Makalah Sistem Saraf Otonom
Makalah Sistem Saraf Otonom
PENDAHULUAN
1
menghasilkan respon yang berlawanan agar tercapainya homeostatis
(keseimbangan). Kerja obat-obat pada sistem saraf simpatis dan sistem
saraf parasimpatis dapat berupa respon yang merangsang atau menekan.
Dalam dunia farmasi, sistem saraf otonom ini sangat erat
hubungannya dengan farmakologi dan toksikologi karena kita dapat
mengetahui mekanisme kerja obat yang akan mempengaruhi sistem saraf
otonom itu sendiri.
2
BAB II. PEMBAHASAN
3
sisa dari sistem saraf melalui sambungan primer oleh saraf vagus, untuk
berfungsi dengan mandiri dalam mengendalikan sistem gastrointestinal.
Neuron mengirimkan sinyal ke sel lain sebagai gelombang
elektrokimia perjalanan sepanjang serat tipis yang disebut akson, yang
menyebabkan zat kimia yang disebut neurotransmitter yang akan dirilis di
persimpangan yang disebut sinapsis. Sebuah sel yang menerima sinyal
sinaptik mungkin bersemangat, terhambat, atau sebaliknya dimodulasi.
Sensory neuron diaktifkan oleh rangsangan fisik menimpa mereka, dan
mengirim sinyal yang menginformasikan sistem saraf pusat negara bagian
tubuh dan lingkungan eksternal. Motor neuron, terletak baik dalam sistem
saraf pusat atau di perifer ganglia, menghubungkan sistem saraf otot atau
organ-organ efektor lain. Sentral neuron, yang pada vertebrata sangat
lebih banyak dari pada jenis lain, membuat semua input dan output
mereka koneksi dengan neuron lain. Interaksi dari semua jenis bentuk
neuron sirkuit neural yang menghasilkan suatu organisme persepsi dari
dunia dan menentukan perilaku. Seiring dengan neuron, sistem saraf
mengandung sel-sel khusus lainnya yang disebut sel-sel glial (atau hanya
glia), yang menyediakan dukungan struktural dan metabolik.
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang
bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan
direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap
dengan cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan
luar maupun dalam.
Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus
dimiliki oleh sistem saraf yaitu:
a. Reseptor adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada
tubuh kita yang ber tindak sebagai reseptor adalah organ indera.
b. Penghantar impuls dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun
dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut
penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas.
Sel saraf disebut neuron.
4
c. Efektor adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah
diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting
pada manusia adalah otot dan kelenjar.
Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi
tiga kelompok, yaitu sel saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf
intermediet (asosiasi).
a) Sel saraf sensori
Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke
sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang
(medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan
dengan saraf asosiasi (intermediet).
b) Sel saraf motor
Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf
pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh
terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf
pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf
asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
c) Sel saraf intermediet
Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat
ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi
menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau
berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem
saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor
sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.
5
dalam secara tidak sadar, kadang-kadang disebut juga susunan saraf
tidak sadar.
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari
otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang
bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-
masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk
ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat
saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat
saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom berfungsi untuk mempertahankan keadaan
tubuh dalam kondisi terkontrol tanpa pengendalian secara sadar. Sistem
saraf otonom bekerja secara otomatis tanpa perintah dari sistem saraf
sadar. Sistem saraf otonom juga disebut sistem saraf tak sadar, karena
bekerja diluar kesadaran
Struktur jaringan yang dikontrol oleh sistem saraf otonom yaitu otot
jantung, pembuluh darah, iris mata, organ thorakalis, abdominalis, dan
kelenjar tubuh. Secara umu, sistem saraf otonom dibagi menjadi dua
bagian, yaitu sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis.
Sistem saraf otonom merupakan sistem saraf yang bekerja tanpa
disadari atau tanpa perintah sistem saraf pusat. Sistem saraf otonom
merupakan gabungan saraf sensorik dan saraf motorik. Gangguan pada
sistem saraf otonom dapat mempengaruhi setiap bagian atau proses
tubuh. Gangguan saraf otonom mungkin reversibel atau progresif.
Setelah sistem saraf otonom menerima informasi tentang tubuh
dan lingkungan eksternal, maka sistem saraf otonom akan meresponnya
dengan merangsang proses tubuh, biasanya melalui saraf simpatik, atau
menghambat proses tubuh, biasanya melalui saraf parasimpatis.
