Anda di halaman 1dari 31

MAKROEVOLUSI

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Evolusi Lanjut yang dibina oleh
Prof. Dr. agr. H. M. Amin, S.Pd, M.Si.

Oleh:
Kelompok 9 / Kelas D

Diana Husna (140341807048)


Harisudin Masrur (140341807560)
Mar’atus Sholihah (140341807359)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
MARET 2015
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata evolusi awalnya diungkapkan oleh seorang ahli filsafat dari Inggris,
akan tetapi belum mengarah pada evolusi kehidupan. Dalam perkembangannya,
evolusi digunakan oleh seorang ahli naturalis untuk menjelaskan fenomena
kehidupan yang mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
Menurut Herbet Spencer yang merupakan seorang ahli filsafat dari Inggris
yang pertamakali menggunakan istilah evolusi. Menurut Spencer, konsep evolusi
yang dimaksud adalah berkaitan dengan suatu perkembangan ciri atau sifat dari
waktu ke waktu melalui perubahan bertingkat. Pengertian yang dikemukakan oleh
Spencer tersebut menunjukkan terjadinya suatu proses perubahan. Pengertian dari
Evolusi sendiri secara umum adalah serentetan perubahan kecil secara pelan-
pelan, kumulatif, terjadi dengan sendirinya, dan memerlukan waktu lama.
Makroevolusi adalah skala analisis evolusi yang dipisahkan dari gen pool.
Dalam genetika populasi, gene pool adalah populasi yang menampung berbagai
alel yang mungkin tersedia dalam suatu spesies. Populasi menjadi gen pool
apabila di dalamnya terdapat keunikan akibat proses saling kawin di dalamnya
terjadi secara tertutup (terisolasi), terpisah dari populasi lain. Kajian makroevolusi
berfokus pada perubahan yang terjadi pada tingkatan spesies atau populasi. Hal ini
berbeda dengan mikroevolusi,yang merujuk pada perubahan evolusi yang kecil
(biasanya dideskripsikan sebagai perubahan pada frekuensi gen atau kromosom)
dalam suatu spesies ataupun populasi. Makroevolusi ini menggunaka pendekatan
sistematik dan paleontology. Namun, pada makalah ini, akan lebih banyak dibahas
mengenai paleontology.
Kehidupan di bumi berevolusi dengan cara bereaksi terhadap perubahan
kondisi geologis. Seperti yang dikatakan oleh seorang ahli paleontologi terkenal,
Alfred Roman, alam telah menghasilkan sejumlah model eksperimental yang
dapat menyesuaikan diri dengan bumi yang selalu berubah. Pada kenyataannya
ahli ilmu bumi membagi waktu geologis dengan jalan mengkhususkan interval
waktu tertentu terhadap bentuk kehidupan yang dominan. Tidak seperti planet-

1
planet lain pada sistem matahari, bumi terus aktif secara geologis. Sesudah
pengendapan dari pengumpulan debu kosmis 4,6 milyar tahun yang lalu, bahan-
bahan dari planet mulai mengatur dirinya menjadi unit-unit yang terus berinteraksi
satu sama lain secara dinamis. Pengumpulan partikel tekanan menyebabkan bumi
memanas sebagai akibat dari friksi (benturan) dan aktivitas radioaktif. Perkiraan
temperatur pada tahap permulaan bumi menunjukkan sekitar 1.000oC. Panas
dalam bumi tetap menjadi sumber energi untuk proses diferensiasi proto bumi
yang homogen, untuk dijadikan komponen yang tetap.

B. Tujuan Penulisan Makalah


Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian dari makroevolusi.
2. Untuk memahami sejarah kehidupan.
3. Untuk memahami teater geologi.
4. Untuk memahami bencana geologi lokal.
5. Untuk memahami kepunahan masal: kapan, siapa, dan bagaimana.
6. Untuk memahami pola stasis, spesiasi, dan perubahan morfologi.

C. Manfaat Penulisan Makalah


Makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan
mengenai pengertian dari makroevolusi; sejarah kehidupan; teater geologi;
bencana geologi lokal; kepunahan masal; serta pola stasis, spesiasi, dan perubahan
morfologi yang mendukung terjadinya makroevolusi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Makroevolusi
Makroevolusi adalah evolusi dalam "skala besar" yang menghasilkan taksa
yang lebih tinggi. Di dalam teori evolusi ini, umumnya terkait dengan jalur
keluarga, modifikasi, spesiasi, hubungan gen dari semua silsilah pada makhluk
hidup, perubahan bentuk, perubahan jenis, dan perubahan populasi baik struktural
dan fungsional secara besar-besaran melalui waktu tertentu pada semua tingkatan
Makroevolusi umumnya mengacu pada evolusi di atas tingkat spesies. Jadi
makroevolusi tidak terfokus pada individu spesies, makroevolusi mengharuskan
kita melihat lebih jauh ke pohon kehidupan, untuk memahami keragaman seluruh
kumbang dan posisinya di cladogram (lihat Gambar 1).

Gambar 1. Makroevolusi menggambarkan kumpulan evolusi yang


lebih luas dari satu spesies (sumber: http://evolution.
berkeley.edu/evolibrary/article/0_0_0/evo_48)

Makroevolusi meliputi perubahan dan transformasi terbesar dalam


evolusi, seperti asal usul mamalia dan tanaman berbunga. Pola makroevolusi
umumnya apa yang kita lihat ketika kita melihat sejarah skala besar
kehidupan.Tidak mudah untuk memahami sejarah makroevolusi; tidak ada bukti
nyata yang terlibat langsung untuk dapat dipahami secara nyata. Sebaliknya, kita
merekonstruksi sejarah kehidupan menggunakan semua bukti yang tersedia:
geologi, fosil, dan organisme hidup.Sama seperti di mikroevolusi, mekanisme
dasar evolusi seperti mutasi, migrasi, hanyutan genetik (genetic drift), dan seleksi
alam dapat membantu menjelaskan banyak pola dalam skala besar tentang sejarah
kehidupan. Mekanisme dasar evolusi (mutasi, migrasi, genetic drift, dan seleksi

3
alam) dapat menghasilkan evolusi dalam skala besar jika diberikan cukup
waktu.Kehidupan di Bumi telah mengakumulasi mutasi dan melewatinya melalui
seleksi alam selama 3,8 miliar tahun - lebih dari cukup waktu untuk proses evolusi
untuk menghasilkan sejarah kehidupan yang sangat besar (Understanding
Evolution, 2015).

