari debu dan kotoran-kotoran yang
mengandung minyak atau lemak dan harus disiram air kalbont.
Pemasangan wiremesh digelar setelah slab sudah dalam keadaan bersih dan siap
untuk dicor dengan adukan beton.
Beton cor tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1,5 meter kecuali
menggunakan perlatan khusus yaitu elephant chute atau tremi yang telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.
Portland Cement
Semen yang digunakan harus dari mutu yang disyaratkan dalam NI-8 Bab 3.2.
Lingkup Pekerjaan
I Lantai screed digunakan pada lantai bawah finishing lantai seperti yang
ditunjukkan dalam gambar rencana dan sesuai dengan petunjuk Tim Teknis /
Konsultan Supervisi.
2 - 48
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
2. Pengendalian Pekerjaan
Bahan-bahan
0 Semen Portland harus dari kualitas terbaik dan memenuhi persyaratan dalam
NI-8, SI-81 dan ASTM
I Pasir harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 11.
Pelaksanaan
Lantai screed dilakukan pada dasar lantai plat beton yang telah diberikan dari
segala kotoran, debu dan bebas dari pengaruh pekerjaan yang lain.
Bahan lantai screed 2 cm dari adukan 1PC : 4 pasir. Permukaan lantai screed
harus betul-betul rata dengan kemiringan sesuai ketentuan dan tidak cacat.
Sebelum lantai screed dilakukan, alas lantai screed harus dibersihkan dengan air
bersih, setelah bersih alas lapisan dilpais cairan semen (air semen) maksimum
20 menit, selanjutnya lapisan screed dapat dilaksanakan.
2 - 49
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
2.10.5. PENYELESAIAN DENGAN GRANIT
1. Bahan
2. Persiapan
3. Pemasangan
4. Pembersihan
2 - 50
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
Meliputi pengadaan bahan, peralatan dan tenaga kerja yang cukup ahli dalam
pekerjaan halus dan presisi (besi, kayu).
2.11.2. BAHAN
Tiang railing besi hollow dan handrail dari kayu Nyatoh kelas 1 untuk interior dan
exterior, yang dibentuk sesuai gambar rencana.
Bagian kaki/tanggul dari beton bertulang yang merupakan satu kesatuan dari
pekerjaan struktur, Pada dinding void yang mempunyai ketinggian + 10 cm dari
muka lantai atau sesuai gambar harus sudah disiapkan dudukan untuk pasangan-
pasangan railing.
Bagian ini diberi plint sesuai gambar rencana dan bagian permukaan atas dinding
tersebut dipasang keramik atau material lain sesuai gambar rencana.
Pembuatan dan perakitan bahan-bahan tersebut sesuai gambar rencana harus pada
tempat khusus atau bengkel yang menjamin pekerjaan tersebut rapih dan halus.
Pemasangan railing pada tempat yang telah ditentukan sedemikian rupa sehingga
benar-benar presisi sebagaimana dalam gambar rencana.
2 - 51
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
Bagian yang harus diwaterproofing ini, mencakup seluruh bagian pelat atap, dak
teras, Ground Reservoir, daerah-daerah basah pada dinding dan pelat lantai.
2.12.2. BAHAN
Standar dari bahan dan prosedur yang ditentukan oleh pabrik dan standar-standar
lainnya seperti NI 3, ASTM 828, ASTME, TAPP I 803 dan 407.
Pemborong tidak dibenarkan mengubah standar dengan cara apapun tanpa izin dari
Tim Teknis / Konsultan Supervisi.
Bahan
I Untuk lapisan kedap air pada pelat lantai area basah, seperti pada toilet,
digunakan Liquid Waterproofing ex.Sika atau setara.
II Untuk lapisan kedap air pada Ground Reservoir digunakan Sheet Membrane
Waterproofing ex. Sika atau setara pada lantai dan dinding bagian luar, dan Liquid
Waterproofing ex. Sika atau setara pada lantai dan dinding bagian dalam.
2.12.3. PENGUJIAN
2 - 52
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
Pada waktu penyerahan, Pemborong harus memberikan jaminan atas produk yang
digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya, selama 10
(sepuluh) tahun termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan
yang terjadi.
Jaminan yang diminta adalah jaminan dari pihak pabrik untuk mutu material, serta
jaminan dari pihak pemasang (applicator) untuk mutu pemasangan.
Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan baik dan tidak
bercacat. Beberapa bahan tertentu harus masih tersegel dan berlabel pabriknya.
Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup tidak lembab, kering dan
bersih, sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. Tempat penyimpanan
harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan jenisnya.
1. Persyaratan Umum
Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan pada Tim Teknis / Konsultan
Supervisi untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan/
persyaratan pabrik yang bersangkutan.
Semua bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan. Jika
dipandang perlu diadakan penukaran atau penggantian, maka bahan-bahan
pengganti harus yang disetujui Tim Teknis / Konsultan Supervisi berdasarkan
contoh yang diajukan oleh Kontraktor.
Sebelum pekerjaan ini dimulai, permukaan bagian yang akan diberi lapisan ini
harus dibersihkan sampai keadaan yang dapat disetujui oleh Tim Teknis /
Konsultan Supervisi dengan cara-cara yang telah disetujui oleh Tim Teknis /
Konsultan Supervisi.
2 - 53
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar gambar, spesifikasi dan lainnya,
Pemborong harus segera melaporkan kepada Tim Teknis / Konsultan Supervisi
sebelum pekerjaan dimulai. Pemborong tidak dibenarkan memulai pekerjaan di
suatu tempat dalam hal ada kelainan/ perbedaan di tempat itu, sebelum kelainan
tersebut diselesaikan.
2. Cara Pelaksanaan
Pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman (ahli dari pihak
pemberi garansi pemasangan) dan terlebih dahulu harus mengajukan "metode
pelaksanaan" sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk mendapat persetujuan dari
Tim Teknis / Konsultan Supervisi.
Waterproofing untuk atap, tebal 1,50 mm lengkap dengan primer, screed lapisan ke-
1 dan screed lapisan ke-2, kawat ayam dan pengaturan ke-miringan harus sesuai
dengan yang dibutuhkan.
Dalam shop drawing harus jelas mencamtumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang
belum tercakup secara lengkap dalam gambar kerja/ dokumen kontrak sesuai
dengan spesifikasi pabrik.
Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan lebih dulu dari
Tim Teknis / Konsultan Supervisi.
2 - 54
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
Pemborong harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian dan
syarat-syarat maupun yang tercantum dalam gambar-gambar atau peraturan-
peraturan yang berlaku.
Pemborong harus menempatkan tenaga ahli di lapangan yang setiap saat diperlukan
bisa berdiskusi dan dapat memutuskan setiap persoalan di lapangan, baik teknis
maupun administratif.
5. Contoh
Pemborong wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap dan
jaminan dari pabrik, kecuali bahan disediakan oleh proyek. Kepada Tim Teknis /
Konsultan Supervisi sebanyak minimal 2 (dua) produk yang setara dari berbagai
merek pembuatan atau kecuali ditentukan lain oleh Tim Teknis / Konsultan
Supervisi atau Arsitek.
Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan merek yang memenuhi spesifikasi akan
diambil oleh Tim Teknis / Konsultan Supervisi dan akan diinformasikan kepada
Pelaksana selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah penyerahan
contoh-contoh bahan tersebut.
Pada waktu penyerahan maka Pemborong harus memberikan jaminan atas semua
pekerjaan perlindungan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya,
akibat kegagalan dari bahan maupun hasil pekerjaan yang berlaku, selama 10
(sepuluh) tahun termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan
yang terjadi.
2 - 55
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
Kalau mendapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik atau
pemakai pada waktu pekerjaan ini dilakukan/ dilaksanakan maka
Pemborong/Kontraktor harus memperbaiki/mengganti sampai dinyatakan dapat
diterima oleh Tim Teknis / Konsultan Supervisi.
Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan ini adalah tanggung jawab
Pemborong.
