Profil Puskesmas III Denpasar Utara
Profil Puskesmas III Denpasar Utara
Puskesmas III Denpasar Utara menetapkan daerah transisi perkotaan yang terletak pada
daerah dataran rendah dengan luas wilayah 17,05 km2 mewilayahi satu kelurahan dan tiga
desa , yang terdiri dari 49 (empat puluh Sembilan) banjar, dengan 52 ( lima puluh dua )
Posyandu
Puskesmas III Denpasar Utara secara administratif terdiri dari 3 Desa dan 1
Kelurahan yaitu: Desa Dauh Puri Kaja, Kelurahan Peguyangan, Desa Peguyangan Kaja dan
Desa Peguyangan Kangin . Sedangkan jumlah total banjar di wilayah Puskesmas III
Denpasar Utara sebanyak 49 Banjar. Berdasarkan Data SUPAS Tahun 2017 jumlah penduduk
Puskesmas III Denpasar utara sebesar 62.326 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki
sebanyak 30.540 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 31.786 jiwa1.
Program KIA/KB
Kebijakan tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara khusus berhubungan dengan
pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir yang diberikan di semua
jenis fasilitas pelayanan kesehatan1. Puskesmas III Denpasar Utara memiliki program berupa
penyuluhan KB, yantis KB, kelas ibu hamil, dan penjaringan anak TK.
Program Gizi
Gizi dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses yang terlibat dengan asupan dan
penanggulangan bahan-bahan makanan. Gizi yang cukup dibutuhkan untuk pertumbuhan,
perbaikan dan perawatan aktivitas-aktivitas dalam tubuh2. Program gizi yang telah dilakukan
Puskesmas III Denpasar Utara meliputi posyandu, konseling gizi, pemberian makanan
dtambahan pada ibu hamil dan balita, pemberian tablet tambah darah pada remaja, dan
pemberian garam beriodium.
Program TB
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
Tuberculosis atau kuman TB. Sebagian bakteri ini menyerang paru, tetapi dapat juga
menyerang organ tubuh lainnya4. Program TB yang dilakukan oleh Puskesmas III Denpasar
Utara adalah penyuluhan TBC. Pemeriksaan kontak serumah, dan kunjungan rumah pasien
TBC.
Program Malaria
Malaria merupakan penyakit menular yang masih sebagai ancaman terhadap status kesehatan
masyarakat terutama pada rakyat yang hidup di daerah terpencil. Jika tidak ditangani segera
dapat menjadi malaria berat yang menyebabkan kematian 5. Program malaria yang dilakukan
oleh Puskesmas III Denpasar Utara adalah penemuan kasus malaria.
Program Kusta
Penyakit kusta memerlukan perhatian seluruh masyarakat dikarenakan Indonesia menempati
peringkat ketiga di dunia dengan penderita kusta terbanyak saat ini 7. Program kusta yang
dilakukan Puskesmas III Denpasar Utara adalah penyuluhan tentang penyakit kusta,
penemuan penderita dan pengobatan penderita kusta, pemeriksaan kontak serumah dengan
pasien kusta.
Program Diare
Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang
seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitas-nya yang masih tinggi. Survei
morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan dari tahun 2000 s/d
2010 terlihat kecenderungan insidens naik8. Program puskesmas III Denpasar Utara dalam
penyakit diare meliputi penyuluhan tentang penyakit diare, pojok oralit, dan kunjungan
rumah pasien diare.
Program ISPA
Pengenalan infeksi saluran pernapasan akut pada pasien, khususnya jenis ISPA yang diderita,
sangat penting untuk mengurangi risiko penyebaran infeksi. Pasien ISPA mungkin
memperlihatkan berbagai gejala klinis. Sebagian dari penyakit ini berpotensi menyebar
dengan cepat dan bisa menimbulkan dampak serius terhadap kesehatan publik 9. Beberapa
program puskesmas III Denpasar Utara dalam menanggulangi ISPA adalah penyuluhan
penyakit ISPA, dan penemuan pneumonia.
