Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KASUS

SELULITIS CRURIS DEXTRA

PEMBIMBING :
1. Dr. Lona M Letwar
2. Dr. henny Hendarsih

PENYUSUN :
dr. Nuning La Udin

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MASOHI

KABUPATEN MALUKU TENGAH, PROVINSI MALUKU

PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA PERIODE 1


JUNI 2018-31 MEI 2019

1
BAB I

Laporan Kasus

Identitas Pasien

Nama : Tn M

Umur : 43 tahun,

Alamat : Sepa

Agama : Islam

Pekerjaan :-

No RM : 07.77.85

Autoanamnesis

Kemerahan pada perut dan kaki kiri . Keluhan dirasakan sejak 2 minggu

SMRS. Keluhan diawali dengan timbulnya benjolan pada kaki kiri sebanyak tiga

buah kemudian pecah dan menjadi luka serta tidak mengering. Keluhan disertai

rasa panas dan nyeri serta merah pada tungkai sebelah kiri. Selang bebrapa hari

kemudian perut serta tangan pasien juga memerah, nyeri dan terasa panas serta

perut pasien mengeras. Keluhan juga disertai dengan terkelupasnya kulit kaki dan

perut. Pasien mengaku sejak timbulnya keluhan susah tidur karena merasa panas

dan nyeri serta tegang pada kaki dan perutnya. Gatal tidak ada, demam tidak ada.

Menurut pasien setelah sakit pasien tidak mandi, hanya mengelap badan

menggunakan handuk yang dibasahkan dengan air.

2
Riwayat penyakit dahulu: pasien mengaku baru pernah mengalami keluhan seperti

ini, Hipertensi (-), Kolesterol (-), DM disangkal

Riwayat minum obat: untuk menghilangkan nyeri pasien minum obat anti nyeri.

Riwayat keluarga: tidak ada didalam keluarga yang menderita keluhan yang sama.

Riwayat atopi/alergi : (-)

Pemeriksaan Fisik

Status generalis

Keadaan umum : Kesadaran compos mentis, tampak sakit sedang, gizi

cukup. TD : 120/80 mmHg, nadi : 80 x/menit

RR : 18x/menit, Suhu : 36,5 oC

Kepala : Bentuk normosefal, konjungtiva anemis (-), sclera ikterik

Leher dan aksila : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

Toraks : Jantung dan paru dalam batas normal

Abdomen : Hepar dan lien tidak teraba, tidak ada nyeri tekan

Ekstremitas : Akral hangat, edema +/+

Status dermatologis

Lokasi : Abdomen, palmar sinistra, ekstremitas inferior sinistra.

Efloresensi : Eritema, eksoriasi, ulkus, skuama, edema, krusta, erosi

Ukuran : abdomen: plakat, palmar sinistra: nummular, ekstremitas

inferior sinistra: plakat

DIAGNOSIS BANDING

3
Erisipelas

DIAGNOSIS

Selulitis + DM Tipe II + Hipoalbuminemia

PEMERIKSAAN PENUNJANG :

Laboratorium darah rutin tanggal 25-1-2017

DARAH RUTIN

Hasil Nilai Rujukan

Eritrosit 5,98 4-6.2x 106/mm3

Hemoglobin 16,3 11 - 17 g/dl

Hematokrit 48,8 35 - 55 %

Leukosit 16,4 4-12 x 103/mm3

Trombosit 253 150-400 x 103/mm3

Albumin 1,8 3,5-5,0 mg/dl

Ureum 37 10-50 mg/dl

Creatinin 1,2 07-1,2 mg/dl

GDS 450 <140 mg/dl

PENATALAKSANAAN

1. Terapi sistemik :

- IVFD RL 10 tpm

- Ceftriaxone 1 gr/12jam/IV

- Metronidazole 3x500 mg

- Ranitidin 50 mg/ IV/12 jam

- Aspilet 1x80mg tab

4
- Novorapid 3x6 unit

- Levemir 0-0-10 unit

2. Terapi topikal :

- Kompres Nacl 0,9% 3x10’ (pagi dan sore)