2 - 56
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
Lingkup Pekerjaan
Perlengkapan Saniter
CLOSET JONGKOK
Tipe: Standart
Warna : Ditentukan kemudian
Lokasi : Semua toilet (sesuai gambar)
CLOSET DUDUK
Tipe : SUPERIOR C 436 dengan kelengkapannya
Warna : Ditentukan kemudian
Shower Spray : TX.475 SW
Lokasi : Kamar mandi Mess
LAVATORY / WASTAFEL
Tipe : LW 587 J dengan kelengkapannya
Warna : Ditentukan kemudian
Faucet : ditentukan kemudian
Lokasi : Kamar Mandi Mess
URINAL
Tipe : U. 57 M dengan kelengkapannya
Warna : Ditentukan kemudian
Lokasi : Seluruh Toilet Pria
2 - 57
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
FLOOR DRAIN
Tipe : TX. 1BN
Lokasi : Setiap WC, seluruh toilet, tempat wudhu, dapur, M/E
Room, tempat sampah
CLEAN OUT
Tipe : TOTO
Lokasi : Seluruh Toilet
SHOWER
Tipe : TX 475 SE
Lokasi : Kamar Mandi Mess
TEMPAT TISSUE
Tipe : Ditentukan Kemudian
Warna : Chrome
Lokasi : Toilet (sesuai gambar)
KRAN AIR
Tipe : T. 30.AR.13V7N untuk Dapur/Pantry
T. 23.BQ.13N untuk Tempat Wudhu, Janitor, Tempat
Sampah, M/E Room
T.26.13 untuk tanaman
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan dan peralatan yang
0 Pekerjaan ini dilaksanakan pada tempat seperti yang ditunjukkan pada gambar.
Pengendalian Pekerjaan
Semua pekerjaan yang disebutkan dalam Bab ini harus dikerjakan sesuai standar
spesifikasi :
2 - 58
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
ASTM :
A 36 – 84 A Structural Steel
A 307 – 83 A Standard Fastener
E 84 – 84 A Fire Rsistant Rating
3. Bahan –Bahan
Fabricated dari pabrik, dengan density yang tinggi reinforced cement dengan
glass-fibre yang tahan sinar ultraviolet.
Alkali resistant sebesar 5 %.
Rangka dan angker dari bahan galvanized steel, tebal lapisan 20 mikron. o
Bahan yang dipakai dari produksi PT. Krazu Nusantara atau setara.
Material Sample dengan ukuran 30 x 30 cm agar diserahkan untuk
mendapatkan persetujuan dari Tim Teknis / konsultan Supervisi.
Testing Sertifikat yang menerangkan bahwa bahan tersebut sudah ditest oleh
Laboratorium Independent agar diserahkan pada Tim Teknis / konsultan
Supervisi untuk mendapatkan persetujuan :
0 test beban angin
I test sealant
II test ketahanan kebocoran air
proses pengetesan ini harus disaksikan oleh Tim Teknis / Konsultan Supervisi.
o Finishing : Motif sesuai desain
o Warna : Natural
Pelaksanaan
I Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini.
Lingkup Pekerjaan
Pengendalian Pekerjaan
3. Diskripsi
Sealant : untuk sambungan interior dan exterior yang bergerak dan terekspos
tahan terhadap cuaca.
II Selant untuk Pasangan Bata dan Kosen (exterior). Sealant (bahan penutup)
dari produksi Shinetsu, GE atau setara.
2 - 60
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
III Sealant untuk pasangan kaca yang setaraf dengan Weather Seal produksi
Dow Corning, GE atau setara.
VII Bahan pembersih yang dapat dipakai untuk pemasangan caulking dan
sealant antara lain adalah Xylol, Xylene dan Toluene.
Pelaksanaan
Bubuhkan pasir silica ada bagian luar permukaan sealant untuk mencegah keluar
dari dinding luar.
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini dilaksanakan pada tempat seperti yang ditunjukkan pada gambar.
Bahan
2 - 61
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
0 Grill Alumunium dari bahan ex Alexindo atau setara yang dibentuk sesuai
dengan gambar rencana.
I Finishing Extrusion ex Alexindo atau setara.
III Finishing Al. Perforated dengan cat synthetic enamel ex Catylac atau setara.
Pemasangan panel pada tempat yang telah ditentukan sedemikian rupa sehingga
benar-benar presisi sebagaimana dalam gambar rencana.
Pemasangan unit-unit panel secara keseluruhan harus kaku dan kuat serta tidak
mudah goyah.
2 - 62
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
2.14. PEKERJAAN LUAR BANGUNAN
1. Lingkup Pekerjaan
Bahan
0 Paving block yang digunakan ex. Cisangkan atau Conblock Indonesia atau
setara.
I Beton jepit dan lain-lain disesuaikan degan prosedur pabrik diatas.
II Ketebalan Paving 8 cm ( untuk parkir kendaraan )
Pelaksanaan Pemasangan
I Khusus tanah urugan perlu pemadatan dengan stamper dan setiap penurunan
15-20 cm harus disiram air dan ditambah urugan, lalu dipadatkan lagi sampai
benar-benar tidak turun lagi atau sudah rata, dengan CBR untuk sub grade
lebih dari 5%.
II Setelah permukaan tanah cukup rata, maka sirtu dipasang dengan ketebalan
20 cm, dipadatkan dengan stamper sampai rata. Selanjutnya lapisan base case
diatasnya adalah batu pecah setebal 15 cm. Kemudian dilapisi pasir setebal 4
cm dan dipadatkan sampai rata.
III Kemudian baru disusun paving block, ditaburi pasir halus dan diratakan.
IV Pasir yang digunakan adalah pasir kelas 1 (satu). Pemasangan pada bidang
atau area-area yang sulit atau memerlukan penanganan khusus harus
dikonsultasikan pada pihak produsen/pabrik.
Selama dan masa garansi adalah masa pengujian dan perawatan, sehingga bila ada
perubahan-perubahan di luar ketentuan rencana, maka Pemborong harus segera
2 - 65
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
mengganti bahan baru atau memperbaiki kondisi tanah atau bahan pendukungnya
atas biaya sendiri dan tanpa mengganggu aktivitas atau sirkulasi kendaraan.
2 - 66
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang
dipergunakan untuk melaksanakan pembuatan dan pemasangan pekerjaan logam
seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
2. Pengendalian Pekerjaan
Sesuai dengan:
SII-0163-79 (Hot Rolled Plate)
SII-0589-81 (Steel)
SII-0780-83 (Bolts)
SII-0589-81 (Nuts)
3. Bahan-bahan
Pelat, pipa bulat, pipa kotak, siku dan alat-alat pendukung seperti angkur,
brachets, sesuai standar SII, JIS
4. Fabrikasi
Dibuat sesuai shop drawing yang sudah disetujui Tim Teknis / Konsultan Supervisi
2 - 66
Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
Sambungan dan tempelan bila ada, dibatasi seminimal mungkin, harus rata dan
rapat
5. Pelaksanaan
Grill strip baja ukuran sesuai dengan gambar untuk menutup kontrol bak saluran air
buangan sesuai gambar-gambar dan petunjuk Tim Teknis / Konsultan Supervisi.
Handrail tangga harus dibuat contoh satu segmen, dipasang di tempat yang ditunjuk
Tim Teknis / Konsultan Supervisi, untuk mendapat persetujuan Tim Teknis /
Konsultan Supervisi dan dijadikan acuan untuk kualitas pekerjaan berikutnya.
2 - 67
Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi penyediaan bahan interlocking block, split, sirtu, pasir, persiapan bagian
bagian halaman yang akan dipasang interlocking block, serta pemadatan tanah urug,
dan lain lain konstruksi bagian bawahnya sampai mendapat hasil sesuai dengan
gambar rencana
PROSEDUR UMUM
Contoh berikut data Teknis bahan yang akan dipakai harus diserahkan kepada
Konsultan Supervisi untuk mendapatkan persetujuan dan diuji kebenarannya
terhadap standar atau ketentuan yang diisyaratkan.
2.3.1. Bahan harus didatangkan kelokasi pekerjaan dalam keadaan baik, tidak
cacat dan harus dilengkapi merek dagang yang jelas dan asli.
2.3.2. Barang harus tetap berada dalam kemasan nya dan harus dilindungi
terhadap kerusakkan.