Program HIV-IMS
Data Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia terakhir Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan sebanyak 5.912 wanita di umur 15 – 19 tahun
secara nasional pernah melakukan hubungan seksual. Sedangkan pria di usia yang sama
berjumlah 6.578, atau 3,7% pernah melakukan hubungan seks. Hal tersebut menyebabkan
penyakit menular seksual sangat rentan terjadi dewasa ini10. Puskesmas III Denpasar Utara
melakukan beberapa upaya dalam menangani HIV dan penyakit menular seksual seperti
penyuluhan penyakitnya, dan mobile VCT dan IMS
Rabies
Di Indonesia sebanyak 86 orang meninggal karena rabies pada tahun 2016. Saat in terdapat
sembilan provinsi di Indonesia dinyatakan sebagai daerah bebas rabies, sedangkan sebanyak
24 provinsi lainnya masih endemis. Dari 9 provinsi tersebut, sebanyak lima provinsi di
antaranya bebas historis (Bangka Belitung, Kepulauan Riau, NTB, Papua Barat, dan Papua),
dan kemudian 4 provinsi lainnya dinyatakan bebas rabies (Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa
Timur, dan DKI Jakarta). Seluruh provinsi di Indonesia diminta untuk berkomitmen dalam
pengendalian dan penanggulangan rabies demi mencapai “Indonesia Bebas Rabies 2020” 11.
Puskesmas III Denpasar Utara melakukan beberapa upaya dalam menangani rabies seperti
penyuluhan, konseling informasi dan edukasi, cara mencuci luka gigitan binatang.
Program Imunisasi
Imunisasi merupakan pencegahan penyakit menular terutama penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (P3DI) yang diberikan dari umur bayi hingga dewasa.Imunisasi juga
merupakan investasi kesehatan yang paling murah karena terbukti dapat mengurangi
kecacatan, sakit, dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi 12.
Beberapa program puskesmas III Denpasar Utara dalam upaya imunisasi adalah penyuluhan
penyakit ISPA, dan penemuan pneumoniapelayanan imunisasi di dalam dan di luar Gedung,
sweeping imunisasi, dan sosialisasi imunisasi.
Program Penyakit Tidak Menular Seksual
Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara global. Data WHO
menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di dunia pada tahun 2008, sebanyak
36 juta atau hampir dua pertiganya disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular.
Sedangkan di Indonesia, menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007
dan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 dan 2001, tampak bahwa selama
12 tahun (1995-2007) telah terjadi transisi epidemiologi dimana kematian karena penyakit
tidak menular semakin meningkat, sedangkan kematian karena penyakit menular semakin
menurun13. Puskesmas III Denpasar Utara melakukan beberapa upaya dalam menangani
Penyakit Tidak Menular seperti posbindu PTM, penyegaran kader posbindu, dan prolanis.
Prrogram Kecacingan
Penyakit kecacingan yang ditularkan melalui tanah (Soil Transmitted Helminthiasis/STH),
masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara-negara beriklim tropis dan sub tropis,
termasuk negara Indonesia. Prevalensi kecacingan saat ini berkisar 20-86 % dengan rata-rata
30%. Infeksi cacing perut ini dapat mempengaruhi status gizi, proses tumbuh kembang dan
merusak kemampuan kognitif pada anak yang terinfeksi. Kasus-kasus malnutrisi, stunting,
anemia bisa disebabkan oleh karena kecacingan 16. Upaya pengendalian Puskesmas III
Denpasar Utara dalam permasalahan kecacingan dengan strategi pemberian obat cacing di
sekolah dan posyandu.
Program Yankestradkom
Pengobatan Tradisional berarti suatu upaya kesehatan dengan cara lain dari ilmu kedokteran
dan berdasarkan pengetahuan yang diturunkan secara lisan maupun tulisan yang berasal dari
Indonesia atau luar Indonesia. Dalam 30 tahun terakhir pelbagai istilah telah digunakan untuk
cara-cara pengobatan yang berkembang di masyarakat26. Beberapa program yankestradkon
yang dilakukan Puskesmas III Denut adalah pembinaan penyehatan tradisional, tanaman obat
keluarga, dan akupresure.
