Anda di halaman 1dari 25

ASAL USUL KABUPATEN ACEH SINGKIL KOTA SUBULUSSALAM

Makna kata singkil, singkil asal katanya Sekel yang artinya MAU . Oleh sebab itu
suku Singkil mudah untuk menyesuaikan diri dengan suku yang lain. Oleh Sebab itu Di
Singkil sendiri terdapat banyak Suku-suka. Atau boleh juga dikatakan bahwa orang Singkil
Adalah Orang yang sangat netral terhadap suku yang lain.
Penduduk dalam wilayah Kabupaten Aceh Singkil secara garis besar dapat
dikelompokkan berdasarkan asal-usulnya, walaupun sekarang ini sudahsamar (tidak kentara
lagi).
Ada beberapa etnis awal atau asal dari penduduk yang menetap di wilayah Singkil,
dan dengan penelusuran jejak asalnya secara global maka terdapat berbagai etnis didalamnya
yaitu : Etnis Aceh, Etnis Batak, Etnis Minangkabau, Etnis Nias, dan Etnis-etnis lainnya
dalam jumlah kecil.
Pengelompokan ini didasarkan karena dari setiap etnis masih dapat dirinci asal muasal
etnis tersebut datang ke Singkil.Faktor-faktor yang menjadi tujuan utama etnis-etnis tersebut
datang ke wilayah Singkil adalah karena faktor ekonomi serta faktor-faktor sekunder lainnya.

Etnis Aceh

Dimasa yang lalu kelompok etnis Aceh ini terkelompokkan dalam komunitas wilayah
tertentu. Diantarakomunitas Aceh yang ada di wilayah Singkil adalah di Kuala Baru.
Budaya etnis Aceh berada dalam kehidupan bersama di kelompok yang telah ada
acuan kebersamaannya. Kelompok ini dipimpin oleh seoarang yang berwibawa dan
terpandang. Tetapi pimpinan ini tidak lantas menjadi pimpinan yang absolut. Pemimpin etnis
ini ditunjuk untuk mengurus soal adat (kepala adat), yang sangat erat hubungannya dengan
pemerintahan, ekonomi, politik dan kegiatan masyarakat lainnya. Pemimpin didampingi oleh
pemuka agama atau imam, yang menuntun kehidupan keagamaan. Hukum yang dibuat oleh
pimpinan dan masyarakat harus sesuai dengan hukum agama. Oleh karena itu kedudukan
seorang pimpinan keagamaan sama dengan pimpinan kelompok.
Keadaan ini sama antara gampong (kampung), kerajaan besar atau kecil. Tradisi ini
memungkinkan adanya kerajaan kecil yang muncul di Kabupaten Aceh Singkil pada waktu
yang lalu, atas inisiatif etnis Aceh.
Sistem kemasyarakatan etnis Aceh adalah menurut garis keturunan Ayah dan
juga Ibu. Perpaduan patrilineal dan matrilineal ini dalam hubungan kekerabatan yang
mengakibatkan terjadinya pembauran etnis ini dengan etnis lainnya sehingga terjadinya
asimilasi sehingga menumbuhkan bentuk ke-Singkil-an suku. Terlebih lagi mencairnya
pemisahan antara berbagai etnis maka terjadilah perkawinan antar etnis yang memunculkan
kehidupan harmonis saling menghargai serta timbulnya rasa kesatuan wilayah SINGKIL dan
bahasa pergaulan tidak mutlak lagi dengan menggunakan bahasa Aceh.

Etnis Batak
Wilayah Singkil merupakan bagian dari wilayah Aceh secara keseluruhan, tetapi
wilayah Singkil pada masa yang lalu jauh lebih sulit untuk dicapai atau didatangi oleh
masyarakat /penduduk Aceh lainnya. Hal ini disebabkan karena adanya kendala-kendala
hubungan, keterikatan pada adat istiadat dan kendala lainnya yang menyebabkan perpindahan
penduduk dari etnis Aceh ini menjadi sedikit. Kendala utama yang menjadi penghambat
utama masuknya etnis Aceh ini adalah karena faktor keadaan alam Singkil pada masa lalu.
Sebaliknya dari etnis Batak kendalanya lebih kecil, dan didorong untuk mendapat
kehidupan yang lebih baik karena keterbatasan tanah suku (adat) yang ada didaerah asalnya
yang menyebabkan lebih mudahnya mereka datang ke wilayah Aceh Singkil.
Terjadinya perpindahan penduduk (migrasi) dari daerah wilayah Batak telah
berlangsung sejak lama. Migrasi etnis Batak ini datang dengan cara berkelompok di suatu
lokasi yang kemudian menjadi Huta atau Kota/Kampung. Tradisi etnis batak, marga pertama
yang membuka huta adalah yang menjadi penguasa daerah itu.Pendatang baru yang datang
kemudian akan menempati daerah yang bertetangga dengan penduduk yang datang
sebelumnya, sehingga tersusun suatu tatanan kemasyarakatan yang telah dihuni oleh
masyarakat batak diatas.
Daerah yang telah ditempati diatas diatur oleh raja setempat, seperti Raja Penyusunan
Bulung merupakan raja yang menguasai pemerintahan Huta, Raja Torbin Balok yang
berkuasa di daerah tetangga Raja Penyusunan Bulung. Kedua kerajaan saling mengakui
kekuasaan masing-masing, sampai akhirnya kerajaan-kerajaan ini mengembangkan
kekuasaan ke daerah lain dan membuat sistem pemerintahan yang lebih teratur di daerah
masing-masing.
Etnis Batak Merupkan Etnis Mayoritas di Subulussalam dan Aceh Singkil. Untuk
lebih dalam lagi, Etnis Batak ini sendiri terbagi menjadi dua bagian yaitu: Suku Pakpak dan
Suku Boang.

