VOLUME I
551.5
Indonesia — Inggris
air cair kelewat dingin supercooled liquid water
angin ribut gust
angin ribut mendadak squall
arus currents
arus keluar outflow
arus masuk inflow
arus udara keatas updraft
arus udara kebawah downdraft
awan induk mother cloud
awan panas warm cloud
badai guruh thunderstorm
badai guruhkonvektif convective thunderstorms
bawah permukaan subsurface
bayangan hujan rain shadow
belalai air waterspout
butiran droplet
cuaca buruk (bengis) severe weather
curah hujan rainfall
dewasa mature
eslapis,hujanyangmembeku glaze
endapan(presipitasi)konveksi convectional precipitation
gayagabung affinity
garis awan badai squall line
garis badai guruh line ofthunderstorm
garis-garis arus stream lines
gelombang timuran easterly wave
gema echo
gerimis drizzle
guruh, guntur thunder
hujan campur salju sleet
hujan lebat heavy rainfall
1.2. PosisiWilayahIndonesiaSecaraGeografisdanMeteorologis
WilayahIndonesiaadalahnegarakepulauanterbesardidunia
yangterbentangdarilintanggeografis7°20’Usampai14°S,danbujur
92°Tsampai141°Tdenganpanjanggarispantaitotal43.670milatau
80.791 km. Dari aspek meteorologis, benua maritim Indonesia
mempunyai kompleksitas dalam fenomena cuaca dan iklim. Atmosfer
diatasIndonesiasangatkompleksdanpembentukanawannyasangat
unik.
Indonesia adalah massa bumi yang terdiri dari 17.508 pulau
besar dan kecil yang digenangi air laut sampai sejauh 200 mil, terdiri
dari zona pesisir, landas benua, lereng benua, cekungan samudera
dan atmosfer di atasnya sampai sejauh rumbai-rumbai bumi 1000 km
dari paras laut. Wilayah Indonesia diapit oleh Samudera Pasifik dan
SamuderaHindiasertadiapitolehBenuaAsiadenganBenuaAustralia
yangmerupakanposisisilangdunia.
Wilayah Indonesia adalah bagian dari sistem planet bumi yang
merupakan satu kesatuan alamiah antara litoster (lapisan padat),
hidrosfer (lapisan cair), atmosfer (lapisan gas), dan kriosfer (lapisan es),
lihat Gambar 1.1. Interaksi keempat lapisan tersebut membentuk sistem
cuacadaniklimdiIndonesia.Bumiadalahsalahsatuanggotatatasurya yang
berevolusi mengelilingi matahari melalui orbit elips yang
mempunyaieksentrisitas0,017denganperiodesatutahun,danberotasi
Meteorologi Indonesia Volume 1
3
mengelilingi sumbu imajinernya dengan periode 23 jam 56 menit 42
sekon ~ 1 hari. Dengan demikian kecepatan sudut rotasi bumi adalah:
(1.1)
Efekdarirevolusidanrotasibumiadalahmusim,yaitumusim
dingin,musimsemi,musimpanas,danmusimgugur.Tetapi,Indonesia
tidak mengenal musim-musim tersebut karena temperatur udara
sepanjang tahun hampir konstan. Sebaliknya, Indonesia lebih
mengenal musim hujan dan musim kemarau, karena variasi curah
hujannya sangat besar. Jika persistensi angin dipakai sebagai dasar
penentuan musim, maka wilayah belahan bumi selatan (BBS)
Indonesia/belahan bumi utara (BBU) Indonesia mempunyai 4 musim
yaitu musim monsun barat laut/timur laut, musim pancarobapertama,
musim monsun tenggara/barat daya, dan musim pancaroba kedua.
Musimpancarobaditandaiolehanginyangberubah-ubah.Persistensi
angin adalah perbandingan antara kecepatan angin paduan yang
memperhitungkanarahnyadankecepatananginrerata.
Gambar 1.2. Posisi geografis dan meteorologis bumi Indonesia terhadap samudera
dan benua lain. Tanda menunjukkan migrasi tahunan matahari. Pada
tanggal23Septemberdan21Maretmataharidiekuator,tanggai22Juni
dan22Desember,mataharimasing-masingberadadiatastropisCancer
dan tropisCapricorn.
b. MeteorologiPenerbangan(aeronautik)yaituaplikasimeteorologi
dalam dunia penerbangan. Informasi cuaca yang diperlukan dalam
penerbangan biasanya meliputi berita cuaca untuk lepas landas
(takeoff),cuacaketikapesawatakanmendarat(landing)dancuaca
sepanjang jalur penerbangan. Dari peta cuaca dapatdipelajari
Meteorologi Indonesia Volume 1
6
keadaan cuaca sepanjang jalur penerbangan, sekurang-
kurangnyauntukbeberapajamkemudian.Seorangpilotberusaha
untukberjuangmelawananginyangmemperlambatlajupesawat
terbang dengan cadangan bahan bakar yang semakin menipis,
lebih-lebih jika ada kabut yang sangat mempengaruhi visibilitas
(jarak penglihatan) seorang pilot. Keadaan yang gawat (kritis) ini
sangat sulit dihindari tanpa mengetahui cuaca lokal sebelumnya.
Seorangpilotkemungkinanmasihdapatmenghindaricuacaburuk
demikian, dengan mengubah rute (jalur) penerbangan semula,
atau dengan melakukan pendaratan darurat selagi masih ada
waktu dan masih sempat, atau jika kondisinya mengijinkan dan
persediaan bahan bakar masih cukup banyak, maka pesawat
dapat berputar-putar dahulu di udara sambil menunggu kondisi
cuacabaik,cerahdanamanuntukmelakukanpendaratan.Salah
satu kondisi cuaca yang sangat berbahaya dalam penerbangan
ialah munculnya awan cumulonimbus (Cb).Awan jenis ini sangat
berbahaya dan ganas, karena di dalam awan ini terdapat hujan
deras, badai atau batu es (hailstones), selain itu pesawat yang
terbang di bawah awan Cb dapat diangkat masuk kedalamawan
sehingga pilot mendapat kesulitan untuk mengendalikan
pesawatnya.Awanjeniscumulusterutamacumulonimbusdisebut
"jalurmaut"bagiduniapenerbangandanharusdihindari.
c. Meteorologl Sinoptik, mempelajari gejala cuaca yang
pengamatan unsur cuacanya dilakukan secara simultan
(bersamaan) dan meliputi daerah yang luas. Kajian ini dipakai
untuk meramalkan kondisi cuaca yang lalu dan sekarang.