- Gentamicin ointment

PROGNOSIS

Quo ad Vitam :ad bonam

Quo ad Fungsionam : ad bonam

Quo ad Sanationam : dubia ad bonam

Quo ad Kosmetikan :ad bonam

FOLLOW UP

Tanggal SOAP

24/01/2019 S: kemerahan pada kulit tungkai, tangan dan perut berkurang,


nyeri berkurang
O: Status Dermatologis
Lokasi : Abdomen, palmar sinistra, ekstremitas inferior
sinistra.
Ukuran : abdomen: plakat, palmar sinistra: numular,
ekstremitas inferior sinistra: plakat
Efloresensi : Eritema berkurang, edema berkurang skuama
ekskoriasi, ulkus (Tertutup perban),pus , krusta, erosi
A: Selulitis + DM tipe II + Hipoalbuminemia
P: 1. Terapi sistemik:
- IVFD RL 10 tpm

5
- Ceftriaxone 1 gr/12jam/IV
- Metronidazole 3x500 mg
- Ranitidin 50 mg/ IV/12 jam
- Aspilet 1x80mg tab
- Novorapid 3x6 unit
- Levemir 0-0-10 unit
2. Terapi topikal :
- Kompres Nacl 0,9% 3x10’ (pagi dan sore)
- Gentamicin ointment
- cutisorbach

S: Kemerahan pada kulit tungkai, tangan dan perut berkurang,


25/01/2019
nyeri berkurang, gatal
O: Status Dermatologis

6
Lokasi : Abdomen, palmar sinistra, ekstremitas inferior
sinistra.
Ukuran : abdomen: plakat, palmar sinistra: numular,
ekstremitas inferior sinistra: plakat
Efloresensi : Eritema berkurang, edema berkurang skuama
ekskoriasi, ulkus (Tertutup perban),pus , krusta, erosi
A: Selulitis Selulitis + DM Tipe II + Hipoalbuminemia
P: 1. Terapi sistemik:
- IVFD RL 10 tpm
- Metronidazole 3x500 mg
- Ceftriaxone 1 gr/12jam/IV
- Ranitidin 50 mg/ IV/12 jam
- Aspilet 1x80mg tab
- Novorapid 3x6 unit
- Levemir 0-0-10 unit
3. Terapi topikal :
- Kompres Nacl 0,9% 3x10’ (pagi dan sore)
- Gentamicin ointment
- Cutisorbach

7
S: Kemerahan pada kulit tungkai, tangan dan perut berkurang,
nyeri berkurang, gatal
O: Status Dermatologis
Lokasi : Abdomen, palmar sinistra, ekstremitas inferior
sinistra.
Ukuran : abdomen: plakat, palmar sinistra: numular,
26/02/2019 ekstremitas inferior sinistra: plakat
Efloresensi : Eritema berkurang, edema berkurang skuama
ekskoriasi, ulkus (Tertutup perban),pus , krusta, erosi
A: Selulitis + DM Tipe II + Hipoalbuminemia
P: 1. Terapi sistemik:
- IVFD RL 10 tpm
- Ceftriaxone 1 gr/12jam/IV
- Metronidazole 3x500 mg
- Ranitidin 50 mg/ IV/12 jam
- Aspilet 1x80mg tab
- Novorapid 3x4 unit
- Levemir 0-0-10 unit
4. Terapi topikal :

8
- Kompres Nacl 0,9% 3x10’ (pagi dan sore)
- Gentamicin ointment
- Cutisorbach

S: Kemerahan pada kulit tungkai, tangan dan perut berkurang,


nyeri berkurang, gatal, muncul dua benjolan pada tungkai kanan
terasa nyeri dan tegang.
O: Status Dermatologis
Lokasi : Abdomen, palmar sinistra, ekstremitas inferior
sinistra, ekstremitas inferior dextra
27/01/2019
Ukuran : abdomen: plakat, palmar sinistra: numular,
ekstremitas inferior sinistra: plakat, ekstremitas inferior
dextra: plakat
Efloresensi : Eritema berkurang, edema berkurang skuama
ekskoriasi, ulkus (Tertutup perban),pus , krusta, erosi, abses
A: Selulitis + DM Tipe II + Hipoalbuminemia + abses + ulkus
P: 1. Terapi sistemik:
- IVFD RL 10 tpm
- Ceftriaxone 1 gr/12jam/IV
- Metronidazole 3x500 mg
- Ranitidin 50 mg/ IV/12 jam
- Novorapid 3x4 unit
- Levemir 0-0-10 unit
- Rawat luka
5. Terapi topikal :
- Kompres Nacl 0,9% 3x10’ (pagi dan sore)
- Gentamicin ointment
- Cutisorbach