Gambar 2. Makroevolusi, sejarah kehidupan dalam skala besar (Sumber:


http://evolution.berkeley.edu/evolibrary/article/0_0_0/evo_48)

Dalam biologi evolusioner, makroevolusi digunakan untuk merujuk


kepada perubahan evolusi pada atau di atas tingkat spesies.Ini berarti setidaknya
pemisahan suatu spesies menjadi dua (spesiasi, atau cladogenesis, dari bahasa
Yunani yang berarti "keaslian" cabang atau perubahan spesies dari waktu ke
waktu ke lain anagenetic spesiasi.Setiap perubahan yang terjadi di tingkat yang
lebih tinggi, seperti evolusi keluarga baru, filum atau genera, juga disebut
makroevolusi, tetapi istilah ini tidak terbatas pada makhluk hidup di tingkat yang
lebih tinggi.
Makroevolusi, suatu proses yang dapat memproduksi bentuk-bentuk
kehidupan baru diperlakukan sebagai spesies yang berbeda. Namun, berdasarkan
teori stabilisasi penjelasan makroevolusi mengusulkan tentang (1) bahwa bentuk-
bentuk kehidupan yang baru biasanya muncul tiba-tiba melalui beberapa proses
genetika yang umum dan (2) bahwa setelah mereka muncul dengan cara tersebut,
mereka tidak berubah secara signifikan setelahnya Namun kedua klaim tersebut
berdiri dalam kontras dengan deskripsi makroevolusi diberikan oleh teori neo-

4
Darwin, di mana evolusi terjadi secara bertahap sebagai perubahan genetik kecil
perlahan terakumulasi dalam populasi lebih dari waktu yang lama.
B. Pola Makroevolusi
Semua perubahan, diversifikasi, dan kepunahan yang terjadi selama
sejarah kehidupan adalah pola makroevolusi.Namun, di luar rincian peristiwa
masa lalu suatu individu, seperti munculnya kumbang pertama kali atau seperti
apa penampakan bunga pertamakali, ahli biologi tertarik pada pola umum yang
muncul kembali melalui pohon kehidupan:
1. Statis
Banyak garis keturunan pada pohon kehidupan menunjukkan pola
yang tetap, yang berarti bahwa mereka tidak banyak berubah dalam waktu
yang lama, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Pola statis makroevolusi (Sumber: http://evolution.


berkeley.edu/evolibrary/article/0_0_0/evo_49)

Faktanya, beberapa garis keturunan berubah sangat sedikit dalam


waktu yang lama, sehingga spesies yang mengalami pola demikian sering
disebut fosil hidup. Ikan Coelacanth (Latimeria menadoensis) (lihat Gambar
4), yang di Indonesia disebut ikan Raja, termasuk keturunan ikan yang
bercabang dari pohon di dekat pangkal cladogram vertebrata. Sampai tahun
1938, para ilmuwan berpikir bahwa ikan Coelacanth punah pada 80 juta tahun
yang lalu. Namun pada tahun 1938, para ilmuwan menemukan ikan
Coelacanth hidup di Samudera Hindia yang tampak sangat mirip dengan fosil
nenek moyangnya. Oleh karena itu, garis keturunan ikan Coelacanth

5
memperlihatkan perubahan yang stasis pada morfologinya sekitar 80 juta
tahun lamanya.

Gambar 4. Ikan coelacanth yang ditemukan di perairan


Sulawesi (Sumber: http://evolution.berkeley.edu/
evolibrary/article/0_0_0/evo_49)

2. Perubahan Karakteristik
Garis keturunan dapat berubah dengan cepat atau lambat. Perubahan
karakteristik dapat terjadi dalam satu arah, seperti adanya segmen tambahan,
atau bisa mengalami kemuduran melalui tambahan segmen baru atau
kehilangan segmen yang didapat sebelumnya. Perubahan dapat terjadi pada
satu garis keturunan atau pada beberapa garis keturunan. Gambar 5
menunjukkan keturunan A berubah dengan cepat tetapi arahnya tidak
beraturan. Garis keturunan B menunjukkan perubahan arah yang lebih
lambat.

Gambar 5. Pola perubahan karakteristik makroevolusi


(Sumber: http://evolution.berkeley.edu/
evolibrary/article/0_0_0/evo_49)

6
Trilobita, hewan yang terletak pada kladogram yang sama seperti
serangga dan udang modern, hidup lebih dari 300 juta tahun yang lalu.
Seperti ditunjukkan pada Gambar 6, catatan fosil jelas menunjukkan bahwa
beberapa garis keturunan mengalami penambahan segmen selama jutaan
tahun.

Gambar 6. Perubahan jumlah segmen pada delapan garis keturunan


Trilobita (Sumber: http://evolution.berkeley.edu/evolibrary/
article/0_0_0/evo_49)

3. Terpisahnya Garis Keturunan (Spesiasi)


Pola Terpisahnya garis keturunan dapat diidentifikasi dengan
membuat dan memeriksa pohon filogeni. Pohon filogeni mungkin
mengungkapkan garis keturunan tertentu yang telah mengalami pemisahan,
menghasilkan kumpulan cabang yang lebat pada pohon filogeni (lihat
Gambar 7, kladogram A). Hal tersebut mungkin mengungkapkan bahwa garis
keturunan memiliki tingkat laju pemisahan garis keturunan yang tak biasa,
dapat dilihat pada cabang panjang dengan sedikit ranting (lihat Gambar 7,
kladogram B). Atau mungkin mengungkapkan bahwa beberapa garis
keturunan mengalami ledakan pemisahan keturunan pada waktu yang sama
(lihat Gambar 7, kladogram C).

Gambar 7. Pola terpisahnya garis keturunan (spesiasi) makroevolusi.


(Sumber: http://evolution.berkeley.edu/evolibrary/
article/0_0_0/evo_49).

7
4. Kepunahan
Punahnya suatu spesies sangat penting dalam sejarah kehidupan.
Peristiwa ini bisa menjadi peristiwa yang jarang terjadi bahkan sering dalam
garis keturunan, atau dapat terjadi secara bersamaan di banyak garis
keturunan (kepunahan massal). Setiap garis keturunan memiliki beberapa
kemungkinan untuk punah, dan pada akhirnya, lebih dari 99% spesies yang
pernah hidup di bumi akan mengalami kepunahan. Gambar 8 menunjukkan
kepunahan masal secara singkat memperpendek waktu hidup banyak spesies,
dan hanya tiga spesies yang berhasil bertahan hidup.

Gambar 8. Pola kepunahan pada makroevolusi (Sumber:


http://evolution.berkeley.edu/evolibrary/article/0_0/evo_49)

C. Sejarah Pengetahuan Tentang Evolusi


1. Sejarah Pohon Maple
Pada garis pantai berhutan di Alaska bagian tenggara (Gambar 9) kita
melihat pohon maple, pakis, batu berlumut, anggrek, capung, kodok, rusa bagal,
dan bangau biru besar. Di zona intertidal, teritip, kerang, dan bintang laut yang
dapat dilihat. Seekor burung Loon berenang di permukaan air, di bawah kita dapat
melihat anemon, gurita, kepiting, landak laut, dan ganggang. Diperairan dalam,
sebuah keluarga ikan paus bongkok menyerang sebuah sekelopok ikan herin.

