Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kalibrasi Luas Penampang Tangki

Data hasil pengamatan yang telah didapat dari percobaan disajikan pada
Tabel 1.
Tabel 1. Data Pengamatan Hubungan Volume terhadap Tinggi Air
Tangki 1
3
No Vo (cm ) h (cm)
1 150 1.5
2 300 3.2
3 450 4.7
4 600 6.3
5 750 8
6 900 9.5
7 1050 11
8 1200 12.5

Luas penampang tangki dapat diketahui dari gradien garis hubungan antara
volume dan tinggi air. Pengaluran garis hubungan antara volume dan tinggi air
dari Tabel 1 disajikan pada Gambar 1.

1400

1200 y = 95.261x
R² = 0.9996
1000

800
V (cm3)

600

400

200

0
0 2 4 6 8 10 12 14
h (cm)

Gambar 1. Hubungan antara Volume terhadap Tinggi Air


Dari Gambar 1 dapat diketahui bahwa luas penampang tangki sama dengan
gradien yaitu 95,261 cm2. Hasil ini menunjukkan bahwa luas penampang pada
setiap sisi tangki tidak sama, sehingga harus dilakukan kalibrasi untuk
mendapatkan hasil yang akurat.

4.2. Menghitung Laju Alir Input


Data hasil pengamatan yang telah didapat dari percobaan disajikan pada
Tabel 2.
Tabel 2. Hubungan antara Tinggi Air terhadap Waktu dan Perubahan Volume
Valve Bukaan 75o Valve Bukaan 50o
t t
h (cm) dh (cm) dv (cm3) h (cm) dh (cm) dv (cm3)
(detik) (detik)
0 0 0 0 0 0 0 0
2 4.3 2 190.522 2 12.4 2 190.522
4 9.9 4 381.044 4 27.4 4 381.044
6 15.5 6 571.566 6 41.1 6 571.566
8 20.3 8 762.088 8 55.4 8 762.088
10 26.4 10 952.61 10 69.4 10 952.61
12 32.4 12 1143.132 12 84.5 12 1143.132
14 38.4 14 1333.654 14 99 14 1333.654

Laju alir dapat diketahui dari gradien garis hubungan antara perubahan volume
terhadap selang waktu. Pengaluran garis hubungan antara perubahan volume
terhadap selang waktu disajikan pada Gambar 2.
1600
y = 35.668x y = 13.612x
1400 R² = 0.9964 R² = 0.9993

1200
1000
∆V (cm3)

800
600
bukaan valve 75
400
200 bukaan valve 50

0
0 20 40 60 80 100 120
t (detik)

Gambar 2. Hubungan antara Perubahan Volume terhadap Selang Waktu

Dari Gambar 2 dapat kita lihat bahwa laju alir untuk bukaan valve 75o adalah
35,668 cm3/detik dan bukaan valve 50o adalah 13.612 cm3/detik. Hasil debit alir
(Q) yang telah didapat dari percobaan membuktikan bahwa semakin besar bukaan
valve maka semakin besar pula laju alirnya.

4.3. Menghitung Laju Alir Output Serta Parameter k dan n


Data hasil pengamatan yang telah didapat dari percobaan disajikan pada
Tabel 3.
Tabel 3. Hubungan antara Tinggi Air terhadap Waktu dan Perubahan Volume
Bukaan Valve 75o Bukaan Valve 50o
dh
h (cm) ln h t dt t dt
(cm) ln(-dh/dt) ln(-dh/dt)
(detik) (detik) (detik) (detik)
14 0 0 0 0 0
12.5 1.5 2.526 12.4 12.4 -2.112 22.5 22.5 -2.708
11 3 2.398 25.8 25.8 -2.152 43.4 43.4 -2.672
9.5 4.5 2.251 40 40 -2.185 66.7 66.7 -2.696
8 6 2.079 53.8 53.8 -2.194 88.4 88.4 -2.690
6.5 7.5 1.872 68.1 68.1 -2.206 111.6 111.6 -2.700
5 9 1.609 82.7 82.7 -2.218 136.1 136.1 -2.716
3.5 10.5 1.253 99.3 99.3 -2.247 160.3 160.3 -2.726
4.3.1. Menghitung Laju Alir Output
Laju alir dapat diketahui dari gradien garis hubungan antara perubahan
volume terhadap selang waktu. Pengaluran garis hubungan antara perubahan
volume terhadap selang waktu disajikan pada Gambar 3.