Pengamatansinoptikdilakukansetiap6jamyaitupadajam00.00,
06.00, 12.00, dan 18.00 waktu universal. Data cuaca dari setiap
daerahkemudiandikirimkeKantorPusatBadanMeteorologidan
Geofisika (BMG) Jakarta, yang kemudian oleh BMG dikirim ke
negara-negaralainuntukdipakaisebagaidasarperamalancuaca
sinoptik. Pengiriman data cuaca dalam bentuk berita yang berisi
kode (sandi) cuaca dalam kelompok-kelompok dengan masing-
masingkelompokterdiridari5dijit,misalnyakelompokNddffyaitu
dataN:perawananataujumlahawanyangmenutupilangitdiatas
g. AplikasiMeteorologidalamBidangLain
i. MeteorologiLingkungandanPencemaranUdara
Studi pencemaran udara memerlukan koordinasi
berbagaidisiplin ilmu. Cara zat pencemar dari sumbernya
masuk ke atmosfer termasuk bidang rekayasa. Bagaimana zat
pencemar dapat mempengaruhi manusia, hewan, tanaman
termasuk bidang biologi dan kedokteran. Proses bagaimana
zat
pencemardansumbemyasampaipadaorganismedanstruktur
termasukbidangmeteorologi.lstilahkabas(smog)pertamakali
dipakai untuk menggambarkan pencemaran udara di
daerahindustri. Lingkungan atmosfer di mana ada kehidupan
bergantung pada aktivitas industri, pertanian, percobaan nuklir,
dan teknologilainnya.Di antarabanyakmasalahyang
mempengaruhi kualitas lingkungan adalah karbon dioksida
(CO2) yang dapat mempengaruhi pola cuaca dan iklim global.
Perkara gas rumah kaca pada akhimya merupakan tantangan
lingkungan yang berlanjut pada ancaman. Permasalahan
dengan berdampak pada manusia dan lingkungan mungkin
terjadi lebih besar lagi, karena gas penyebab rumah kaca
mempunyaiwaktutinggalyanglamadiatmosfersehinggagas- gas
ini biasanya bercampur dengan baik bahkan dapatdisebarkan
keliling dunia sebelum berkurang atau dibersihkan
keluardariatmosferolehcurahhujan.Peningkatankonsentrasi
gas rumah kaca seperti CO2 akan mempercepat proses
pemanasanglobaldan meningkatkanfrekuensiperistiwa cuaca
ekstrim. Konsentrasi zat pencemar di atmosfer ditentukan
oleh faktor meteorologis seperti stabilitas udara, arah dan
kecepatan angin, dan tinggi campuran.
JaringanstasiunmeteorologidiwilayahIndonesiamasihbelum
tersebarmeratabaikdidaratmaupundilaut,terutamadikawasantimur
AtmosferberasaldariduakataYunaniyaituatmosberartiuap dan
sphaira berarti bulatan, jadi atmosfer adalah lapisan gas yang
menyelubungi bulatan bumi. Atmosfer bumi mempunyai ketebalan
sekitar1000kmyangdibagimenjadilapisan-lapisanberdasarkanprofil
temperatur, komposisi atmosfer, sifat radioelektrik, dan lain-lain.
Karena sebaran panas tidak sama di dalam atmosfer, maka terjadi
gejala-gejala cuaca yaitu dari angin lemah sampai sangat kencang di
dalam badai atau siklon, dari cuaca cerah, cuaca berawan sampai
hujan deras (shower). Kajian tentang deskripsi dan pemahaman
fenomena atmosfer disebut Sains Atmosfer yang secara tradisidibagi
menjadiMeteorologidanKlimatologi.
Atmosfer tropis mencakup daerah antara 23,5U (tropis
Cancer) dan 23,5° S (tropis Capricorn). Ahli meteorologi sering memakai
batas lain untuk mendefinisikan atmosfer tropis dengan memakai sumbu
seltekanan tinggi subtropis yaitubatassirkulasi atmosfer yang didominasi
oleh angin timuran di tropis dan angin baratan di subtropis. Batas dari
atmosfer tropis adalah lintang 30U dan 30S yang disebut "lintang
kuda" (horse latitude). Atmosfer ekuatorial dapat didefinisikan
sebagaiatmosferyangdibatasiolehlintang10Udan10S.Jadiatmosfer
diataswilayahIndonesiadapatdikatakansebagai"atmosferekuatorial".
2.1. KomposisiAtmosfer
Tanpaatmosfer,manusia,hewan,dantumbuh-tumbuhanakan
mati. Atmosfer bertindak sebagai pelindung kehidupan di bumi dari
radiasi matahari yang kuat pada siang hari dan mencegah hilangnya
panas ke ruang angkasa pada malam hari. Sangat beruntung bahwa
atmosfer menyebabkan hambatan benda-benda yang bergerak
melaluinya, sehingga sebagian meteor yang melalui atmosfer akan
menjadi panas dan hancur sebelum mencapai permukaan bumi.
Atmosferbersifatdapatdimampatkan(compressible)sehinggalapisan
Dariwaktutinggaldiatmosfer,makaunsur-unsurudaradapat
diklasifikasikanmenjadi3golongan:
a. Gaspermanendenganwaktutinggalsangatlama,misalnyawaktu
tinggalHeadalah2jutatahun.
b. Gassemipermanendenganwaktutinggalbeberapabulansampai
tahun,misalnyaCO2=0,35tahun,danCH4=3tahun.
c. Gasvariabeldenganwaktutinggaldaribeberapaharisampai
minggu. Unsur-unsur ini adalah gas aktif secara kimia. Siklusnya
berkaitandengansiklusair(cuaca),misalnyawaktutinggaluapair
berorde 10 hari, SO2 berorde 5 hari, dan NH3 berorde 1 sampai
4hari.
Gambar 2.1. Perubahan fasa air menjadi fasa uap dan fasa es.
Gambar 2.3. Lapisan atmosfer berdasarkan profil temperatur vertikal. Garis titik-titik
menunjukkan puncak dari masing-masing lapisan.