Untuk membedakan dua bagian ini kita bisa kita simak sebagi berikut :

Suku Boang adalah mereka yang pada awalnya yang Tinggal di Daerah Aliran
Sungai (DAS). Walaupun saat ini mereka sudah menyebar ke daerah perkotaan. Ada juga
yang mengatakan inilah penduduk asli AcehSingkil. Ini bisa kita baca dan ditelusuri dari segi
bahasa ada persamaannya dengan penduduk AcehTenggara. Menurut Uanku yang baru saja
meninggal, dahulu kala memang orang menuju arah medan harus melalui sungai
alas Aceh Tenggara atau Kuta Cane setelah itu baru kemudian menggunakan jalu darat
menuju karo terus kemedan tapi berita ini masih simpang siur.
Sedangkan Batak Pakpak adalah Mereka yang tinggal lebih dekat ke daerah
perbatasan Sumut. Walaupun begitu ada juga Suku Papkpak yang tinggal di daerah kota.
Adapun perbedaan yang jelas terlihat adalah dari segi bahasa yang di gunakan oleh
mereka. Bahasa Pakpak pengucapan konsonan ‘R’ sedangkan dalam Bahasa Singkil
diucapkan secara uvular sebagai ‘Kh’. Misalnya Orang Pakpak Mengucapkan ROH KE
WEH. Dan orang Boang Mengucapkan KHO KENE KAUM. Atau arti sopannya dalam
basasa Indonesia adalah Selamat Datang.
Etnis Batak biasanya memakai marga di ujung nama mereka. Walaupun begitu saat
ini sudah banyak yang tidak memakai marga di ujung nama mereka, namun mereka
berpegang pada silsilah.
Walaupun ada perbedaan seperti itu kedua suku mayoritas yang ada di Aceh Singkil
dan Subulussaam, namun mereka tetap hidup harmonis dan tidak pernah mempermasalahkan
suku antara satu dengan yang lain.

Etnis Minangkabau

Etnis ini lebih lazim disebut orang Padang. Migrasi etnis ini lebih di dorong
oleh faktor dagang. Orang Padang terkenal sebagai pedagang ulung dan gigih. Kedatangan
etnis ini ke wilayah Singkil berdagang membawa barang kebutuhan penduduk dan juga
merupakan penjaja jasa seperti tukang emas, tukang pangkas (cukur), penjahit pakaian laki-
laki dan perempuan serta jasa lainnya yang diminati penduduk.
Orang padang lebih banyak mendatangi /menetap di wilayah singkil sekitar
pantai/laut, karena mudah dihubingi dengan perahu layar/kapal laut. Budaya orang padang
yang dibawa oleh pedagang-pedagang yang datang ke wilayah Singkil ikut terlarut
berasimilasi dengan kebudayaan-kebudayaan setempat, sehingga menghasilkan kebudayaan
yang unik, tidak sama dengan kebudayaan asli yang dibawa oleh etnis-etnis yang datang ke
wilayah Singkil. Perkawinan yang menurunkan generasi penerus telah membaurkan
penduduk dalam wajah orang Singkil.
Di masyarakat minangkabau juga mengenal kelompok-kelompok keturunan seperti
halnya etnis batak yang disebut marga. Seperti halnya etnis Batak, orang Padang tidak
menonjolkan kelompok keturunan asalnya.

Etnis Nias

Etnis ini mempunyai Bahasa sendiri dan dikenal oleh penduduk wilayah Singkil, tapi
tidak digunakan secara umum dengan etnis lainnya. Etnis nias bermigrasi ke Singkil melalui
laut dengan perahu layar. Etnis Nias terkenal juga dengan Pelaut-nya, karena etnis ini
merupakan penduduk dari sebuah Pulau di samudera Hindia, di sebelah barat daya wilayah
Singkil, dan sebagian di kepulaun Banyak.
Dari segi fisik etnis ini pada umumnya mempunyai ciri khusus kuning langsat. Asli
etnis ini tidak menggunakan huruf n, m ng (sengau) dalam menyebutkan kata-kata.

Etnis lainnya

Di wilayah Singkil terdapat juga beberapa etnis lain, seperti


Bugis, Jawa, Cina, Arab dan Keling. Migrasinya etnis-etnis ini ke wilyah Singkil berlatar
belakang perdagangan dan mencari pekerjaan.
Pembuktian etnis Bugis di Aceh Singkil adalah adanya nama-nama benda yang sama
dengan bahasa Bugis asli, dendang bugis yang irama dan kata-katanya mirip (walau tidak
sama) dengan dendang singkil begitu pula adat istiadatnya.
Untuk etnis Cina, di Singkil terdapat kampung yang bernama kampung Cina, walau
sekarang tidak lagi dihuni oleh orang-orang Cina.
Untuk Etnis Arab, salah satu buktinya terdapat nama said, syarifah dan makanan khas
arab yang telah disesuaikan dengan lidah orang Singkil.
Untuk etnis Keling (India), dulu terdapat kampung keling terdapat penjual
susu murni.
Untuk etnis Eropa, tidak jelas apakah mereka meninggalkan keturunan di Singkil,
karena mereka dulunya berdiam di lokasi khusus perumahan perkebunan sawit dan karet
milik perusahaan Eropa di onderneming Lae Butar Rimo.
Etnis Jawa yang berada di Aceh Singkil, terutama bekerja di perkebunan dan karet di
wilayah Simpang Kanan yang disebut Perkebunan Lae Butar bergabung dalam PT
Socfindo.Perpindahan etnis Jawa ini berlangsung sejak jaman kolonial Belanda. Saat itu
diperlukan banyak tenaga kerja di perkebunan kelapa sawit. Transmigrasi ini berlanjut pada
masa pemerintahan Republik Indonesia. Generasi keturunan lanjut mereka yang telah
menciptakan gerak sosial ( social mobility ) dalam kehidupan di Aceh Singkil.