8
Gambar 9. Sebuah pemandangan garis pantai di Alaska tenggara (Sumber: Stearn dan
Hoekstra, 2003).

Organisme dan lanskap tersebut terdiri dari unsur, bagian-bagian dan


bentuk yang muncul dalam sejarah alam semesta dan planet pada waktu yang
sangat berbeda. Sel-sel dari pohon maple yang tersusunatas molekul, yang terdiri
dari atom dengan inti atom (proton). Hidrogen terbentuk pada hitungan milidetik
pertama peristiwa Big Bang yang terjadi sekitar 15 milyar tahun yang lalu.
Helium dan lithium terbentuk setelah 3 menit, namun inti yang lebih berat,
termasuk elemen ringan yang membentuk bagian struktural sebagian besar
molekul biologis (karbon, nitrogen, oksigen, belerang, fosfor, natrium, kalsium,
dan unsur-unsur lainnya sampai dengan dan termasuk besi), terciptadalam jangka
waktu yang relatif lama melalui fusi termonuklir pada bintang-bintang, kemudian
dikeluarkan ke ruang angkasa (antar bintang) di Novas atau supernova. Hampir
semua elemen yang lebih berat dari besi diciptakan dalam ledakan supernova.
Sebagian besar elemen yang ditemukan di bumi berumur 5 – 15 milyar tahun,
sebelum tata surya terbentuk.
Beberapa unsur yang terbentuk dalam supernova, termasuk tembaga, seng,
selenium, molibdenum, dan yodium, memiliki peran biokimia penting. Tembaga
terjadi di plastocyanin, bagian dari mekanisme fotosintesis yang mengubah energi
cahaya menjadi energi kimia. Tembaga membantu peningkatan oksigen di planet

9
ini. Seng merupakan bagian penting dari carboxypeptidase A, sebuah enzim yang
memecah protein. Seng membantu pencernaan. Selenium adalah bagian dari
sebuah enzim yang melindungi sel dari racun. Molibdenum merupakan bagian
dari enzim nitrogenase yang mengubah molekulnitrogen menjadi ion-ion
amonium yang dapat dimanfaatkanoleh bakteri pengikat nitrogen. Molibdenum
membantu untuk ‘menyuburkan’ biosfer. Yodium, bagian dari hormon tiroksin
vertebrata, membantu untuk mengontrol ekspresi gen yang terlibat dalam
pertumbuhan dan metabolisme energi.
Jika kita dapat mengulang sejarah evolusi, seberapa jauh kita akan kembali
ke masa itu untuk melihat pohon maple yang pertama kali muncul? (Catatan fosil
memberikan jawaban konservatif, untuk waktumunculnya pertama kali dalam
rekaman fosil hanya dapat dilihatdengan penemuan-penemuan baru). Menurut
catatan fosil, kita mungkin bisa melihat daun maple 60juta tahun yang lalu. Maple
adalah suatu angiosperma, tanaman berbunga, dan jejak serbuk sari angiosperma
telah ditemukan pada awal Cretaceous sekitar 130juta tahun yang lalu. Pohon
Maple memiliki batang yang tinggi tegak, kemungkinan tersusun atas material
komposit yang luar biasa kuat, yaitu kayu. Kayu berevolusi di
gymnospermaesekitar 350 – 230 juta tahun yang lalu
Maples adalah tumbuhan terestrial. Jejak awal tanaman terestrial adalah
spora yang diperoleh dari masa Ordo visium akhir dan batang steril berasal dari
Siluria awal, 440 – 430 juta tahun yang lalu, dan terdapatfosil dalam tanah dari
Devon akhir, 360 juta tahun yang lalu, dengan jejak akar vaskular. Maples adalah
organisme multiseluler, yang muncul dalam catatan fosil sekitar satu milyar tahun
yang lalu. Mereka adalah eukariot dengan organel endosimbionik, sebuah aparatus
berbentuk gelendong, dan meiosis sejati. Leluhur eukariot diperoleh dari nenek
moyang bakteri ungu nonsulfur darimitokondria antara 3000 dan 1700 juta tahun
yang lalu, mungkin beberapa kali; mitokondria mungkin menjadi “polifiletik’.
Kemudian eukariot yang menjadi tanaman memperoleh kloroplas dari
cyanobacteria antara tahun 1500 dan 1000 juta tahun yang lalu, mungkin beberapa
kali; mitokondria mungkinjuga “polifiletik”. Pohon Maple berfotosintesis guna
memperoleh karbohidrat dari air, karbon dioksida, dan energi matahari, dan
fotosintesis dapat ditelusuri melalui fosil biru-hijau (cyonobacteria) setidaknya

10
3470 juta tahun yang lalu. Beberapa molekul yang terlibat dalam fotosintesis
adalah salah satu diantara struktur yang paling kuno (konservatif) seperti
membran dan RNA, dari kehidupan pertama beberapa ratus juta tahun yang lalu.
Hidup itu sendiri berasal 3,9 – 3,7milyar tahun yang lalu, ketika suhu pendinginan
planet di titik di mana makromolekul bisa stabil di dalam air panas di bawah
tekanan.Seperti semua organisme, pohon maple adalah sebuah mosaik dari bagian
jaman yang berbeda, beberapa organisme memiliki asal-usul evolusi dengan
waktu yang sangat berbeda.
2. Sejarah dari “Tetangga”
Tanaman tua terbanyak adalah lumut, pakis, dan keluarga mereka, yang
muncul dalam catatan fosil sekitar 360 juta tahun yang lalu dan mendominasi
pada zaman Carboniferus dan Permian 355 – 250 juta tahun yang lalu. Pohon
filogenitanaman vaskular yang hidup didominasi oleh lumut, ekor kuda, dan
pakis. Pinus muncul dalam catatan fosil berumur 210 juta tahun, waktu yang sama
dengan kemunculan dinosaurus, namun gymnospermae, kelompok yang dimiliki
pinus, muncul di awal Carboniferous. Mereka tersebarpada masa Triassic dan
mendominasi dari pertengahan Triassichingga Cretaceous (225 – 65 juta tahun
yang lalu). Anggrek, seperti juga maple, adalah tanaman berbunga, angisperms.
Magnoliophyta berasal dari komunitas tumbuhan Cretaceous awal dan
mendominasi pada Tersier (65 – 0 juta tahun yang lalu). Filogeni dari biji tanaman
didominasi oleh konifer dan keluarga mereka; pada skala itu, angiosperma adalah
cabang kecil dimana monokotil (anggrek, rumput, telapak tangan, lili) adalah
ranting yang tidak signifikan. Jadi Pteridophytes (pakis dan keluarga mereka),
gymnosperma, angiosperma, masing-masing memiliki karakteristik yang
menonjol, dalam urutannya,dari era utama yang berbeda dari sejarah Bumi(lihat
Gambar 10).

11
Gambar 10. Tanaman yang saat ini hidup yang telah
dikelompokkan dan memiliki bentuk dimana
berasal dari era besar yang berbeda dari
sejarah bumi (Sumber: Stearn dan Hoekstra,
2003).