BAHAN -BAHAN
PELAKSANAAN PEKERJAAN
0 Galian dan urugan harus mencapai peil yang dibutuhkan sesuai gambar rencana.
I Urugan kemudian dipadatkan dengan digilas sehingga padat dan stabil sesuai
dengan CBR yang dibutuhkan pada gambar rencana
III Jalan dibuat dengan kemiringan 2% kearah pembuangan air hujan ditepi jalan
sesuai gambar rencana
2 - 68
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
Sebelum paving block mulai dipasang, harus diperhatikan terlebih dahulu syarat
syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
Semua galian untuk instalasi dibawah dan saluran saluran harus sudah
dilaksanakan terlebih dahulu sebelum pemasangan interlocking block
Kayu dan papan, yang sudah diserut rata untuk jidar perataan pasir
2 - 69
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
4.2 .PEMASANGAN
4.2.1. Pasir
Pasir untuk lapisan bawah interlocking harus merupakan pasir yang tajam dan
bersih dengan kadar tanah tidak lebih dari 3% berat , dikenal dengan nama
pasir extra beton
Pasir tersebut digelar dalam 2 tahap. Lapisan I digelar pasirlebih kurang tebal
4 cm kemudian dipadatkan dengan vibrator. Lapisan kedua digelar pasir
lebih kurang 3 cm dan pasir tidak boleh dipadatkan, tetapi hanya diratakan
dengan jidar dengan tujuan untuk mendapatkan permukaan yang rata.
0 Cara pemasangan harus sesuai dengan syarat dari produsen dan gambar
rencana dengan memperhatikan antara lain, bentuk pola, start pemasangan.
I Kemiringan permukaan adalah 2% kearah drainase.
II Celah atau naad antar unit maksimum 5 mm.
III Penyimpangan/deviasi permukaan datar adalah 8 mm bila diukur pada
setiap jarak 3 m’ garis lurus. Perbedaan maksimum antara material
interlocking maksimal 2 mm.
IV Bagian bagian yang dipotong harus dipotong dengan alat pemotong khusus.
V Pemasangan yang telah terkunci tepi tepinya kemudian dipadatkan dengan
plate vibrator (luas darasar plate 0,3 – 0,5 m2 dengan sentrifugal 1,6 – 2
ton)
VI Pemadatan pertama dilakukan minimal 3 kali jalan sebelum celah antara
diisi pasir
VIIKemudian abu batu berukuran maksimal 1 mm ditaburkan diatas
permukaan interlocking dan disapu dengan sapu ijuk. Sambil disapu,
block dipadatkan 3 kali jalan sampai celah celah antara interlocking block
betul betul terisi penuh.
SYARAT PEMELIHARAAN
2 - 70
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan bahan, peralatan dan alat bantu yng
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini, untuk mencapai hasil yang baik
(maksimal).
Pekerjaan tersebut mulai dari pembersihan tanah, persiapan tanah dan penambahan
top soil serta pembentukan tanah kemudian penanaman pohon lengkap dengan
steiger, tanaman semak/perdu/penutup tanah serta penanaman rumput di halaman.
II pekerjaan penanaman
PROSEDUR UMUM
2.1 Semua Pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk dan syarat syarat
pekerjaan lansekap, peraturan pemakaian bahan yang berlaku, standard
spesifikasi bahan yang digunakan serta sesuai dengan petunjuk konsultan
Konsultan Supervisi
2.3 Semua bahan sebelum dipasang, harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Supervisi
PEKERJAAN PERSIAPAN
0 Pembersihan lokasi
Lokasi yang akan ditanami, harus bersih dari kotoran, puing bangunan, sisa
akar tanaman dan tanaman liar. Kemudian tanah digemburkan
2 - 71
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
I Tanaman harus berasal dari stock nursery yang sudah tumbuh, dalam
keadaan terbungkus (keranjang/poly bag)
II Perlu diperhatikan cara pengangkutan yang baik untuk mengurangi
resiko kerusakan tanaman.
Pembersihan tanah
Tanah yang telah siap untuk dilaksanakan penanaman harus benar benar
bersih dari puing, kerikil, dll Tanah yang dipakai untuk urugan adalah
lapisan tanah top soil
Pengolahan tanah
Semua pekerjaan harus sesuai dengan rencana. Jika terjadi perbedaan antara
gambar dan keadaan di lapangan, maka harus dilaporkan kepada konsultan
Konsultan Supervisi untuk diambil keputusan dari perbedaan tersebut.
Pekerjaan Persiapan
2 - 72
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
V Seluruh permukaan tanah diurug dengan top soil (tanah merah super
tanpa batu), minimal setebal 20 cm padat ketinggian sesuai rencana.
Kemudian baru diadakan pengolahan tanah.
VI Top soil sampai kedalaman 50 cm dicampur dengan humus dengan
bandingan 3 bagian top soil berbanding dengan 1 bagian humus.
Periksa PH tanah. PH yang baik adalah sekitar 4,5 – 8,5.
VIIPenggalian lubang tanaman untuk pohon :
ukuran atas 80 x 80 cm
0 ukuran dasar lubang 80 x 80 cm
I ukuran dalam 100 x 100 cm
Pekerjaan Persiapan
2 - 73
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
Pengolahan Tanah
Pelaksanaan Penanaman
Petunjuk Penanaman
2 - 74
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
PEMELIHARAAN
0 Meliputi penyediaan tenaga, bahan bahan serta peralatan dan alat bantu untuk
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
I Pekerjaan ini adalah semua pekerjaan yang dilaksanakan untuk memelihara
dan merawat segala tanaman yang telah selesai ditanam maupun yang belum
ditanam dari segala kerusakan.
II Pekerjaan ini meliputi:
0 penyiraman
A Penyiangan
B Penggantian pohon/tanaman mati atau rusak
C Pemangkasan
D Pemupukan
E Pemberantasan hama/penyakit
4.4. PENYIRAMAN
Penyiraman dilakukan dengan air bersih, bebas dari segala bahan organis/zat
kimia lain yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman
Penyiraman dilakukan dengan selang dan dilakukan secara teratur ( 2 x sehari
sampai tanaman tersebut tumbuh dan sehat)
2 - 75
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
4.5. PENYIANGAN
Penyiangan harus dilakukan teratur setiap dua minggu sekali bagi semua
tanaman
Penggemburan tanah dilakukan disekeliling tanaman . hindari jangan sampai
merusak akar
Tidak diperkenankan tanah bekas siraman terlihat tergenang air, air harus dapat
terserap baik oleh tanah disekitar tanaman.
4.6. PEMANGKASAN
4.7. PEMUPUKAN
II Pupuk Kandang
2 - 76
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
LINGKUP PEKERJAAN
BAHAN
Jenis obat anti rayap yang tidak membahayakan manusia yang sudah disetujui oleh
Ditjen POM Depkes RI, sesuai dengan PP No. 7 Th. 1973, antara lain adalah : Primise
200 SL, Basileum dll.Peralatan kerja yang digunakan antara lain : Power Sprayer,
Drilling Master, Safety shoes, Power injector, Hand Sprayer, Sarung tangan.
PELAKSANAAN PEKERJAAN
3.1 Secara umum mengikuti petunjuk teknis pemakaian dari pabriknya, yang dikerjakan
oleh pelaksana khusus dibidangnya.
3.5 Komposisi larutan bahan-bahan kimia dengan bahan lain yang dipakai sesuai
dengan petunjuk pabrik yang mengeluarkan.
JAMINAN GARANSI
2 - 77
PERSYARATAN TEKNIS ARSITEKTUR
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
I Jarak rangka, sistem pemasangan, type-type assesoris, harus sesuai dengan standart
pemasangan dari pabrik, setelah mendapat persetujuan dari team teknis atau
pengawas.
I Cara, sistem pemasangan, dan assesoris insulasi dipasang oleh tenaga ahli yang
direkomendasikan dari pabrik dan mengikuti prosedur yang ditetapkan oleh pabrik
setelah mendapat persetujuan dari team teknis atau pengawas.
Lingkup Pekerjaan
0 Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, dan peralatan yang
dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan atap transparant
(pergola/canopy) seperti yang ditunjukan pada gambar rencana.
I Pekerjaan ini dilaksanakan pada sebagian atap area seperti yang ditunjukan dalam
gambar rencana dan petunjuk Tim Teknis / Konsultan Supervisi.
