Anda di halaman 1dari 17

Program Sertifikasi Pendidik dan Sertifikasi

Keahlian Bagi Guru SMK/SMA (Keahlian Ganda)

“LAPORAN PRAKTIKUM
BUDIDAYA PAKAN ALAMI INFUSORIA DENGAN
KOL”

DISUSUN OLEH:
ANGGELINA MORANTRI BILI, S.Pd
NIP. 198908012014032005

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT


JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pakan alami sangat diperlukan dalam budidaya ikan dan pembenihan, karena akan
menunjang kelangsungan hidup benih ikan. Pada saat telur ikan barumenetas maka setelah
makanan cadangan habis, benih ikan membutuhkan pakan yangsesuai dengan ukuran tubuhnya.
Pemberian pakan yang berlebihan atau tidak sesuai dengan kondisi ikan berakibat kualitas air
media sangat rendah. Disamping air media cepat kotor dan berbau amis, berakibat pula kematian
benih ikan sangat tinggi sampai sekitar 60-70%.
Dengan bentuk dan ukuran mulut yang kecil, benih ikan sangat cocok diberikanpakan
alami. Untuk tahap awal, pakan yang diperlukan adalah pakan alami jenis
Infusoria/Paramaecium. Pada tahap selanjutnya sesuai dengan perkembangan ukuran mulut
ikan, jenis pakan alami yang cocok diberikan yaitu Infusoria. Pakan alami merupakan salah satu
faktor penentu keberhasilan produksi benih ikanhias maupun ikan konsumsi. Budidaya pakan
alami yang dilakukan sendiri oleh petani menjanjikan sejumlah keuntungan, disamping kualitas
kebersihan pakan terjamin, pakan alami produksi sendirijuga menghasilkan jenis pakan/kutu air
seperti yang diharapkan. Penghematan waktu,tenaga dan biaya juga akan diraih apabila produksi
pakan alami dilakukan dengan baik.
Pakan alami ialah makanan hidup bagi larva atau benih ikan dan udang. Beberapajenis
pakan alami yang sesuai untuk benih ikan air tawar, antara lain lnfusoria (Paramaecium sp.),
Rotifera (Brachionus sp.), Kladosera (Moina sp.), dan Daphnia sp.Pakan alami tersebut
mempunyai kandungan gizi yang lengkap dan mudah dicerna dalamusus benih ikan. Ukuran
tubuhnya yang relatif kecil sangat sesuai dengan lebar bukaanmulut larva/benih ikan. Sifatnya
yang selalu bergerak aktif akan merangsang benih/larvaikan untuk memangsanya. Pakan alami
ini dapat diibaratkan "air susu ibu" bagi larva/benihikan yang dapat memberikan gizi secara
lengkap sesuai kebutuhan untuk pertumbuhandan perkembangannya. Infusoria adalah
sekumpulan jasad renik sejenis zooplankton dan umumnya berukuran sangat kecil antara 40-100
mikron. Infusoria sebagai pakan alami dapat digunakan sebagai makanan pertama (first feeding)
bagi larva ikan yang mempunyai bukaan mulut kecil. Secara visual warna infusoria adalah putih
dan hidup menggerombol sehingga akan tampak seperti lapisan putih tipis seperti awan.
Infusoria adalah salah satu kelas dari philum Protozoa. Berdasarkan alat geraknya, infusoria
dibedakan menjadi 2 yaitu ciliata dan flagellata. Ciliata (latin, cilia = rambut kecil) atau
Ciliophora/Infosoria bergerak dengan cilia (rambut getar) atau infusoria yang bergerak
menggunakan rambut getar (cilia). Infusoria sebagian besar hidup di air tawar terutama dimana
terjadi proses pembusukan. Makanannya adalah bakteri dan protozoa lain yang lebih kecil misal
ganggang renik dan ragi. Infusoria berkembangbiak dengan cara membelah diri dan dengan cara
konjugasi. Infusoria tidak menyukai sinar matahari sehingga banyak terdapat di perairan yang
teduh dan ditumbuhi tumbuhan air.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum Teknik Budidaya Pakan Alami Infusoria Skala
Lab dengan menggunakan kol ini agar mampu memahami dan melakukan budidaya pakan alami
infusoria.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Infusoria
Infusoria adalah sekumpulan jasad renik sejenis zooplankton dan umumnya berukuran
sangat kecil antara 40-100 mikron. Infusoria sebagai pakan alami dapat digunakan sebagai
makanan pertama (first feeding) bagi larva ikan yang mempunyai bukaan mulut kecil. Secara
visual warna infusoria adalah putih dan hidup menggerombol sehingga akan tampak seperti
lapisan putih tipis seperti awan (Wibowo, 2007). Infusoria adalah salah satu kelas dari philum
Protozoa. Berdasarkan alat geraknya, infusoria dibedakan menjadi 2 yaitu ciliata dan flagellata.
Ciliata (latin, cilia = rambut kecil) atau Ciliophora/Infosoria bergerak dengan cilia (rambut
getar) atau infusoria yang bergerak menggunakan rambut getar (cilia) (Winarsih, et al, 2011).