1200
y = 10.353x y = 6.3299x
1000 R² = 0.9978 R² = 0.9993

800
∆V (cm3)

600
bukaan valve 75
400
bukaan valve 50
200

0
0 50 100 150 200
t (detik)

Gambar 3. Hubungan antara Perubahan Volume terhadap Selang Waktu

Dari Gambar 2 dapat kita lihat bahwa laju alir untuk bukaan valve 75o adalah
10,353 cm3/detik dan bukaan valve 50o adalah 6,330 cm3/detik. Hasil debit alir
(Q) yang telah didapat dari percobaan membuktikan bahwa semakin besar bukaan
valve maka semakin besar pula laju alirnya. Selain dipengaruhi oleh bukaan
valve, laju alir juga dipengaruhi oleh besar tekanan pada tangki baik tekanan
hidrostatis maupun tekanan atmosfer. Membandingkan hasil antara laju alir output
dan laju alir input yang telah kita bahas sebelumnya merupakan jawaban bahwa
ketinggian fluida dalam tangki (h) menjadi salah satu yang mempengaruhi laju
alir. Hal ini diperkuat dengan Teorema Torriceli yang kemukakan oleh Bernoulli
melalui persamaan 𝑣 = √2 × 𝑔 × (ℎ1 − ℎ2). Dimana g adalah gravitasi, h1
adalah tinggi permukaan air, dan h2 adalah tinggi output dari dasar tangki.
4.3.2. Menghitung Parameter k dan n
a. Metode Linierisasi
Hubungan antara laju perubahan ketinggian air terhadap ketinggian air
ditunjukkan dengan rumus:
−𝑑ℎ
= 𝑘 × ℎ𝑛
𝑑𝑡

Dengan h adalah ketinggian air (cm), t adalah waktu (detik), k dan n adalah
parameter. Hubungan yang ditunjukkan rumus tersebut dapat dilinierkan menjadi:

−𝑑ℎ
ln ( ) = 𝑛 × ln ℎ + ln 𝑘
𝑑𝑡

Dari hubungan linierisasi tersebut, pengaluran garis hubungan antara ln(-dh/dt)


terhadap ln h menghasilkan gradien bernilai n dan titik potong yang dapat
digunakan untuk menghitung nilai k.

0.000
0.000 0.500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000
-0.500
bukaan valve 75

-1.000 bukaan valve 50


ln (-dh/dt)

-1.500
y = 0.0914x - 2.3703
-2.000 R² = 0.874

-2.500
y = 0.0278x - 2.7567
R² = 0.5052
-3.000
ln h

Gambar 4. Hubungan antara ln(-dh/dt) terhadap ln h

Hasil perhitungan harga parameter n untuk bukaan valve 75o adalah 0,091 dan
bukaan valve 50o adalah 0,028. Sedangkan harga parameter k untuk bukaan valve
75o adalah 0,093 dan bukaan valve 50o adalah 0,064. Perhitungan harga parameter
k didapat dari nilai ln k yaitu -2,3703 dan -2.7567.
Pada percobaan pengukuran laju alir output (pengosongan tangki)
diperoleh hasil percobaan nilai parameter n dan k. Harga k yang didapat dari
bukaan valve 75o lebih besar dari bukaan valve 50o, hal ini dikarenakan besarnya
debit keluaran. Semakin besar bukaan valve maka gesekan antara fluida dengan
dinding semakin kecil dan akan menghasilkan harga parameter k yang semakin
besar. Laju alir yang keluar berpengaruh terhadap harga parameter k. Harga n
yang didapat dari hasil pecobaan tidak ideal, karena menurut literature parameter
n yang ideal adalah 0,5.

b. Metode Integrasi
Dari rumus hubungan antara perubahan ketinggian terhadap ketinggi air,
dapat dicari ketinggian air pada saat tertentu dengan cara integral.
ℎ 𝑡
−𝑛
𝑘
∫ℎ 𝑑ℎ = − ∫ 𝑑𝑡
𝐴
ℎ𝑜 0

1−𝑛 𝑘
ℎ= √ℎ𝑜 − (1 − 𝑛) × ×𝑡
𝐴

Dari rumus tersebut harga parameter n dan k ditebak sehingga selisih antara h
hasil integral dan h data percobaan mempunyai selisih minimum. Metode integrasi
ini menggunakan bantuan fitur Solver pada Microsoft Excel.

Tabel 4. Perhitungan Selisih h Hasil Integral dengan h Data Percobaan


Bukaan Valve 75o Bukaan Valve 50o
n 0.640 n 0.122
h (cm) k 2.424 k 4.835
t t
h integral |∆h| (cm) h integral |∆h| (cm)
(detik) (detik)
14 0 14 0.000 0 14 0.000
12.5 12.4 12.357 0.143 22.5 12.436 0.064
11 25.8 10.726 0.274 43.4 11.004 0.004
9.5 40 9.156 0.344 66.7 9.434 0.066
8 53.8 7.779 0.221 88.4 8.000 0.000
6.5 68.1 6.500 0.000 111.6 6.501 0.001
5 82.7 5.342 0.342 136.1 4.963 0.037
3.5 99.3 4.197 0.697 160.3 3.500 0.000
Jumlah 2 Jumlah 0

Hasil perhitungan metode integrasi untuk mendapatkan selisih minimum


menggunakan bantuan fitur Solver pada Microsoft Excel disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Perhitungan harga k dan n dengan menggunakan Metode Integrasi


Bukaan Valve n k ∑|∆h| (cm)
75o 0.640 2.424 2
50o 0.122 4.835 0

4.4. Simulasi Gangguan (disturbance)


Data hasil pengamatan yang telah didapat dari percobaan disajikan pada
Tabel 6.