Adapun seni budaya suku di Subulussalam dan Singkil yang lazim dipergunakan oleh
masyarakatnya :

1. Dampeng

Tari Dampeng adalah sebuah tarian milik suku Singkil yang biasa ditampilkan untuk
merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Seperti acara khitanan, pernikahan dan
menyambut tamu-tamu khusus seperti para pembesar (kepala daerah). Tarian ini diiringi
dengan syair-syair khusus dengan menggunakan bahasa Singkil.

Makna dan Fungsi

Tari Dampeng merupakan salah satu media untuk pencapaian pesan (nasehat). Tarian
ini mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan
kebersamaan.

Sebelum Dampeng dimulai yaitu sebagai mukaddimah atau pembukaan, tampil


seorang tua cerdik pandai atau pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat (jorong)
atau nasihat-nasihat yang berguna kepada para pemain dan penonton.

Lagu dan syair pengungkapannya secara bersama dan berkesinambungan, pemainnya


terdiri dari pria-pria yang masih muda-muda dan perempun dengan memakai pakaian adat.
Penyajian tarian tersebut dapat juga dipentaskan, dipertandingkan antara grup tamu dengan
grup sepangkalan (dua grup). Penilaian dititikberatkan pada kemampuan masing-masing grup
dalam mengikuti gerak, tari dan lagu (syair) yang disajikan oleh pihak lawan.

Paduan Suara

Tari Dampeng biasanya ditampilkan tidak menggunakan iringan alat musik, akan
tetapi menggunakan suara dari pembawa jorong dengan diikuti para penari dan dengan
membaca menyahuti ayo ho ayo ho dapeng, ho ayo ayo adena miah.

Para penari Dampeng ini biasanya berkeliling melingkar dengan gerak serentak.
Mereka yang biasanya dikombinasikan dengan menghentakkan kaki ke lantai, dan
melambaikan tangan ke tengah sebagai sinkronisasi dengan mengikuti jorong pembawa tari
Dampeng dan menyuarakan ayo ho ayo ho dangag, ho ayo ayo adehna miah.

Tarian ini dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut jorong. Karena
keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dalam menampilkan tarian
ini, maka para penari dituntut untuk memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius
agar dapat tampil dengan sempurna. Tarian ini khususnya ditarikan oleh para pria juga
wanita.

Pada zaman dahulu, tarian ini dipertunjukkan dalam acara adat, pernikahan dan juga
acara khitanan, juga pembukaan acara tarian tradisional. Selain itu, khususnya dalam konteks
masa kini, tarian ini dipertunjukkan pula pada acara-acara yang bersifat resmi, seperti
kunjungan tamu-tamu pembesar.

Sekarang tarian Dampeng juga telah dikembangkan di sekolah-sekolah dasar dalam


melestarikan kesenian Singkil ini agar tidak hilang.[](ihn)
2. Tari Alas
3. Tari Barat
4. Tari Sri Ndayong
5. Tari Piring
6. Tari Biahat (Tari Harimau) / Takhi Bakhat
7. Tari Payung
8. Tari Lelambe (Tarian Terakhir)

Adat Istiadat Suku Singkil

Hukum (Denda)

Adat istiadat suku singkil mempunyai tiga tingkatan :


1. Denda 105 yang mempunyai arti bahwa apabila seorang raja melakukan suatu
kesalahan dan hal tersebut hanya ditujukan kepada seorang raja saja.
2. Denda 100 yang mempunyai arti bahwa apabila seorang pengulu/kepala desa
melakukan suatu kesalahan dan hal tersebut hanya ditujukan kepada seorang pengulu
saja.
3. Denda 80 yang mempunyai arti bahwa apabila seseorang melakukan suatu kesalahan
dan hal tersebut hanya ditujukan kepada masyarakat biasa
Denda tersebut diatas sisesuaikan dengan kesepakatan dan perkembangan zaman dan lain-
lain

Adat Istiadat Dalam Perkawinan

Adat istiadat dalam perkawinan di Subulusalam Aceh singkil yang harus dipenuhi oleh pihak
laki-laki.

1. Beras 100 (sepuluh kaleng)


2. Kambing 1 ekor
3. Uang Hangus (jumlahnya tidak tertentu) atau disebut dengan Khukun damae artinya
kebutuhan yang dibutuhkan dengan musyawarah
4. Obon (nasi kendang) yang dibawa oleh pengantin laki-laki (yang mengiringi) atau
disebut dengan mengakhak dan jumlah obon 16 talam (tempat).

Adat istiadat yang ada pada kategori A dan B diatas sudah banyak perubahan di Singkil. ada
yang menambah dan ada yang mengurangi. Bahkan ada yang sama sekali tidak memakai lagi
adat seperti yang di sebutkan di atas.

Makanan Tradisional Subulussalam Aceh Singkil

1. Kue Talam
Kue ini termasuk Makanan yang mewah di Masyarakat suku Singkil/ Kampong
Subulussalam dan Aceh Singkil. Aroma nya yang menggiurkan selera menjadikan Kue ini
Bila tercium baunya membuat tidak tahan dan ingin ingin segera menyantapnya.Kue talam
dianggap mewah karena selain biaya yang mahal pembuatannya juga agak rumit, sebagian
orang menyebut kue talam dengan Kue Pelita Talam. bentuk Kue ini bulat seperti Talam
dengan diameter sekitar 25-30 cm dengan ketebalan sekitar 3-4cm terdiri dari dua lapis, lapis
paling bawah yaitu badan yang terbuat dari tepung ketan dan bagian atas disebut takal atau
kepala terbuat dari durian. rasa makannan ini Gurih dicampur manis bagian kepalanya dan
aroma durian yang sedap.