Di antara hewan darat pada garis pantai Alaska, bentuk tertua adalah
capung, yang dapat ditemukan sebagai fosil 300 juta tahunyang lalu. Katak
muncul dalam catatan fosil 190 juta tahun, burung loons 70 juta tahunyang lalu,
herons dan kelinci 65 juta tahunyang lalu. Di bawah air, kita lihat bentuk-bentuk
yang jauh lebih tua, karena kehidupan berevolusi di laut. Bentuk-bentuk tersebut
juga membentuk urutan yang didominasi oleh era yang berurutan (lihat Gambar
11).
Tidak banyak yang tersisa dari fauna dari Kambrium, yang ditandai
dengan trilobita, moluska Monoplacophoran, Brachiopoda (tidak mengeluarkan
suara), dan beberapa kelas echinodermata, semua atau sebagian besar punah. Dari
sebelum Kambrium kita masih bisa melihat spons dan coelenterates (650 – 550
juta tahunyang lalu). Fauna Paleozoic berasal terutama di Ordovisium tersebut,
dia mendominasi pada akhir Permian, dan telah meninggalkan beberapa bentuk
yang masih hidup: cacing polychaete, bintang laut, crinoid, Brachiopoda,
nautiloids, dan ostracods (500 – 440 juta tahunyang lalu). Fauna Mesozoikum
memiliki bentuk lebih familiar: kerang, siput, landak laut, kepiting, lobster, gurita,
hiu, dan ikan bertulang belakang (230 – 65 juta tahunyang lalu). Ikan Teleost dan
ikan paus berevolusi 65 – 40 juta tahun yang lalu. Kebanyakan bentuk yang
mendominasi jaman-jaman saat itu telah menghilang, tetapi ada beberapa yang

12
masih survive,yang memilikikarakteristik organisme kuno. Komunitas modern
adalah mosaik dari bentuk jaman yang sangat berbeda.

Gambar. 11. Binatang yang masih hidup, seperti tanaman, dikelompokkan dan memiliki
bentuk yang berasal dari era utama yang berbeda dari sejarah bumi (Sumber:
Stearn dan Hoekstra, 2003).

3. Sejarah Lanskap
Sejarah geologi Alaska Tenggara merupakan sebuah teka-teki. Pantai
Pasifik Alaska dibangun dari beberapa “terranes”, bagian kerak benua yang tidak
termasuk dalam inti asli dari benua Amerika Utara, yang terletak di tepi timur,
dekat tepi barat Pegunungan Rocky. Terranes berasal daribagian pulau yang
menjorok ke laut, atau potongan dari benua yang terfragmentasi oleh perpecahan
aktif, kemudian bergerak ke arah AmerikaUtara pada dataran yang melingkar.
Ketika Samudera Atlantik melebar ke timur, Amerika Utara bergerak ke barat,
dan pulau-pulau dan potongan-potongan benua bertemu di sebelah barat. Sebelum

13
terjadi penggabungan, mereka tampak seperti Antilles Besar, Jepang, atau
kepulauan Indonesia. Beberapa potongan Alaska tampaknya berasal dari tempat
yang sangat jauh dari Amerika Selatan saat ini. Bebatuantempat tumbuh pohon
maple kemungkinanberasal dari eraMesozoikum dan awal jamanTersier dimana
tanaman berbunga, burung, lebah, tawon, dan kadal berasal, dinosaurus
menujukepunahan, dan mamalia bergerak melintasi Pasifik menuju sebuah
pulaunya.
4. Pelajaran dari Messel
Pada suatu tempat yang langka dan waktu tertentu, terdapat kondisi-
kondisi yang memungkinkan terbentuknya fosil dari semua komunitas yang ada,
mengawetkan gambaran masa lmpau. Salah satu komunitas tertentu yang telah
dianalisis dengan baik ditemukan di serpih minyak di Messel, antara Frankfurt
dan Darmstadt di Jerman. Pada mid-Eocene, 49 juta tahun yang lalu, Messel
adalah sebuah danau atau laguna dengan lapisan bawah anoxic. Organisme yang
jatuh ke dalam lapisan anoxic diawetkan secara nyaris utuh, termasuk bagian-
bagian lunak dan juga isi perut. Fosil-fosil yang ditemukan disini mencakup
tumbuhan paku, pohon palem, lily air, anggur, jeruk, kenari, semut raksasa, cicad,
kecoa, semak kriket, serangga, kumbang, salamander, katak, kodok, kura-kura,
buaya, kadal, burung hantu, rollers, swift, nighjar, opossum, insektivor, primata,
kelelawar, trenggiling, rodensia, bermacam karnivora, dan kuda berkuku awal.
Beberapa dari fosil-fosil ini terlihat seperti kerabat modern mereka; garis
keturunan tidak banyak berubah. Akan tetapi fosil-fosil lain terlihat sangat
berbeda. Garis keturunannya telah punah atau mengalami perubahan yang sangat
banyak.
Dua penemuan di Messel yang sangat mengejutkan:
a. Terdapat banyak tanaman yang merupakan famili tanaman tropis, seperti
screw pines (Pandanaceae)
b. Ditemukan sebuah anteater Amerika Selatan. Hal ini memberi kesan
bahwa Jerman Selatan dulunya tropis atau sub tropis. Tumbuhan dari Asia
Tenggara yang ada sekarang dan hewan dari Amerika Selatan dulunya
hidup bersama di Eropa Barat.

14
D. TEATER GEOLOGIS
1. Asal Mula Alam Semesta, Tata Surya, dan Planet
Alam semesta terbentuk sekitar 150.000 juta tahun yang lalu; hipotesis
yang terkemuka adalah the Big Bang, yang masuk akal tetapi tidak terbukti.
Menurut Hipotesis Big Bang, setelah periode waktu yang pendek dari
pengembangan yang sangat cepat, terbentuk alam semesta yang terdiri atas
hidrogen dan sedikit helium. Kemudian gravitasi menarik konsentrasi gas ke
dalam galaksi primitif, dimana bintang-bintang terbentuk, menghasilkan elemen-
elemen yang lebih berat dari inti hidrogen dan helium, sampai alam semesta
tersusun sebagian besar oleh besi, dimana pada suatu titik terdapat ledakan
bintang yang lebih besar menjadi nova dan supernova, membentuk elemen-
elemen yang lebih berat daripada besi.
Tata surya terbentuk pada urutan kedua dari produk pembentukan bintang
pada satu atau dua siklus, tata surya kita terbentuk sekitar 4500 juta tahun yang
lalu. Terdapat dua skenario untuk pembentukan planet dalam seperti bumi.
Pertama, planet terbentuk menyerupai gas raksasa pada sistem luar, saat piringan
yang tumbuh berkondensasi menjadi bulatan yang terdiri sebagian besar atas
hidrogen dan helium dengan inti metal dan reruntuhan batu. Saat matahari mulai
menyala, angin tata surya menerbangkan atmosfer primitif dari molekul-molekuk
ringan, menyisakan sebuah inti yang berat dan kecil yang kita kenal sebagai
Merkuri, Venus, Bumi, dan Mars. Skenario yang kedua menyatakan bahwa
planet-planet dalam bukan berupa gas raksasa; tetapi terbentuk dari pertumbuhan
dari retuntuhan puing berat, planetoid, dan meteorit. Pada kedua skenario, planet-
planet dalam melalui periode awal bombardment intensif oleh planetoid dan
meteor, sebuah bombardment yang meningkatkan temperatur yang cukup tinggi
untuk melelehkan kerak dan membuat kehidupan menjadi tidak memungkinkan.
Jejak dari bombardment yang berakhir sekitar 4000-3800 juta tahun yang lalu
masih dapat dilihat sebagai bentuk kawah raksasa pada Merkuri dan Bulan.
Saat planet-planet dalam mengalami pendinginan, sebuah atmosfer yang
terbentuk oleh outgassing dari bebatuan. Atmosfer terbentuk dari senyawa yang
lebih berat dari hidrogen molekular dan helium, senyawa yang ditarik oleh
gravitasi secara lebih kuat dan lebih mudah dilelehkan oleh hembusan tata surya.

