2. RELEVAN (RELEVANCE)
Informasi dikatakan relevan apabila dapat mempengaruhi keputusan ekonomi
pemakai, yaitu dengan cara dapat beguna untuk mengevaluasi peristiwa masa lalu.
3. KEANDALAN (RELIABILITY)
Informasi yang baik harus and (reliable). Informasi memiliki keandalan jika tidak
memiliki atau bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan
penyajiannya dengan tulus atau jujur (Faithful Representation).
Keandalan informasi juga akan mempengaruhi relevansi, karena jika informasi yang
disajikan andal maka akan semakin relevan. Begitu juga jika informasi tersebut tidak
andal maka akan berpotensi besar untuk menyesatkan pemakai informasinya.
Keandalan informasi dipengaruhi oleh :
Penyajian Jujur
Agar dapat diandalkan, maka informasi harus mnggambarkan dengan jujur keadaan
sebenarnya, transaksi dan peristiwa yang seharusnya disajikan dan secara wajar.
Subsantansi Mengungguli Bentuk
Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan degan jujur transaksi serta peristiwa
lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatatat dan disajikan
sesuai dengan substansi dan realitas.
Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, tidak bergantung pada
kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada informasi yang
menguntungkan beberapa pihak, yang akan merugikan pihak yang memiliki
kepintingan yang berlainan.
Pertimbangan Sehat
Ketidakpastian yang dihadapi dalam penyusunan laporan keuangan diakui dengan
mengungkapkan hakikat serta tingkatnya dan dengan menggunakan pertimbangan
sehat (prudence) dalam penyusunan laporan kuangan.Pertimbangan sehat
menganfung unsur kehati-hatian pada saat melakukan perkiraan dalam kondisi
ketidakpastian, sehingga aktiva atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan
kewajiban atau bean tidak dinyatakan teralu rendah.Namun demikian, penggunaan
pertimbangan sehat tidak memperkenankan, seperti pembentukan cadangan
tersembunyi atau penyisihan (provision) berlebihan dan sengaja menetapkan aktiva
atu penghasilan yang lebih rendah atau pencatatan kewajiban atau beban yang lebih
tinggi yang membuat laporan keuangan menjadi tidak netral dan akan menjadikan
laporan keuangan tidak andal.
Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam
batasan matrealitas dan biaya. Kesengajaan untuk idak mengungkapkan (omission)
mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau mnyesatkan an karena itu tidak
dapat diandalkan dan kurang relevansinya.
4. DAPAT DIBANDINGKAN
Pemakai laporan keuangan harus bisa membadingkan laporan keuangan
perusahaan antarperiode untuk mengidentifikasi keccenderungan (trend) posisi dan
kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangn
antarperusahaan untuk mngevaluasi posisi keuangan secara relatif.
Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian, transaksi yang sama harus dilakukan
secara konsisten.
Daya banding yang dimaksud adalah bukan berarti semuanya harus sama,
melainkan harus berpegang pada standar akuntansi.
8. a. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diharapkan semakin baik, maka profesi akuntan
sangat dibutuhkan dalam membantu mewujudkannya. Kondisi ini, membawa pada suatu konsekuensi bahwa msih
terbuka lebar bagi setiap orang untuk memasuki profesi sebagai akuntan, dan profesi akuntan sebagai pilihan
karir yang menjanjikan.
Profesi akuntansi memerlukan kepercayaan dari masyarakat. Kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa
akuntan akan menjadi lebih tinggi, jika profesi tersebut menerapkan standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan
pekerjaan profesional yang dilakukan oleh anggota profesinya.
Aturan Etika Kompartemen Akuntan merupakan etika profesional bagi akuntan yang berpraktik sebagai akuntan
Indonesia. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik bersumber dari Prinsip Etika yang ditetapkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia. Dalam konggresnya tahun 1973, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk pertama kalinya
menetapkan kode etik bagi profesi akuntan Indonesia, kemudian disempurnakan dalam konggres IAI tahun 1981,
1986,1994, dan terakhir tahun 1998. Etika profesional yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam
kongresnya tahun 1998 diberi nama Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia.