9
S:Kemerahan pada kulit tungkai dan perut berkurang, nyeri
berkurang, gatal, muncul dua benjolan pada kaki kiri dan benjolan
baru pada paha kanan.
O: Status Dermatologis
Lokasi : Abdomen, palmar sinistra, ekstremitas inferior
sinistra, ekstremitas inferior dextra
30/01/2019 Ukuran : abdomen: plakat, palmar sinistra: numular,
ekstremitas inferior sinistra: plakat, ekstremitas inferior dextra:
plakat
Efloresensi : Eritema berkurang, edema berkurang skuama
ekskoriasi, ulkus (Tertutup perban),pus , krusta, erosi, abses
A: Selulitis + DM Tipe II + Hipoalbuminemia + abses + ulkus

10
P: 1. Terapi sistemik:
- IVFD RL 10 tpm
- Ceftriaxone 1 gr/12jam/IV
- Gentamicin 320 mg/24jam/IV
- Metronidazole 3x500 mg
- Ranitidin 50 mg/ IV/12 jam
- Novorapid 3x4 unit
- Levemir 0-0-10 unit
- Rawat luka
- Albumin 20% 1botol
6. Terapi topikal :
- Kompres Nacl 0,9% 3x10’ (pagi dan sore)
- Gentamicin ointment
- Cutisorbach

11
S:Kemerahan pada kulit tungkai, tangan dan perut berkurang,
nyeri berkurang, gatal, terasa nyeri pada kedua benjolan pada
tungkai kanan.
O: Status Dermatologis
Lokasi : Abdomen, palmar sinistra, ekstremitas inferior
sinistra, ekstremitas inferior dextra
31/01/2019
Ukuran : abdomen: plakat, palmar sinistra: numular,
ekstremitas inferior sinistra: plakat, ekstremitas inferior dextra:
plakat
Efloresensi : Eritema berkurang, edema berkurang skuama
ekskoriasi, ulkus (Tertutup perban),pus , krusta, erosi, abses
A: Selulitis + DM Tipe II + Hipoalbuminemia + abses + ulkus
diabetikum
P: 1. Terapi sistemik:
- IVFD RL 10 tpm
- Ceftriaxone 1 gr/12jam/IV
- Gentamicin 320 mg/24jam/IV
- Metronidazole 3x500 mg
- Ranitidin 50 mg/ IV/12 jam
- Novorapid 3x4 unit
- Levemir 0-0-10 unit

12
- Rawat luka
- Albumin 20% 1botol
7. Terapi topikal :
- Kompres Nacl 0,9% 3x10’ (pagi dan sore)
- Gentamicin ointment
- Cutisorbach

S:Kemerahan pada kulit tungkai dan perut berkurang, nyeri


berkurang, gatal, terasa nyeri pada kedua benjolan pada tungkai
kanan..
O: Status Dermatologis
Lokasi : Abdomen, palmar sinistra, ekstremitas inferior

13
sinistra, ekstremitas inferior dextra
01/02/2019
Ukuran : abdomen: plakat, palmar sinistra: numular,
ekstremitas inferior sinistra: plakat, ekstremitas inferior dextra:
plakat
Efloresensi : Eritema berkurang, edema berkurang skuama
ekskoriasi, ulkus (tertutup perban),pus , krusta, erosi, abses
A: Selulitis + DM Tipe II + Hipoalbuminemia + abses + ulkus
P: 1. Terapi sistemik:
- IVFD RL 10 tpm
- Ceftriaxone 1 gr/12jam/IV
- Gentamicin 320 mg/24jam/IV
- Metronidazole 3x500 mg
- Ranitidin 50 mg/ IV/12 jam
- Novorapid 3x4 unit
- Levemir 0-0-10 unit
- Rawat luka
- Albumin 20% 1botol
8. Terapi topikal :
- Kompres Nacl 0,9% 3x10’ (pagi dan sore)
- Gentamicin ointment
- Cutisorbach

S:Kemerahan pada kulit tungkai dan perut berkurang, nyeri


berkurang, gatal, benjolan pecah dan mengeluarkan nanah.
O: Status Dermatologis
Lokasi : Abdomen, palmar sinistra, ekstremitas inferior
sinistra, ekstremitas inferior dextra
Ukuran : abdomen: plakat, palmar sinistra: numular,
02/02/2019 ekstremitas inferior sinistra: plakat, ekstremitas inferior dextra:
plakat