Bataslapisan-lapisanatmosferditentukanolehdiskontinuitas
profil temperatur dan masing-masing lapisan mempunyai sifat fisis
khusussebagaiberikut:
a. Troposfer
(2.1)
Gambar 2.5. Lapisan troposfer dan stratosfer yang dibatasi oleh tropopause.
(2.2)
keterangan :
k : konstantaBoltzmann
= 1,38 x 10-23 JK-1
T : temperatur mutlak (absolut)
p : tekananatmoster
a : penampang tumbukan molekul
2 2 9 2
40 A = 0,4 nm = 0,4 x 10 m
3. Nomenklatur Lapisan Atmosfer Berdasarkan Sifat
Radioelektrik
Fotoionisasi (photoionisation) molekul-molekul atmosferik
hanyaterjadipadalapisandiatasketinggian50kmsampailebihdari500 km.
Lapisan di bawah ketinggian 60 km disebut netrosfer dan lapisan
ionosfer meluas dari ketinggian 60 km sampai pada paras (level) yang
sangattinggi,tetapidalamhaliniditinjaulapisanionosferyangterletakdi
bawahrumbai-rumbai(fringe)bumi.Beberapamolekuludaraterionosasi
oleh radiasi ultraviolet dari matahari yang menghasilkan gas terionisasi,
disebut plasma, dan daerah ini disebut ionosfer. lonisasi adalahsebuah
Meteorologi Indonesia Volume 1
30
proses di mana elektron yang berrnuatan negatif terkelupas dari atom
ataumolekulnetraluntukmembentukionbermuatanpositifdanelektron
bebas.Ion-ioniniyangmemberinamalapisanionosferdalamatmosfer.
a. Daerah lonosfer
b. Pembentukan lonosfer
0
Gambar 2.10. Struktur ionosfer.
2.3. AtmosferdiAtasIndonesia
Atmosfer di atas wilayah Indonesia memainkan peranan
pentingdanunikdalamdinamikaatmosferglobal.DiwilayahIndonesia
Meteorologi Indonesia Volume 1
37
di mana 70% adalah perairan, maka jumlah uap air yang dapat
diendapkan sangat besar, sehingga pembentukan awannya unik dan
jumlahcurahhujannyaberfluktuasidaribulankebulan,darimusimke
musim,ataudaritahunketahun.Kerumitandinamikaatmosferekuator
dan keunikan atmosfer benua maritim menyebabkan kesulitan untuk
melakukanprediksicuacadengantingkatketelitianyangtinggi.
Gambar 2.11. Distribusi bulanan tinggi isoterm 0C dan tinggi tropopause di atas
Jakarta
(2.3)
Keterangan :
h : tinggi geopotensial (m)
-2
g : percepatan gravitasi (ms )
z : tinggi geometrik(m)
g0 : percepatan gravitasi permukaan bumi rata-rata secara global
-2
= 9,8 ms
Jelas bahwa pada atmosfer bawah, nilai z dan h hampir samakarena
g~g0,danmakintinggimakabedazdanhmakinbesar.
1011.0 0 27.3 87
1000 95 26.6 90
850 1 526 19,9 78
700 3 156 10.5 74
800 4.432 05.2 60
500 5 896 - 03,1 55
400 7 679 13,9 39
300 9.756 - 21.7 33
250 11.031 -38.2 51
200 12.526 - 50.5 47
175 13.400 - 57.5 -
150 14 350 - 65,1 -
125 15.490 - 72,3
100 16.730 - 80,5
80 17.995 -83,5
60 19.620 - 76,2
50 20 846 - 69.1
40 22.080 - 63.0
30 23.786 - 58,7
g(ms-2) 9,80 9.80 9.77 9.74 9.71 9.62 9.53 9.44 9.21
Radiosondeterdiridarikotakyangdilengkapidenganpemancar
radio dan alat pengindera atau sensor untuk tekanan, temperatur, dan
kelembapan nisbi (relatif). Hasil pengamatan dikirim ke stasiun di
permukaan dalam bentuk sinyal radio. Radiosonde dinaikkan dengan
sebuahbalonyangdiisidengangasyanglebihringandariudarasampai
b. PembentukanOzonosfer
Catatan :
Radiasielektromagnetik(EM)dapatdigambarkansebagaiarus
fotondimanaenergitiapfotondiberikanofehpersamaan:
E = h
Keterangan :
h = 6,625 x 10-34 J.s disebut konstanta Planck
u : frekuensiradiasi
Proses pertama dan ketiga adalah fotokimia yang memakai
energi foton matahari untuk memulai reaksi kimia. Proses kedua dan
keempat adalah reaksi kimia eksotermis (melepas panas). Hasil neto
dari keempat proses tersebut adalah daur (siklus) di mana energi
radiasimataharidiubahmenjadienergipanas.Daurozondistratosfer
menyebabkan kenaikan temperatur yang mencapai maksimum pada
stratopause.
c. Lubang Ozon
Siklus katalitik terhadap kerusakan ozon di stratosfer telah
ditemukanpadatahun1974yaituketerlibatankhlorinyangdikemukakan
oleh Richard Stolarski and Ralph Cicerone, Universitas Michigan dan
rantaikhlorfluorokarbon(CFC)ataufreonyangdikemukakanolehMario
Molina and Sherwood Rowland, Universitas California. Freon, terutama
CFCI3 (freon 11) dan CF2Cl2 (freon 12) telah banyak dipakai sebagai
bahanpembakar(propellants)dalamkaleng-kalengsemprotan,sebagai
gas alat pendingin atau sebagai gas pengatur udara (air conditioner),
dan sebagai agen busa untuk plastik. Freon (CFC) sebenamya tidak
reaktif di lapisan atmosfer bawah dan relatif tidak dapat larut (insoluble)
dalam air, sehingga CFC tidak jatuh ke permukaan bumioleh
Hasilreaksi-reaksidiatasadalahperubahanozonmenjadiO2.
Fungsi khlor dalam hal ini sebagai katalisator, karena CI dipakaipada
langkah pertama dalam mekanisme persamaan (2.10) kemudian
terbentuk kembali dalam langkah kedua (persamaan 2.11).