2. Nditak Matah

Makanan ini terkenal di era 90 an, makanan ini berjenis makananan ringan atau biasa
dikenal dengan kue, kue ini sangat familiar dan sering disajikan di setiap pesta di
pedesaan sebagai makanan khas.
“Nditak matah” kata ini diambil dari bahasa pak-pak boang, pinggiran sungai, yang
berarti “Kue Mentah” sesuai dengan namanya, kue ini memang tidak dimasak, hanya
berbahan sagu dan manisan, dibundel berbentuk lonjong seperti bentuk telur.

Sebagai ciri khas, nditak matah disajikan pada saat pesta pernikahan, sunatan atau
pesta adat lainnya, nditak matah sangat digemari anak-anak hingga remaja, biasanya para
orang tua menyantapnya dengan kopi panas.

Nditak Matah sudah mulai menghilang dari permukaan, hampir setiap desa di Aceh
Singkil tidak lagi menyajikan kue khas ini, Nditak matah hanya masa lalu, kue sederhana
warisan leluhur ini sudah punah di telan zaman. jika ingin bernostalgia, suruh orang tua anda
membuat nditak matah untuk mengenang masa lalu, hehehe.

3. Kue Sangko

Kue sangko ini adalah makanan tradisional dari Aceh Singkil tepatnya di Pesisir
Pantai Barat Selatan.Kue tradisional dapat dihidangkan untuk cemilan hari-hari biasa, untuk
acara keluarga dan cocok juga dihidangkan di Hari Lebaran.

4. Sate Lokan
Sate lokan ini merupakan makanan khas Aceh Singkil tepatnya di daerah pesisir.
Makanan ini sangat enak jika disajikan dengan ketupat. Bahan utama makanan ini adalah
lokan. Lokan itu merupakan sejenis kerang air tawar.

5. Gulai Kepiting

Gulai kepiting juga merupakan makanan khas daerah Aceh Singkil. Makanan sangat
enak dimakanan pada siang hari, selain itu rasanya yang sangat khas, kepitingnya pun
berukuran besar-besar.

6. Roti Jalo

Roti jalo merupakan makanan khas Aceh Singkil yang enak di makanan pada waktu
senggang. Di acara keluarga seperti arisan ibu-ibu juga sering disajikan. Roti jala di makan
dengan gulai lokan.

7. Manuk Labakh, cenecah


8. Buah Melaka

9. Ndalabakh
10. Nakan Nggekhsing (nasi kuning)
11. Seme Malum, Cemanis (pulut bekuah)
12. Ikan Kekhah
13. Sanok Galuh Atau Garong
14. Jekhuk
15. Ndekhikih
16. Klame Tabusiam
17. Pekacem Tubis
18. Petua Bekhtek
19. Nakan Lancing
20. Genakhu
21. Ketakukh
22. Nakan Sayekh

20. Lezatnya Lompong Sagu Subulussalam


LOMPONG Sagu merupakan salah satu makanan ringan atau jajanan tradisional
yang digemari masyarakat pribumi Subulussalam. Penganan dengan perpaduan antara sagu,
kelapa, dan pisang ini dimasak dengan cara dibakar pada perapian menggunakan arang kayu
atau tempurung kelapa, seperti memasak sate. Kudapan satu ini sangat terkenal di kalangan
masyarakat Kota Subulussalam, termasuk Aceh Singkil yang merupakan kabupaten induk
Subulussalam dimekarkan 2 Januari 2007 silam.

Apalagi warna dan aroma khas daun pisang pembungkus lompong yang aduhai, akan
mengundang selera siapapun untuk menyantapnya. Ciri khas lompong ini kenyal, tidak
terlalu manis, dan lengket. Warnanya yang kecokelatan karena ditambah campuran serpihan
kelapa parut menambah cita rasa tersendiri. Ukurannya pun tidak besar, kira-kira sepanjang
20 centimeter dengan diameter setengah inci atau dua pertiga inci. Jadi, mungkin perlu
tambah dua atau tiga bungkus agar puas memakan kudapan ini.

Menu dimaksud terbuat dari bahan dasar sagu, pisang, dan parutan kelapa yang
diproses dengan cara dibakar dalam balutan daun pisang seperti pepes. Makanan dengan
rasanya yang akan lebih enak bila dinikmati dalam keadaan hangat pada saat cuaca dingin.
Mulai dari anak-anak hingga para orang tua, sangat menyukai kue tradisional ini. Untuk
menjaga kualitas rasanya, prosespembuatan kue ini tetap dilakukan secara tradisional dan
sederhana. Selain itu, proses pemanggangannya juga harus terjaga agar tidak terlalu gosong
atau bisa-bisa tidak masak pada bagian tengah kue.

Pemanggangannya akan lebih baik menggunakan arang atau tempurung kelapa. Bagi
Anda yang sedang berada di Subulussalam, sayang sekali bila melewatkan makanan satu ini.
Bila Anda ingin segera mencicipi hidangan asli Kota Subulussalam ini, hanya dapat
menemukan pada tempat tertentu. Sebab, tidak semua orang mahir membuat lompong secara
baik. Meski demikian, di Kota Subulussalam terdapat beberapa pedagang yang saban hari
berjualan Lompong.

Agar mendapatkan cita rasa yang baik, pembuatan lompong harus benar-benar
terjaga. Antara lain, sagu dan pisang harus pilihan. Pisang yang digunakan sebaiknya benar-
benar masak. Selain itu, kelapa setengah tua diparut. Jika salah meracik, bisa saja lompong
tidak matang secara sempurna, sehingga tidak dapat dinikmati.