Jalur saraf otonom melibatkan dua saraf. Satu sel terletak dibatang
otak atau sumsum tulang belakang yang dihubungkan dengan serabut
saraf ke sel lain, yang terletak di gugusan sel saraf (disebut ganglion
otonom). Serabut saraf dari ganglia ini terhubung dengan organ – organ
internal. Sebagian besar ganglia untuk saraf simpatik terletak di luar
6
sumsum tulang belakang pada kedua sisinya. Ganglia untuk saraf
simpatik terletak didekat atau organ dimana terdapat saraf parasimpatitik
tersebut.
7
2.4 Macam - Macam Sistem Saraf Otonom
Sistem saraf otonom dibagi menjadi dua :
a. Saraf parasimpatis: terbagi dalam dua bagian yang terdiri atas saraf
otonom kranial dan saraf otonom sakral. Sistem Parasimpatis
berkaitan dengan pertahanan tubuh dan perbaikan sumber-sumber
tubuh antara lain penurunan denyut jantung, peningkatan aktivitas
gastrointestinal dan absorbsi makanan.
b. Saraf simpatis: terletak di depan kolumna vertebra dan berhubungan
serta bersambung dengan sumsum tulang belakang melalui serabut-
serabut saraf. Sistem Simpatis yang mempunyai aktivitas
perangsangan, responnya antara lain adalah peningkatan denyut
jantung, peningkatan kekuatan jantung, gula darah dan tekanan
darah.
Contoh fungsi saraf simpatik dan saraf parasimpatik antara lain:
Saraf simpatik mempercepat denyut jantung, memperlambat proses
pencernaan, merangsang ereksi, memperkecil diameter pembuluh arteri,
memperbesar pupil, memperkecil bronkus dan mengembangkan kantung
kemih, sedangkan saraf parasimpatik dapat memperlambat denyut
jantung, mempercepat proses pencernaan, menghambat ereksi,
memperbesar diameter pembuluh arteri, memperkecil pupil, mempebesar
bronkus dan mengerutkan kantung kemih.
Seperti diungkapkan diatas bahwa sistem saraf tepi manusia terdiri
dari saraf kranial dan saraf spinal. Pada sistem saraf tepi Manusia
terdapat 12 pasang saraf kranial, berikut ini adalah daftar saraf kranial
pada manusia dan fungsinya.
8
kedalam
Nervus Trigeminus (N V) Gerakan Mengunyah, Sensasi kulit,
mukosa dan lain-lain.
Nervus Abducens (N VI) Gerakan mata ke lateral
Nervus Facialis (N VII) Ekspresi wajah, lakrimasi,
pengecapan
Nervus Vestibulocochlearis (N VIII) Keseimbangan dan pendengaran
Nervus Glossopharyngeus (N IX) Menelan, refleks muntah, salvasi,
pengecapan.
Nervus Vagus (N X) Menelan, refleks muntah
9
1. Pleksus kardiak terletak dekat dasar jantung serta mengarahkan
cabang-cabangnya ke situ dan ke paru paru
2. Pleksus seliaka terletak di sebelah belakang lambung, dan melayani
organ-organ dalam rongga abdomen
3. Pleksus mesenterikus (pleksus hipogatilus) terletak di depan sakrum
dan melayai organ organ dalam pelvis.
Adapun fungsi dari sistem simpatis :
Mensarafi otot jantung
Mensarafi pembuluh darah dan otot tak sadar
Mempersarafi semua alat dalam seperti lambung, pancreas dan
usus
Melayani serabut motorik sekretorik pada kelenjar keringat
Serabut motorik pada otot tak sadar dalam kulit
Mempertahankan tonus semua otot sadar
Sistem parasimpatis. Saraf kranial otonom adalah saraf kranial
ketiga, ketujuh, kesembilan, kesepuluh. Saraf saraf ini merupakan
penghubung, tempat serabut-serabut parasimpatis lewat dalam
perjalanannya keluar dari otak menuju organ-organ yang sebagian
dikendalikan olehnya. Serabut-serabut yang mencapai serabut-serabut
otot sirkular pada iris merangsang gerakan-gerakan yang menentukan
ukuran pupil mata menggunakan saraf kranial ketiga, yaitu saraf okulo-
motorik.
Serabut-serabut otot motorik sekretorik mencapai kelenjar ludah
melalui saraf ketujuh, fasial, serta saraf kesembilan, glosofaringeus.
Saraf vagus atau saraf kranial kesepuluh adalah serabut saraf
otonom terbesar. Daerah layanannya luas, serta serabut-serabutnya
disebarkan ke sejumlah besar kelenjar dan organ. Penyebaran ini sejalan
dengan penyebaran serabut simpatis.
Saraf parasimpatis sakral keluar dari sumsum tulang belakang
melalui daerah sakral. Saraf-saraf ini membentuk urat-urat saraf pada
alat-alat dalam pelvis, dan bersama saraf simpatis membentuk pleksus
yang melayani kolon, rektum, dan kandung kencing.