14
Efloresensi : Eritema berkurang, edema berkurang skuama
ekskoriasi, ulkus (Tertutup perban),pus , krusta, erosi, abses
A: Selulitis + DM Tipe II + Hipoalbuminemia + abses + ulkus
P: 1. Terapi sistemik:
- IVFD RL 10 tpm
- Ceftriaxone 1 gr/12jam/IV
- Gentamicin 320 mg/24jam/IV
- Metronidazole 3x500 mg
- Ranitidin 50 mg/ IV/12 jam
- Novorapid 3x4 unit
- Levemir 0-0-10 unit
- Rawat luka
- Albumin 20% 1botol
9. Terapi topikal :
- Kompres Nacl 0,9% 3x10’ (pagi dan sore)
- Gentamicin ointment
- Cutisorbach

15
S:Kemerahan pada kulit tungkai dan perut berkurang, nyeri
berkurang, gatal, nanah pada benjolan yang pecah berkurang.
O: Status Dermatologis
Lokasi : Abdomen, palmar sinistra, ekstremitas inferior
sinistra, ekstremitas inferior dextra
Ukuran : abdomen: plakat, palmar sinistra: numular,
03/02/2019
ekstremitas inferior sinistra: plakat, ekstremitas inferior dextra:
plakat
Efloresensi : Eritema berkurang, edema berkurang skuama
ekskoriasi, ulkus (Tertutup perban),pus , krusta, erosi, abses
A: Selulitis + DM Tipe II + Hipoalbuminemia + abses + ulkus
P: 1. Terapi sistemik:
- IVFD RL 10 tpm
- Ceftriaxone 1 gr/12jam/IV
- Gentamicin 320 mg/24jam/IV
- Metronidazole 3x500 mg
- Ranitidin 50 mg/ IV/12 jam
- Novorapid 3x4 unit
- Levemir 0-0-10 unit
- Rawat luka

16
- Albumin 20% 1botol
10. Terapi topikal :
- Kompres Nacl 0,9% 3x10’ (pagi dan sore)
- Gentamicin ointment
- Cutisorbach

17
BAB II

PEMBAHASAN

Pada kasus ini pasien didiagnosis dengan selulitis berdasarkan

anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemerisaan penunjang. Pada kasus pasien

merupakan laki-laki usia 43 tahun datang dengan keluhan kemerahan pada

tungkai kiri dan perut. Keluhan diawali dengan timbulnya benjolan pada kaki kiri

yang kemudian pecah dan menjadi luka yang tidak mengering. Keluhan disertai

rasa panas dan nyeri serta merah pada tungkai sebelah kiri.

Hal ini sesuai dengan teori bahwa selulitis merupakan sebuah inflamasi

kulit murni karena infeksi, dan sering memberikan gejala eritema, bengkak, terasa

hangat dan nyeri saat ditekan pada area yang terkena. Selulitis sering mengenai

pasien dewasa dengan usia antara 40-60 tahun. Laki-laki dan perempuan memiliki

risiko yang sama untuk terkena penyakit ini.1

Faktor presdisposisi yang dapat berkembang menjadi selulitis yaitu

adanya luka, trauma (tattoo, piercing), operasi, infeksi superfisial dan dermatitis

eksematous. Selulitis juga mempengaruhi beratnya suatu penyakit misalnya pada

kondisi sepsis, Diabetes Mellitus (DM) , keadaan immunokompromais, penyakit

kronis (keganasan), obesitas, malnutrisi dan defisiensi vitamin .2 Eritema pada

selulitis menyebar dengan cepat. Batas antara area yang sakit dan sehat pada

selulitis sulit dibedakan (batas tidak jelas). Limpadenopati pada ekstremitas

mungkin ada pada pasien selulitis. Gejala sistemik seperti demam, menggigil,

malaise, bervariasi dan kadang-kadang bisa menjadi keluhan awal pasien dan

merupakan tanda dari Skin and Soft Tissue Infection (SSTI).3,8,10

18
Penyebab tersering dari selulitis adalah streptococcus pyogenes atau

staphylococcus Aureus yang mana terdapat pada interdigital. Selulitis hampir

sering terjadi pada ekstermitas inferior pada orang dewasa. Untuk anak-anak

selulitis sering mengenai kepala dan leher, serta area umbilikal pada neonatus. 1,2