Pengendalian Pekerjaan
0 Sesuai dengan standar dan spesifikasi dari pabrik dan telah disetujui oleh Tim
Teknis / Konsultan Suprevisi.
Bahan-Bahan
0 Polycarbonate clear tebal 6 mm ( 1 lapis), dipasang pada daerah-daerah yang
dinyatakan dalam gambar rencana.
I Bahan rangka dan penjepit sesuai gambar pelaksanaan standar pabrik dan
dilengkapi dengan gutter system.
3 -78
PERSYARATAN TEKNIS ARSITEKTUR
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
Pelaksanaan
0 Bahan ini dipasang sesuai gambar dan diperkuat dengan rangka-rangka baja dan
penguat lain.
I Bahan yang datang di site harus lengkap dengan lapisan pelindung dari pabrik dan
dapat dibuka setelah mendapat persetujuan dari Tim Teknis / Konsultan.
3 -79
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini seperti tercantum
dalam spesifikasi dan/atau gambar kerja, antara lain dan tidak terbatas pada :
I Pekerjaan pasangan batu kali lainnya seperti tercantum dalam Gambar kerja
II Lantai kerja yang terdiri dari batu belah dan urugan pasir
STANDAR/RUJUKAN
0 NI.2/3/8/10
I P.B.I 1971
II ASTM
0 Contoh batu kali, pasir, yang akan digunakan harus diserahkan terlebih dahulu
kepada Tim Teknis / Konsultan Supervisi untuk diperiksa dan disetujui secara
tertulis, sebelum dikirimkan kelokasi proyek.
2-8
2-8
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Tim Teknis / Konsultan Supervisi akan
dipakai sebagai standart/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang
dikirim oleh Kontraktor kelapangan.
Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak cacat,
disimpan ditempat yang telah ditentukan/disetujui oleh Tim Teknis / Konsultan
Supervisi.
Tempat penyimpanan bahan harus cukup untuk proyek ini, bahan ditempatkan
dan dilindungi sesuai dengan jenisnya.
Tempat Penyimpanan
Bahan
0 Semen
0 Semen harus didatangkan dalam kantong yang utuh, tidak pecah, tidak
terdapat kekurangan berat dari apa yang tercantum pada kantong.
I Pasir
Pekerjaan pondasi baru dapat dilaksanakan bila semua pekerjaan galian dan ukurannya
telah diperiksa dan disetujui secara tertulis oleh Tim Teknis / Konsultan Supervisi
dan telah diberi anti rayap seperti yang disyaratkan dalam pekerjaan perlindungan.
Air/air hujan/air tanah harus dipompa dan dibersihkan dari galian sebelum dimulai
pekerjaan pondasi.
Dasar galian harus diurug dengan pasir urug setebal 10 cm, disiram dengan air sampai
jenuh kemudian diratakan dan dipadatkan sampai benar-benar padat.
Diatas lapisan pasir diberi pasangan batu kali kosong (aanstamping) yang
dipasang sesuai gambar kerja.
Pasangan batu kali untuk pondasi menggunakan adukan dengan campuran 1PC : 5PSR,
kecuali disyaratkan kedap air seperti tercantum dalam gambar kerja.
Untuk kepala pondasi digunakan adukan kedap air 1PC : 2PSR setinggi 20 cm,
dihitung dari permukaan atas pondasi kebawah. Pasir yang digunakan adalah
pasir pasang
Adukan harus membungkus batu kali sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian dari
pondasi yang berongga atau tidak padat khususnya pada bagian tengah.
Setiap jarak 60 cm as-as harus ditanam stek-stek besi dengan diameter 10 mm dan
tertanam sedalam 30 cm untuk sloof dan dinding pasangan batu bata seperti yang
tercantum dalam gambar rencana.
Pada peletakkan kolom beton atau kolom praktis beton harus ditanamkan stek-
stek tulangan kolom dengan diameter dan jumlah besi yang sama dengan
tulangan pokok pada kolom beton atau kolom praktis tersebut. Stek-stek harus
tertanam dengn baik pada pondasi sedalam minimum 40x diameter tulangan
atau sesuai dengan ukuran dalam Gambar Kerja.
Demikian pula dengan bagian stek yang tidak tertanam atau mencuat keatas
sepanjang minimum 40 kali diameter tulangan atau sesuai dengan ukuran dalam
gambar kerja.
Pengamanan pekerjaan
2 - 10
2 - 10
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
0 Batu kali
0 Batu kali yang digunakan harus batu pecah dari jenis yang keras, bersudut
runcing berwarna abu-abu hitam dan tidak poros/berpori serta mempunyai
kekerasan sesuai dengan persyaratan dalam PBI-1971.
I Portland Cement.
Merk yang dipilih harus dari satu produk, kecuali dinyatakan lain dengan
persetujuan tertulis dari Tim Teknis / Konsultan Supervisi. Pertimbangan
tersebut hanya dapat dilakukan dalam keadaan tidak adanya persediaan
dipasaran dari merk yang tersebut diatas.
II Pasir
0 Arti-arti istilah
Pasir buatan, adalah pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah batu.
Pasir alam, adalah pasir yang disediakan oleh kontraktor dari sungai atau
pasir alam lain yang didapat dengan persetujuan Tim Teknis / Konsultan
Supervisi.
Pasir paduan, paduan dari pasir buatan dengan pasir alam dengan
perbandingan campuran tertentu sehingga dicapai gradasi (susunan butir)
tertentu sesuai dengan yang diinginkan.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk kualitas tiap jenisnya dari semua
bahan yang dipakai dalam pekerjaan.
2 - 11
2 - 11
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
Timbunan alam pasir harus dibersihkan oleh Kontraktor dari semua tumbuhan
dan dari bahan lain yang tidak dikehendaki. Bahan tersebut harus diayak dan
dicuci sebagaimana diperlukan untuk menghasilkan pasir alam sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan disini.
Pasir yang digunakan harus halus, bersih dari timbunan tanah liat, mika dan hal-
hal lain yang merugikan dari substansi yang merusak. Jumlah prosentase dari
segala macam substansi yang merugikan beratnya tidak boleh lebih dari 5%.
Semua pasir yang akan dipakai dengan spesifikasi ini harus pasir alam
dan apabila terpaksa boleh dipakai pasir paduan. Persyaratan selanjutnya
adalah pasir harus mempunyai modulus kehalusan butir antara dua
sampai tiga puluh dua atau jika dengan standart Indonesia untuk beton
PBI-1971 atau dengan ketentuan sebagai berikut :
4 0 15
8 6 15
16 10 25
30 10 30
50 15 35
100 12 20
PAN 3 7
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam,
alkali dan bahan-bahan organis/bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu
pekerjaan. Apabila dipandang perlu, maka Tim Teknis / Konsultan Supervisi dapat
meminta kepada kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di Laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
Pekerjaan timbunan, lantai kerja pasir dan sub-grade pondasi pasangan batu kali harus
dipadatkan.
2 - 12
2 - 12
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
2.4.1.2. BAHAN
Pasir untuk pekerjaan menembok kualitasnya harus baik, bersih, bebas dari
bahan lain.
Air untuk pekerjaan menembok juga harus memenuhi syarat dalam pekerjaan
struktur beton.
Kapur (kalau disyaratkan) harus kapur aduk bermutu tinggi dan disetujui oleh
Tim Teknis / Konsultan Supervisi.
Adukan harus dicampur dalam alat atau pada tempat pencampuran yang telah
disetujui atau dicampur dengan tangan, diatas permukaan yang keras.
Sangat dilarang memakai adukan yang sudah mulai mengeras atau
membubuhkannya untuk dipakai lagi.
1. Bata
Bata harus bata biasa dari tanah liat, hasil produksi lokal dengan ukuran nominal
6 cm x 12 cm x 24 cm yang dibakar dengan baik dan bersudut runcing dan
rata, tanpa cacat atau mengandung kotoran.
Meskipun ukuran bata yang biasa diperoleh di suatu daerah mungkin berbeda
dengan ukuran tersebut diatas harus diusahakan supaya tidak terlalu
2 - 13
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
0 Kualitas baik.
I Pembakaran matang
II Warna merah merata, tidak belang-belang karena pembakaran yang tidak
merata.