Diperkirakan bahwa setiap atom CI akan merusak sekitar 100.000
molekulozonsebelumkhloritusendiridirusakolehreaksi-reaksilain.
Efekperubahankonsentrasiozonstratosferikdirasakansecara
langsung oleh sistem biologis. Gambar 2.13, menunjukkan
bahwapenetrasiradiasimataharikepermukaanbumipadapanjanggelomba
ng diatassekitar210nmdibatasidengankuatolehabsorpsiozon.Absorpsi
ini dapat meluas sampai lebih dari 300 nm, meskipun efisiensinya turun
dengancepat.Pengurangankadarozonstratosferikakanmeningkatkan
iradiansdalamdaerahpanjanggelombangantara290dan320nmyang
disebut daerah ultraviolet B (UV-B) yaitu daerah di mana organisme
biologis sangat sensitif. Jadi setiap penurunan kadar ozon akan
meningkatkan penetrasi radiasi dalam daerah panjang
gelombangdimana DNA sangat sensitif. Keadaan semacam ini
membuat
pemeliharaanperisaiozonosferperlumendapatprioritasyangtinggi.
Disampingasapanorganikini,sejumlahsenyawaorganikyang
mudahmenguapdan beracundapatdihasilkanmisalnyaetilin,
formaldehida dan sejumlah larutan. Etilin adalah hidrokarbon dari asap
buang otomobil jenis bis dan truk. Sedikit bagian per milyar (ppb) dan
etilindapatmerusaktanamanberbungaterutamajenistanamanpangan
(penghasil makanan). Formaldehida, zat yang berkaitan dengan bahan
kimia yaitu komponen kabas (smog) yang sangat pedih dan
mengganggu. dihasilkan dari pembakaran sampah kandang ternak.
Larutanorganikberasaldariudaradidaerahindustriyangmenyebabkan
gangguanbiasasampaisangatberacun.
Percobaan dan pengujian born atom dan pabrik tenaga nuklir,
semuanyamerupakanancamanbarudengankadarracunkemungkinan
meningkat tinggi. Tidak ada seorangpun yang dapat memprediksi
dampak dan resiko nyata dari gas-gas radioaktif yang dilepaskan.
Bahaya radioaktif adalah yang berkaitan baik dengan medis maupun
dengan keturunan. Reduksi ozon stratosferik meningkatkan penetrasi
radiasi dalam daerah panjang gelombang di mana organisme
biologissangat sensitif. Dampak reduksi ozon stratosferik adalah kanker
kulit, peningkatan katarak, penurunan hasil pertanian, dan penurunan
jumlah plankton dilaut.
2.6. Resume
Atmosfermelindungikehidupandibumi,karenabendalangit
(meteor) yang jatuh melaluinya mengalami gesekan dan terbakar
sebelum mencapai permukaan bumi. Atmosfer mempunyai sifat
kompresibel, sehingga makin ke atas atmosfernya makin tipis dan
tekanannya makin berkurang. Gas atmosfer yang penting dalam
prosescuacaialahuapair(H2O)karenadapatberubahfasamenjadi
fasa cair dan fasa padat atau es, karbondioksida (CO2) karena
bertindak sebagai gas rumah kaca, dan ozon (O3) karena dapat
menyerap radiasi ultraviolet matahari berenergi tinggi yang sangat
berbahayabagitubuhmanusia.
PembentukandanintensitasionosferditentukanolehsinarX
dan radiasi EUV (extreme ultraviolet). Karena kelompok noda
matahari bervariasi secara bulanan dan tahunan, ini berarti bahwa
sifat-sifat ionosfer kemungkinan besar juga berubah dalam skala
waktu tersebut. Angin atmosferik mendistribusikan ion-ion dalam
lintang dan bujur (longitude), sehingga daerah F2 ionosfer muncul
pada malam dan siang hari. Puncak ionisasi maksimum berada
dalam masing-masing daerah E, F1, dan F2, dan masing-masing
lapisanmempunyaifrekuensikritisyaituf0E,f0F1,danf0F2.
Troposfer di atas Indonesia mempunyai ketebalan antara
16,0dan18,0km,sedangkanisoterm0Cterletakantaraketinggian
4,5dan5,5km.Temperaturudarapermukaanrata-ratasekitar24C
tetapi temperatur puncak troposfer dapat mencapai sekitar 85C
dengan susut temperatur sekitar 6,5C/km. Salah satu pengukuran
radiosonde di atas Jakarta, pada tanggal 15 Desember 1977
menunjukkanbahwaparas0Cterdapatpadaketinggian5,2kmdan
tinggi tropopause adalah 17,6km dengan temperatur sebesar -
84,3C. Atmosfer di atas wilayah Indonesia memainkan peranan
pentingdalamperubahanatmosferglobal.
(3.1)
(3.2)
Keterangan :
: gradien tekanan vertikal
p : tekananatmosfer
z : ketinggianatmosfer
: densitas parseludara
g : percepatangravitasi
t :waktu
(3.3)
(3.4)
Keterangan :
R :konstanta gas individu untuk udara
T, T’ : temperatur parsel udara dan udara lingkungan
:volumespesifikudaraatauvolumepersatuanmassa=
z disebut gaya apung per satuan massa yang bekerja pada parsel
udara. Untuk udara basah (moist air) maka T dan T’ diganti dengan
temperatur virtual Tv,danT’v ,dimana:
dan
(3.7)
Jadi nilai percepatan vertikal parsel udara adalah fungsi beda susut
temperatur lingkungan ’ dan susut temperatur individu . Susut
temperatur dapat didefinisikan sebagai penurunan temperatur (T)
terhadap ketinggian (z). Secara matematik, susut temperatur dapat
diekspresikan :
TinjauTinjausuatukasusdimanaparasreferensiadalahpada
permukaan tanah. Jika parsel udara diberi impuls gaya mula ke atas,
dan:
(3.8)
z = Asin Nt (3.9)
danparseludaraberosilasisekitarparasz=0denganamplitudoAdan
periodenya t = 2/N. Karena susut temperatur biasanya mendekati
adiabatikkering,makaperiodeosilasibiasanyaagaklebihlama.