15
Air, karbondioksida, metana, amonia, dan hidrogen sulfida adalah beberapa
senyawa yang terdapat diantaranya. Walaupun atmosfer ini telah melelehkan
merkuri, yang posisinya dekat dengan matahari dimana angin tata surya
berhembus dengan kuat, dan tidak dapat seutuhnya ditahan oleh Mars, yang
gravitasinya lebih lemah daripada bumi. Venus dan bumi, terletak lebih jauh dari
matahari daripada merkuri dan berukuran lebih besar serta lebih berat daripada
Mars, memiliki atmosfer yang tebal. Atmosfer pada venus dapat mewakili
atmosfer awal pada bumi. Atmosfer yang terdiri sebagian besar atas
karbondioksida dengan air dan asam sulfur, menyimpan panas tata surya seperti
selimut, dan meningkatkan temperatur pada permukaan Venus sampai di atas titik
didih air. Atmosfer awal pada bumi bersifat panas, beracun, bersifat mereduksi
daripada menoksidasi, dan beraroma sulfur.
Dalam massa yang meleleh pada bumi yang mengalami pendinginan,
logam yang lebih berat tenggelam ke dalam, membentuk sebuah inti nikel-besi,
dan bebatuan yang lebih ringan naik ke permukaan, membentuk lapisan kerak.
Dalam lapisan kerak ini, inti dari benua-benua terbentuk di atas bumi. Ketika
temperatur pada permukaan bumi turun di bawah titik didih air, lautan terbentuk.
Inti dari benua dan lautan pertama terbentuk sekitar 4000 juta tahun yang lalu.
Lautan telah mengalami pemodelan ulang beebrapa kali setelah itu, teteapi jejak
asli dari inti benua dapat ditemukan di Afrika Selatan, the Canadian Shield,
Greenland, Australia, dan India. Tempat-tempat itu juga merupakan tempat
munculnya fosil tertua.
2. Continental Drift/ Hanyutan Benua
Sejak saat iru, lapisan kerak bumi telah terdiri atas sebuah set lempengan
benua yang mengapung pada mantel teratas, digerakkan oleh aliran panas dari
dalam. Lempengan-lempengan itu bergeser satu sama lain membentuk fault
melintang seperti yang terbentuk pada San Andreas Fault di California, atau
runtuh ke tengah-tengah seperti yang terjadi pada Laut Merah dan the great Rift
Valley di Afrika, atau bertubrukan satu sama lain. Ketika lempengan benua saling
bertubrukan, jajaran pegunungan tumbuh. Hamparan pegunungan besar yang
terbentang dari Iran ke China terbentuk pada tubrukan tersier Antara India dengan
Asia. The Alps terbentuk ketika Afrika menyodok Italia ke Eropa.

16
Dikarenakan lempengan benua lebih ringan daripada lempengan samudra,
senuah lempengan samudra kebanyakan tersubduksi di bawah sebuah lempengan
benua dalam sebuah tumbukan. Sedimen di bawah samudra terpotong menjadi
batas benua untuk membentuk suatu jajaran pegunungan daerah pantai.. lempeng
samudra meleleh pada kedalaman 300-700 km dan mengirimkan lava yang
membentuk rantai gunung berapi pada 100-300 km dari tepi zona subduksi.
Gunung berapi dan jajaran pegunungan yang muncul di sekitar cincin api pasifik –
Indonesia, Filipina, Jepang, Kamchatka, Aleutian, Alaska Tenggara, British
Columbia, California, Mexico, Amerika Tengah, dan Andes di Amerika Selatan-
terbentuk ketika lempeng samudra dari Lembah Pasific tersubduksi di bawahnya.
Sumber energi untuk pergerakan lempeng mencapai permukaan ketika
pegunungan mid-oceanik menghampar dalam lebih dari 40.000 km di sekeliling
bumi. Pada bagian tengah pegunungan, lava mengisi sumuran saat lempengan
saling bergerak menjauh. Ketika lava mengeras, lava mengawetkan orientasi
bidang magnetik bumi. Bidang magnetik ini mengalami pergantian polaritas
setiap beberapa juta tahun. Saat lempengan saling bergerak menjauh, jarak
diantara lempeng diisi oleh dasar samudra dengan jalur-jalur magnetik yang
memiliki polaritas dan usia yang simetris di sekitar puncak pegunungan., lebih
muda pada lokasi yang dekat dengan pegununan, dan semakin jauh semakin tua.
Laju pembentangan dasar laut tidak pernah konstan. Saat aliran panas dari
interior bumi kecepatannya meningkat, pegunungan mid-ocean terpompa dengan
magma, pembentangan dari pegunungan semakin cepat, benua hanyut lebih cepat,
dan permukaan laut naik, membanjiri dataran benua. Pada saat demikian, lautan
yang dangkal membanjiri area luas yang saat ini berupa dataran kering,
menyediakan peningkatan habitat untuk organisme laut dan membentuk laguna
anoxic dimana fosil terbentuk dengan mudah. Pada saat yang lain, aliran panas
dari dalam bunmi menurun, pegunungan mid-ocean turun, hanyutan benua
melambat, dan lautan mundur dari tepi samping benua. Habitat untuk organisme
laut terbatas, dan tidak terdapat benyak tempat yang cocok sebagai tempat
pembentukan fosil.
Pada akhir masa permian, benua-benua telah tumbuh menjadi sebuah
massa tunggal, Pangaea, dan terdapat satu samudra. Selama Mesozoic,

17
megacontinen/ megabenua itu mulai terpisah. Celah besar lembah-lembah
terbentuk ketika lempeng-lempeng tertarik menjauh satu sama lain. Lempengan-
lempengan itu melebar menjadi lengan-lengan samudra, seperti Laut Merah,
kemudian menjadi samudra. Dua blok utama pertama terbentuk: Laurasia yang
terdiri atas Amerika Utara dan Eurasia, dan Gondwanaland yang terdiri atas
Amerika Selatan, Afrika, India, Antartika, dan Australia. Fosil-fosil dari reptil
Triassic teretrial yang sama dapat ditemukan pada keempat benua, dan
penyebaran burung-burung ratite (burung onta, rhea, serta kerabatnya), southern
beeches (Genus Nothofagus, dari Chile dan Selandia Baru), dan Araucaria
(Konifer dari Amerika Selatan dan pulau-pulau dari Australia dan Selandia baru)
masih mencerminkan suatu masa ketika benua-benua tersebut masih tergabung
dalam suatu massa tunggal.

Gambar 12. (a) hanyutan benua selama 200 juta tahun. (b) lempengan yang ada
saat ini dan pergerakannya (dari Futuyma 1998 dalam Steam and
Hoekstra, 2000).