III Permukaan rata, tegak lurus antar sisi-sisinya dan ujung runcing.
IV Keras dan tidak mudah patah
V Ukuran setiap bata sama dan satu kualitas (toleransi ±3 mm).
VI Penyerahan ditempat pekerjaan hanya boleh diizinkan maksimum 5 %
yang patah.
2. Adukan
Semua finish dinding mulai dari ujung atas balok pondasi beton (sloof) sampai
0 cm diatas permukaan lantai finish yang sudah jadi harus dibuat dari adukan
I PC : 2 pasir (pasangan trasraam).
Demikian pula pada semua pasangan dinding tembok untuk list plank setinggi
0 cm dari permukaan atas. Seperti ditunjukan dalam gambar dinding untuk
kamar mandi, toilet, dsb.
Untuk dinding tembok toilet, WC, R. Wudhu, Janitor, dsb, jika tidak ada
ketentuan lain, harus memakai adukan jenis trasraam sampai ketinggian 1,80
m diatas permukaan lantai finish.
3. Pelaksanaan
Dinding harus dipasang dan diukur ketelitianya (uitzet) dan didirikan menurut
masing-masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti
pada gambar, dan kontraktor harus memasang piket (uitzet), lubang-lubang
dan sebagainya dengan alat uitzet yang disetujui.
2 - 14
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
Dalam pemasangan tembok tidak boleh meneruskan di suatu bagian lebih dari 1
meter tingginya dalam satu hari.
Mengorek Sambungan
Semua sambungan harus dikorek paling sedikit 0,5 cm agar finish dinding
dapat melekat dengan baik.
Dinding tembok harus dibasahi terus menerus selama paling sedikit 7 hari
setelah didirikan.
Antara sambungan dinding dengan kolom, pondasi dan lain-lain harus dipasang
angker pengikat besi harus dipasang pada sambungan-sambungan dinding
tersebut setelah dibersihkan dari kulit ozin besi, karat dan debu bangunan.
Beton harus dikasarkan dengan alat yang sesuai pada sambungan vertikal dengan
dinding agar adukan tembok dapat merekat.
Siar-Siar (nad)
Dimana ada pertemuan kusen kayu dengan tembok dimana tidak ada list
kayu, plesteran harus diberi siar (nad) selebar 0,5 cm dan dalam 0,5 cm.
Kolom Praktis
2
Harus ada kolom praktis, sloof dan ringbalok untuk tiap maksimum 12 m
2
dinding dalam (interior) dan 9 m dinding luar (eksterior). Dimensi kolom
praktis 13 cm x 13 cm dengan tulangan dan sengkang diameter 8 mm.
2 - 15
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
LINGKUP PEKERJAAN
1. Lingkup Pekerjaan
0 Bahan
Portland semen, pasir dan air sesuai dengan bab pekerjaan beton.
Cat tembok yang digunakan ex. ICI (Dulux Weathershield) atau setara untuk
exterior, dan ex. ICI (Dulux Pentalite) atau setara untuk interior.
Plamir dan cat dasar yang digunakan sebaiknya yang dikeluarkan oleh pabrik
yang sama untuk masing-masing lapisan pemakaian.
Semua warna dipilih oleh Perencana dan disetujui oleh Tim Teknis / Konsultan
Supervisi, dan Kontraktor harus memasukkan dalam penawarannya biaya
pengadaan contoh-contoh warna untuk disetujui.
Semua bahan-bahan cat harus diperoleh dari leveransir yang telah disetujui dan dapat
memberikan keterangan lengkap mengenai bahan tersebut dan prosesnya.
2 - 16
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
Untuk mengeringkan dinding bata dan permukaan beton harus diberikan cukup
waktu.
Semua permukaan harus dibersihkan dengan disikat memakai sikat yang kaku,
untuk membersihkan dari bintik-bintik, semua bahan-bahan dan lapisan-
lapisan yang lepas.
4. Pelaksanaan
Untuk penyelesaian muka beton, diberi lapisan yang tebalnya tidak lebih dari 1,5
cm dan diberi lapisan finish yang diterima oleh Tim Teknis / Konsultan
Supervisi.
Hasil permukaan plesteran harus benar-benar merupakan bidang yang rata dan
halus.
Plesteran harus dibiarkan basah selama paling sedikit dua hari setelah dipasang.
Pekerjaan yang sudah selesai, tidak boleh ada retak, noda dan cacat-cacat
lainnya.
2 - 17
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
I Semua pekerjaan plesteran atau semen yang cacat harus dipotong dan
diperbaiki dengan plesteran dari jenis yang sama.
III Retak retak yang lebar harus dipotong dengan pinggir- pinggirannya
bersambung menjadi rata dengan plesteran sekelilingnya.
IVSebelum permukaan plesteran diberi satu lapisan cat dasar yang tahan alkali,
debu-debu menempel pada permukaannya harus dibersihkan dengan lap yang
kering dan kasar lalu dilanjutkan dengan menyekanya memakai lap yang
dibasahi dengan air bersih, lalu dikeringkan.
VIKhusus untuk pemakaian / setara, tata cara pengecatan harus sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan oleh produsen cat tersebut. Semua pekerjaan
pengecatan tersebut diatas harus dilakukan oleh Pelaksana yang merupakan
ahlinya pada pekerjaan ini.
Lingkup Pekerjaan
Bahan-bahan
2 - 18
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
I Tile Adhesive dan Grouting yang digunakan ex. AM, Lemkra atau setara.
Persiapan Keramik
0 Setelah dinding siap, maka ubin-ubin yang akan dipasang diseleksi setempat.
Untuk mendapatkan ubin-ubin yang baik dan warna yang sesuai dengan lay-
out plan (Rencana Pola Lantai), serta tidak ada bagian yang gompal retak atau
cacat lainnya.
Pemasangan
II Lebar siar (naad) dilaksanakan dengan rata, sama besar dan setiap
perpotongan siar ujung-ujung runcing dan rapi, membentuk dua garis lurus
yang saling tegak lurus.
III Bidang ubin harus rata, aduk terisi padat serta siku dan waterpass.
IV3 x 24 Jam setelah pemasangan keramik selesai, siar (naad) diisi dengan
grouting warna sesuai persetujuan Tim Teknis / Konsultan Supervisi,
sedemikian rupa sehingga lubang-lubang terisi padat.
VII Sisa air semen dibersihkan hati-hati dengan menggunakan sikat kuningan
serta larutan lemah air keras.
2 - 19
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
Lingkup Pekerjaan
Bahan-bahan
II Coating anti lumut ex. AM, Lemkra atau setara, dan disetujui Tim Teknis /
Konsultan Supervisi.
Persiapan Bahan/Material
0 Setelah dinding siap, maka batu tempel yang akan dipasang diseleksi
motif dan warnanya sesuai gambar (Skema Warna/ Colour Scheme) dan
harus mendapatkan petunjuk dari Perencana Arsitektur dan disetujui oleh
Tim Teknis / Konsultan Supervisi.
I Jika batu tempel atau bagiannya menurut gambar harus dipotong, diprofil
atau disesuaikan dengan desain, hanya diperkenankan dengan
menggunakan mesin potong, dihaluskan dengan mesin gerinda atau mesin
khusus dan dikerjakan oleh seorang ahli.
Pemasangan
● Batu tempel dipasang pada ruang-ruang seperti yang tercantum dalam gambar.
● Setelah dinding rata, batu tempel dipasang tepat sesuai dengan ukuran dan pola
dalam gambar, sehigga menghasilkan permukaan yang rata.
● Batu tempel dipasang dengan menggunakan perekat khusus dan adukan dengan
campuran 1 semen + 4 pasir.
2 - 20
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
Coating anti lumut diberikan sebagai finishing akhir permukaan dinding batu.
Bahan-bahan
0 Digunakan Granit ex. import kualitas baik dan disetujui Tim Teknis /
Konsultan Supervisi
II Special Additives dan Coloured Grout yang dipakai ex. AM, Lemkra atau
setara.
