Makalah Ipal Sido Muncul Kel 6
Makalah Ipal Sido Muncul Kel 6
PENDAHULUAN
PT. Sido Muncul merupakan industri obat tradisional dan farmasi yang
berdiri sejak tahun 1956 dengan salah satu lokasi pabriknya berada di Desa Diwak
dan Desa Bergas Kidul Kabupaten Semarang, dibangun diatas lahan seluas 29
hektar. Luas bangunan untuk aktifitas produksi dan kantor sampai saat ini sekitar
5 hektar sedang lahan 24 hektar merupakan tanah perkebunan, pesawahan,
resapan air dan agrowisata.
Sebagai pelaku industri, PT. Sido Muncul harus memiliki pengolahan limbah
agar aktifitas industri yang dilakukan tetap ramah lingkungan. Air limbah
merupakan salah satu masalah dalam pengendalian dampak lingkungan industri
jamu karena memberikan dampak yang luas terhadap lingkungan hal ini
disebabkan oleh karakteristik fisik maupun karakteristik kimianya yang
memberikan dampak negatif terhadap lingkungan.
Air limbah yang dihasilkan oleh aktivitas industri PT. Sido Muncul
mempunyai hidroulic load sekitar 130 m3/hari, flow time sekitar 18 jam mulai dari
jam 06.00 – 24.00 WIB dengan peak flow sekitar 10 m3/jam. Limbah industri
yang dihasilkan PT. Sido Muncul merupakan Organic Sludge yang memiliki nilai
zat padat terlarut, zat padat tersuspensi, COD dan BOD yang cukup tinggi
Jenis kegiatan pengembangan usaha Industri Obat dan Farmasi PT. Sido
Muncul akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan, baik dampak positif
maupun dampak negatif. Prinsip dalam pengelolaan lingkungan adalah
meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang terjadi.
Untuk mengeliminasi dampak negatif dan mengoptimalkan dampak positif, setiap
kegiatan pembangunan harus ditelaah aspek kelayakan lingkungannya. Maka
makalah perancangan desain IPAL ini dibuat dalam rangka menjawab pertanyaan
yang menjadi rumusan utama permasalahan yang ada, yakni :
Bagaimanakah desain IPAL yang paling efektif dan efisien untuk
pengelolaan limbah di PT. Sido Muncul?
TINJAUAN PUSTAKA
Air limbah industri jamu, farmasi, makanan dan minuman seperti PT. Sido
Muncul mengandung zat-zat organic ( organic sludge ) selebihnya komponen
komponen non organic yang tidak berbahaya, namun demikian air limbah tersebut
mempunyai harga zat padat terlarut, zat padat tersuspensi, COD dan BOD yang
melebihi baku mutu yang dikeluarkan pemerintah yaitu peraturan daerah no 10
tahun 2004 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri Jamu dan
Farmasi di Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah, sehingga diperlukan langkah
penanganan.
Air limbah pada tahap aktivitas industri jamu seperti PT. Sido Muncul
berasal dari beberapa unit usaha meliputi unit pembuatan jamu tradisional akan
menghasilkan air limbah yang berasal dari pencucian bahan baku, pencucian
peralatan proses produksi sedang pada industri makanan, air limbah berupa air
cucian rempah-rempah, air cucian tangki produksi, coolling, filling dan beberapa
proses pendukung lainnya. Air limbah PT. Sido Muncul mempunyai hidroulic
load sekitar 130 m3/hari, flow time sekitar 18 jam mulai dari jam 06.00 – 24.00
WIB dengan peak flow 10 m3/jam. Dibawah ini disampaikan bagan alir proses
produksi di PT. Sido muncul yang menghasilkan air limbah.
Gambar 2.7. Bagan alir jumlah air limbah yang dihasilkan tiap unit proses
produksi PT. Sido Muncul
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga). Di mana masyarakat bermukim, di
sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black
water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water).
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang
berwujud cair (PP 82 thn 2001). Limbah cair ini sekitar 90% dihasilkan dari
aktivitas pencucian bahan baku jamu, sedang 10% dari pencucian mesin proses
dan air limbah domestik. Dilihat dari karakteristiknya air limbah ini yang sebagian
besar terdiri dari bahan-bahan organik maka dengan proses penangan air limbah
secara kimia dan fisika air limbah ini dapat ditangani dengan baik, yang
diperlukan dalam penangan air limbah ini adalah penentuan jenis koagulan dan
flokulan serta dosis optimumnya.