b. Stabilitas udara kering, jenuh dan tak jenuh
atau
(3.12)
netral:
stabil :
StabilitasstatikSdidefinisikansebagai:
S =d ’ (3.13)
di mana :
d :susut temperatur adiabatik udara kering
’ : susut temperatur udaralingkungan
Dari persamaan (3.12), maka stabilitas statik S dapat dinyatakan dengan
temperatur potensial sebagai berikut
(3.14)
SIANG MALAM
Kecepatan
angin (m/s) Insolasi Awan Tipis
Liputan
pada 10 m atau awan
awan < 3/8
Kuat Sedang Lemah rendah > 4/8
<2 A A-B B - -
2-3 A -B B C E E
3-5 B B-C C D E
5-6 B C-D D D D
>6 C D D D D
T/Z 1,5 A A A B C D
1,4 T/Z 1,2 A B B B C D
1,1 T/Z 0,9 B B C C D D
0,8 T/Z 0,7 C C D D D D
0,6 T/Z 0,0 D D D D D D
0,1 T/Z 2,0 F F E D D D
T/Z 2,0 F F F E E D
v ()1½
1
(3.15)
Keterangan :
1 : kapasitas induktif listrik (permitivitas medium)
1 : kapasitas induktif magnet
Karena sifat massa udara cukup bervariasi maka kecepatan
penjalaran gelombang elektromagnetik mengalami perubahan kecil
yang mengakibatkan refraksi dan menimbulkan perubahan arah
penjalaran gelombang elektromagnetik. Dalam ruang bebas(hampa),
kecepatan gelombang elektromagnetik sama dengan kecepatan
cahayac,dandiberikanoleh:
½
c ()
00
(3.16)
(3.17)
di mana :
= 10 adalah konstanta dielektrik medium
= 10 adalah pemieabilitas medium
Karena dalam kebanyakan media ~1 maka :
n= (3.18)
Keterangan :
K : konstanta = K1 R
R : konstanta gas individu untuk udara
: densitas udara
p : tekanan udara dalam milibar
T : temperatur mutlak dalam kelvin
e : tekanan uap air parsial dalam milibar
(3.21)
Karbondioksida (CO2) juga menyokong refraktivitas radio N,
tetapikontribusinyakurangdari0,1%sehinggadapatdiabaikan.Untuk
temperatur atmosfer maka suku kedua dari persamaan (3.21) sangat
kecildibandingkandengansuku-sukulain,sehinggasukukeduadapat
diabaikan.Untuktujuanpraktispersamaan(3.21)dapatditulissebagai
berikut:
k = 1 1 (3.25)
R(dn/dh)
Gambar 3.5. Bagan sinar radar pada bumi nyata (a) dan pada burnt fiktif (b).
Tabel3.3menunjukkandistribusivertikalstabilitasstatis,stasiun
Kemayoran (Jakarta) dalam bulan Januari dan tabel 3.4, menunjukkan
distribusi vertikal stabilitas statis, stasiun Kemayoran, Jakarta, dalam
bulan Juli. Stabilitas statis (S) tiap lapisan dihitung dengan persamaan
(3.14)
Perubahanmusimandaristrukturvertikalstabilitasstatisdapat
dikaji melalui tabel 3.5 yang menunjukkan variasi vertikal perbedaan
stabilitas musiman dalam bulan Juli dan Januari. Lapisan troposfer
bawah agak stabil pada bulan Juli dibandingkan pada bulan Januari.
Secararata-ratastabilitasstatislebihbesardalambulanJulidaripada
Januari,halinimencerminkantropopauselebihrendahpadabulanJuli
dari pada tropopause bulan Januari. Pengukuran tinggi tropopause
pada tahun 1979 di atas Jakarta menunjukkan bahwa tinggi rata-rata
o
tropopausepadabulanJuliadalah16,4kmdengantemperatur80,4 C
danbulanJanuariadalah17,3kmdengantemperatur85,1°C.
Gambar 3.7. Distribusi vertikal stabilitas statis bulan Januari dan Juli jam 19.00 W.L,
Jakarta.
musim kering (Juli) adalah 3,70 C/km. Pada pagi hari stabilitas rata-
rata lebih besar dibandingkan pada sore hari untuk bulan yang sama
(Januari).
temperaturpotensialantaralapisanatas(z2)denganlapisanbawah(z1)
dan z adalah ketebalan lapisan di troposfer yang dinyatakan dalam
milibar.
b. Indeks StabilitasShowalter
Frekuensi (%) Is
Interval Titik
Kelas Is Tengah Musim Musim Musim Musim
Hujan Peralihan I Kemarau Peralihan II
5,9 4,5 5,2 1 0 0 0
4,4 3,0 3,7 0 0 0 1
2,9 1,5 2,2 5 19 8 8
1,4 0,0 0,7 38 29 17 28
0,1 1,5 0,8 27 27 23 45
1,6 3,0 2,3 19 11 26 10
3,1 4,5 3,8 9 9 10 7
4,6 6,0 5,3 2 4 11 1
6,1 7,5 6,8 0 0 4 0
7,6 9,0 8,3 0 1 0 0
9,1 10,5 9,8 1 0 1 0
Catatan :
Is : Indeks stabilitas Showalter rata-rata
s : Simpangan baku
Tabel 3.7. Interval kelas predominan indeks stabilitas Showalter (I s) di atas Jakarta,
1980.
Gambar 3.8. Histogram indeks stabilitas Showalter menurut musim di atas Jakarta,
1980.
dengan:
1000
=T
p (3.31)
Keterangan :
T : temperatur udara
P : tekanan udara
: temperatur potensial
Gambar 3.10. Distribusi vertikal refraktivitas radio N dalam bulan Januari () dan
Oktober () di atas Jakarta.
c. EfekRefraksiTroposferPadaRadarCuaca
Karenagradienvertikalindeksrefraksi(dn/dh)adalahnegatif,
makagelombangradarcuacaditroposferakandibelokkankebawah. Efek
refraksi troposfer adalah memperpanjang jarak horizon, jadi
meningkatkan cakupan radar cuaca. Pembelokan gelombang radar
dalam troposfer disebabkan oleh variasi kecepatan penjalaran
gelombangradioelektrikdenganketinggian.