Pada pertengahan zaman Jurassic, 150 juta tahun yang lalu, Gondwanaland
mulai terpisah. India saat itu sudah berupa sebuah pulau, tetapi pada suatu waktu

18
Amerika Utara masih bergabung dengan Afrika, dan Antartika bergabung dengan
Australia. Pada akhir jaman Creaceous, 70 juta tahun yang lalu, Amerika Selatan
telah terpisah dari Afrika, India masih berupa pulau yang bergerak menuju Asia,
dan Australia baru saja terpisah dari Antartika. Atlantik selesai dengan
pembukaan dari Selatan ke Utara sekitar 60 juta tahun yang lalu. Batuan yang
ditemukan di Newfoundland cocok dengan batuan di Scoklandia dan Skandinavia,
sama halnya dengan batuan di Brazil yang cocok dengan batuan di Afrika Barat.
Amerika Utara dan Amerika Selatan berlanjut bergerak ke barat relatif terhadap
Eropa dan Afrika dengan kecepatan 1-10 mm per tahun.
Ketika Amerika Utara mulai terpisah dengan Eropa, celah lembah terbuka,
dan di dasar lembah-lembah ini terbentuk celah danau. Saat iklim berubah,
terkadang lebih basah, terkadang lebih kering, dan saat landscape berubah dan
membentuk sungai-sungai, danau-danau terisi, kering, kemudian terisi lagi. Setiap
kali terisi dengan air, ikan teleostei semionotid yang sekarang sudah punah,
mengalami sebuah radiasi, sehingga mengisi danau dengan spesies yang
menunjukkan keragaman dalam jenis makanan. Setiap kali danau mengalami
kekeringan, sekawanan spesies menjadi punah (McCune 1996). Demikian evolusi
yang terjadi pada sekawanan ikan cichlid di celah danau Afrika yang secara
berulang-ulang dibayangkan di danau Cretaceous di bagian timur Amerika Utara.
Amerika Selatan bertahan sebagai sebuah pulau benua, seperti Australia
dan Antartika saat ini, sampai sekitar 10 juta tahun yang lalu, ketika hanyutan ke
arah utara menjadi busar pulau menaikkan genting tanah Panama dan bagian-
bagian dari Amerika Tengah dengan konsekuensi-konsekuensi utama. Selama
masa isolasi, beragam flora dan fauna endemik mengalami evolusi di Amerika
Selatan. Beberapa spesies endemik punah ketika ada pendatang dari Amerika
Utara; lainnya, termasuk armasillo dan opossum berpindah ke Utara. Sama seperti
Amerika Selatan, India menggunakan beberapa juta tahun sebagai sebuah pulau
benua dan juga mengembangkan flora dan fauna endemik, yang kebanyakan
lenyap setelah India bertubrukan dengan Asia selama pertengahan Tertiary. India
terus bergerak ke utara menuju Asia, dan pegunungan Himalaya terus tumbuh.
Selama masa Tertiary, Afrik a bergerak ke utara, menutup Sungai Tethys di Suez
dan Gibraltar, yang telah menjadi sebuah samudra tropis berkelanjutan dari

19
Spanyol sampai Australia, dan mendorong Italia ke Eropa, menumbuhkan Alps
dan Jura.
Saat benua-benua hanyut, kelompok utama dari organisme terbentuk.
Banyak pelajaran yang bisa diambil ketika melakukan perbandingan sejarah teater
geologis dengan beberapa kejadian utama dalam evolusi pemeran biologis (Tabel
1).
Tabel 1. Fossil and Moleculer Evidence of Origin

20
21
3. Hot Spot Vulkanik
Dasar dari Lembah Pasifik memiliki sejarah yang lebih kompleks daripada
Atlantik. Bagian tengah Lempeng Pasifik mengandung mekanisme geologis
penting: sebuah hot spot. (hot spot lain dapat ditemukan di Frech Polynesia,
Galapagos, dan Taman Nasional Yellowstone di Wyoming). Saat Lempeng
Pasifik bergerak ke barat laut, hot spot yang saat ini terletak di tenggara pulau
yang termuda, Hawaii, secara berulang-ulang menembus lempengan dan

22
menghasilkan pulau vulkanik. Dalam kurun waktu kurang dari sejuta tahun,
sebuah gunung berapi yang tingginya 10 km dan diameternya 300 km dapat
terbentuk pada hot spot tersebut. Lempengan membawa pulau menjauh, saluran
air menuju mantel rusak, gunung berapi berhenti meletus, dan beratnya
menyebabkan kerak melengkung ke bawah, menenggelamkan pulau di bawah
permukaan laut. Tameng gunung berapi Hawaii yang memiliki volume lebih besar
dan lebih tinggi daripada dasar laut dibandingkan dengan gunung-gunung lain
yang ada di bumi, tenggelam di bawah gelombang laut dalam 10-20 juta tahun.
Pulau-pulau Hawaii dan kelanjutan bawah air, Emperor Seamounts,
terbentang sepanjang 6500 km dari bagian tengah Pasifik Utara menuju zona
subduksi Kamchatka Trench. Bagian tertua dari Emperor Seamounts saat ini
tengah tersubduksi, berumur sekitar 300 juta tahun. Belum ada pulau yang
merusak permukaan di dekat Hawaii yang ada saat ini setidaknya sejak zaman
Carboniferous. Hal ini membatasi gerakan potensial dari daerah yang telah
berpindah dari Pasifik barat dan selatan menuju Amerika Tengah dan Utara.
Sekitar 150 juta tahun yang lalu terdapat perubahan utama dalam arah pergerakan
lempeng, dari utara-barat laut menjadi barat-barat laut, tercatat dalam sebuah
perubahan arah Emperor Seamounts dari tenggara Midway Island, yang
bertepatan dengan peristiwa pada tepi timur sebuah lempeng: docking menjadi
California dari daerah yang mengandung emas yang membentuk lapisan induk
dari Sierra Nevada.

E. Bencana Geologi Lokal


1. Ketika Mediterania Berubah Menjadi Gurun
Laut Mediterania kemungkinan telah beberapa kali menjadi kering,
terakhir kali sekitar 18 juta tahun lalu. Hal ini ditemukan oleh pengeboran dasar
laut yang mengungkapkan endapan garam di Mediterania timur hanya dapat
terbentuk jika seluruh laut telah mengering. Mekanisme ini mengharuskan
Atlantik berada di bawah pinggiran cekungan di Gibraltar. Setelah terputus dari
Atlantik, Laut Tengah terus menguap, aliran sungai tidak mampu memberikan
kontribusi hilangnya evaporasi, dan mengering sekitar 15000 tahun dengan
kecepatan 30-35 cm/tahun. Ketika mengering, sungai Rhone, sungai Nil, dan

