TANAMAN
Oleh:
Sekar Tyas Pertiwi B1A016080
Heksa Hardiyanti B1A016095
Wardah Arumsari B1A016096
Rombongan : VIII
Kelompok :5
Asisten : Fitria Fadillah Anggarini
A. LatarBelakang
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu mengetahui pengaruh alumunium
terhadap pertumbuhan tanaman pada konsentrasi berbeda.
II. TELAAH PUSTAKA
Zat hara adalah bermacam-macam mineral yang terdapat didalam tanah yang
dibutuhkan oleh tumbuhan untuk melakukan fotosintesis. Zat hara juga merupakan
sari makanan dalam bentuk cair. Mineral tersebut dalam bentuk cair yang dapat
diserap oleh akar untuk disalurkan ke zat hijau daun. Unsur hara sebagai sumber
bahan makanan yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Tanaman membutuhkan nutrisi
lengkap untuk dapat bertumbuh dengan sehat dan optimal. Tanah sebagai media
tanam berperan penting untuk menentukan kualitas dan produktivitas pertumbuhan
tanaman, karena tanah berfungsi sebagai penyimpan sumber makanan bagi tanaman
(Noggle, 1983).
Berdasarkan jumlah kebutuhan tanaman terhadap unsur essensial, unsur
essensial tersebut diklasifikasikan atas dua kelompok besar, yaitu:
1. Unsur makro, unsur ini ditemukan oleh Sach dan Knop dengan menggunakan
kultur larutan. Mereka menerangkan bahwa unsur Karbon, Hidrogen, Nitrogen,
Oksigen, Posfor, Kalium, Kalsium, Sulfur, Magnesium dan Ferum.
2. Unsur mikro, pertama kali ditemukan oleh Bertran, bahwa unsur Mangan untuk
pertumbuhan normal. Pada tahun 1939, unsure Mangan, Zinkum, Boron, Cuprum,
ditemukan pada berbagai jenis tanaman (Devlin, 1995).
Unsur yang dibutuhkan dalam jumlah banyak oleh tanaman disebut unsur
hara makro, sedangkan unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit disebut unsur
hara mikro. Unsur hara makro terdiri dari C, H, O, N, S, P, K, Ca dan Mg yang
berfungsi sebagai penunjang pertumbuhannya, sedangkan unsur hara mikro terdiri
atas B, Cl, Cu, Fe, Mn, Mo dan Zn yang berfungsi untuk aktivitas enzimnya dan juga
berperan dalam proses metabolisme tanaman. Kedua kelompok unsur hara tadi
secara bersama-sama sering pula disebut sebagai elemen yang esensial. Dinamakan
demikian karena kedua kelompok unsur ini merupakan unsur-unsur yang tidak boleh
tidak ada dalam nutrisi tumbuhan. Salah satu saja dari unsur ini tidak ada dalam
nutrisinya, akan menyebabkan pertumbuhan dan metabolisme pada tumbuhan
terganggu, bahkan dapat menyebabkan kematian bagi tumbuhan tersebut
(Dwidjoseputro, 1989).
Aluminium merupakan ion rhizotoksik yang menghambat pertumbuhan dan
produktifitas tanaman di tanah mineral masam. Walaupun Al menghambat proses
metabolisme dan pertumbuhan tanaman, akan tetapi sampai ambangtertentu
pengaruh Al dapat ditoleransi oleh tanamanyang toleran. Pada keadaan pH kurang
dari empat proporsi pertukaran kation semakin meningkat dengan dijenuhinya oleh
Al, dan mengantikan kation polivalen seperti Ca++ dan Mg++, kemudian Al yang
bebas akan mengikat P dan Mo. Toleransi tanaman terhadap cekaman Al dapat
terjadi secara internal dan eksternal, sebagai suatu mekanisme untuk dapat
beradaptasi pada tanah masam dengan Al tinggi. Kedua mekanisme tersebut dapat
terjadi secara bersamaan, walaupun dalam derajat yang berbeda sesuai dengan jenis
tanaman dan kemampuannya untuk beradaptasi. Perbedaan utama dari kedua
mekanisme tersebut adalah dalam hal daerah tempat terjadinya pengkelatan terhadap
Al, apakah di simplas (internal) dan apoplas (Utama,2008).