Persiapan
Pemasangan
Pembersihan
2 - 21
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
Bahan yang cacat tidak boleh digunakan, bahan yang dipasang harus sesuai
contoh yang sudah disetujui Tim Teknis / Konsultan Supervisi dan
Perencana.
Khusus untuk partisi toilet dipakai sistem partisi siap pasang dari bahan high
density board difinish dengan high pressure laminated (HFL) sheet.
2.5.3. REFERENSI
Quality Assurance :
Kualifikasi pekerja :
Kontraktor harus mengirimkan contoh bahan dan sistem partisi yang akan
dipakai lengkap dengan tehnikal spesifikasi dan label dari pabrik pembuat.
2 - 23
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
2.5.6. GARANSI
2.5.7. BAHAN
2.5.8. PEMASANGAN
Setelah terpasang, bidang permukaan rangka partisi harus rata, lurus dan
waterpass.
Penggunaan rangka, sekrup dan lain-lain harus rapih dan tertanam dengan
baik,sehingga tidak merusak daun pintu, kusen maupun alat-alat
2 - 24
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
penggantung.
Kontraktor harus menjaga agar supaya dinding partisi khusus ini setelah
terpasang, terjaga dan terpelihara dari kotoran-kotoran dan kerusakan-
kerusakan akibat pekerjaan-pekerjaan lain yang sedang dikerjakan, ataupun
terkena benturan-benturan baik oleh manusia maupun alat-alat kerja dan
sebagainya.
Instalasi :
2 - 25
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
Meliputi penyediaan secara lengkap akan tenaga, alat-alat dan bahan-bahan yang
berhubungan dengan pekerjaan kayu (kasar dan halus) dalam hubungannya dengan
gambar dan spesifikasi.
2.6.2. BAHAN
Kualitas
0 Semua kayu untuk jenis yang ditentukan harus dari kualitas yang baik,
serta memenuhi persyaratan yang terdapat pada SII-045/81.
I Tidak ada getah, celah, mata kayu yang lepas atau mati, susut pinggir-
pinggirnya, bekas dimakan bubuk dan cacat lainnya.
0 Kelembaban kayu yang dipakai untuk pekerjaan kayu yang didalam dan
pekerjaan kayu halus, harus kurang dari 15 % dan untuk pekerjaan kayu
kasar harus kurang dari 20 % (dengan wood moisture tester).
Jenis Kayu
2 - 26
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
0 Semua ukuran di dalam gambar adalah ukuran jadi (finish), yaitu ukuran
kayu setelah selesai dikerjakan dan terpasang. Kayu kasar diketam, dibor,
atau jika tidak, dikerjakan dengan mesin menurut ukuran-ukuran dan
bentuk yang tertera dalam gambar.
Permukaan Luar
II Jika terdapat mata kayu yang mulus (keras) pada salah satu permukaan
kayu yang akan dicat, dan mata kayu itu diameternya tidak lebih dari 4
cm dan tidak memenuhi lebih dari setengah permukaan kayu tersebut,
maka kayu ini dapat diterima.
Susut (Mengkerut)
2 - 27
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
Pembuatan
Pengawetan/Perlindungan Kayu
Pada semua pekerjaan kayu, bahan kayu diberi lapisan pengawet/ pelindung.
Untuk kayu yang akan dicat dengan bahan solignum/ creosot, untuk kayu
halus yang akan dicat dengan lapisan meni.
2 - 28
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
Talang corong adalah pipa dari pipa besi 6” terbaik disetujui Tim Teknis / Konsultan
Supervisi , ex lokal kelas AW atau setara.
Saluran untuk talang corong dibuat dengan bentuk dan ukuran penampang dalam
gambar untuk itu dan direkatkan pada rangka atap dan dimasukkan/ditanam
(inbow) kedalam dinding/kolom kemudian diberi klem secukupnya sehingga
dijamin kekuatannya.
Pada sambungan sudut dipakai “Bog” (sambungan) dari bahan yang sama dan sesuai
dengan ukuran pipa.
Pada sambungan talang corong dengan talang datar telah dilipat dengan rapi dan kuat.
Setelah talang corong terpasang pipa talang harus lurus, pada sambungan ulir diberi
“seal” sehingga tidak bocor, talang corong PVC dipasang pada dinding dengan
jarak 3 cm dan diberi klem tiap jarak 150 cm dengan ketinggian seragam.
Talang corong diberi menie dan dicat dengan cat besi sesuai dengan warna yang di
tentukan Tim Teknis / Konsultan Supervisi.
0 Lingkup pekerjaan adalah pada keseluruhan unit bangunan seperti tertera dalam
gambar dan dilokasi.yang ditentukan, meliputi pula penyediaan tenaga kerja, bahan
dan peralatan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan hasil yang baik.
I Penutup atap menggunakan Roof Sheet Zincalume dengan ketebalan 0.4 mm.
2 - 29
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
III Sebelum pemasangan penutup atap, rangka atap harus sudah tertutup dengan
heat Insulation.
IVPetunjuk pemasangan penutup atap mengikuti prosedur pabrik.
a. Umum
0 Lingkup Pekerjaan seperti tertera dalam gambar dan dilokasi yang ditentukan,
meliputi pula penyediaan tenaga kerja, bahan dan peralatan untuk terlaksanya
pekerjaan ini dengan hasil yang baik.
I Syarat-syarat umum dan bahan pekerjaan atap plat beton sepenuhnya mengikuti
Peraturan Beton Indonesia (PBI) tahun 1971 (NI-2) dimana pelaksanaan pekerjaan
dan aturan-aturan lainnya.
b. Bahan
III Untuk waterproofing plat atap digunakan jenis Sheet Membrane ex. Grace (type
3000) atau setara, dan penggunaannya disesuaikan dengan persyaratan pabrik.
Pemasangan
0 Harus sesuai dengan bab pekerjaan beton. Harus diperhatikan arah kemiringan atap
dan harus sudah dipersiapkan corong/lubang-lubang cucuran talang dan lain-lain
sehingga tidak perlu membobok beton yang sudah dicor.
I Atau untuk talang yang direncanakan pada shaft-shaft yang telah disiapkan yang
fungsinya juga sebagai saluran jaringan (ducting) AC, maka waktu pengecoran
harus dipasang sparing, hal ini harus dikonsultasikan dengan Tim Teknis /
Konsultan Supervisi.
Finishing Atap
0 Finishing dilakukan setelah dak beton kering betul dan mendapat persetujuan dari
Tim Teknis / Konsultan Supervisi apakah atap tersebut memenuhi syarat untuk
difinish.
II Pada saat ini dicek kemiringan-kemiringan atap, setelah itu diberi finish akhir
dengan lapisan waterproofing.
2 - 30
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
Sedangkan untuk atap dak beton yang memang dibuat miring, maka kemiringan
tersebut disesuaikan dengan rencana dalam gambar bestek.
Lingkup Pekerjaan
0 Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, dan peralatan yang
dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan atap transparan
(pergola/canopy) seperti yang ditujukkan pada gambar rencana.
I Pekerjaan ini dilaksanakan pada sebagian atap area void seperti yang ditunjukkan
dalam gambar rencana dan petunjuk Tim Teknis / Konsultan Supervisi
Pengendalian Pekerjaan
Sesuai dengan standar dan spesifikasi dari pabrik dan telah disetujui oleh Tim
Teknis / Konsultan Supervisi.
Bahan- Bahan
I Bahan rangka dan penjepit sesuai gambar pelaksanaan standar pabrik dan
dilengkapi dengan internal gutter system.
Pelaksanaan
0 Bahan ini dipasang sesuai gambar dan diperkuat dengan angka-rangka baja dan
penguat lain.
I Bahan yang datang di site harus lengkap dengan lapisan pelindung dari pabrik dan
dapat dibuka setelah mendapat persetujuan dari Tim Teknis / Konsultan Supervisi.
2 - 31
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
2.8.1. UMUM
Lingkup pekerjaan
Lingkup Pekerjaan meliputi pengadaan bahan, alat dan tenaga kerja untuk pekerjaan
kayu sesuai dengan gambar dan syarat-syarat serta spesifikasi khusus.
Pekerjaan Pemasangan
II Kontraktor harus memeriksa apakah kualitas bahan yang dipakai, dimensi yang
ditunjukan dalam gambar rencana sudah memenuhi ketentuan struktur dan
ketahanan.