23
sungai-sungai lain mengalir ke laut hitam (Danube, Dnieper, dan Don) memotong
lembah ke tepinya, lembah yang masih bisa ditelusuri di bawah air. Hewan dan
tanaman kemudian bisa menyebar secara langsung ke pulau-pulau seperti Cyprus,
Crete, Sicily, Sardinia, Corsica, Balaerics. Kemudian Atlantik bangkit kembali,
dan air terjun terbesar dunia dibentuk sebagai perairan yang bergerak melalui
selat Hercules. Butuh waktu sekitar 750 tahun untuk mengisi lembah sungai
dengan laju sekitar 1 cm/hari.
2. Letusan Gunung Berapi
Beberapa letusan gunung berapi mengecilkan letusan besar dalam sejarah,
seperti Krakatau, di Indonesia, yang mengakibatkan tsunami di Jepang dan pantai
barat Amerika Utara. Ketika daerah Phlegrean, pinggiran Napoli meletus, mereka
mengirim abu sejauh Ukraina. Oligosen dan Miosen letusan dari gunung berapi di
Cascades dan Sierra Nevada dari Oregon dan California mengirim abu ke arah
timur seperti Nebraska, sejauh 2000 km, mengubur kumpulan mamalia besar.
Sekitar 1600 SM letusan Santorini di Cyclades mengirimkan hujan abu, dan
gempa bumi yang menyertainya mengirimkan gelombang besar, ke pulau-pulau
Yunani dan Crete, menghancurkan pemukiman Mycenaean.
Tidak semua letusan raksasa telah meledak, ada juga peristiwa banjir
gunung berapi yang besar. Selama pertengahan tersier, 30-15 tahun yang lalu, lava
mengalir dari celah-celah sepanjang kiloan meter di Dataran Tinggi Columbia
Washington dan Oregon dan di dataran tinggi Ethiopean, menyeterilkan lahan
ratusan ribu kilometer persegi dengan aliran lava. Banjir lain ditemukan dari
utara-tengah Amerika Serikat (Proterozoikum), Siberia tengah (Trias), yang
Karroo Afrika Selatan (Jura), dan dataran tinggi Parana Brazil dan Uruguay dan
dataran tinggi Deccan India (Cretaceous). Aliran lava itu tebalnya 10 – 30 m ,
daerah banjir naik menjadi 1 juta km2, dan volume lava di area tersebut bisa
melebihi setengah juta km3, atau 50 kali volume gunung berapi terbesar.
3. Banjir dan Gelombang Besar
Selama glasiasi Pleistosen, banjir berulang kali melanda seluruh negara
bagian Washington. Ketika gletser benua muncul, seperti yang mereka lakukan
setidaknya tujuh kali, salah satu cabang Bidang Es Columbia pindah ke selatan ke
bendungan Fork Clark dari sungai Columbia, dekat dengan Pend Oreille Danau di

24
Idaho. Bendungan membentuk Danau glasial Missoula. Ketika air naik, itu
mengapungkan es yang dibendung dan tersapu oleh banjir besar, membawa
gunung es besar, membentuk saluran Scablands timur Washington. Diblokir oleh
Cascades, banjir hanya bisa mengalir melalui Sungai Columbia Gorge, tempat itu
ratusan meter. Diblokir lagi antara Cascades dan pantai, air mundur ke lembah
Willamette hingga kedalaman 150 m lebih dan luas beberapa ribu km2. Batu-
batuan bersarang di gunung es yang dibawa oleh banjir tersebar ke bawah
lembah. Selama banjir terakhir, mungkin ada penduduk asli America di daerah
tersebut yang menyaksikannya. Mereka di tempat yang tinggi mungkin selamat.
Gelombang yang sangat besar bisa dihasilkan oleh gempa bumi, geseran
tanah bawah laut, dan dampak meteorit. Setelah gempa Anchorage 1964
gelombang lokal terbatas pada pantai Alaska menghancurkan struktur lebih dari
200 m di atas permukaan laut. Sebuah gelombang yang jauh lebih besar hilang
dari atas pulau Lanai, di Hawaii, sekitar 18000 tahun yang lalu, meninggalkan air
laut yang berada di ketinggian lebih dari 1000 m. Penyebabnya mungkin longsor
besar dengan volume puluhan kilometer kubik, seperti yang ditemukan di dasar
laut di kaki gunung berapi perisai Hawaii. Tanah longsor bawah laut yang besar
juga terjadi dimana sedimen stabil disimpan di mulut sungai. Jejak peristiwa
tersebut telah ditemukan di Mediterania, dari Amazon, dari Carolina, dan
Norwegia, beberapa memindahkan 500 km3 material (Nisbet dan piper 1998).
Ketika meteorit berdampak di bagian timur Pasifik Selatan antara Chili dan
Antartika 2,15 juta tahun lalu, ia mengirimkan tsunami ke pantai barat Amerika
selatan yang mencapai sekitar 1 kilometer di atas permukaan laut. Tsunami yang
diakibatkan oleh meteorit berdampak lebih besar.
Berbagai peristiwa sejarah planet ini menunjukkan bahwa evolusi tidak
terjadi secara stabil, tidak dapat diramalkan. Dari waktu ke waktu terjadi bencana
yang tidak bisa diatasi dengan adaptasi yang dihasilkan oleh seleksi alam normal.
Mereka menyapu bersih seluruh masyarakat.

F. Kepunahan Masal: Kapan, Siapa, dan Bagaimana


Pada zaman Phanerozoic (570 juta tahun yang lalu) telah terjadi
serangkaian kepunahan massal. Karena hal tersebut, banyak spesies menghilang

25
dan digantikan oleh bentuk-bentuk baru dalam strata atasnya, jadi wajar untuk
menciptakan nama baru untuk periode setelahnnya yang memiliki komunitas baru.
Ada sekitar 20 kepunahan massal pada Phanerozoic yaitu, akhir Ordovician,
Devonian, Permian, Triassic, dan Cretaceous.
1. Kepunahan pada akhir Ordovician
Pada akhir zaman Ordovician, sekitas 440 juta tahun yang lalu, 22% famili
dan hampir 60% marga invertebrata laut lenyap, terdiri dari beberapatrilobita,
brachiopoda, graptolites, echinodermata, dan karang. Kepunahan datang dari dua
arah, salah satunya sekitar 10 juta tahun sebelum akhir jaman ini, dan yang lain
pada akhir zaman. Penyebabnya masih belum diketahui dengan jelas. Ada bukti
maksimum glasial yang terkait dengan penurunan permukaan laut yang diikuti
dengan banjir air tawar dari es mencair dan gletser kontinental.
2. Kepunahan massal pada akhir Permian
Kepunahan pada akhir Permian pada 80 juta tahun yang lalu adalah
kejadian terbesar. Dalam hal ini melenyapkan sekitar 50% famili, lebih dari 80%
marga dan 90% spesies invertebrata laut, terdiri dari trilobita, semua tabula dan
karang rugose, dan sekitar 70% famili brachiopoda, 65% famili bryozoan, dan
47% famili cephalopoda, diantaranya beberapa ammonita.
3. Kepunahan pada Akhir Cretaceous
Kepunahan pada akhir Cretaceous, sekitar 50% marga yang ada
menghilang. Semua invertebrata laut terpengaruh. Korban menonjol adalah
foraminifera, bivalvia, bryozoans, semua ammonita, gastropoda, sponge,
echinodermata, dan ostracoda. Dinosaurus tampaknya berkurang sebelum
kepunahan massal, dan beberapa fosil dinosaurus pada permulaan Paleocene,
sehingga sedikit dinosaurus yang dapat bertahan saat kepunahan massal.
Bagaimanapun juga, beberapa dinosaurus mungkin mati pada saat yang sama
dengan invertebrata laut. Pada kepunahan massal akhir dari Cretaceous dalam
kondisi yang tidak biasanya. Jelaga tersebar luas yang diakibatkan kebakaran pada
skala hemisheric, seperti halnya spora dari pakis yang telah menginvasi habitat
dibersihkan oleh api. Pada batas Cretaceous-Paleocene banyak mengandung
iridium, elemen yang ditemukan dengan konsentrasi yang rendah di bumi dan
konsentasi tinggi pada meteorit. Dugaan utama adalah adanya hantaman meteorit