Bahan yang diperlukan untuk membuat cemilan ini cukup sederhana. Begitu juga
proses pembuatannya. Lompong juga cocok dijadikan sebagai camilan pendamping saat
minum kopi atau teh panas yang sudah menjadi ciri khas masyarakat Aceh. Proses
pembakarannya juga harus terjaga agar tidak terlalu gosong dan akan mempengaruhi cita
rasa. Bahkan, bisa tidak matang secara sempurna. Saat Lompong menjelang matang, aroma
harumnya kian terasa.

Untuk masalah harga, tidak terlalu menguras kantong Anda. Sebab, lompong hanya
dijual antara Rp 1.000 satu bungkus. Namun, makanan ini tersedia pada pagi hari, sejak pukul
06.00 hingga menjelang 10.00 WIB, atau sore pukul 15.00 hingga pukul 20.00 WIB. Jadi,
apabila sedang bermain ke daerah Subulussalam dan ingin mencoba lompong sagu, Anda
dapat berkunjung ke Jalan Malikussaleh atau sekitar Bazis Subulussalam.

Zaman dulu, lompong merupakan makanan tradisional yang cukup populer di


kalangan masyarakat Subulussalam. Apalagi di era 1960-1995. Kala itu, lompong menjadi
salah satu jajanan yang mudah didapatkan selain pisang goring dan godok-godok. Sebab,
dulu jajanan instan masih jarang dijual. Kalaupun ada, tidak sebanyak saat ini. Sehingga,
umumnya masyarakat, terutama anak-anak jajan di pasar membeli lompong atau jajanan
tradisional.

Selain dibungkus dan dibakar dengan bara, proses pengolahan lompong dapat pula
dilakukan seperti memasak serabi atau apem. Namun, dibuat melebar seperti martabak.
Hanya saja, lompong dengan model ini lebih tipis dari martabak dan tetap dimasak dengan
dilapisi daun pisang.

Keterampilan Tradisional Subulussalam Aceh Singkil

1. Sumpit belopepinangen
2. Ndulang
3. Pahakh
4. Bot
5. Belagen yang dibuat dakhi bulung bengkuang
6. Piso
7. Belati

Panggilan / Istilah di Di Subulussalam Salam dan Singkil.

1. Pukak, Pak, Buyung, (Panggilan Untuk Anak laki2)


2. Rukak, Sukak, Nungkak, Upik (Panggilan Untuk anak Perempuan)
3. Gek, Abang, (Panggilan Sopan untuk orang lebih tua / saudara laki-laki)
4. Mak, Pak (Panggilan Untuk Ibu Bapak)
5. Dik, Tukhang, (Panggilan Umum untuk perempuan lebih kecil)
6. Senina, (sapaan terhadap sesama umur / teman biasa)
7. Ayah (biasanya ini panggilan khusus bagi yang punya bapak tiri)
8. Ogah, Andeh, Cecek, Makcik, Etek, Iyek dll. (panggilan kepada saudara-saudari Ibu
kandung)
9. Paktu, Pauteh, Paetek, Paambo, dll. ( panggilan untuk saudara Bapak)
1. 10.Mogek, Mamak, Muteh, Maktuan dll. (panggilan untuk saudara laki-laki dari ibu)
2. 11, Cuteh, cambo, capon, Cuti dll. (panggilan untuk saudara bapak)
3. 12. Uti, Uning, Uteh, Kak, (kakak perempuan )

Di Subulussalam dan Aceh Singkil Merupakan Salah Satu Daerah Yang Mempunyai
Banyak Jenis Ikan. Yang dimana ikannya 99.99% dari sungai

1. Ikan Bakut
2. Ikan Itu
3. Ikan Mekhah
4. Ikan Lemeduk
5. Ikan Golkar. Nama ini hanya sebagian aja yang memakainya
6. Ikan Gaman
7. Ikan Sepat
8. Ikan Kokhop
9. Sepat Siam
10. Sepat Biasa
1. 10.Ikan Kacingen
2. 12.Ikan Balakihik
3. 13.Ikan Kopkhas
4. 14.Ikan Bebale
5. 15.Ikan Kelubak
6. 16.Ikan Baong
7. 17.Ikan Temabu
8. 18.Ikan Selleng
9. 19.Ikan Seluntok
10. 20.Ikan bale-bale dan lain-lain

Serba-Serbi Keindahan Kota Subulussalam, Mulai Dari Alam,Kuliner,Sampai


Peninggalan Sejarah,

Kota Subulussalam adalah sebuah kotadi provinsi Aceh. Sebelah utara berbatasan
dengan kabupaten Aceh Tenggara dan kabupaten Dairi, Sumatera Utara, sebelah timur
berbatsan dengan kabupaten Dairi dan kabupaten Pak-pak Bharat, Sumatera Utara, sebelah
selatan berbatasan dengan kecamatan Suro baru dan kecamatan Singkohor, kabupaten Aceh
Singkil,dan sebelah barat berbatsan dengan kecamatan Tromon dan Trumon timur Aceh
Selatan.
Keindahan alam yang eksotis menawarkan karakter wisata yang unik dan berkesan. Wisata
Irigasi Bahorok dan Makam Syeikh Hamzah Fansuri adalah destinasi wisata yang menjadi
andalan Subulussalam. Mengunjungi sejumlah tempat menarik di Subulussalam tidak sulit
bagi wisatawan yang sedang berada disubulussalam,karena objek wisata subulussalam relatif
tidak jauh dari pusat kota subulussalam.

Bagi anda yang berada diluar Aceh,untuk sampai ke subulussalam anda dapat menuju kota
Medan atau kota banda Aceh.Dari kota medan anda membutuhkan waktu 6 sampai 7 jam
perjalanan dengan bis dengan ongkos 70rb samapai 90rb,sedangkan dari Kota banda Acehnya
sendiri anda harus sedikit lebih lama didalam bis karena lama perjalanan dari banda aceh
adalah 12 sampai 13 jam atau dua kali lebih lama jika dibandingkan dari Medan.Untuk
rekomendasi penginapan, di Subulussalam terdapat penginapan yang sederhana dan hotel
berbintang yang berada dipusat kota atau vila yang dengan mudah anda bisa temukan
disubulussalam.