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dijabarkan ke dalam Etika Kompartemen Akuntan Publik untuk mengatur
perilaku akuntan yang menjadi anggota IAI yang berpraktik dalam profesi akuntan publik.
b. Akuntansi di Inggris berkembang sebagai sebuah ilmu tunggal, secara pragmatis merespons
terhadap kebutuhan dan praktik bisnis. Seiring waktu, secara berturut-turut undang-undang
perusahaan menambahkan susunan dan persyaratan lainya, tapi masih memperbolehkan
fleksibilitas akuntan dalam penerapan nilai professional. Sejak tahun 1970-an, sumber paling
penting untuk pengembangan dalam undang-undang perusahaan adalah EU
Directives, terutama Fourth dan Seventh Directive.Pada saat yang sama, standar akuntansi dan
proses penyusunan standar telah menjadi lebih otoritatif.Warisan akuntansi Inggris pada dunia
sangatlah mendasar. Inggris merupakan Negara pertama di dunia yang mengembangkan
sebuah profesi akuntansi seperti yang kita kenal saat ini. Konsep kewajaran penyajian dari hasil
dan posisi keuangan (kebenaran dan kewajaran) juga berasal dari inggris. Pemikiran akuntansi
professional dan praktiknya dikirimkan ke Australia, Kanada, Amerika Serikat, dan semua
bekas jajahan inggris termasuk hong kong, india, Kenya, selandia baru, Nigeria, singapura, dan
afrika selatan.
c. Australian Accounting Standards Board (AASB) adalah lembaga pemerintah Australia yang
mengembangkan dan memelihara standar pelaporan keuangan yang berlaku untuk entitas di
sektor swasta dan publik dari ekonomi Australia.
AASB mempunyai tanggung jawab untuk membuat standar baik sektor publik maupun sektor
pribadi dan bebas untuk mencari tim dan staf. The AASB menggunakan kerangka kerja
konseptual, yang meliputi Laporan Akuntansi Konsep (SAC 1 Definisi Pelapor dan SAC 2
Tujuan Tujuan Umum Pelaporan Keuangan) yang dikembangkan oleh mantan AASB dan
Sektor Publik Dewan Standar Akuntansi (PSASB), untuk mengevaluasi usulan standar
akuntansi.
Berdasarkan Corporations Act 2001 Australia, banyak entitas harus menerapkan Standar
Akuntansi Australia ketika menyiapkan laporan keuangan mereka. Beberapa entitas sektor
publik wajib menerapkan Standar Akuntansi Australia dengan salah satu undang-undang
Persemakmuran, negara bagian atau wilayah, melalui petunjuk khusus untuk pembuat atau
pelaporan kerangka kerja yang ditetapkan pedoman atau peraturan.
Anggota CPA Australia, The Institute of Chartered Accountants di Australia dan National
Institute Akuntan memiliki kewajiban profesional untuk mengambil semua langkah yang wajar
dalam kekuasaan mereka untuk memastikan bahwa entitas dengan yang mereka terlibat sesuai
dengan Standar Akuntansi Australia ketika mempersiapkan keuangan mereka untuk tujuan
umum laporan.
Sejak tahun 2002, AASB mengadopsi Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB) untuk
periode pelaporan keuangan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2005. Pada bulan
Juli 2004, AASB mengadopsi sejumlah standar yang berlaku dari tahun 2005, termasuk:
9. a. Acoounting Entity
Yang menjadi fokus perhatian akuntansi adalahd entity tertentu yang harus memisahkan
hak dan kewajiban pemilik atau pihak lain dengan entity perusahaan. keduanya terpisha
dari badan atau entity yang lain. Sehinga transaksi dicatat untuk kepentingan dan dari sudut
posis perusahaan tertentu yang terpisah dari pemiliknya.
c.Measurement (Pengukuran)
Akuntansi adalah sebagai media pengukuran sumber -sumber ekonomi (Economic
Resources) dan kewajiban (Liability). Akun Traksaksi harus mengukur hasil transaksi, ukuran
yang dipakai adala unit moneter.