26
yang berdiameter 10 km yang membentuk kawah dengan diameter 180 km.
Puing-puing yang dikeluarkan akan mengeluarkan api dan menyebabkan debu di
atmosfer, baik secara langsung maupun melalui letusan gunung berapi, sehingga
bumi mengalami kegelapan dan suhu yang dingin dalam beberapa tahun. Akan
tetapi hipotesis meteorit tidak dapat diterima secara universal.
Tabel 2. Dampak Akhir Cretaceous: Kehancuran dan Pemulihan
Waktu Efek
1 sekon Pemusnahan sekitar lokasi yang terkena dampak sejauh 30.000 km
1 menit Gempa bumi, dengan 10 skala richter
10 menit Pengapian spontan hutan Amerika Utara
60 menit dampak ejecta menyeberangi Amerika Utara
10 jam Rawa tsunami tepi pesisir Tethyan
1 minggu Kepunahan pertama
9 bulan Awan debu mulai lenyap
10 tahun Gangguan iklim yang parah (pendinginan) berakhir
1000 tahun Vegetasi benua pulih; akhir dari ‘Fern Spike’
1500 tahun Ekosistem bentik air yang lebih dalam mulai pulih
7000 tahun Pemulihan secara penuh ekosistem bentik
70.000 tahun Samudera anoksia (kurang oksigen) berkurang
100.000 tahun Kepunahan akhir dinosaurus
300.000 tahun Kepunahan akhir ammonita
500.000 tahun Ekosisten laut mulai stabil
1.000.000 tahun Ekosistem laut terbuka sebagian pulih
2.000.000 tahun Fauna moluska sebagian besar pulih
2.500.000 tahun Ekosistem global normal

F. Pola Stasis, Spesiasi, dan Perubahan Morfologi


1. Hipotesis Punctuated Equilibrium
Pada 1972, Eldredge dan Gould mempublikasikan hipotesis Punctuated
Equilibrium. Mereka mengobservasi bahwa dalam sejarah dari silsilah banyak
fosil dalam periode yang lama tanpa perubahan, yang disebut dengan stasis.
Mereka juga melakukan ekstrapolasi bahwa perubahan morfologi terjadi saat
spesiasi, dimana selama hampir sepanjang hidup mereka (beberapa juta tahun)
hampir semua spesies tidak banyak berubah, dan perubahan evolusioner tersebut
merupakan cladogenetic (yang terjadi pada saat spesiasi) daripada anagenetic
(yang terjadi dalam suatu spesies).
2. Stasis
Ada dua penjelasan laporan mengenai stasis, yaitu logis dan tidak bersifat
eksklusif: penjelasan intrinsik yang memandang stasis sebagai hasil dari hambatan

27
internal pada perubahan evolusi, dan penjelasan ekstrinsik yang memandang stasis
sebagai hasil kurangnya perubahan di lingkungan dan dalam tekanan seleksi.
Stasis tidak dapat terjadi karena hasil dari evolusi netral, yang akan menghasilkan
pergeseran dalam karakter negara.
3. Ledakan Tiba-tiba
Perubahan secara tiba-tiba dapat dijelaskan dengan hipotesis yang
bersandar pada mekanisme intrinsik atau ekstrinsik. Satu penjelasan intrinsik
meliputi evolusi bertahap dari negara baru di suatu sifat utama yang sekali di
tempat, set dari kaskade tiba-tiba penyesuaian dalam sifat-sifat lainnya. Adapun
penjelasan ekstrinsik meliputi perubahan iklim, adanya organisme pada habitat
baru dan fisik baru dan lingkungan biotik.
4. Ledakan Cambrian
Kelompok hewan utama multisel muncul tiba-tiba di Cambrian. Suatu
ledakan perubahan di Cambrian yang merupakan suatu sejarah di bumi, yaitu
adanya fosil pertama dari hewan phyla, termasuk moluska, anelida, arthropoda,
brachiopoda, dan echinovermata. Fosil tersebut umumnya kecil dan halus, setelah
itu baru ditemukan organisme yang besar.
5. Radiasi Silurian-Devonian terhadap Tumbuhan Berpembuluh Darat
Kelompok tumbuhan berpembuluh muncul secara bertahap pada Silurian
(438-410 juta tahun) dan Devonian (410-355 juta tahun). Munculnya tumbuhan
berpembuluh lebih cepat dibandingkan dengan sisa sejarah mereka dan sedikit
lebih lambat dibandingkan munculnya kelompok utama dari hewan multisel.

28
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Makroevolusi adalah peristiwa terjadinya perubahan skala besar pada
frekuensi gen dalam suatu populasi selama periode geologis yang panjang.
Makroevolusi adalah skala analisis evolusi yang dipisahkan dari gen pool.
2. Beberapa sejarah kehidupan menjelaskan sejarah pohon maple, sejarah
lingkungan, sejarah lanskap, pelajaran dari Messel.
3. Teater geologi menjelaskan asal alam semesta, sistem matahari, dan planet
yang ditunjukkan dengan hipotesis Big Bang. Dalam hal ini terkait juga
mengenai aliran benua dan hot spot vulkanik.
4. Bencana geologi lokal terkait dengan berubahnya Mediterania menjadi gurun,
letusan gunung berapi, banjir dan gelombang besar.
5. Pada zaman Phanerozoic (570 juta tahun yang lalu) telah terjadi serangkaian
kepunahan massal. Karena hal tersebut, banyak spesies menghilang dan
digantikan oleh bentuk-bentuk baru dalam strata atasnya, jadi wajar untuk
menciptakan nama baru untuk periode setelahnnya yang memiliki komunitas
baru.
6. Pada evolusi juga terdapat kondisi stasis dimana berdasarkan observasi (fosil)
dari ilmuan mengatakan bahwa dalam waktu yang lama tidak terjadi
perubahan. Selain itu, makroevolusi mendukung terjadinya spesiasi dan
perubahan morfologi.

B. Saran
Untuk mengungkap kebenaran dalam belajar evolusi, hendaknya sadar
bahwa kajian ilmiah adalah berdasarkan bukti empiris (misalnya fosil), bukan
berdasarkan dogma atau yang lainnya. Jadi, sebagai ilmuan (mahasiswa),
sebaiknya menghindari sikap yang latah untuk menyalahkan suatu hasil temuan
ilmiah. Adanya perkataan yang menyalahkan hasil temuan ilmiah, maka harus
disikapi dengan bijak.

29
DAFTAR RUJUKAN

Stearn, S. C and Hoekstra, R. F. 2000. Evolution an Intruduction. USA: Oxford


University Press.

Understanding Evolution. 2015. Macroevolution. (online)


(http://evolution.berkeley.edu/evolibrary/article/evo_47) diakses pada
tanggal 25 Maret 2015.

30

Anda mungkin juga menyukai