1. Irigasi Bahorok

Irigasi Bahorok terletak di Desa Namo Buaya, Kecamatan Sultan Daulat . Desa Namo
Buaya terletak lebih kurang 15 Km di Utara pusat kota.Dari pusat kota tidak membutuhkan
waktu yang lama untuk sampai Irigasi, kurang lebih 80 menit dengan sepeda motor atau
mobil. Hembusan angin dari sela-sela pepohonan akan menyambut kedatangan anda, satwa
liar yang tidak berbahaya juga dapat dengan jelas anda lihat disepanjang jalan. Sesampainya
ditempat ini mata dan tubuh anda akan dimanjakan dengan pepohonan yang hijau, kebun
sawit dan air sungai yang amat jernih, dingin, serta bebatuan yang berada didasar air
membuat anda ingin berlama-lama di tempat ini. Arus sungai yang tidak terlalu deras sampai
tenang seolah menarik anda untuk langsung berenang. Tempat ini ramai dikunjungi
wisatwan lokal maupun dari luar dihari-hari libur, untuk itu anda bisa memilih waktu yang
tepat untuk mengunjungi tempat ini. Tetapi tenang saja karena sungai Irigasi tidak akan keruh
meskipun dikunjungi oleh banyak wisatawan. Kegiatan rekreasi akan lebih lengkap jika anda
membawa makanan dan menggelar lesehan ditepi sungai.

2. Wisata alam Penuntungan

Masih dengan wisata alam dan sungainya,kali ini tempat yang akan anda kunjungi dilengkapi
dengan air terjun yang indah dengan tinggi kurang lebih 25 meter, terdapat kolam kecil
dibawah air terjun dan aliran sungai jernih yang langsung dapat anda nikmati ditempat ini.
Rafting adalah kegiatan yang tepat ditempat ini. Tempat ini berada Kecamatan Penanggalan
sekitar 10 KM dari pusat kota.

3. Makam Syeikh Hamzah Fansuri


Sedikit berbeda dengan sebelumnya destinasi wisata kali ini adalah sebuah makam
sorang filsuf yang sangat terkenal di Asia sekitar 4 abad yang lalu. Tokoh ini menurut sejarah
adalah salah seorang sastrawan yang mengenalkan bahasa melayu, banyak syairnya yang
dapat anda baca sampai sekarang ini, diantaranya yang paling terkenal adalah Syair Perahu,
Syair Burung Pingai, Syair Dagang dan masih banyak lagi, Makam itu terawat rapi dalam
bangunan kecil. Sebuah sungai mengalir tak jauh dari sisi kiri makam. Di sekitarnya ada tiga
makam lagi, yakni sahabat dan mertua Fansuri. Suasana tenang terasa di tempat ini. Sesekali
angin menyeruak dari sela barisan pohon sawit di sekeliling makam.

Konon katanya Syeikh Hamzah Fansuri adalah orang yang cukup dihargai di Asia
pernah bekerja untuk kerajaan Aceh,maka wajar saja jika kuburan ini menjadi kontroversi
karena ada yang mengatakan di makam yang asli berada di Kabupaten Aceh Besar dan ada
juga yang mengatakan di Langkawi, Malaysia.Namun keberadaan yang paling diakui oleh
para sejarawan adalah di Desa Oboh, yang juga terkenal dengan sebutan makam Mbah Oboh,
Kecamatan Runding, Kota Subulussalam, sekitar 14 kilometer dari pusat kota, dibuktikan
dari isi syair-syairnya. Selain banyak dikunjungi wisatawan mancanegara makam ini juga
dijadikan bahan kajian ilmiah seperti Prof. Syed Muhammad Naquib yang menulis
desertasinya tentang tokoh sufi ini dengan judul "The Misticim of Hamzah Fansuri", 1966
dan diterbitkan Universitas of Malaya Press 1970,bahkan, J. Doorenbos dan Syed
Muhammad Naquib al-Attas mempelajari biografi Syeikh Hamzah Fansuri secara mendalam
untuk mendapatkan Ph.D di Universitas London. Jadi, selain bersenang-senang anda juga
mendapatkan pelajaran berharga ditempat ini.

4. Sikelang

Yang menjadi andalan tempat wisata ini adalah sungainya yang dijadikan lokasi
rafting di Subulussalam,disini anda dapat menyewa perlengkapan rafting yang tersedia
lengkap termasuk pemandu yang handal, jadi anda tidak perlu khawatir unuk melampiaskan
kesenangan anda mengarungi sungai sungai Lae Kombih.

5. Lapangan Beringin

Setelah puas mengunjungi tempat-tempat sebelumnya ini adalah tempat yang sangat
pas untuk anda kunjungi bagi anda yang senang dengan kuliner, berada di pusat kota dan
merupakan alun-alunya kota subulussalam.Sebuah tempat yang unik dimalam hari,di tempat
ini anda akan lebih leluasa untuk memilih menu makan malam anda,dengan warung makan
yang banyak terdapat sebelah timur dan barat alun-alun dan menyediakan berbagai menu
spesialnya,buka sampai jam 1 malam membuat anda dan teman atau keluarga anda dapat
lebih menikmati malam ditempat ini.Oh iya, jika beruntung anda dapat menyaksikan Live
music yang sering diadakan berbagai komunitas anak muda atau instansi ditempat
menjadikan malam anda lebih lengkap.