10
Adapun fungsi dari sistem parasimpatis :
Merangsang sekresi kelenjar air mata, kelenjar sublingualis,
submandibularis dan kelenjar-kelenjar dalam mukosa rongga
hidung
Mensarafi kelenjar air mata dan mukosa rongga hidung
Menpersarafi kelenjar ludah
Mempersarafi parotis
Mempersarafi sebagian besar alat tubuh yaitu jantung, paru-paru,
GIT, ginjal, pancreas, lien, hepar dan kelenjar suprarenalis
Mempersarafi kolon desendens, sigmoid, rectum, vesika urinaria
dan alat kelamin
Miksi dan defekasi
11
usus dalam spingfer ileokolik, dan kandung kencing dalam spingfer uretra
interna. Sebagai contoh, pada kegiatan mikturisi, sfingter uretra di
kendurkan, sementara otot pada dinding kandung kencing berkontraksi,
sehingga memungkinkan kandung kencing di kosongkan
Sistem saraf tak sadar menyebabkan gerakan yang tidak disadari
atau gerak refleks. Gerak refleks merupakan suatu reaksi yang bersifat
otomatis atau tanpa disadari. Impuls saraf pada gerak refleks melalui alur
impuls pendek. Alur impuls dimulai dari reseptor sebagai penerima
rangsangan, kemudian dibawa oleh neuron ke sumsum tulang belakang,
tanpa diolah oleh pusat saraf. Kemudian tanggapan dikirim oleh saraf
motorik menuju ke efektor. Alur impuls pada gerak refleks disebut
lengkung refleks.
Ada dua macam gerak refleks yaitu :
Refleks otak, adalah gerak refleks yang melibatkan saraf perantara
yang terletak di otak, misalnya berkedipnya mata, refleks pupil mata
karena rangsangan cahaya.
Refleks sumsum tulang belakang, adalah gerak refleks yang
melibatkan saraf perantara yang terletak di sumsum tulang belakang,
misalnya sentakan lutut karena kaki menginjak batu yang
runcing.
1. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf
Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun
tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya
perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada
waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan
kutubnegatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa
rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan
perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial
ini (depolarisasi)terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan
perjalanan gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai
dengart 120 m per detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau
tidaknyaselubung mielin.
12
Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak
dapat dilalui oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali
seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali
diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik.
Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang
dilakukan oleh mitokondria dalam sel saraf.
Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak
akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi
bila kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai
ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls
yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang
lemah.
2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis
Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron
lain dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk
tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur
kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebutvesikula
sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-
sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk
sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron,
maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis.
Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitterberupa asetilkolin.
Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat
menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis.
Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang
terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik,
dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian
berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang
terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada
reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin
sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim
asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis.
13
Gerak refleks terjadi secara otomatis terhadap rangsangan tanpa
kontrol dari otak sehingga dapat berlangsung dengan cepat. Gerak refleks
terjadi tidak disadari terlebih dahulu atau tanpa dipengaruhi kehendak.
Contoh gerak refleks seperti mengangkat tangan ketika terkena api,
mengangkat kaki ketika tertusuk duri, berkedip ketika ada benda asing
yang masuk ke mata, bersin dan batuk.
Stimulus pada organ reseptor, sel saraf sensorik, sel penghubung
(asosiasi) pada sumsum tulang belakang, sel saraf motorik, respon pada
organ efektor.
14
f. Epilepsi, merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya luka,
infeksi, tumor, atau lainnya terutama pada jaringan-jaringan otak,
sehingga terjadi letusan-letusan listrik (impuls) pada neuronneuron
di otak.
g. Poliomielitis, ialah penyakit yang menyerang neuron-neuron
motorik sistem saraf pusat terutama otak dan medula spinalis oleh
infeksi virus
15
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari
otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang
bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-
masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk
ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat
saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat
saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom berfungsi untuk mempertahankan keadaan
tubuh dalam kondisi terkontrol tanpa pengendalian secara sadar. Sistem
saraf otonom bekerja secara otomatis tanpa perintah dari sistem saraf
sadar. Sistem saraf otonom juga disebut sistem saraf tak sadar, karena
bekerja diluar kesadaran
3.2 Saran
Demikian makalah ini kami susun dengan segala kemampuan dan
keterbatasan kami. Kami menyadari bahwa banyak kekurangan pada
makalah ini dan maka dari itu, kritik dan saran selalu kami tunggu demi
perbaikan yang menjadi baik. Dan semoga makalah ini mudah di pahami
dan bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bermanfaat di masa yang
akan datang.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
18