Gambar Klasifikasi Protozoa

A. Klasifikasi
Cilliata
Kingdom : Animalia
Phylum : Protozoa
Subclass : Cilliata
Class : Holotriohea
Order : Hymonostimatida
Famili : Holotrichidae
Genus : Paramecium
Species : Paramecium caudatum
(Sumber : Hegner. 1968)
Flagellata
Kingdom : Animalia
Phylum : Protozoa
Subclass : Mastigophora
Class : Phytomastigoporea
Ordo : Euglenida
Famili : Euglenidae
Genus : Euglena
Spesies : Euglena viridis (Sumber : Hegner. 1968)

B. Morfologi

Gambar Morfologi Paramecium caudatum Gambar Morfologi Euglena viridis

Paramecium memiliki tubuh yang seluruhnya atau sebagian ditutupi oleh cilia atau
rambut getar, mempunyai satu makronukleus dan satu atau lebih mikronukleus,
Paramecium bereproduksi secara vegetatif dengan pembelahan melintang, makronukleus
membelah secara amitosis sedangkan mikronukleus secara mitosis. Paramecium memiliki tubuh
streamline yang dapat digunakan untuk berenang. Laju renang dibantu oleh silia yang menutupi
permukaan tubuh. Paramecium bergerak dengan kecepatan 1500 µ/detik atau lebih. Selama
bergerak, silia membuat gerakan yang simultan dari anterior ke posterior, disebut ritme
metakronal (Laila dan Gandis, 2011).
Euglena memiliki tubuh yang menyerupai gelendong dan diselimuti oleh pelikel Euglena
viridis. Ukuran tubuhnya 35 – 60 mikron dimana ujung tubuhnya meruncing dengan satu bulu
cambuk. Hewan ini memilki stigma (bintik mata berwarna merah) yang digunakan untuk
membedakan gelap dan terang. Euglena juga memiliki kloroplas yang mengandung klorofil
untuk berfotosintesis. Euglena memasukkan makanannnya melalui sitofaring menuju vakuola
dan ditempat inilah makanan yang berupa hewan – hewan kecil dicerna (Menurut Pennak,
1989).
C. Habitat

Infusoria umumnya hidup di air tawar, misalnya di sawah-sawah yang banyak jeraminya,

namun ada juga diantaranya hidup di air laut. Makanannya terdiri dari bakteri, dan protozoa

lainnya yang lebih kecil, ganggang renik, ragi dan detritus yang halus. Oleh karena itu infusoria

biasanya pennghuni perairan yang tercemar, yang sedang mengalami pembusukan (Anonymus,

1990).
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Kegiatan praktikum Teknik Budidaya Pakan Alami Infusoria Skala Lab, dilakukan pada:
Hari/Tanggal : 1 April 2017
Waktu : Pukul 15.00 WIB - selesai
Tempat : Laboratorium SMK N 2 Turen Malang.

3.2 Alat dan Bahan


1.1 Alat yang digunakan :
a. Gelas beaker 1000 mL h. Pompa udara
b. Kompor Gas i. Panci
c. Selang Aerasi j. Saringan
d. Timbangan Digital k. Cawan Petri
e. Mikroskop l. Pipet tetes
f. Objek glass dan cover glass m. Kain
1.2 Bahan yang digunakan :
a. Kol/Kubis
b. Ragi/Bibit roti
c. Air