6. Air Terjun SKPC

Salah satu tempat wisata di Aceh yang menjadi destinasi wisata favorit bagi warga
lokal adalah Air Terjun SKPC. Terletak di Gampong Penuntungan yang jaraknya hanya 5 km
dari pusat Kota Subussalam selalu banyak pengunjungnya ketika hari libur tiba. DI Air
Terjun SKPC ini bisa menikmati derasnya air yang turun atau bisa juga dengan berenang ata
sekedar berendam di kolam tepat di bawah air terjunnya yang sangat menyegarkan.

7. Air Terjun Kedabuhan

Hampir sama degan Air Terjun SKPC cuman airnya sedikit lebih deras, dan sungai
dibawahnya juga sering digunakan sebagai arung jeram. Letak Air Terjun Kedabuhan juga
tidak jauh dari pusat Kota Subussalam, hanya berjarak 7 km yang berada di dekat Desa Lae
Ikan. Dan d bawah air terjun ini juga ada kolam yang lumayan besar yang biasanya banyak
digunakan pengunjun untuk berenang atau berendam
8. Arung Jeram Lae Kombih

Di sungai Namo Buaya ini banyak sekali aktifitas arung jeram, karena arus sungainya
yang cukup deras dan menantang. Kamu juga bisa menikmati arung jeram di sungai ini
dengan bantuan para pemandu. Tidak hanya menikmati derasnya arus sungainya saja, akan
tetapi obyek wisata di sekitarnya juga wajib kamu nikmati, karena masih sangat alami.
Lokasi Arung Jeram Lae Kombih ini terletak di Desa Namo Buaya, Kecamatan Sultan
Daulat.

9. Wisata Alam Indah Pendulangan


Hampir seperti wisata alam atau sungai lainnya yang ada di Kota Subussalam. Akan
tetapi ada sedikit perbedaan di Wisata ALam Indah Pendulangan ini. Banyaknya tebing yang
menghiasi pinggiran sungai menambah eksotisme sungai itu sendiri. Dan biasanya digunakan
oleh anak-anak desa sekitar sebagai spot terbaik untuk melompat ke dalam sungai

10. Jembatan Rundeng

Area wisata yang bisa dibilang cukup banyak dikunjungi oleh masyarakat lokal
adalah Jembaran Rundeng. Alirang Sungai Lae Kombih yang cukup deras dan juga jernaih
melewati bawah jembatan penghubung antara Kota Subussalam dengan Kabupaten Aceh
Singkil. Biasanya banyak sekali orang yang berdatangan ketika sore hari hanya sekedar
menikmati derasnya aliran air sungai di pinggiran.
11. Wisata Silangit Singgersing

Objek wisata Silangit tepatnya, di kawasan Kampong Singgersing, Kecamatan Sultan


Daulat, Kota Subulussalam, Provinsi Aceh terdapat surga kecil tersembunyi dan banyak
orang mengetahui dimana tempatnya.

Tempat ini masih belum diketahui serta belum banyak dikunjungi. menjadikan tempat ini
masih sangat asri dan bersih. kawasan wisata silangit ini airnya sejuk nan indah dihimpit
pegunungan dan perbatuan. Walaupun perjalanan yang jauh membuat semuanya kelelahan,
tapi akan terbayar lunas setelah sampai di tempat wisata silangit yang sangat mempesona.

Asri alamnya dikelilingi hutan yang alami belum terusik tangan manusia, salah satu bukti
adalah Air Terjun Silangit yang bertingkat yang indah dengan airnya sejuk dan bersih.
Bila kita mengunjungi dan menjelajahi objek wisata Silangit kita dapat menempuh
jalur sungai Singgersing menggunakan sampan mesin (Robin) kurang dari 1 jam kita bisa
sampai di suatu lokasi tempat biasa pengunjung berhenti selanjutnya kurang dari 5 Kilo
Meter pengunjung berjalan kaki menuju tempat wisata.

Surga yang satu ini memang mempunyai magnet tersendiri bagi pecinta alam dimana air
terjun berlapis yang diapit beberapa tebing kokoh sehingga berada di dalamnya seakan
membuat kita tergila melepaskan kelelahan.

Mungkin memang banyak yang belum tahu lokasi wisata Silangit ini, karena masih sedikit
sekali wisatawan yang berkunjung, dikarenakan jarak tempuh yang lumayan jauh dari pusat
kota Subulussalam dan juga dari Kampung Singgersing karena akses menuju kesana hanya
bisa di lalui dengan naik Robin dan berjalan kaki.

Namun jarak tempuh yang jauh tidak akan terasa jika sudah sampai ke lokasi. Disana kita
akan dimanjakan dengan keindahan beberapa air terjun, pemandangan alam yang masih asri,
dan tentunya dikelilingi hutan murni yang menjalar bak mahkota yang sungguh indah.

Jika wisatawan ingin berkunjung ke Objek wisata Silangit pengunjung tidak akan dikenakan
biaya tapi diwajibkan untuk semua yang datang kesana untuk menjaga kebersihan
lingkungan.

12. Pantai Cemara Indah Gosong Telaga

Pantai Cemara Indah Gostel adalah obyek wisata hamparan pantai yang biru,
berlokasi di desa gosong telaga kecamatan Singkil utara. Jarak dengan ibukota kira-kira 25
km dan kecamatan 5 km.diantara Fasilitas obyek wisata yang ada di pantai cemara indah
gostel antara lain yaitu pentas, gallery café, pondok santai, mushala, mck, pondok santai dan
permainan anak.

13. Air Terjun Lae Gecih

Air terjun Lae Gecih obyek wisata ini. Berlokasi di desa kuta tinggi / lae gecih
kecamatan simpang kanan. Jarak dengan ibukota kabupaten yaitu kira2 90 km dan kecamatan
20 km.kegiatan masyarakat di daerah ini mayoritas budidaya ikan air tawar dan bertani,
sehingga wisatawan yang berkunjung di daerah ini dapat melihat kegiatan pedesaaan.