Bak Screening
Bak Equalisasi
Flokulan FeSO4
200 ppm
NaOH 4N
Koagulan
Polyethylene-
Imine 5 ppm Bak Clarifier I
Bak Aerasi
Bak Clarifier II
Drying Bed
Teknik-teknik pengolahan air limbah yang digunakan pada PT. Sido Muncul
secara umum terbagi menjadi 3 metode pengolahan, yaitu :
a. Screening
Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap
air limbah, diharapkan agar bahan-bahan tersuspensi dalam air limbah
yang berukuran besar dan yang mudah mengendap atau bahan-bahan yang
terapung disisihkan terlebih dahulu. Tahap penyaringan (screening)
merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan
tersuspensi yang berukuran besar biasanya dengan menggunakan filter
dengan ukuran porositas sebesar 180 mesh yang disesuaikan dengan
bahan-bahan tersuspensi yang akan disaring.
b. Equalisasi
Equalisasi pada umumnya bukan merupakan suatu proses
pengolahan tetapi merupakan suatu cara atau teknik untuk meningkatkan
efektivitas dari proses pengolahan selanjutnya. Keluaran dari bak
equalisasi adalah parameter operasional bagi unit pengolahan selanjutnya
c. Clarifier I
Pemisahan liquid-solid akan efektif bila salah satu dari kedua zat yang
akan dipisahkan berbeda densitasnya. Pemisahan liquid-solid ini
menggunakan bantuan gaya gravitasi atau sentrifugal. Penggunaan gaya
gravitasi atau sentrifugal atau penyaringan sangat bergantung pada bentuk
dan ukuran partikel. Teknik pemisahaannya juga bergantung pada :
- Konsentrasi solid
- Kecepatan umpan masuk
- Ukuran partikel solid
- Bentuk partikel solid
d. Sand Filter I
Sistem filtrasi ini menggunakan media pasir silica yang di tumpuk
di atas gravel, system sand filter berfungsi sebagai penyaring atau
menghilangkan kotoran yang kasat mata (mis: kekeruhan, lumut dll) yang
mempunyai daya saring 20-30μm (tergantung brand atau jenis media).
Biasanya media ini mempunyai umur 3-4 tahun (tergantung influent).
1. Backwash
Backwash adalah pencucian yang dilakukan untuk menghilangkan
kotoran yang terakumulasi di atas media dengan metode aliran terbalik
(dari bawah ke atas atau kebalikan system running). Air hasil
backwash langsung di buang melalui drain. Backwash biasanya di
lakukan setiap 1-2 hari selama 30-60 menit (tergantung influent dan
ting-kat kekotoran media) bila tekanan air yang keluar lebih rendah
dari tekanan air yang masuk filter.
2. Sanitasi
Dilakukan setiap bulan atau saat hasil analisa mikro tidak masuk
standart yang di tentukan. Sanitasi dilakukan dengan cara memasukkan
bahan sanitasi (mis: oxonia dll) kedalam tangki dan di rendam bersama
media dengan jumlah dan waktu yang telah di tentukan. Selain itu
sanitasi bisa juga di lakukan dengan cara merendam media dengan air
ber suhu di atas 80° Celcius selama 1-2 jam.
3. Rinse atau Pembilasan
Dilakukan setelah proses backwash atau sanitasi selesai yang bertujuan
untuk membilas kotoran-kotoran yang tersisa pada proses backwash
juga menghilangkan sisa bahan sanitasi yang tersisa pada proses
sanitasi. Air hasil Rinse langsung di buang melalui drain.
Proses Sekunder
a. Proses Biologi
Proses Tersier
Setiap tahap pengolahan limbah cair, baik primer, sekunder, maupun tersier,
akan menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak dapat
dibuang secara langsung, melainkan perlu diolah lebih lanjut. Endapan lumpur
hasil pengolahan limbah biasanya akan diolah dengan cara diurai atau dicerna
secara aerob (anaerob digestion) namun dalam pengolahan lumpur yang dilakukan
oleh PT. Sido Muncul menggunakan alat Drying Bed. Drying Bed adalah Bak
pengering lumpur berfungsi untuk mengeringkan lumpur yang dihasilkan dari unit
pengolahan limbah. Lamanya waktu yang diperlukan untuk mengeringkan lumpur
antara 1–2 minggu, tergantung pada ketebalan lumpur yang tertampung dan
cuaca. Kemudian hasil lumpur yang sudah mengering disalurkan ke beberapa
alternatif, yaitu dibuang ke laut atau ke lahan pembuangan (landfill), dijadikan
pupuk kompos, atau dibakar (incinerated). Pada PT. Sido Muncul, lumpur yang
dihasilkan akan digunakan sebagai pupuk kompos.