3.3 Prosedur Percobaan


1. Lakukan kegiatan mencari informasi tentang budidaya pakan alami dari berbagai studi
pustaka/literatur!
2. Diskusikan bersama teman kelompok tentang budidaya pakan alami infusoria untuk
mendapatkan pemahaman yang sama!
3. Lakukan kegiatan budidaya infusoria dengan pertama menyiapkan wadah untuk
kulturnya yaitu Beaker Gelas 1000 mL yang telah bersih.
4. Lakukan penimbangan 300 gr kol/kubis mentah kemudian dipotong-potong atau diiris
5. Lakukan perebusan kol/kubis dengan menggunakan air sampai lembek/hancur.
6. Lakukan penyaringan kol yang telah hancur tersebut dan dinginkan air perasannya.
7. Masukan air perasan kol sebanyak 1 L yang telah dingin ke dalam beaker gelas 1000 mL.
8. Lakukan penambahan ragi secukupnya ke dalam beaker gelas berisi air perasan kol
9. Lakukan penutupan dengan kain pada wadah beaker gelas yang berisi air pesaran kol
10. Lakukan penyimpanan wadah pada tempat yang terlindung dari sinar matahari langsung.
11. Lakukan pengamatan setelah beberapa hari kemudian (4-5 hari) dengan mengamati
media yang digunakan untuk budidaya infusoria tersebut dan pertumbuhan infusoria
dengan mengambil sampel air dalam wadah tempat budidaya infusoria untuk diamati
dengan menggunakan mikroskop cahaya.
12. Lakukan identifikasi terhadap hasil pengamatan tersebut
13. Buatlah laporab hasil pengamatan mengenai mengenai budidaya infusoria yang telah
dilakukan!
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Pengamatan pada Media Budidaya Pengamatan Infusoria (Mikroskop)


Infusoria

Mengamati infusoria pada media terlihat


bahwa ada 2 infusoria yang bergerak aktif
seperti Paramecium sedangkan yang lain
belum bergerak.

Setelah 3 hari media infusoria terlihat


semakin pudar berwarna putih dan
terdapat buih pada permukaan media
4.2 Pembahasan

Pada praktikum yang dilakukan untuk membudidayakan pakan alami infusoria dilakukan
secara skala Lab dan menggunakan air rebusan kol/kubis sebagai media bagi pertumbuhan
infusoria. Budidaya infusoria sangat mudah dilakukan karena bahan yang digunakan berasal dari
bahan-bahan sisa sayuran, yang tidak dipergunakan lagi. Selanjutnya penambahan bibit roti atau
ragi pada media air rebusan kol dengan tujuan untuk mempercepat proses pembusukan terjadi
yang dapat menunjang pertumbuhan infusoria pada media kol. Hal ini sesuai dengan tempat
hidup atau habitat dari infusoria, dimana infusoria biasanya pennghuni perairan yang tercemar,
yang sedang mengalami pembusukan (Anonymus, 1990). Berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan setelah tiga hari terdapat buih berwarna putih pada permukaan media tempat budidaya
infusoria hal ini menunjukkan bahwa infusoria telah tumbuh pada media tersebut. Selain itu
Infusoria akan berkembang umumnya setelah 5-7 hari namun karena adanya pemberian ragi atau
bibit roti akan mempercepat berkembangkan infusoria dimana setelah 3 hari saja sudah teramati
ada infusoria pada media air rebusan kol tersebut.
Penutupan wadah media budidaya infusoria dilakukan karena infusoria tidak menyukai
sinar matahari dan menghindari tumbuhnya lalat atau nyamuk pada media budidaya infusoria
Selanjutnya untuk membuktikan apakah pada media tersebut terdapat infusoria maka
dilakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop cahaya. Pengamatan dilakukan dengan
mengambil sedikit sampel dengan menggunakan pipet tetes kemudian diamati dengan
mikroskop. Nampak jelas infusoria yang bergerak sangat aktif berwarna putih dan seperti
memiliki ekor. Infusoria yang teramati terlihat seperti infusoria jenis Paramecium caudatum .
Sehingga dapat dikatakan bahwa budidaya pakan alami yang dilakukan dengan menggunakan air
rebusan kol yang mengalami pembusukan berhasil.