Penelitian terbaru tentang cekaman aluminium yaitu tanaman umumnya
merespon cekaman Al dengan meningkatkan sekresi asam organik. Sekresi oksalat di
akar sorgum meningkat seiring meningkatnya cekaman Al, tetapi sekresi oksalat
justru berkurang dengan pemberian fosfor. Diduga Al diikat P sehingga kebutuhan
tanaman untuk menghasilkan asam organik berkurang. Hal ini menyebabkan sedikit
energi yang dibutuhkan untuk mendetoksifikasi Al. P memainkan peran dalam
toleransi Al pada kedelai. Genotipe yang efisien P mungkin dapat meningkatkan Al
melalui interaksi Al-P, tetapi juga melalui interaksi langsung dengan sekresi asam
organik yang mengkelat Al ( Lestari et al,2017)
III. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat yang digunakan adalah polybag, penggaris, kertas label, gelas ukur,
dan alat tulis.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah cabai
(Capsicum annum) , amonium sulfat (NH4)Al(SO4)212H2O, pasir sebagai media,
dan air.
B. Metode
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Minggu ke-0
Minggu ke-3
A. Kesimpulan
Berdasarkanhasildanpembahasan pengaruh alumunium terhadap
pertumbuhan tanaman pada konsentrasi berbedaakanmenimbulkanhasil yang
berbeda. Perlakuan 1,2 g/kg memperolehhasil yang
tertinggi.Pertumbuhanpanjangakarpadaperlakuan1,2 g / kg adalah 17,4 cm
danpertumbuhantingginyaadalah29 cm.
B. Saran
Sebaiknyapenanamantanamancabai (Capsicum annum)
tidakterlaludekatdengankelompok lain agar
tidakterjadikerusakankarenatertarikatautersenggololeh orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Barabasz, W., Albinska, D., Jaskowska, M. & Lipiec, J., 2002. Ecotoxicology of
Aluminium. Pol. J. Environ. Stud, vol. 11, pp. 199–203.
Devlin, R. M., 1995. Plant Physiologi Third Edition. New York: Nostrand Company.
Duncan, R. R. & Baligar, V. C., 1990. Crops as Enhancers of Nutrient Use. Toronto:
Academic Press, Inc.
Dwidjoseputro., 1989. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Gramedia.
Hanafiah & Kemas, A., 2010. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Kopittke, P. M., Katie, L. M., Enzo L., Alessandra G., Brett J. F., F. Pax C. Blamey.,
Neal, W. M., Timothy M. N., Brigid A. M., P. Wang., Peter M. G., George
K., Richard I. W., Kathryn G. & Alina, T., 2015. Identification of the Primary
Lesion of Toxic Aluminum in Plant Roots. Plant Physiology, Vol 167, pp.
1402–1411.
Lestari, T., Trikoesoemaningtyas., Sintho, W. A., & Didy, S., 2017. Peranan Fosfor
dalam Meningkatkan Toleransi Tanaman Sorgum terhadap Cekaman
Aluminium. J. Agron, 45 (1),pp 43- 48.
Mariska & Sukmadjaja., 2003.Kultur Jaringan Abaka Melalui KulturJaringan.
Bogor: Balai Penelitian Bioteknologi dan SumberdayaGenetikPertanian.
Noggle, R. G. & Fritz, G. J., 1983, Introductory Plant Physiology 2nd Edition. New
Jersey: Prentice Hall Inc.
Proklamasiningsih, E., Prijambada, I. D., Rachmawati, D. & Sancayaningsih, R. P.,
2012. Pengaruh Pemberian Garam Aluumunium (Al) Terhadap Sarapan Al
dan Pertumbuhan Akar Kedelai pada Media Tanah Masam. Bionatura-Jurnal
Ilmu-ilmu Hayati dan Fisik, 14(2), pp. 107-114.
Salisbury, F. B. & Ross, C, W., 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1 Sel : Air, Larutan
dan Permukaan. Bandung: ITB.
Utama, M. Z. H., 2008. Mekanisme Fisiologi Toleransi Cekaman Aluminium
Spesies Legum Penutup Tanah terhadapMetabolisme Nitrat (NO3-),
Amonium (NH4+), dan Nitrit (N02-). Bul. Agron, vol. 36(2), pp. 176 – 180.
Winarno, F. G., 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Zhang, X., Liu, P., Yang, Y. S. & Xu, G. D., 2007. Effect of Al in Soil on
Photosynthesis and Related Morphological and Physiological Characteristics
of Two Soybean Geno-types. Bot. Stud, 48, pp. 435–444.