1. Puskesmas III Denpasar Utara. Profil Puskesmas III Denpasar Utara Tahun. 2017
2. Rospond, R. M. Penilaian Status Nutrisi. 2008. Diakses dari
http://www.lyrawati.files.wordpress.com/2008/07/penilaian-status-nutrisi.pdf. pada
tanggal 25 Maret 2019.
3. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2016.
Tuberkulosis. Diakses dari www.depkes.go.id/ pada tanggal 25 Maret 2019
4. Hakli
5. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.Buku Saku Penatalaksaan Kasus Malaria.
2017. Diakses dari http://www.pdpersi.co.id/kanalpersi/data/elibrary/bukusaku
_malaria.pdf pada tanggal 22 Maret 2019.
6. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Buletin Jendela Epidemiologi Demam
Berdarah Dengue. Depkes RI. 2010. Diakses dari www.depkes.go.id/download .php?
file= download/pusdatin pada tanggal 22 Maret 2019.
7. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.Kusta. Depkes
RI. 2015. Diakses dari http://www.depkes.go.id/ download.php?file=download/
pusdatin/infodatin/infodatin_kusta.pdf pada tanggal 25 Maret 2019
8. Kementrian Kesehatan RI. Situasi Diare di Indonesia. Depkes RI. 2011.
9. WHO. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang cenderung menjadi epidemi dan
pandemic. 2008. Diakses dari https://www.who.int/csr/resources/
publications/WHO_CDS_EPR_2007_8BahasaI.pdf pada tanggal 25 Maret 2019.
10. Kumalasari, Intan & Iwan Andhyantoro. Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa
Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. 2012.
11. Kemenkes RI.Situasi Rabies di Indonesia. Pusat Data dan Informasi dari Kementrian
Kesehatan RI. 2017.
12. Kemenkes RI. Imunisasi di Indonesia. Pusat Data dan Informasi dari Kementrian
Kesehatan RI. 2017.
13. Kemenkes RI. Penyakit Tidak Menular. Buletin Jendela Data dan Informasi
Kesehatan. 2012. Diakses dari http://www.depkes.go.id/download .php?file
=download /pusdatin/buletin/buletin-ptm.pdf pada tanggal 25 Maret 2019.
14. Effendi. Usaha Kesehatan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. 2009.
15. Kemenkes RI. Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolah. Jakarta. Kemenkes RI. 2012.
16. Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Rencana Aksi Program
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Depkes RI. 2015. DIakses dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/RAP%20Unit%20Utama%202015-
2019/5.%20Ditjen%20P2P.pdf pada tanggal 25 Maret 2018.
17. Depkes RI. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
Kemenkes RI.Jakarta. 2016
18. Deptan.RI. Laporan perkembangan flu burungpada unggas, Jakarta. 2009.
19. Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes
RI. 2013.
20. Kemenkes RI. Situasi dan Analisis Lanjut Usia. Pusat Data dan Informasi dari
Kementrian Kesehatan RI. 2014. Diakses dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-lansia.pdf
pada tanggal 26 Maret 2019.
21. PDGI. Rencana Aksi Nasional: Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut 2015-2019.
2016. Diakses dari http://pdgi.or.id/?smd_process_download=1&download_id=1211
22. Sucipto C. Keselamatan dan kesehatan kerja. Yogyakarta: Gosyen publishing. 2014
23. Kemenkes RI. Rencana Aksi Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2016-2019.
Depkes RI. 2016. Diakses dari http://www.kesjaor.kemkes.go.id/documents/Ran
%20Full.pdf pada tanggal 26 Maret 2019.
24. Departemen Kesehatan RI. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI: 2009.
25. Ratna, W. Sosiologi dan Antropologi Kesehatan Dalam Perspektif Ilmu Keperawatan.
Yogyakarta: Pustaka Rihama. 2010.