Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
DISTOSIA BAHU
Disusun Oleh
Ramdhan Gautama
06.55351.00294.09
Pembimbing
dr. Novia Fransiska Ngo, Sp.OG
BAB I PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Distosia bahu adalah persalinan yang memerlukan tambahan manuver
obstetri setelah kegagalan “gentle downward traction” pada kepala bayi untuk
melahirkan bahu (ACOG, 2002). Juga adanya patokan waktu antara lahirnya kepala
dengan lahirnya badan lebih dari 60 detik, maka dianggap sebagai distosia bahu dan
dibutuhkan manuver obstetrik tambahan (Spong dkk, 1995).
Diartikan sebagai bayi besar berdasarkan berat badan post partum yang
berkisar dari 4000 -5000 gram. Bayi yang besar memiliki peningkatan
peluang terjadinya distosia bahu dan sulit diestimasi dengan pemeriksaan
Leopold, bahkan pemeriksaan USG juga tidak akurat dalam menilai berat
janin (Hendrix dkk, 2000). USG hanya memiliki sensitivitas 22-44% dan nilai
prediksi positif 30 - 44% dalam menentukan makrosomia. Dan kebanyakan
bayi dengan berat lahir di atas 4000 gram dengan persalinan pervaginam
tidak mengalami distosia bahu (Cluver & Hofmeyr, 2009).
b. Etnisitas
Wanita Afrika-Amerika memiliki peningkatan resiko terjadinya distosia bahu
(Cheng dkk, 2006). Ini dimungkinkan karena kecenderungan memiliki
panggul tipe android.
c. Presentasi janin
Posisi occipitoposterior memiliki efek protektif untuk distosia bahu, namun
risiko cedera pleksus brakialis meningkat dalam persalinan dengan
occipitoposterior yang persisten (Cheng dkk, 2006).
d. Kelainan persalinan
Insiden yang lebih tinggi distosia bahu bisa didapatkan pada persalinan kala
II lama yang mungkin berkaitan dengan makrosomia. Distosia bahu lebih
sering terjadi pada persalinan presipitatus (Cluver & Hofmeyr, 2009). Juga
banyak dilaporkan pada kala I lama, partus macet, stimulasi oksitosin, dan
persalinan pervaginam dengan tindakan (RCOG, 2005)
2.3 Diagnosis
Salah satu gambaran yang sering terjadi adalah turtle sign dimana bisa
terlihatnya kepala janin namun juga bisa retraksi (analog dengan kura-kura menarik
ke dalam cangkangnya) dan wajah bayi yang eritematous. Ini terjadi ketika bahu bayi
mengalami impaksi didalam panggul ibu (Mir & Abida, 2010).
Distosia bahu juga dapat dikenali bila didapatkan keadaan :
- Kepala bayi telah lahir, tetapi bahu tertahan dan tidak dapat dilahirkan
- Kepala bayi telah lahir, tetapi tetap menekan vulva dengan kencang
- Dagu tertarik dan menekan perineum
- Traksi pada kepala bayi tidak berhasil melahirkan bahu yang tetap berada di
cranial simfisis pubis (Broek, 2002).
2.4 Penanganan
6. Episiotomi
Prosedur ini secara tidak langsung membantu penanganan distosia bahu,
dengan memungkinkan penolong untuk meletakkan tangan penolong ke
dalam vagina untuk melakukan manuver lainnya.
7. Roll over on all fours
Langkah ini memungkinkan posisi bayi bisa bergeser dan terjadi disimpaksi
bahu anterior. Hal ini juga memungkinkan akses yang lebih mudah untuk
memutar bahu posterior atau bahkan melahirkannya langsung.
Jika manuver tersebut tidak ada yang berhasil, bisa disarankan untuk
mematahkan klavikula bayi, simpisiotomi, manuver Zavanelli . Bila distosia bahu
telah berhasil ditangani, maka dilakukan :
2.5 Komplikasi
Sekuel dari distosia bahu dan berbagai manuver obstetrik untuk melahirkan
bahu bayi diantaranya adalah : fraktur klavikula, lesi pleksus brachialis, distensi otot
sternocleidomastoid dengan atau tanpa hematoma, paralisis diafragma, sindrom
Horner, asfiksia peripartal dan cerebral palsy serta kematian peripartal. Cedera
pleksus brachialis merupakan komplikasi janin yang paling penting untuk
diperhatikan dari distosia bahu, karena pada beberapa kasus menjadi disfungsi
pleksus brachialis permanen (Hruban dkk, 2010).
Komplikasi ibu akibat distosia bahu adalah perdarahan postpartum, laserasi
serviks dan vagina, simpisiolisis dan rupture uterus dan dilakukannya seksio cesaria
sekunder akibat gagalnya prosedur obstetrik atau sebagai kelanjutan manuver
Zavanelli's (Hruban dkk, 2010).
DAFTAR PUSTAKA
Broek, NV 2002. Life saving skills manual essential obstetric care. London : RCOG
Press
Cheng YW, Norwitz ER, Caughey AB 2006. The relationship of fetal position and
ethnicity with shoulder dystocia and birth injury. Am J Obstet Gynecol; 195(3):
856-862.
Cluver CA & GJ Hofmeyr 2009. Shoulder dystocia: An update and reviewof new
techniques. SAJOG volume 15 No. 3.
Hendrix NW, Grady CS, Chauhan SP, 2000. Clinical vs. sonographic estimate of
birth weight in term parturients. A randomized clinical trial. J Reprod Med 45:
317-220.
Hruban L, Procházka M, Jank P 2010. Shoulder dystocia during vaginal delivery.
Ceska Gynekol 75(4):79-274.
Lerner, Henry 2004. Shoulder dystocia fact, evidence, and conclusions.
http://www.shoulderdystociainfo.com/shoulder_dystocia.htm
Mir, Shylla & Abida Ahmad 2010. Review article : Shoulder dystocia. JK Science
volume 12 No.4
Poggi SH, Allen RH, Patel CR, Ghidini A, Pezzullo JC, Spong CY 2004.
Randomized trial of McRoberts versus lithotomy positioning to decrease the
force that is applied to the fetus during delivery. Am J Obstet
Gynecol. Sep 2004;191(3):874-8.
Royal College of Obstetricians and Gynaecologists 2005. Shoulder dystocia.
Guideline no. 42