Hirschman dan Rugi menemukan sekitar 30-80% pasien dengan selulitis memiliki

masalah pada kulit di interdigiti seperti eczema , fissure atau athletes foot. Jika

terjadi kerusakan protective barrier pada permukaan kulit maka bakteri dengan

mudah dapat masuk ke dalam tubuh dan risiko untuk terjadinya selulitis

meningkat.1

Seperti diketahui pada kasus ini pasien menyangkal bahwa dirinya

menderita DM sebelumnya, karena menurut pasien gejala-gejala seperti sering

haus, sering kencing di malam hari atau berat badan menurun walupun makan

yang banyak tidak dirasakan pasien. Namun setelah di periksa, gula darah pasien

tinggi yaitu mencapai 450 mg/dl. Hal ini yang menyebabkan luka pada pasien ini

tidak sembuh dan meningkatkan risiko untuk terjadinya selulitis dan

mempengaruhi beratnya penyakit.

Staphylococcus Aures dan Streptococcus adalah bakteri sferis gram

positif.4 Keduanya memiliki mekanisme yang efektif untuk melewati sisteum

imun dan kemudian menyebabkan infeksi. Streptococcus mampu untuk

menginaktifasi chatelicidin LL-37 sehingga terjadi resisten pada proses mediasi

pada sistem imunitas bawaan. Walaupun streptococcus sebenarnya adalah patogen

ekstraseluler tapi bakteri ini mampu untuk menghindari deteksi sistem imun dan

terapi antibiotik dengan cara masuk ke dalam makrofag dan sel endothelial.

19
Kedua bakteri ini memproduksi eksotosin dan dapat menyebabkan reaksi toksik

sistemik, termasuk toxic shock syndrome. Panton-Valentine- Leukocidin (PVL)

adalah β-pore yang membentuk toksin yang di produksi oleh banyak strain S.

Aureus. Toksin dapat menghancurkan leukosit dan predisposisi untuk terjadinya

SSTI yang berat serta infeksi lain.3

Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita selulitis dengan usia tua

adalah tromboplebitis.3 Selulitis juga terjadi pada keadaan-keadaan tertentu.

Berikut ini adalah selulitis yang terjadi pada keadaan-keadaan khusus yaitu: 5

- Post by pass cellulitis. Ketika vena saphena dipotong untuk coronary

artery by pass banyak pasien menderita selulitis kecil di distal dari tempat

operasi. Penyebab tersering yang bertanggunga jawab untuk hal ini adalah

β-hemolytic streptococci meskipun masih terbatasnya penelitian yang

membuktikan hal ini.

- Periorbital cellulitis: selulitis pada mata memiliki karakteristik yang

sedikit berbeda. Pada anak, penyebab tersering adalah Haemophilus

influenza terkhususnya pada kasus tidak ditemukannya luka. Pada pasien

dengan diabetes mellitus atau immunosupressi , pikomikosis mungkin ada.

- Ludwig Angina: selulitis pada submandibular, sublingual, dan ruang

submaksilar. Pasien menunjukan gejala seperti kedua bagian leher berotot

disertai dengan nyeri saat mengunyah atau bergerak. Lebih dari setengah

kasus yang terjadi sumber infeksi berasal dari gigi. Resiko terjadinya

obstruksi jalan napas dapat dipertimbangkan.

20
Selulitis merupakan salah satu penyakit yang banyak terjadi salah

diagnosis.1 Pada kasus, selain anamnesis dan pemeriksaan fisik juga dilakukan

pemeriksaan darah rutin. Pemeriksaan darah rutin yang bermakna pada kasus ini

adalah meningkatnnya leukosit pasien yang mencapai 16,4 103/mm3 yang

menunjukan adanya infeksi, sedangkan pemeriksaan penunjang lain tidak

dilakukan.