Keterangan gambar :
Bak
1 97,5 97,5 130 18 jam
Screening
Bak
1 60 60 130 11,04 jam
Equalisasi
Bak
1 2,71 2,71 130 30 menit
Clarifier I
Volume =Qxt
= 130 m3/hari
= 97.5 m3
Free board = 0.3 m
V =
r =√
=√
r = 3.94 m
d = 7.88 m
V =
r =√
=√
r = 3.09 m
d = 6.18 m
t =
= 0.46 hari ⁄
= 11.04 jam
= 2.71 m3
V =( + (
2.71 m3 = 2.617 m
r =√
r = 1.02 m
a. Volume Tabung
V1 =
= 0.81 m3
b. Volume Kerucut
V2 =
= 1.90 m3
a. Clarifier I
Volume sludge = 64% x volume bak
= 64% x 2.71 m3
= 1.7344 m3
= 26 kg/hari x
= 1.08 kg/jam
= 0.65 kg/hari x
= 0.0271 kg/jam
c. Netralisasi
Menghitung penambahan NaOH 4 N :
Jika 1 Liter, NaOH 4N yang ditambahkan 10 tetes
Dosis = 130 m3/hari x 1000 L x 10 tetes/L x
= 65000 mL
= 65 L/hari x
BE NaOH = 40 mgram/mgrek
N =
4 =
= 433.3280 gram
= 0.36 m3
Free board = 0.3 m
r =√
=√
r = 0.24 m
d = 0.48 m
= 37,92 m3
Free board = 0.3 m
g CO(NH2)2 =
= 11.1197 kg/hari
Urea yang tersedia berupa padatan maka harus dilarutkan terlebih dahulu.
Urea yang akan digunakan Urea 10%.
x=
x = 111.197 L
jadi Urea yang dibuat sebanyak 111.197 L dengan konsentrasi 10%.
= 1.013 m3
V = p x l x t + ( x p x l x t)
1.013 m3 = p x l 0.217 m
pxl =
pxl = 4.668 m2
maka, p = 2.5235 m
l = 1.85 m
= 0.36 m3
Free board = 0.3 m
5.1. Hasil Kualitas Influen dan Efluen IPAL PT. Sido Muncul
Tabel 5.1. Hasil efisiensi analisis contoh air limbah PT. Sido Muncul Setelah diolah di IPAL.
NO Parameter Satuan Inlet Oulet Efisiensi
I Fisika
1 Temperatur ᵒC 27,4 29,7 8,39
2 TDS mg/L 2224 1250 43,79
3 TSS mg/L 728 194 73,35
4 Debit m3/hari 130 130
II Kimia
1 pH - 4,71 7,85 66,66
2 BOD mg/L 802,60 47,03 94,10
3 COD mg/L 1176,00 86,35 92,66
4. Nitrat sebagai N mg/L 0,213 0,085 60,09
5. Nitrit sebagai N mg/L 0,146 0,112 23,29
6. Amonia mg/L 0,004 0,0038 5,00
7. Besi terlarut mg/L 1,182 1,182 0
8. Mangan terlarut mg/L 1,009 0,715 29,14
9. Minyak Total mg/L 0,340 - -
Pada pengolahan IPAL PT. Sido Muncul ini diperoleh hasil pengolahan
pada setiap parameter memenuhi baku mutu lingkungan mengenai limbah cair
berdasarkan peraturan daerah nomor 10 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air
limbah Bagi Kegiatan Industri Jamu dan Farmasi di Propinsi Daerah Tingkat I
Jawa Tengah.
Tabel Baku Mutu Air limbah Bagi Kegiatan Industri Jamu dan Farmasi di Propinsi
Daerah Tingkat I Jawa Tengah menurut Peraturan daerah nomor 10 tahun 2004.