Ciliata atau Infusoria merupakan kelas terbesar dari protozoa. Ciliata adalah hewan yang
berbulu getar. Ciliata memiliki Silia yang berfungsi untuk bergerak, menangkap makanan dan
untuk menerima rangsangan dari lingkungan. Ukuran silia lebih pendek dari flagel. Ciliata
memiliki 2 inti sel (nukleus), yaitu makronukleus (inti besar) yang mengendalikan fungsi hidup
sehari-hari dengan cara mensisntesis RNA, juga penting untuk reproduksi aseksual, dan
mikronukleus (inti kecil) yang dipertukarkan pada saat konjugasi untuk proses reproduksi
seksual. Pada ciliata juga ditemukan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk menjaga
keseimbangan air dalam tubuhnya. Di samping itu terdapat vakuola makanan untuk mencerna
dan mengedarkan makanan, serta vakuola berdenyut untuk mengeluarkan sisa makanan. Banyak
ditemukan hidup di laut maupun di air tawar. Mempunyai bentuk tubuh yang tetap, dan oval. .
Cilliata ada yang hidup bebas dan adapula yang parasit. Contoh yang hidup bebas
adalah Paramecium caudatum dan yang parasit adalah Nyctoterus ovalis yang hidup di dalam
usus kecoa serta Balantidium coli parasit pada babi dan dapat menyebabkan penyakit
balantidiosis (disentri balantidium).
Dari beberapa anggota Cilliata, anggota Ciliata yang terkenal adalah Paramaecium.
Disini kelompok 3 akan menjelaskan tentang struktur morfologi dan fisiologi dari Paramecium
caudatum. Adapun klasifikasi dari Paramecium caudatum adalah :
Kingdom : Animalia
Filum : Protozoa
Class : Infosoria
Ordo : Holotrichida
Family : Holotrichidae
Genus : Paramecium
Spesies : Paramecium caudatum
Paramecium ini berukuran sekitar 50-350ɰm. yang telah memiliki selubung inti
(Eukariot). Protista ini memiliki dua inti dalam satu sel, yaitu inti kecil (Mikronukleus) yang
berfungsi untuk mengendalikan kegiatan reproduksi, dan inti besar (Makronukleus) yang
berfungsi untuk mengawasi kegiatan metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi. Sistem
reproduksi pada protista yaitu secara aseksual (membelah diri dengan cara transversal), dan
seksual (dengan konjugasi). Paramecium bergerak dengan menggetarkan silianya, yang bergerak
melayang-layang di dalam air. Cara menangkap makanannya adalah dengan cara menggetarkan
rambut (silianya), maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel. Saat itulah bersamaan
dengan air masuk bakteri bahan organik atau hewan uniseluler lainnya. memiliki vakuola
makanan yang berfungsi untuk mencerna dan mengedarkan makanan, serta vakuola berdenyut
yang berguna untuk mengeluarkan sisa makanan.
Gambar Infusoria yang teramati pada saat pengamatan dengan miskroskop nampak seperti
gambar berikut:
Bagian tubuh yang terlebar adalah bagian tengah dengan suatu lekukan mulut. Bagian
anterior tumpul, sedangkan bagian posterior runcing. Kulitnya tipis dan elastis. Adapun yang
menutupi kulit adalah rambut-rambut kecil yang jumlahnya banyak, yang disebut silia. Lubang
bagian belakang disebut pori anal. Pada bagian luar paramecium ditemukan vakuola kontraktil
dan kanal. Dan bagian dalam paramecium terdapat sitoplasma, trichocysts, kerongkongan,
vakuola makanan, macronucleus dan mikronukleus itu sendiri. Paramecium sering disebut sepatu
animalcules karena bentuknya seperti sepatu atau sandal.
Paramecium bergerak maju sambil mengadakan gerak rotasi yang arah perputarannya bila
dilihat dari belakang berlawanan dengan arah jarum jam. Pergerakanya tersebut terjadi karena
perpaduan antara gerak silia tubuh seperti sistem dayung dan gerak silia pada oral groove yang
sangat kuat. Paramecium memakan mikroorganisme seperti bakteri, alga, dan ragi. paramecium
menggunakan silia untuk menyapu makanan bersama dengan air ke dalam mulut sel setelah jatuh
ke dalam alur lisan. Makanan berjalan melalui mulut ke dalam tenggorokan dalam sel. Jika ada
cukup makanan di dalamnya sehingga telah mencapai ukuran tertentu, melepaskan diri dan
membentuk vakuola makanan. Vakuola makanan berjalan menuju sel. Lalu bergerak sepanjang
enzim dari sitoplasma masuk vakuola dan mencernanya. Makanan dicerna kemudian masuk ke
dalam sitoplasma dan vakuola semakin kecil dan lebih kecil. Ketika vakuola mencapai pori anal
limbah sisa belum dicernakan akan dihapus. Paramecium dapat mengeluarkan trichocyts ketika
mereka mendeteksi makanan, dalam rangka untuk lebih menangkap mangsanya. Trichocyts ini
diisi dengan protiens. Trichocysts juga dapat digunakan sebagai metode pertahanan diri.
Paramecium adalah heterotrophs. bentuk umum mereka dari mangsanya adalah bakteri. Hewan
ini banyak hidup di air tawar, mudah ditemukan pada sisa tumbuhan yang membusuk Selain itu
Paramecium juga memiliki beberapa sel dari Paramecium caudatum yang memiliki fungsi
masing – masing disini akan disebutkan fungsi tersebut :
1. Pelikel/Pelliculus – meliputi membran yang melindungi paramecium seperti kulit.
2. Cilia – pelengkap seperti rambut yang membantu bergerak dan makanan paramecium.
3. Rongga Mulut – mengumpulkan dan mengarahkan makanan ke dalam mulut sel
4. Mulut sel/Cytosome – untuk makanan.
5. Cytopharynix – tekak sel.
6. Pori Anal – untuk mengeluarkan limbah
7. Vakuola Kontraktil (Vakuola berdenyut) – untuk mengeluarkan sisa makanan cair dengan
berkontraksi/berdenyut.
8. Vakuola Makanan – untuk mencerna makanan sambil mengedarkan ke seluruh sel.
9. Sitoplasma – cairan antar sel yang dibutuhkan untuk komponen sel penting
10. Trichocyst – digunakan untuk pertahanan
11. Tenggorokan – jalan makanan menuju vakuola makanan
12. Macronucleus – yang berfungsi untuk mengawasi kegiatan metabolisme, pertumbuhan,
dan regenerasi.
13. Mikronukleus – yang berfungsi untuk mengendalikan kegiatan reproduksi, dan inti besar.