Dari kepustakaan disebutkan bahwa pemeriksaan penunjang yang dapat

dilakukan pada pasien selulitis adalah meliputi pemeriksaan darah rutin yang

menunjukkan leukositosis. Kultur dan pewarnaan dari apusan, aspirasi, biopsi

jaringan dan darah mungkin menyediakan data mikrobiologi yang berharga pada

kasus tertentu.. Kultur darah pada pasien selulitis atau erisipelas menunjukan hasil

positif pada 2%-5% yang menyarankan bahwa kultur darah tidak diperlukan untuk

menjadi bagian dari evaluasi rutin semua infeksi kulit dan jaringan lunak yang

sederhana. 3,6,7

Deferensial diagnosis dari selulitis adalah erisipelas. Erisipelas adalah

penyakit infeksi akut yang biasanya disebabkan oleh infeksi streptococcus, gejala

klinis dari kedua penyakit ini sama namun eritema pada erisipelas berbatas tegas

dan pinggirnya meninggi disertai tanda-tanda radang akut serta lapisan kulit yang

diserang adalah epidermis dan dermis.8

Pada kasus terapi yang diberikan yaitu non medikamentosa kaki

dielevasikan dan diberi kompres Nacl 0,9% 3x10’ dan terapi medikamentosa

diberikan antibiotik topikal gentamicin dan sistemik yaitu ceftriaxone dan

metronidazole, serta gentamicin injeksi.

21
Menurut kepustakaan pengobatan selulitis terdiri atas dua pengobatan

yaitu terapi non farmakologis dan terapi farmakologis. Terapi non farmakologi

yaitu istirahat tungkai bawah, dan kaki yang diserang ditinggikan (elevasi),

tingginya sedikit lebih tinggi daripada letak jantung. Terapi Medikamentosa dapat

diberikan terapi topikal kompres dingin dengan larutan salin. Hal ini dapat

mengurangi nyeri lokal dan terutama diindikasikan jika terdapat lesi berupa

bula.7,8

Terapi empiris pada pasien yang diduga infeksi disebabkan oleh

Staphylococcus berubah dalam beberapa tahun terakhir ini seiring dengan

meningkatnya prevalensi dari Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus

(MRSA). Secara sederhana, pasien diterapi dengan penicilinase- resistant

pecicillin (dicloxacilin) atau sefalosporin oral (cefalexin). Pada area dengan

tingkat MRSA yang tinggi dapat diberikan terapi clindamisin, trimetroprim-sulfat,

methoxazole, fluorokuinolon dan tetrasiklin seperti doksisiklin dan minosiklin

memiliki peran yang signifikan pada terapi empris.3

Pada pasien dengan suspek Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus

(MRSA), terapi yang dapat diberikan adalah penisilinase-resisten penisilin

semisintetik IV (contoh, nafcillin 2 gram intravena setiap 4 jam) dan sefalosporin

(contoh, cefazolin 1 gram intravena setiap 8 jam), atau vankomisin (1 gram

intravena dua kali sehari). Linezolid (600 mg per oral dua kali sehari) adalah

oxazolidinone yang dimunculkan sebagai pengobatan oral alternatif yang efektif

untuk infeksi yang disebabkan oleh MRSA, Methicillin-sensitive Staphylococcus

22
Aureus (MSSA), Group A Streptococci (GAS) dan Vancomycin-Resistant

Enterococcus (VRE).3

Tabel terapi infeksi kulit dan jaringan lunak (selulitis dan erisipelas) 3

Penyakit Obat Pilihan Pertama Obat Alternatif


erisipelas Ringan, Penisilin V Cefoksitin, cefaleksin
rawat jalan Penisilin prokain Dikloksasilin
intramuskular Amoksisilin/klavulanat
Amoksisilin Klindamisin
Vankomisin Azitromisin
Selulitis Berat, rawat Ampisilin/sulbaktam Vankomisin
inap Tikarsilin/klavulanat Klindamisin
Piperasilin/tazobaktam Linesolid
Imipenem/silastatin
Meropenem
Ringan, Cefaleksin Klindamisin
rawat jalan Dikloksasilin Azitromisin
Claritromisin
Berat, rawat Ampisilin/sulbaktam Vankomisin
inap Sefazolin Linesolid
Piperasilin/tazobaktam Aminoglikosida+metronidazole
Imipenem/silastatin
Meropenem
Refrakter, Vankomisin Daptomisin
kemungkinan Linesolid Quinupristin-dalfopristin
infeksi Tigesiklin
MRSA tinggi