Refraksi troposfer menyebabkan kesalahan pengukuran
sudut elevasi. Pada sudut elevasi yang kecil, terutama dekat horizon,
makarefraksitroposfermerupakansumbergangguan.Kesalahanatau
gangguan tersebut dapat diabaikan untuk sudut Iebih besar 3° dalam
kebanyakan aplikasi radar. Refraksi menyebabkan beda antara sudut
elevasisemudansudutelevasisebenarnya.Karenaituperludilakukan
koreksidataradarakibatrefraksiatmosfer.Padaumumnyauntuk
3.5. Resume
Adabeberapacaramenggolongkangerakatmosfer,misalnya
menurutderajatregularitas(sifatketeraturan)dapatdibagimenjadiarus
laminer dan arus turbulen (bergolak). Beberapa gerak udara
disebabkanterutamaolehgayagradientekanan,beberapadipicuoleh
gayaapung(bouyancyforce).Gerakudarajugadapatditimbulkanoleh
beberapa mekanisme kelabilan (instability mechanism). Beberapa
proseskelabilandisebabkanterutamaolehsifattermalsepertikelabilan
vertikal,danyanglainterutamaolehbentukmekanis,sepertikelabilan
geser (shear instability) yang sering diamati dekat permukaan bumi.
Pembahasan sistem gerak atmosfer dalam bab ini lebih menekankan
padaklasifikasimenurutskalajarak(lengthscales).
Gambar 5.2. Angin rata-rata pada ketinggian 5.000 kaki di atas Indonesia
Atas: Januari dan bawah: Juli.
a. Sirkulasi Hadley
Model pertama yang menggambarkan pola sirkulasi udara
globaldikemukakanolehG.Hadleypadatahun1735.SirkulasiHadley
padadasarnyaadalahsirkulasitermallangsungsepertidideskripsikan
pada Gambar 5.3. Berdasarkan pengamatan, udara dalam lintang-
lintangrendahlebihpanasdaripadaudaradalamlintang-lintangtinggi.
Jadiudaratropisakannaiksecaravertikaldanbergerakkearahutara
dalam troposfer atas, sedangkan udara polar dingin akan turun dan
bergerak ke arah selatan dalam troposfer bawah. Udara tropis panas
yang bergerak ke utara akan kehilangan banyak energi panasnya
melaluipendinginanradiatifsebelumudarapanasinimencapaidaerah
polar(kutub)untukmenggantiudaradinginyangturundanbergerakke
selatan. Udara dingin dan kutub akan menyerap panas dan tanah
(udaradingininidipanasisecararadiasi)dalamlintang-lintangrendah
dankemudiannaikdalamdaerahekuatorial.Bentukesensialsirkulasi
Hadley diilustrasikan dalam Gambar 5.3. Sirkulasi termal jenis ini
dengan jelas mampu mengangkut energi termal ke arah kutub untuk
mengimbangi sekurang-kurangnya sebagian (dan diharapkan
semuanya)kelebihan(surplus)energiradiasididaerahekuatorialdan
kekurangan(deficit)energiradiasididaerahpolar.Meskipundemikian
modelinimempunyaibeberapacacatdinamisyangcukupserius.
Meteorologi Indonesia Volume 1
128
Ada hubungan antara distribusi tekanan dan sirkulasi yang
digerakkan secara termal. Menurut Gambar 5.3, ada perubahan
(gradient)tekanandariekuatorkekutub,karenanyaadagayagradien
tekanandarikutubkeekuatordalamtroposferbawahdangayagradien
tekanandariekuatorkekutubdalamtroposferatas.
Rotasi bumi menimbulkan gaya deflektif (penyimpang) yang
disebut gaya Coriolis yang menyimpangkan angin ke arah sejajar
denganisobarsehinggakeseimbangangeostropiksecarapendekatan
dapat dipertahankan. Ini berarti bahwa angin di troposfer akan
mempunyai komponen timuran (easterly) kuat di lapisan bawah dan
komponenbaratan(westerly)kuatdilapisanatas.BesargayaCoriolis
adalah:
Fc = 2. sin.v (5.1)
Keterangan :
2
Fc: gaya Coriolis per satuan massa dalam ms
: kecepatan sudut rotasi bumi
5 1
= 7,29 x 10 rad . s
: lintang tempat geografi dalam derajat
1
v : kecepatan angin dalam ms
Gambar 5.3. Model sel Hadley. Udara naik secara lambat di daerah tropis panas dan
bergerakkeutara,kehilanganenergitermalolehradiasi,kemudianturun di
atas daerah polar dingin dan kembali ke lintang-lintang rendah dalam
atmosferbawahdekatpermukaanbumi.
Gambar5.5.Polasirkulasiatmosfermeridionalskematikdibelahanbumiutara(BBU).
Tandapanahpadasetengahlingkaranbelahanbumimenunjukkanarah
anginpermukaan.
(5.2)
(5.3)
Keterangan :
Vg : kecepatan angin geostrofik
p : beda tekanan tinggi dan tekanan rendah
n : jarak dua isobar
: densitas udara
f : parameter Coriolis, f = 2sin
: lintang geografis
: kecepatan sudut rotasi bumi
5 1
= 7,29 x 10 rad . s
Gambar 5.6. Gaya gradien tekanan dalam musim dingin dan musim panas
Tekananpermukaan(berattotalkolomudarapersatuanluas)
lebih besar di BBS dari pada di BBU. Gradien tekanan dari selatanke
utaramenunjukkanadanyaenergipotensial.Jikadindingdiambilmaka
udaradinginmulaiturundanbergerakkeutara,sedangkanudarapanas
naik dan bergerak ke selatan, jadi ada kenaikan energi kinetik akibat
energipotensial.Jungkirbalikvertikalinibergantungpadamusimyang
mendefinisikan sirkulasi monsun. Beda panas utara — selatan yang
sangat penting diperkirakan antara benua Asia dan ocean Hindia.
Selamamusimpanasboreal(BBU),benuaAsiadipanasisecaraefektif
dan luas. Puncak gunung yang tinggi seperti dataran tinggi (plateau)
Tibet,memberikontribusisecaralangsungudaratroposferistengah.
Daerah monsun adalah daerah di mana sirkulasi atmosfer
permukaan dalam bulan Januari dan Juli memenuhi persyaratan
berikut (Ramage,1971).
a. Arah angin utama pada bulan Januari dan Juli berbeda paling
sedikit120°.
b. Frekuensi angin utama rata-rata dalam bulan Januari dan Juli
lebih dari40%.
c. Kecepatan angin paduan rata-rata sekurang-kurangnya satu
1
bulanmelebihi3ms .
d. Indeks monsun 40%, daerah non monsunal mempunyai
indeksmonsun40%.