Paramecium caudataum memperbanyak diri atau bereproduksi dengan cara aseksual dan
seksual. Secara aseksual dengan pembelahan biner yaitu membelah menjadi dua secara mitosis,
kemudian dilanjutkan oleh makronukleis secara amitosis. Tampak satu sel membelah menjadi 2,
kemudian menjadi 4, 8, dan seterusnya. Pembelahan ini diawali dengan mikronukleus yang
membelah dan diikuti oleh pembelahan makronukleus. Kemudian akan terbentuk 2 sel anak
setelah terjadi penggentingan membran plasma. Perlu Anda ketahui masing-masing sel anak
tersebut identik dan alat sel lainnya mempunyai dua nukleus sitoplasma. Selain itu dapat pula
berkembang biak secara konjugasi (Jasin, 2007). Konjugasi pada Paramecium sebagai berikut:
1. Paramaecium berdekatan dan saling menempelkan bagian mulutnya
2. Mikronukleus membelah berturut-turut menjadi empat mikronukleus, makronukleusnya
lenyap/menghilang
3. Tiga mikronukleus lenyap, satu mikronukleus membelah lagi menjadi dua mikronukleus
yang berbeda ukurannya (besar dan kecil), kemudian mikronukleus yang kecil dipertukarkan
antar dua Paramaecium yang berlekatan tadi sehingga menghasilkan zigot nukleus. Setelah itu
Paramaecium memisah.
4. Selanjutnya zigot nukleus membelah tiga kali berturutturut menghasilkan delapan inti baru
5. Kemudian tiga inti lenyap, empat inti bergabung menjadi makronukleus dan satu inti
menjadi mikronukleus.
6. Pada akhirnya Paramaecium akan membelah dua kali berturut-turut yang menghasilkan
empat Paramaecium baru.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum acara budidaya infusoria dengan menggunakan air rebusan kol
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Budidaya pakan alami infusoria skala Lab dapat dilakukan dengan media rebusan air kol
yang telah diberi ragi
2. Infusoria dapat berkembang pada media rebusan kol dengan baik namun dapat pula
berkembang di dalam media yang lainnya.
3. Infusoria yang tumbuh dan berkembang pada media rebusan kol dindentifikasi sebagai
Paramecium caudatum.

5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

http://triyramadhani.blogspot.co.id/2015/06/laporan-praktikum-kultur-pakan-alami.html diakses
4 April 2017 pukul 10.00

http://www.majalahikan.com/2016/05/budidaya-kutu-air-dengan-kol-dan-tanpa.html diakses 4
April 2017 pukul 10.00

Gusrina Budidaya Ikan Jilid 3 untuk SMK. 2008. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Departemen Pendidikan Nasional.

Produksi Pakan Alami Kelas X. 2013. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan
Nasional.

La Ode Muhammad Apdy Poto. 2017. Modul Diklat PKB Guru Dasar Budidaya Ikan. Jakarta:
DirektoratJenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
LAMPIRAN DOKUMENTASI PRAKTEK

PEMBUATAN AIR REBUSAN KOL

MEDIA BUDIDAYA INFUSORIA DENGAN AIR REBUSAN KOL

Anda mungkin juga menyukai