Referat - Gangguan Afektif
Referat - Gangguan Afektif
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kelimpahan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan referat yang berjudul “Gangguan Afektif”.
Referat ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti ujian kepanitraan
dibagian ilmu kedokteran kejiwaan RS.Polpus RS Sukanto.
Penulis sangat menyadari dalam penyusunan dan penulisan referat ini ada banyak sekali
kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
untuk perbaikan dan memperluas wawasan penulis.
Sekian saja kata pengantar dari penulis,semoga referat ini dapat memberi tambahan ilmu
bagi penulis sendiri khususnya dan dapat memberikan manfaat bagi yang membaca referat ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Definisi ……………………………………………………………… 5
2. Etiologi………………………………………………………………. 5
3. Manifestasu Klinis Dan Diagnostik …………………..……………... 6
4. Pemeriksaan Status Mental ……………….. ………………………… 11
5. Perjalanan Penyakit Dan Prognosis ……………………….. ………… 14
6. Terapi …………………………………………………………………. 15
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Berdasarkan dari epidemiologi yang sudah ada, gangguan unipolar lebih banyak
diderita oleh wanita dari pada laki-laki. Sedangkan tingkat terjadinya gangguan
bipolar lebih jarang dari pada gangguan depresi berat, dan prevalensi pada laki-laki
dan perempuan sama.
Apabila ditinjau dari usia, pada gangguan bipolar biasanya terjadi mulai terjadi
pada usia anak-anak( mulai dari 5 tahun) sampai dengan usia 50 tahun, rata-rata pada
usia 30 tahun. Sedangkan pada gangguan unipolar sering terjadi pada rentan usia
antara 20 tahun sampai 50 tahun, dan rata-rata usia tersering yang menderita adalah
usia 40 tahun.
Cara kerja dari obat anti mania adalah mengurangi dopamine receptor
supersensitivity dengan cara meningkatkan cholinergic-muscarinic activity, dan
menghambat cyclic AMP (adenosine monophosphate)& phosphoinositides.
3
Sedangkan cara kerja obat anti depresi adalah menghambat reuptake aminergic
neurotransmitter dan menghambat penghancuran enzyme monoamine oxidase
sehingga terjadi peningkatan jumlah aminergic neurotransmitter pada celah sinaps
neuron tersebut yang dapat meningkatkan aktivitas reseptor serotonin.
Pemilihan atau pemberian obat anti mania atau anti depresi prisnsipnya sama,
tergantung pada toleransi pasien terhadap efek samping dan penyesuaian efek
samping terhadap kondisi pasien, pada dasarnya pemberian obat anti mania
tergantung pada gejala pada pasien.
Pada referat gangguan afektif ini saya akan menjelaskan secara detail khususnya
gangguan depresif.
2. TUJUAN
2.1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti program studi kepanitraan
klinik kesehatan jiwa RUMKIT POLPUS R.S. SUKANTO.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI
2. ETIOLOGI
2.1 Faktor Biologis
Dari penelitian yang ada didapatkan hipotesis bahwa gangguan mood
adalah berhubungan dengan disregulasi heterogen pada amin biogenik. Norepinefrin
dan serotonin dari amin biogenik merupakan dua transmitter yang paling berperan
dalam patofisiologi mood. Penuruan serotonin merupakan salah satu pencetus
depresi, seperti penelitian yang dilakukan pada orang yang bunuh diri, didalam cairan
serebrospinal mereka ditemukan kadar serotonin yang rendah.
5
3. MANIFESTASI KLINIK DAN DIAGNOSIS
Untuk menegakkan diagnosa depresi seseorang, maka harus ada gejala utama dan
gejala penyerta lainnya, lama gejala yang muncul, dan ada tidaknya episode depresi
ulang. Sebagaimana tersebut berikut ini :
- Gejala
- Afek depresif
- Gejala lain :
- Konsentrasi berkurang
- Kepercayaan berkurang
- Pesimistik
- Gangguan tidur
- Derajat :
- Minimal harus ada 2-3 gejala utama depresi dan 2 gejala lain.
6
- Episode depresif sedang
7
Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus dipenuhi dan episode
sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat tanpa gejala
psikotik
- Gangguan depresif berulang episode kini berat dengan gejala psikotik
Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus dipenuhi dan episode
sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat dengan gejala
psikotik.
- Gangguan depresif berulang kini dalam remisi
Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus pernah dipenuhi masa
lampau tetapi keadaan sekarang seharusnya tidak memenuhi kriteria untuk
episode depresif dengan derajat keparahan apapun atau gangguan lain apapun.
Gangguan ini ditandai oleh adanya episode depresif dan episode manik
yang berlangsung secara berulang, dan pada keadaan tersebut afek dan aktivitas
dari pasien sangat terganggu, sebagai contoh pasien dalam waktu tertentu
mengalami peningkatan afek disertai dengan penambahan energi serta aktivitas
yaitu mania atau hipomania, dan dalam keadaan lain pasien bisa mengalami
penurunan afek disertai dengan pengurangan energi dan aktivitas yaitu depresi.
Yang khas dari bipolar adalah adanya waktu dimana dia sembuh atau tanpa gejala
apa-apa di antara dua episode.
8
kecuali apabila terjadi pada orang yang lanjut usia. Sedangkan pada episode
mania, waktu terjadinya tiba-tiba dan berlangsung antara 2 bulan hingga 4-5
bulan. Dua macam episode tersebut diatas biasanya terjadi setelah pasien
mengalami stressor yang berat atau adanya trauma mental lainnya.
- Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik
atau dengan gejala psikotik, episode kini harus memenuhi kriteria depresif
berat dengan atau tanpa gejala psikotik.
- Gangguan afektif bipolar, episode kini dalam remisi, pasien sekarang tidak
menderita gangguan afektif apapun tetapi pada masa lalu pernah
mengalami minimal 1 episode afektif.
3.3.1. Siklotimia
9
lama, sehingga tidak dapat dikatagorikan dalam gangguan depresi
berulang atau gangguan afektif bipolar.
3.3.2. Distimia
- Hipomania
o Hipomania memiliki derajat gangguan yang lebih ringan dibandingkan
mania, afek yan meninggi atau berubah-ubah disertai dengan
peningkatan aktivitas, dan menetap selama minimal beberapa hari
berturut-turut dalam suatu derajat, serta melebihi apa yang ada pada
siklotimia, dan perlu diingat pada hipomania tidak disertai halusinasi
atau waham.
o Pada Hipomania gangguan mulai terlihat dengan adanya kekacauan
dalam pekerjaan dan aktivitas sosial. Perlu diingat apabila kekacauan
berat atau sudah menyeluruh maka diagnosis mania harus ditegakkan.
- Mania tanpa gejala psikotik
o Episode harus berlangsung sekurang-kurangnya selama 1 minggu, dan
episode cukup berat sehingga mengacaukan pekerjaan dan aktivitas
sosial yang biasa dilakukan.
o Perubahan afek yang terjadi harus diikuti oleh peningkatan energi
sehingga dapat terjadi aktivitas yang berlebih, serta percepatan dari
berbicara dan kebutuhan tidur yang berkuran, lalu adanya ide-ide yang
berhubungan dengan kebesaran dan pasien terlalu optimistic.
- Mania dengan gejala psikotik
o Gambaran klinisnya lebih berat dari mania tanpa gejala psikotik
o Pada mania dengan gejala psikotik waham mulai muncul. Seperti pada
keadaan pasien yang memiliki harga diri yang tinggi dan gagasan
kebesaran dapat berkembang menjadi waham kejar, contoh lain pasien
dengan kecurigaan juga akan muncul waham kejar. Waham dan
halusinasi yang muncul sesuai dengan keadaan afek pasien.
10
4. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL EPISODE DEPRESIF
- Deskripsi umum
- Gangguan persepsi
- Pikiran
- Daya ingat
11
- Pengendalian impuls
- Reliabilitas
- Deskripsi umum
- Gangguan persepsi
Waham ditemukan 75% dari semua pasien manic.
- Pikiran
Isi pikirannya hanyalah kepercayaan dan kebesaran diri, pasien
dengan episode manic sering sekali perhatiannya mudah dialihkan.
Sedangkan fungsi kognitifnya tidak dapat dikendalikan, oleh sebab
ide mereka begitu cepat dan tidak terkendali.
- Sensorium dan kognisi
12
pada pasien dengan episode manic mereka masih bisa orientasi
dengan baik dan daya ingat mereka juga cukup baik, meskipun
pada beberapa pasien yang sangat euforik, mereka sering kali
menjawab secara tidak tepat(mania delirium).
- Pengendalian impuls
Pasien dengan episode manic rata-rata senang menyerang dan
senang mengancam.
- Pertimbangan dan Tilikan
- Reliabilitas
13
5. PERJALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSIS PADA GANGGUAN
DEPRESI
Kira-kira 50% dari pasien di dalam episode pertama gangguan depresi berat
mengalami gejala depresi yang bermakna sebelum episode pertama yang
diidentifikasi.
Pada episode manic yang tidak diobati dapat berlangsung hinggal 3 bulan atau
lebih,oleh sebab itu, dokter tidak boleh menghentikan obat sebelum waktu tersebut.
5.2 . Prognosis
14
- Adanya penyerta gangguan distimik
6. TERAPI
6.1. Tujuan
- Suatu rencana pengobatan bukan hanya untuk mengobati gejala saja melainkan
untuk kesehatan pasien selanjutnya.
- Terapi kognitif
Tujuannya adalah menghilangkan episode depresi dan mencegah rekurennya
dengan membantu pasien mengidentifikasi dan uji kognitif negative.
Mengembangkan cara berpikir alternative, fleksibel, dan positif, serta melatih
kembali respon kognitif dan perilaku yang baru.
- Terapi interpersonal
15
Terapi interpersonal efektif didalam pengobatan gangguan depresif berat.
Program tersebut terdiri dari 12-16 sesi mingguan. Terapi ditandai dengan
pendekatan terapeutik aktif.
- Terapi perilaku
Terapi didasarkan pada hipotesis bahwa pola perilaku maladaptive
menyebabkan seseorang mendapatkan sedikit umpan balik positif dari
masyarakat dan kemungkinan penolakan yang palsu. Dengan demikian pasien
belajar untuk berfungsi di dunia dengan cara tertentu dimana mereka
mendapatkan dorongan positif.
6.4. Farmakoterapi
16
o Onset efek primer : Sekitar 2-4 minggu
o Onset efek sekunder : Sekitar 12-24 jam
o Waktu paruh : 12-48 jam (pemberian 1-2x perhari)
17
BAB III
KESIMPULAN
18
DAFTAR PUSTAKA
19