(5.4)
Keterangan :
Fjan : frekuensi arah angin utama rata-rata dalam bulan Januari
(%)
Fjul : frekuensi arah angin utama rata-rata dalam bulan Juli (%)
e. SirkulasiWalker
SirkulasiWalker adalahsirkulasizonal(timur— barat) sepanjang
ekuator. Pada tahun normal, sirkulasi ini ditandai oleh kenaikan udara di
Samudera Pasifik bagian barat dekat benua maritim Indonesia dan
penurunan udara di Samudera Pasifik bagian timur lepas pantai
Amerika Selatan, lihat Gambar 5.8. Sirkulasi ini dinamakan Sirkulasi
Walker sebagai penghargaan bagi Sir Gilbert Walker yang pada tahun
1920an telah mengetahui adanya variasi tekanan atmosfer
timurbaratsepanjangSamuderaPasifik.Tekananjungkat-
jungkit(seesaw) Walker disebut Osilasi Selatan untuk
membedakannya dari osilasi
tekananserupasepertiOsilasiAtlantikUtaradanOsilasiPasifikUtara.
Gambar 5.13. Pola dasar angin lembah dan gunung : (a) angin lembah atau arus
anabatik, siang hari dan (b) angin gunung atau arus katabatik malam
hari. Gans-garis horizontal menunjukkan permukaan isobar*.
Anginkatabatikbiasanyalebihlemahdaripadaanginanabatik
karena beda termal biasanya lebih kecil dan gesekan mengurangi
kecepatan angin dekat permukaan bumi. Tetapi angin katabatikdapat
menjadikuatkeadaaniniterjadiuntukgunungtropisyangtinggi,karena
efekelevasimakapendinginanmalamharidapatsangatcepatdibawah
keadaanlangitcerah.Dalamkeadaanini,aruskatabatikdapatsangat
kuat, kecepatannya melebihi 15 m/s pada Gunung Wihelm di Papua
NewGuinea.Efekutamayangtampakdarianginkatabatikadalah
Gambar 5.14. Beda area zona konvektif lepas pantai sekitar Papua New Guinea
selama(a)monsunbaratlaut(musimbasah)dan(b)monsuntenggara
(musimkering).SumberMcGregorandNieuwolt,1998.
c. Angin Föhn
5.5. SiklonTropisdiSekitarPerairanIndonesia
Siklontropismunculdisamuderatropisyangdisertaidengan
angin dahsyat berputar dan hujan sangat lebat. Pelepasan panas
kondensasi oleh awan konvektif dalam badai merupakan sumber
energi utama siklon tropis. Kebanyakan siklon tropis terbentuk pada
daerahlintangantara10°dan20°dariekuator.Tidakmunculnyasiklon
tropis di daerah ekuatorial, menunjukkan pentingnya efek rotasi bumi
atau gaya Coriolis yang menghasilkan vortisitas untuk pembentukan
siklon tropis. Sekitar 67% kejadian siklon tropis terdapat di belahan
bumiutara.
Gelombang badai (storm surge) adalah meningkatnya
permukaanlautsepanjangpantaisecaracepatakibatanginsiklontropis
yang menggerakkannya ke pantai. Siklon tropis yang menghantam
Bangladesh pada tanggal 28 April 1991 berkecepatan 235km/jam,
Gambar 5,16. Jumlah global badai tropis bulanan, Sumber Anthens, 1982.
(5.4a)
dengan:
(5.4b)
Keterangan:
g : gravitasi = 9,8 ms-2
Ux : kecepatan gesekan yang didefinisikan dalam persamaan
(5.4b)
: tegangan permukaan
: densitas udara permukaan
Padakondisisiklontropis,nilaiUx=1danjikadimasukkanke
dalam persamaan (5.4a), diperoleh parameter kekasaran di atas air
sebesarZ0=0,3cm,sedangkandiatasdaratannilaiZ0berkisarantara
10dan100cm.
Siklon tropis dikenal dengan nama berbeda bergantung pada
lokasikejadiannya.DiAtlantikdanPasifikbagiantimursiklontropisdiberi
nama"hurricanes",sebuahnamayangberasaldarisukupribumikunodi
Amerika Tengah yang dikenal sebagai Tainos. Untuk suku Tainos,
"Huracan" adalah "Dewa Kejahatan" dan dari sinilah Hurricanediterima
Gambar 5.18. Garis arus udara permukaan pukul 12.00 waktu universal (W.U),
14 Januari1982.
Diperairaninimunculdepresitropistanggal15Januari1982di
sebelahtimurlautArafuru.Depresiinikemudianmeningkatintensitasnya
menjadisiklontropisBRUNOpadatanggal19Januari1982.Di
Catatan :
DatacurahhujanberasaldariBMG.Jakarta
Dasarian 1: tanggal 1-10. dasarian 2: tanggal 11-20, dasarian 3: tanggal
21-akhirbulan
BayongTjasyonoH.K.,1992.StudiENSOdanPengaruhnyaTerhadap
Musim di Kontinen Maritim Indonesia, Lap. Riset
No.11960492,OPF—ITB,Bandung.
Bayong Tjasyono H. K., 1998. Klimatologi Umum, Penerbit ITB, Bandung.
Bayong Tjasyono H. K., and Djakawinata S., 1999. The Influence of
meteorological factors on tropospheric refractive
index over Indonesia, J. Matematika dan Sains,
Vol. 4, No. 1.
Bayong Tjasyono H. K., 2003. Geosains, Penerbit ITB, Bandung.
Bayong Tjasyono H. K., 2004. Klimatologi, Penerbit ITB, Bandung.
Braak, C., 1929. The climate of the Netherlands Indies, Volumes I and
II, Verhandelingen No. 8, KMMO to Batavia.
DewanHankamnas,1996.BenuaMaritimIndonesia,BPPT,ISBN979-
95038-1,Jakarta.
Showalter,A.K.,1953.AStabilityindeksforthunderstormforecasting,
Bul.Americ.Meteor.Soc.,Vol.34,No.6.