III Pemborong harus memeriksa semua permukaan yang akan berhubungan dengan
pekerjaan tembok, dan memberitahukan Tim Teknis / Konsultan Supervisi
seandainya permukaan - permukaan yang bersangkutan dalam keatidak
memungkinkan untuk mendapatkan pembetulan-pembetulan.
2 - 32
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
Pekerjaan yang selesai, harus bebas dari noda/cacat dan kerusakan baik pada bahan
maupun cara pengerjaannya watertight, dan perlu jaminan pemeliharaan.
Bahan
0 Kusen, jendela dan daun pintu dari material kayu Nyatoh dan Kamper (kelas 1).
III Pintu-pintu tersebut harus dibuat dengan ukuran dan detail-detail yang diberikan
dalam gambar yang bersangkutan.
IVPerlengkapan seperti engsel, kunci, handle, dan lain-lain lihat pada penjelasan
Perlengkapan Kunci-Kunci dan Penggantung.
Pengerjaan
II Permukaan yang bersentuhan dengan adukan tembok harus dicat meni alkali atau
cat meni besi.
0 Tiap daun pintu dan jendela harus berukuran pas dengan kusennya diperhitungkan
tebal cat dan kemungkinan pengembangan atau pengerutan kayu.
I Kunci, engsel-engsel dan sebagainya harus tepat pada kedudukannya, rongga pada
rangka vertikal, pada kunci dan penggantung dan di atas rel tidak boleh melebihi 2,5
2 - 33
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
mm, lubang yang dibawah tidak boleh melebihi 3 mm, semua ujung-ujung yang
runcing harus dibulatkan dan rangka vertikal pada kunci harus dimiringkan sedikit.
0 Pekerjaan kayu halus tidak boleh diangkut ke tempat pekerjaan kecuali jika sudah
dipasang.
I Untuk pekerjaan kayu halus yang harus dibuat, kalau belum selesai sama sekali,
tidak boleh diangkut ketempat pekerjaan, juga tidak boleh disetel-setel jika
bangunan belum siap untuk menerima pemasangan pekerjaan kayu tersebut.
II Tim Teknis / Konsultan Supervisi dan Perencana harus diberikan fasilitas untuk
memeriksa semua pekerjaan yang sedang dilaksanakan di bengkel-bengkel dan di
lapangan.
III Kontraktor harus menyediakan pintu-pintu sementara dan penutup semua lubang-
lubang yang diperlukan untuk melindungi pekerjaan kayu halus selama dalam
pelaksanaan.
IVJuga harus menyediakan pembungkus atau penutup sementara yang diperlukan untuk
pekerjaan-pekerjaan kayu halus yang sudah selesai seperti ambang-ambang pelindung
dan sebagainya yang mungkin dapat rusak selama pelaksanaan pekerjaan.
0 Jika pekerjaan kayu halus akan dipasang setelah rangka pada bangunan
sekelilingnya telah selesai, Kontraktor menjamin bahwa segala pekerjaan kayu
halus yang harus dipasang telah disetel ke dalam rangka yang telah disediakan.
III Pekerjaan kayu halus tidak boleh dipasang dulu dalam kedudukannya sampai
rangka pada lantai, dinding dan langit-langit telah selesai.
0 Semua pintu dan jendela harus dapat ditutup dan dibuka dengan bebas tapi tidak
longgar, tanpa terjadi macet atau terhambat dan semua kunci-kunci dan engsel-
engsel cocok dan dapat bekerja dengan wajar.
2 - 34
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
0 Kaca (floated glass) harus standard yang jernih, dari pabrik yang disetujui dan yang
tebalnya seperti yang disebut dalam gambar atau syarat dan spesifikasi khusus.
I Dempul untuk memasang kaca ke kusen-kusen kayu harus diperoleh dari leveransir
yang terkenal dan disetujui. Dempul untuk pemasangan kaca pada waktu diterima,
dikaleng, tidak boleh kering atau sudah mengeras.
II Alur kayu harus dibersihkan, diplamir dan dicat dengan lapis cat minyak sebelum
kacanya dipasang.
III Kaca harus dipotong menurut ukuran kusen, dengan kelonggaran sesuai standar
pabrik, lalu dipasang dan dikukuhkan memakai dempul kaca dan lat-lat kayu dan
dipaku dengan sekrup.
IVKaca harus dipotong menurut panjang yang dikehendaki dengan diberi lowongan
sedikit lalu dimasukkan kedalam jalur kusen yang sebelumnya sudah diberi
dempul kaca.
V Daun-daun kaca tersebut dipasang dengan kokoh memakai list kayu kecil yang
keras.
VIKaca harus dipasang lurus dan tegak lurus, harus distel ditengah-tengah dengan
hati-hati sampai kerenggangan (clearence) yang sama.
VII Sebelum pemasangan kaca, semua kotoran dan bekas minyak harus dibersihkan,
sehingga tidak mengganggu pekerjaan perekatan.
IXSemua pekerjaan terpasang harus dilindungi dari akibat pekerjaan lain seperti
cipratan cat, plesteran, noda atau percikan las
Kondisi lokasi diperiksa terlebih dulu, ukur dimensi lubang yang akan dipasang
kusen, pintu atau teralis besi. Laporkan secara tertulis kondisi yang ada di lapangan,
cocokkan perbaikan yang telah dilakukan sebelum memulai pekerjaan berikutnya.
2 - 35
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
Pekerjaan Besi
0 Pemilihan jenis besi dan warna cat yang digunakan ditentukan oleh perencana.
Pengecatan Besi
III Sebelum pengecatan pastikan permukaan besi bebas dari debu, minyak, karat dan
cat lama yang terkelupas.
VIDisarankan sebelum cat akhir diberi 1 lapis cat Undercoat kayu & Besi untuk
menutupi warna cat dasar anti karat.
VII Terakhir diberi 2 lapis cat khusus besi dengan selang waktu pengecatan 16 jam.
VIIISebaiknya cat diencerkan sampai 10% dengan Thinner Synthetic N-005-95 agar
setiap lapisan cukup tipis dan hasil permukaan lebih rata, sehingga kilapnya akan
lebih baik.
Pelaksanaan
2 - 36
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
Komponen pintu harus dipasang dalam struktur yang kaku sesuai dengan petunjuk
pemasangan dari pabriknya.
Hasil pengecatan harus rata dan tidak cacad serta semua sistem mekanisnya dapat
bekerja dengan baik dan sempurna.
Bahan
0 Kusen, jendela dan daun pintu dari alumunium, kecuali pintu interior yang
ditentukan
III Pintu-pintu tersebut harus dibuat dengan ukuran dan detail-detail yang diberikan
dalam gambar yang bersangkutan.
IVPerlengkapan seperti engsel, kunci, handle, dan lain-lain lihat pada penjelasan
Perlengkapan Kunci-Kunci dan Penggantung.
Pengerjaan
0 Tiap daun pintu dan jendela harus berukuran pas dengan kusennya diperhitungkan
tebal cat .
2 - 37
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
0 Untuk pekerjaan pintu/jendela yang harus dibuat, kalau belum selesai sama sekali,
tidak boleh diangkut ketempat pekerjaan, juga tidak boleh disetel-setel jika
bangunan belum siap untuk menerima pemasangan pekerjaan kayu tersebut.
0 Semua pintu dan jendela harus dapat ditutup dan dibuka dengan bebas tapi tidak
longgar, tanpa terjadi macet atau terhambat dan semua kunci-kunci dan engsel-
engsel cocok dan dapat bekerja dengan wajar.
0 Kaca (floated glass) harus standard yang jernih, dari pabrik yang disetujui dan yang
tebalnya seperti yang disebut dalam gambar atau syarat dan spesifikasi khusus.
I Karet dan sealant untuk memasang kaca ke kusen-kusen alumunium harus diperoleh
dari leveransir yang terkenal dan disetujui. Karet dan sealant untuk pemasangan kaca
pada waktu diterima, dikaleng, tidak boleh kering atau sudah mengeras.
2 - 38
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
Alur kayu harus dibersihkan, diplamir dan dicat dengan lapis cat minyak sebelum
kacanya dipasang.