14. Pulau Banyak


Tak banyak yang tahu bahwa kekayaan alam Aceh, terutama di sektor pariwisata,
tidaklah kalah dibanding objek wisata berskala internasional di berbagai belahan dunia
lainnya. Salah satunya adalah objek wisata di Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil.
Gugus kepulauan seluas 27,196 hektare ini memiliki pesona alam dan laut yang masih
alami, seperti hamparan pasir putih dan alam bawah laut yang menakjubkan.
Pulau Banyak juga memiliki potensi agrowisata perikanan yang layak jual. Lautnya
kaya dengan ikan hias, lobster, kima, dan teripang (kolong). Laut antarpulau yang teduh dan
bening juga memungkinkan untuk mengembangkan usaha keramba.
Pada Juni 2014 lalu, Serambi bersama tim dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Aceh sempat mengabadikan sejumlah objek wisata di pulau yang berjarak tiga jam perjalanan
dengan kapal feri dari ibu kota Aceh Singkil itu.
Beberapa pulau yang sering dikunjungi wisatawan asing dan lokal adalah Tailana,
Pulau Palambak Besar dan Palambak Kecil, Pulau Tabala, Rago-rago, Pulau Panjang,
Sikandang, dan Bangkaru yang dihuni populasi penyu hijau dan penyu belimbing. Jarak
antara pulau-pulau kecil ini hanya 0,5 hingga 2 mil yang biasanya ditempuh menggunakan
perahu motor.
Di pulau-pulau tersebut wisatawan bisa bermalam di penginapan atau di alam terbuka
sembari menikmati berbagai wisata air, seperti kayak, snorkeling, menyelam, hingga olahraga
selancar (surfing).
Meski fasilitas penunjangnya belum begitu sempurna, tapi wisata Pulau Banyak
sangat mengesankan dan pantas dijadikan sebagai salah satu destinasi liburan akhir tahun
Anda.

Bahasa Daerah

Saat ini suku Singkil berada di 3 kabupaten kota di Provinsi Aceh, tersebar di
Kabupaten Aceh Singkil, Kota Subulussalam dan di Kabupaten Aceh Tenggara. Belum
begitu banyak tulisan-tulisan tentang bahasa Singkil yang bisa kita lihat. Kalaupun ada hanya
berupa konsep atau hanya sekedar wacana sehingga banyak orang belum mengetahui apa itu
bahasa Singkil.
Ada yang mengatakan bahasa Singkil seperti yang lazim digunakan di daerah Kota Singkil
yaitu bahasa Aneuk Jamee/Padang, dan ada juga mengatakan bahasa Pak-pak.
Sebenarnya bahasa daerah mesti mengikut pada induknya yaitu eksistensi sebuah
suku Berdasarkan PERMENDAGRI No 52 tahun 2007 bahwa suku bangsa “SINGKIL”
adalah suku yang telah diakui keberadaannya di Provinsi Aceh maka inklut di dalamnya:
bahasa Singkil, budaya Singkil adat istiadat Singkil, seni budaya Singkil dan lain sebagainya.

Keberadaan Bahasa Singkil

Banyak terdapat bahasa daerah di Aceh Singkil sehingga beragam bahasa daerah bisa
kita lihat di Aceh Singkil. Meliputi Bahasa Aceh sebagian di Kecamatan Kuala Baru, Bahasa
Aneuk Jamee sebagian di wilayah pesisir kecamatan Singkil, dan Singkil Utara. Bahasa Jawa
di daerah Transmigrasi, bahasa Pakpak sebagian di wilayah Kecamatan Suro dan Danau Paris
dan bahasa “Singkil” merupakan bahasa mayoritas 90% digunakan di seluruh kecamatan di
Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam, sebagian di kabupaten Aceh Tenggara atau
Tanoh Alas yang jumlah penutur bahasa Singkil di Aceh Tenggara berkisar 18.000 jiwa.
Bahasa Singkil juga terbilang unik. Setiap bahasa pastinya memiliki keunikan
masing-masing begitu juga bahasa Singkil. Begitu kayanya bahasa Singkil sarat dengan kosa
kata, bahkan dalam bahasa Singkil ada kata kerja yang artikulatif yaitu bila disebut langsung
diketahui kata kerjanya atau fokus sasarannya kepada siapa, seperti berikut teggu: ditarik
dengan lembut (perlahan-lahan), sakhan: ditarik dengan diseret-seret, sintak: ditarik dengan
spontan/kagetan, khota: ditarik dengan keras / kasar, khut-khut: ditarik dengan keras dan
susah.
Jadi kesimpulannya bahasa Singkil adalah bahasa yang mayoritas digunakan di Kabupaten
Aceh Singkil dan Kota Aubulussalam, atau banyak orang membuat istilah bahasa kade-kade
atau bahasa kampong. Sebenarnya nama bahasanya adalah bahasa “Singkil”.
Singkil bukan hanya sekadar nama kota atau kecamatan dalam arti sempit, namun
dalam arti luas Singkil adalah suatu suku bangsa yang meliputi bahasa, adat istiadat, seni dan
budaya yang dinamakan dengan "Singkil".
Kebudayaan itu diambil dari interaksi manusia dengan lingkungan. Interaksi sosial
manusia melahirkan berbagai kesepakatan yang kemudian menjadi kebiasaan hidup bersama,
menjadi adat istiadat dan melahirkan aturan, baik yang menyangkut dengan kondisi
geografis, komunitas, maupun dengan interaksi lingkungan ilmiah. Setiap daerah tentunya
memiliki budaya yang berbeda begitu juga Tanoh Singkil.

Anda mungkin juga menyukai