BAB 1 PENDAHULUAN
diri ke permukaan menuju fase gas. Oleh karena itu, titik didih suatu
cairan bergantung pada tekanan luar (Raharjo, 2007).
Titik beku atau titik leleh dari senyawa murni adalah temperature
di mana fase padat dan fase cair berada dalam keseimbangan pada
tekanan atm. Keseimbangan di sini berarti kecenderungan zat padat
berubah menjadi wujud cair sama dengan kecenderungan terjadinya
proses sebaliknya, karena cairan dan padatan keduanya mempunyai
kecenderungan melepaskan diri yang sama (Martin, 1990)
Dalam menentukan titik leleh suatu zat, adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi cepat atau lambatnya zat tersebut meleleh adalah :
1. Ukuran Kristal.
Ukuran kristal sangat berpengaruh dalam menentukan titik
leleh suatu zat. Apabila semakin besar ukuran partikel yang
digunakan, maka semakin sulit terjadinya pelelehan.
2. Banyaknya sampel
Banyaknya sampel suatu zat juga dapat mempengaruhi
cepat lambatnya proses pelelehan. Hal ini dikarenakan
apabila semakin sedikit sampel yang digunakan, maka
semakin cepat proses pelelehannya. Begitu pula sebaliknya
jika semakin banyak sampel yang digunakan maka semakin
lama proses pelelehannya.
3. Pengemasan dalam kapiler.
Pemanasan dalam suatu pemanas harus menggunakan
baraapi atau panas yang bertahan. Adanya senyawa lain yang dapat
mempengaruhi range titik leleh. (Sunarya, 2010)
2.2 Uraian Bahan
a. Alkohol (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : AETHANOLUM
Nama lain : Alkohol
RM / BM : C2H6O / 46,0
RM / BM : (CH3)2CO / 69,0801
Rumus struktur : CH3 – CO – CH3
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, mudah
menguap, bau khas, mudah terbakar.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol
95% P, dengan eter P dan dengan kloroform
P, membentuk larutan jernih
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai bahan dasar pembuatan kloroform
d. AQUA DESTILLATA (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air Suling
RM / BM : H2O / 18,02
Rumus struktur : H–O–H
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
tidak berasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pensuspensi dan pembilas.
e. Iodoform (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : Iodoform
Nama lain : Iodoform
RM / BM : CHI3 / 394
Rumus struktur : CH – I3
Pemerian : Keping atau butir, berat, mengkilat, seperti
logam; hitam kelabu; bau khas
Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 3500 bagian air,
dalam 13 bagian etanol (95%) P, dalam lebih
kurang 80 bagian gliserol P, dan dalam lebih
kurang 4 bagian karbondisulfida P; larut
Sampel Berat kertas saring Berat kertas saring + iod Berat iod
Iodium 0,80 gram 1,80 gram 1 gram
Reaksi
CH3-CO-CH3 + 3I2 CH3-CO-CI3 + 3HI
CH3-CO-CI3 + NaOH CHI3 + CH3-COONa
3NaOH + 3HI 3NaI + 3H2O
CH3-CO-CH3+3I2+4NaOH CHI3 + CH3COONa + 3NaI + 3H2O
Perhitungan
mol I2 setara dengan 1 mol CHI3
mol = mol
𝑔𝑟 𝑔𝑟
= 𝑏𝑚
𝑏𝑚
2,01 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑔𝑟
= 176
6(53)
318×gr = 353,76
353,76
gr = = 1,11 gram
318
4.2 Pembahasan
Pada percobaan sintesa iodoform ini dilakukan pembuatan
iodoform yang diperoleh dari hasil reaksi antara aseton dan iodium
serta menggunakan NaOH sebagai katalisator yang akan
mempercepat jalannya reaksi.
Pada percobaan ini digunakan labu alas bulat. Penambahan air
dengan segera dan banyak setelah terjadi kristal iodoform
dimaksudkan untuk mengencerkan NaOH yang berlebihan, sehingga
dapat mengurangi kecepatan terhidrolisnya iodoform yang terjadi
dengan NaOH membentuk iodium kembali.
Penambahan NaOH dilakukan secara hati-hati setetes demi tetes.
Apabila telah terbentuk sedikit kristal kuning maka penambahan
segera dihentikan. Penambahan NaOH yang pekat tidak boleh
berlebihan Karena dapat menyebabkan terjadinya reaksi antara
iodoform dengan NaOH atau terhidrolisisnya iodoform dengan NaOH.
Penambahan NaOH yang berlebih ditandai dengan terbentuknya
endapan coklat.Kristal kuning iodoform yang terbentuk harus di cuci
berulang kali dengan air sampai tidak beraksi alkalis lagi.
Dari hasil perhitungan dan percobaan yang telah dilakukan
diperoleh hasil berat iodoform adalah 1 gram sedangkan menurut teori
berat dari iodoform adalah 1,11 gram. Dan hasil rendamen yang
diperoleh adalah 91 %. Adapun aplikasi iodoform dalam bidang
BAB 5 PENUTUP
.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang kami lakukan didapatkan hasil yaitu pada
praktikum penentuan titik lebur suhu yang didapatkan saat praktikum
adalah 140 °C dan suhu teori adalah 155 °C. Jadi titik lebur asam
salisilat adalah 90 %. Hasil praktikum sintesis iodoform yaitu berat
kristal iodoform yaitu 1 gram dan berat teori iodoform adalah 1,11 gam
jadi persen rendamen iiodoform adalah 91%.
DAFTAR PUSTAKA
Carey, Francis A., 2006, Organic Chemistry Sixth Editio. Mcgraw-hill : New
York
LAMPIRAN
a. Skema Kerja
Penetuan titik lebur
Disiapkan alat dan bahan
Sintesis iodoform
Disiapkan alat dan bahan
Lalu ditambahkan sedikit demi sedikit NaOH ke dalam labu alas bulat,
hingga terbentuk Kristal kuning
Ditambahkan aquades
Hitung % rendamen