Kaca harus dipotong menurut ukuran kusen, dengan kelonggaran sedikit, lalu dipasang
dan dikukuhkan menggunakan alat-alat yang telah ditentukan.
Kaca harus dipotong menurut panjang yang dikehendaki dengan diberi lowongan
sedikit lalu dimasukkan kedalam jalur kusen yang sebelumnya sudah diberi karet
lalu di-sealant.
Kaca harus dipasang lurus dan tegak lurus, harus distel ditengah-tengah dengan hati-
hati sampai kerenggangan (clearence) yang sama.
Sebelum pemasangan kaca, semua kotoran dan bekas minyak harus dibersihkan,
sehingga tidak mengganggu pekerjaan perekatan.
Kaca diidentifikasi dengan tanda-tanda peringatan menggunakan tape atau cara lain
yang tidak membekas pada kaca setelah dibersihkan.
Semua pekerjaan terpasang harus dilindungi dari akibat pekerjaan lain seperti cipratan
cat, plesteran, noda atau percikan las.
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini melingkupi pengadaan bahan, peralatan dan pemasangan pekerjaan pintu
baja berikut kusen dan perlengkapan lainnya yang sesuai standar untuk pekerjaan ini.
Pekerjaan ini dilaksanakan pada ruang-ruang seperti pintu ruang tangga darurat (tahan
api 2 jam) dan pintu baja biasa seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
Pengendalian Pekerjaan
0 SII-0233-79
0 SII-0137-80
I SII-0192-78
II AWS-01.0-89
III Syarat Dinas Kebakaran Pemda DKI
IV Sesuai Rekomendasi Pabrik
V Petunjuk Tim Teknis / Konsultan Supervisi
2 - 39
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
Bahan-bahan
I Daun Pintu
II Perlengkapan Pintu
Semua perlengkapan pintu engsel, flush bolt, handle (penampang bulat) dan lain-
lain harus sesuai dengan pekerjaan ini.
Pintu yang digunakan adalah produksi Bostinco, Lion Metal, atau yang setara.
Pelaksanaan
III Komponen pintu harus dipasang dalam struktur yang kaku sesuai dengan
petunjuk pemasangan dari pabriknya.
2 - 40
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
Hasil pengecatan harus rata dan tidak cacad serta semua sistem mekanisnya dapat
bekerja dengan baik dan sempurna.
1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan, alat dan tenaga kerja untuk pekerjaan ini, yaitu
pemasangan kunci, engsel, rel dan kelengkapan pintu, jendela lainnya.
Kunci-Kunci
Tiap kunci harus mempunyai 3 buah anak kunci. Pemborong harus memperlihatkan
contohnya terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan Tim Teknis / Konsultan
Supervisi.
Handle, Engsel - engsel, Door Closer, Door Stopper, Cylinder, Flush, Bolt, Lockcase,
Rail/Runner dan Hinges
2 - 41
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
II Sekrup yang rusak pada waktu dipasang harus dicabut kembali dan diganti.
III Semua kunci-kunci, pegangan, engsel dan lain-lain harus terpasang dengan baik,
presisi dan tidak ada cacat.
IV Semua bagian yang cacat atau rusak harus segera diganti.
0 Semua barang-barang dari besi harus disingkirkan dan dibungkus dengan plastik
atau tempat aslinya setelah dicoba.
I Pemasangannya dilakukan setelah bangunan selesai dan dicat.
2 - 42
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
Pekerjaan meliputi penyediaan alat, bahan dan tenaga untuk keperluan tenaga ini.
Material / Bahan
0 Gypsum board yang digunakan ex. Jayaboard atau setara dengan ketebalan T = 9
mm
II Rangka plafond yang digunakan adalah rangka metal puring ex. Jayaboard atau
setara.
Lingkup pekerjaan
0 Masing-masing rangka disambung dengan las (spot welding) atau riveting. Setiap
sambungan harus siku dan lurus.
I Pemasangan kerangka metal diatur sedemikian rupa agar tepat pada as sambungan
gypsum board.
II Rangka harus benar-benar kuat dan tegak lurus, sesuai dengan peil yang
dikehendaki.
0 Pekerjaan pemasangan gypsum board harus harus ditangani oleh orang yang benar-
benar ahli dalam bidang ini.
2 - 43
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
Permukaan sambungan gypsum board yang telah diberi dempul dan kering, diampelas
sehingga rata dan halus.
2 - 44
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
Umum
III Tanah yang ada tanaman harus digali terpisah dari tanah yang tidak ada
tanamannya, menggalinya rata sedalam 20 cm dan tanah galiannya harus dipakai
bahan urugan.
Penggalian
I Sebelum penggalian tanah untuk pondasi dimulai harus dilakukan penggalian top
soil sedalam 20 cm dari permukaan tanah.
2-4
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
II Lapisan lumpur harus diangkat dan diganti dengan tanah urug yang disetujui.
Akar-akar bekas tanaman harus diangkat sampai bebas akar.
Jika ditemukan tulang-belulang atau bekas kuburan di lokasi pada waktu pelaksanaan
pekerjaan, Pemborong harus memberikan perlindungan secukupnya sampai Tim
Teknis / Konsultan Supervisi mengadakan peninjauan dan memberikan perintah-
perintah selanjutnya. Tidak ada perpanjangan waktu yang diberikan atas
terganggunya pekerjaan yang disebabkan oleh penemuan seperti itu.
Pemborong harus menjaga agar seluruh galian tidak digenangi air yang berasal dari
hujan, dari parit, banjir, mata air atau lain-lain sebab, dengan jalan memompa,
menimba, menyalurkan ke parit-parit atau lain-lain, dan biaya untuk pekerjaan-
pekerjaan tersebut harus dianggap telah masuk harga kontrak.
2-5
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
Umum
0 Lapisan tanah paling atas harus dibuang dan permukaan tanah harus digilas untuk
mencapai 90% kepadatan maksimum standard proctor atau ASTM D1557 dengan
ketebalan pengurugan 15 cm sebelum menebarkan lapisan urugan berikutnya.
I Semua bahan urugan atau pengurugan kembali harus disetujui oleh Tim Teknis /
Konsultan Supervisi sebelum dipakai. Bahan tanah urug harus granulair dengan
keadaan clay tidak lebih dari 20 % .
Pelaksanaan Pengurugan
I Pemadatan urugan dengan memakai alat penggilas bobot 8 ton, yang telah disetujui
atau alat lainnya yang sesuai dengan persetujuan Tim Teknis / Konsultan Supervisi.
0 Penggalian dan pengurugan harus diperiksa dan disetujui oleh Tim Teknis /
Konsultan Supervisi sebelum tahap pembangunan selanjutnya dimulai.
II Dalam hal pengurugan, jika bagian-bagian yang dipadatkan sudah siap, Tim
Teknis / Konsultan Supervisi harus segera diberitahu, agar segera mengatur untuk
mengadakan pengujian kepadatan. Pengujian dengan sand cone test dilakukan
pada setiap lapisan setebal 15 cm yang telah dipadatkan.
III Kayu-kayu, sampah dan lain-lain tidak boleh dibiarkan tertinggal pada waktu
pengurugan dilaksanakan, kecuali jika ada persetujuan dari Tim Teknis /
Konsultan Supervisi.
2-6
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2 : PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
4. Pengurugan
Pengurugan sekitar pondasi, septic-tank, dan lain-lain yang sudah dibangun harus
dilaksanakan sekaligus berturut-turut dan tidak boleh melakukannya terpisah-
pisah kecuali jika ada persetujuan Tim Teknis / Konsultan Supervisi.
Perataan Terakhir
0 Daerah-daerah yang diurug atau digali yang tercantum di dalam kontrak ini, harus
diratakan hingga sama halusnya dan tidak ada permukaan yang tidak rata.
I Bilamana ada perubahan kemiringan yang dikehendaki, maka harus diusahakan
agar terjadi peralihan penampang yang lengkung tanpa ada perubahan yang
mencolok.
II Di sekitar bangunan dan lain-lain yang didirikan dibuat suatu kemiringan yang
tidak kurang dari 2 %, kecuali jika ada penentuan lain atau ditunjukan pada
gambar.
2-7