Tabel 6. Hasil Percobaan simulasi gangguan (disturbance) pada tangki interaksi


dan tangki non interaksi
Sebelum Diberi Gangguan Setelah Diberi Gangguan
o
Bukaan Input 1 75 Bukaan Input 1 75o
Bukaan Input 2 50o Bukaan Input 2 50o
Bukaan Output 90o Bukaan Output 50o
Tangki Non Tangki Non
Tangki Interaksi Tangki Interaksi
Interaksi Interaksi
t t t t
h (cm) h (cm) h (cm) h (cm)
(detik) (detik) (detik) (detik)
0 0 0 0 13.5 0 14 0
2 13.5 2 6.6 11.5 12.1 13.8 32.7
4 33.8 4 11.7 9.5 26.6
6 62.6 6 17.6 7.5 42.8
8 91.6 8 23.2 5.5 62.4
10 134.1 10 29.7 3.5 84.3
12 194.2 12 36.4 2.5 115.7
13.5 293.8 14 43.4 1.5 149.5

Pada percobaan simulasi gangguan (disturbance) pada tangki, kondisi


awal air yang ada pada tangki berada pada keadaan unsteady state sesuai dengan
rentang waktu untuk mencapai keadaan steady state. Selanjutnya diberi gangguan
dengan cara merubah bukaan valve aliran input (Q1) sehingga tinggi permukaan
air yang berada dalam tangki sebagai indikator berubah menjadi unsteady state.
Hal ini dikarenakan perubahan bukaan valve yang berarti merubah debit alir input
(Q1) merupakan gangguan yang menyebabkan tinggi permukaan air bertambah
dan menjadikan keadaan unsteady state. Akan tetapi dalam rentang waktu tertentu
air pada tangki kembali menjadi steady state.

Pada percobaan disturbance ini dilakukan pada dua jenis tangki, yaitu
tangki interaksi dan tangki non interaksi. Tangki non interaksi melibatkan tangki 1
dan tangki 2, sedangkan tangki interaksi melibatkan tangki 2 dan tangki 3.
Kemudian untuk bukaan valve pada aliran 3 (Q3) dan aliran 4 (Q4) adalah 50o,
sedangkan pada aliran 1 (Q1) divariasikan dari konsisi awal 75o menjadi 50o.
Waktu yang dibutuhkan tangki non interaksi untuk mencapai kondisi steady state
pada saat awal adalah 293,8 detik yaitu dengan tinggi permukaan air 13,5 cm.
Sedangkan pada tangki interaksi untuk mencapai kondisi steady state dibutuhkan
waktu yang lebih cepat yaitu 43,4 detik dengan tinggi permukaan air 14 cm. Hal
ini dikarenakan pada tangki non interaksi dipengaruhi oleh ketinggian letak tangki
1 terhadap tangki 2. Dimana pada letak ketinggian tangki yang lebih tinggi
menyebabkan perbedaan tekanannya bertambah dibandingkan letak tangki yang
sejajar seperti pada tangki interaksi yaitu antara tangki 2 dan tangki 3. Perbedaan
tekanan yang lebih tinggi akan menyebabkan laju alir output juga bertambah
sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk tercapai kondisi steady
state.

Percobaan selanjutnya adalah memberikan gangguan (disturbance)


terhadap system yang sedang berjalan dalam kondisi steady state. Gangguan
berupa merubah bukaan valve yang semula 75o dikecilkan menjadi 50o. Gangguan
yang diberikan menyebabkan menurunnya debit alir input (Q1) sehingga
ketinggian air pada tangki 1 dan tangki 2 juga menurun. Penurunan ketinggian
permukaan air ini menyebabkan kondisi berubah menjadi unsteady state.
Kemudian perbedaan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi steady state
kembali antara tangki non interaksi dan interaksi adalah tergantung pada letak
ketinggian tangki.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
1. Laju alir input bukaan valve 75o dan bukaan valve 50o adalah 35,668
cm3/detik dan 13.612 cm3/detik, sedangkan laju alir output bukaan valve
75o dan bukaan valve 50o adalah 10,353 cm3/detik dan 6,330 cm3/detik.
2.
3. Perubahan bukaan valve sebagai gangguan yang berarti merubah debit alir
input (Q1) merupakan gangguan yang menyebabkan tinggi permukaan air
berkurang dan menjadikan keadaan unsteady state. Akan tetapi dalam
rentang waktu tertentu air pada tangki kembali menjadi steady state.

5.2. Saran

Anda mungkin juga menyukai