f.Acrual (Aktual)
Penetuan pendapatan dan biaya dari posisi hartan dan kewaajiban di tetapkan berdasarkan
kejadian tanpa melihat apakah transaksi pembayaran atau penerimaan kas telah dilakukan
atau belum.
h.Aproximation (Penaksiran)
Dalam akauntansi tidak dapat dihindarkan lagi penaksiran -penaksiran. Seperti taksiran
umur, taksiran harga, pemilihan prinsip yang digunakan dan sebagainya.
i.Judgment (Pertimbangan)
Dalam menyusun laporan keuanga banyak yang dipelu kan pertimbangan -pertimbangan
berdasarkan keahlian , baik pertimbangan memilih aleternatif prinsip maupun pemilihan
cara penyajian dalam laporan keuangan.
m.Materiality
Laporan keuangan hanya memuat informasi yang dianggap penting. Dan dalam setiap
pertimbangan yang dilakukannya tetap melihat signifikasinya yang diukur dari pengaruh
informasi kepada pengambil keputusan.
Dari ke 13 prinsip dasar akuntansi tersbut itu berdasarkan dasar menurut APB, Statement
No. 4. Dan ada juga prinsip dasar akuntansi menurut SAK . dan prinsip dasar akuntansi
menurut ASOBAT.
18. a. Konsep laba dalam tataran semantik berkaitan dengan masalah makna yang harus dilekatkan
oleh perekayasa laporan pada simbol atau elemen biaya sehingga laba bermanfat dan bermakna
sebagai informasi. Pada tataran ini, teori menekankan makna yang harus dimiliki oleh konsep laba,
seperti teori tentang aset, realitas, atau kegiatan perusahaan yang diinterpretasikan oleh laba. Laba
harus dapat memberikan informasi kepada para pengguna laporan keuangan mengenai berbagai
teori, misalnya kenaikan jumlah asset dan efektivitas kegiatan produksi perusahaan.
19. a. Sekuler mengklaim sebagai praktik yang bebas nilai; terpisah dari nilai spiritual
Materialistik informasi yang disajikan melalui lapkeu hanyalah informasi dari kegiatan yang
memiliki satuan moneter atau bersidat material
Egoistik praktik akuntansi yang berlaku hanya berfokus pada pemberian bagaimana penyajian
lapkeu akan dapat menyenangkan shareholder atau menarik investor tanpa memperhatikan
kepentingan pihak lain
Kuantitatif informasi yang diberikan hanya sebatas informasi yang bersifat kuantitatif, sedangkan
informasi yang bersifat kualitatif tifak disampaikan.
-cost historis
-standard cost
21. – tujuan dasar laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna bagi pengambilan
keputusan ekonomi
- Memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditur untuk pemakai
untuk memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi potensi arus kas
berdasarkan jumlah, waktu, dan ketidakpastian lainnya.
-Melayani pemakai umum yang memiliki wewenang, kemampuan, atau sumber daya yang
terbatas untuk memperoleh informasi dan pihak-pihak yang mengandalkan laporan
keuangan sebagai sumber informasinya mengenai aktivitas ekonomi perusahaan.
23. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan laporan laba periodic yang berguna untuk
meramalkan, membandingkan, menilai earning power perusahaan. Hasil bersih dari pendapatan
yang timbul dari siklus perolehan laba yang “sempurna” dan kegiatan perusahaan akibat kemajuan
kerja yang dapat dihitung sampai penyelesaian siklus perusahaan yang “belum sempurna” harus
dilaporkan. Perubahan nilai yang digambarkan dalam laporan yang berurutan dari laporan posisi
keuangan harus dilaporkan, tetapi terpisah apabila nilainya berbeda dari segi kepastian realisasinya.
Siklus perolehan laba dianggap “sempurna” apabila memenuhi syarat sebagai berikut :
a. A realized sacrifice – realisasi atau kemungkinan yang besar terjadinya pembayaran kas.
b. A realized benefit – realisasi atau kemungkinan yang besar terjadiya realisasi penerimaan kas.
c. Tidak ada lagi kegiatan-kegiatan lanjutan dari siklus itu.
24. bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode
akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga
menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih.
27. a.