Susilo P., dan Bayong Tjasyono HK., 1981. Aplikasi data radiosonde
untuk analisis ketidakstabilan lapisan udara di
atas Jakarta, Lap. Riset No. 5142381, DIP - ITB,
Bandung.
Wallace,J.M.,andP.V.Hobbs,1977.AtmosphericScience,Academic
Press,NewYork.
hidrosfer Bagianbumiyangdicakupolehair.
higrometer Alat untuk mengukur kelembapan udara.
hujan Presipitasi cair dalam bentuk tetes-tetes air dengan
diameterlebihdari500m(batasukurantetesgerimis).
hujan asam Deposisi basah senyawa sulfur dan nitrogen. Prosesnya
dapat melalui tetes hujan (rainout) di mana senyawa
sulfur dan nitrogen bertindak sebagai inti kondensasi
yang larut dalam tetes awan atau melalui penghanyutan
(washout) di mana aerosol-aerosol disapu oleh air hujan
yang jatuh dari awan.
hurricane Badai siklonik, biasanya berasal dari tropis, yang
mencakup area yang luas dan mempunyai kecepatan
angin 120 km/jam atau lebih. Nama yang berasal dari
bahasa Spanyol atau Portugal, dipakai dalam siklon tropis
yang terjadidi daerahSamuderaHindia barat, Teluk
1 °C(centigrade) = 1,8°F
1 °F = 5/9°C
2. Bumi
2
Percepatan gravitasi permukaan = 9,81 m/s
Jari-jari Bumi rata-rata = 6,37 x 106 m
Kecepatan sudut rotasi Bumi = 7,292 x 10-6 rad/s
Luas permukaanBumi = 5,1 x 1014 m2
Jarakrata-rataBumi-Matahari = 1,49 x 108 km
6
Jarak rata-rata Bumi - Bulan = 8,80 x 10 km
2
KonstantaMatahari = 2,0 kal/cm menit
1400 W/m2
3. Atmosfer
Tekanan atmosfer baku = 1 atm = 101.325 Pa
Massa total udara atmosferik = 5,3 x 1018 kg
Berat molekuler udara atmosfer
rata-rata,sampaiketinggian100km = 28,964 g/mol
Konstanta gas untuk udara kering = 287 JK-1 kg-1
Susuttemperaturadiabatikkering = 9,76 K/km
5. Termodinamika
Panas spesifik udara pada tekanan tetap (cp) = 29,1 J/mol K
= 1005 J/kg K
Panas spesifik udara pada volume tetap (cv) = 20,8 J/mol K
= 718 J/kg K
Panas spesifik air (cw) = 76 J/mol K
= 4218 J/kg K
Panas laten peleburan (0 °C) = 6,01 x 103J/mol
6. Air
Berat molekuler air = 18,02 g/mol
Konstanta gas untuk uap air = 461 JK-1 kg.’
Densitas air cair pada 0 °C = 103 kg/m3
Densitas es pada 0 °C = 917 kg/m3
Panas spesifik uap air pada tekanan tetap = 1952 JK-1 kg-1
Panas spesifik uap air pada volume tetap = 1463 JK-1 kg-1
Panas spesifik uap air pada 0 °C = 4218 JK-1 kg-1
Panas spesifik es pada 0 °C = 2106 JK-1 kg-1
Nilai radius kritis dan nisbah jenuh kritis dapat diperoleh dari
ekspresi pendekatan (persamaan 7,9) sebagai berikut :
(7.9)
Simbol Kejelasan
F fluks radiasi
F satuan temperatur Fahrenheit
F, gaya Coriolis per satuan massa
Fd suku termodinamika yang berkaitan dengan difusi uap air
dalam udara
Fk suku termodinamika yang berkaitan dengan konduksi panas
FP gaya gradien tekanan per satuan massa
Fjan frekuensi arah angin utama rata-rata dalam bulan Januari
FJuli frekuensi arah angin utama rata-rata dalam bulan Juli
g percepatan gravitas
go percepatan gravitas permukaan bumi rata-rata
h konstanta Planck
h tinggi geopotensial
i bilangan kompleks
i faktor derajat disosiasi ionik
I intensitas radiasi total benda hitam
I indeks monsun
k konstanta Boltzmann
K koefisien konduktivitas termal udara
I lintasan bebas rerata molekuler
L panas laten perubahan fasa
L panas laten penguapan
Lf panas laten peleburan
Ls panas laten sublimasi
m massa yang hilang dalam teori relativitas Einstein
m massa tetes (benda)
ms berat molekuler zat larut
n
N refraktivitas radio= (n— 1)106
N perawanan : jumlah langit yang tertutup awan
N jumlah proton dalam inti atom
N frekuensi Brunt — Vaisala
N refraktivitas radio
p tekanan atmosfer
pd tekanan udara kering
P presipitasi (endapan)
PKK paras kondensasi konvektif
q kelembapan spesifik
Q limpasan permukaan
r perbandingan campuran
r jari-jari butiran
r reflektivitas radiasi
r jari-jari awal tetes (droplet)
0 jari-jari kritis tetes
r perbandingan campuran jenuh
c jari-jari kritis tetes larutan
r
s
Meteorologi Indonesia Volume 1
188
r*
R jari-jari bumi
R konstanta gas individu untuk udara
R jari-jari tetes (drop)
Ux kecepatan gesekan
V volume benda
V kecepatan angin
Vg kecepatan angin geostrofik
w kecepatan vertikal udara keatas (updraft)
z ketinggian atmosfer, tinggi geometrik
percepatan vertikal, gaya apung per satuan massa
ZKI zona konvergensi intertropis
Z0 parameter kekasaran
kesalahan sudut elevasi akibat refraksi atmosfer
volume spesifik, volume per satuan massa
dalam persamaan menyatakan nilai sebanding
susut temperatur udara
susut temperatur udara lingkungan
susut temperatur adiabatik udara tak jenuh
d susut temperatur adiabatik udara kering
s susut temperatur adiabatik udara basah
S simpanan air (storage)
u beda kecepatan jatuh antara keping salju dan kristal es
konstanta = Rd/Rv = 0,623
konstanta dielektrik medium
1,0 permitivitas (kapasitas induktif listrik) medium homogen
dan dalam ruang bebas (hampa)
viskositas kinematik udara
temperatur potensial udara
panjang gelombang