Edukasi penyedia layanan kesehatan, ketaatan untuk mengontrol

perkembangan infeksi, dan penggunaan antibiotik yang bijaksana adalah

pencegahan yang terpenting untuk infeksi kulit dan jaringan lunak. Beberapa

vaksin dikembangkan untuk melawan infeksi S. Aureus, yang mana pada teori

mengelakkan mekanisme resistensi stafilokokus, tetapi sejauh ini, tidak ada

satupun yang membuktikan keefektifan di atas percobaan fase III. Pada pengujian

terbaru, IgG antistafilokokus juga tidak efektif. Vaksin untuk melawan protein M

dari grup A streptokokus sedang diselidiki.3

23
BAB III

KESIMPULAN

Didapatkan kasus selulitis pada laki–laki usia 43 tahun yang masuk rumah

sakit dengan keluhan kemerahan pada perut dan kaki kiri . Keluhan dirasakan

sejak 2 minggu SMRS. Keluhan diawali dengan timbulnya benjolan pada kaki kiri

sebanyak tiga buah kemudian pecah dan menjadi luka dan tidak mengering.

Keluhan disertai rasa panas dan nyeri serta merah pada tungkai sebelah kiri.

Selang bebrapa hari kemudian perut pasien juga memerah, nyeri dan terasa panas

serta mengeras. Keluhan juga disertai dengan terkelupasnya kulit kaki dan perut.

Pasien mengaku sejak timbulnya keluhan susah tidur karena merasa panas dan

nyeri serta tegang pada kaki dan perutnya. Gatal tidak ada, demam tidak ada.

Pasein mengaku baru pertama kali mengalami keluhan seperti ini serta di kelurga

tidak ada yang mengalami keluhan seperti ini. Pada pemeriksaan fisik didapatkan

effloresensi eritema, eksoriasi, ulkus, skuama. Edema, krusta, erosi, serta

ekstremitas yang edema. Pemeriksaan laboratorium menunjukan terdapat

peningkatan leukosit dan peningkatan kadar gula darah sewaktu. Adapun terpi

yang diberikan adalah IVFD Rl 10 tmp, injeksi ceftriaxone, metronidazole,

gentamisin, insulin, ranitidine, aspilet serta terapi topical berupa kompres Nacl 0,9

% dan gentamicin salep. Prognosis pasien quo ad vitam, ad fungtionam, ad

kosmetikam bonam dan ad sanationam dubia ad bonam.

24
Daftra Pustaka

1. Atkin, Leanne .Cellulitis of the lower limbs: incidence, diagnosis and

management.ISSN. 2016; 12 (2): 5256.

2. Atzori Laura, Manunza Francesca, Pau Monica. New trend in cellulitis.

EMJ. 2013;1:64-76

3. Lipworth AD, Saavedra AP, Weinberg AN, Johnson RA. Non-necrotizing

infection of the dermis and subcutaneous fat: cellulitis and erysipelas. In:

Goldsmith LA, Katz SI, Glichrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K.

Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. 8th edition. New York:

McGraw-Hill; 2012.p. 3072-83

4. Brooks GF, Butel JS, Morse SA. Mikrobiologi kedokteran jawetz,

melnick, alderberg. Jakarta:EGC.p225,233.

5. Christopher E, Mrowietz U. Celulitis. In: Burgdorf WHC, Plewig G,

Wolff HH, Landthaler M. Braun-Falco’s dermatology. 3th Ed. New York:

Springer; 2012. p. 506,509, 512,513

6. Stevens DL, Bisno AL, Chambers HF, Dellinger P, Goldstein EJC,

Gorbach SL, et al. Practice guidelines for diagnosis and management of

skin and soft tissue infections: 2014 update by The Infectious Diseases

Society of America. Clinical Infectious Diseases. 2014:1-16

7. Katsambas AD, Lotti TM. European handbook of dermatological

treatments. 2nd revised reprint. Germany: Springer; 2000.p.178

25
8. Djuanda A. Pioderma. Dalam: Menaldi SLSW, Bramono K, Indriatmi W.

Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi Ketujuh. Jakarta: Badan Penerbit

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2010.h.75

9. Gunderson CG. Cellulitis: definition, etiology, and clinical features. Am J

Med. 2011;124(12):1113-22.

10. Kilburn SA et al. Interventions for cellulitis and erysipelas. Cochrane

Database Syst Rev. 2010;(6):CD004299.

26

Anda mungkin juga menyukai