Valuasi Ekonomi Sumberdaya Alam Dan Ling
Valuasi Ekonomi Sumberdaya Alam Dan Ling
Surel:danie_bastari@yahoo.co.id
https://unlam.academia.edu/HFauzi
LINGKUP BAHASAN
• Pendahuluan
• Perhitungan Nilai Ekonomi SDA
• Hasil
Hasil--hasil Penelitian Valuasi
Ekonomi SDA & Lingkungan
• Implikasi Kebijakan
Pendahuluan
SDA sebagai Modal Pembangunan:
Kesejahteraan, Keadilan & Keberlanjutan
DANA
Deplesi
Degradasi
Perbaikan:
Stock
Daya dukung
Sistem Produksi Ekonomi Konvensional VS Ekonomi Hijau :
Kegiatan ekonomi semata-
semata-mata kegiatan produksi dan konsumsi tanpa memperhitungkan SDA & L
sebagai asset VS Kegiatan ekonomi yang memperhitungkan SDA & L sebagai asset
KEGIATAN PRODUKSI :
Perusahaan
Usaha tani
Pengusahaan hutan
TENAGA KERJA :
PRODUK :
Individu
Barang KONVENSIONAL Rumah tangga
Jasa
Masyarakat
KEGIATAN KONSUMSI :
Individu
Rumah tangga
EKSTRAKSI :
Masyarakat BUANGAN :
Kemampuan
Daya dukung
alam &
lingkungan/
Rehabilitasi
ekosistem
MATAHAR
I
PENDAHULUAN
Implikasi :
Gempa bumi,
dls: 46;
8%
Biaya Perbaikan 41
Infrastruktur
akibat Banjir
Hasil
Penebangan
Kayu 7
0 10 20 30 40 50
Milyar Rp
Kemampuan Reboisasi, Rehabilitasi & HTI
(Luas Lahan Kritis 23.242.881 Ha (2000); Degradasi sekitar 3 juta Ha/Thn)
202.9
200.0 171.3
138.7 142.6
150.0 118.5 124.7
100.0 82.3
67.5
50.0
0.0
1999 2000 2001 2002 2003
Nilai Ekonomi atau TEV adalah penjumlahan WTP dari banyak individu
WTP ini merefleksikan preferensi individu
Salah satu tantangan yang dihadapi oleh para pembuat
kebijakan adalah bagaimana menilai suatu
sumberdaya alam secara komprehensif.
Dalam hal ini tidak saja market value dari barang yang
dihasilkan dari suatu sumberdaya melainkan juga jasa
yang ditimbulkan oleh sumberdaya tersebut.
TEV = UV + NUV
TEV = (DUV + IUV) + (OV + XV + BV)
Dimana :
TEV = Total Economic Value
UV = Use Value
NUV = Non Use Value
DUV = Direct Use Value
IUV = Indirect Use Value
OV = Option Value (nilai pilihan)
XV = Existance Value (nilai keberadaan)
BV = Bequest Value (nilai warisan)
Dimana:
• TEV = Total economic value
Dimana nilai ekonomi diukur dalam terminologi sebagai
kesediaan membayar (willingness
(willingness to pay)
pay) untuk mendapatkan
komoditi tersebut.
TEV
Existence value
Tabel 1. Pendekatan Teknik Valuasi Ekonomi Lingkungan
dengan Metode Valuasi Pasar (Anwar dan Asikin, 2001)
Surplus Konsumen
• Surplus konsumen adalah pengukuran kesejahteraan di tingkat
konsumen yang diukur berdasarkan selisih keinginan membayar
dari seseorang dengan apa yang sebenarnya dia bayar. Di dalam
valuasi ekonomi sumberdaya, surplus konsumen ini dapat
digunakan untuk mengukur besarnya kehilangan (loss
(loss)) akibat
kerusakan ekosistem dengan mengukur perubahan konsumer
surplus.
Surplus Produsen
• Surplus produsen diukur dari sisi manfaat dan kehilangan dari
sisi produsen atau pelaku ekonomi. Dalam bentuk yang
sederhana, nilai ini dapat diukur tanpa harus mengetahui kurva
penawaran dari barang yang diperdagangkan.
EKSTERNALITAS
Eksternalitas adalah dampak yang diterima oleh beberapa pihak sebagai akibat
kegiatan ekonomi, baik produksi, konsumsi atau transaksi yang dilakukan oleh pihak
lain. Eksternalitas dapat disebut juga sebagai efek limpahan atau efek kepada pihak
ketiga, artinya ada pengaruh dari suatu transaksi tertentu kepada pihak lain yang
tidak terlibat transaksi. Dampak dari suatu kegiatan atau transaksi ekonomi bisa
bersifat positif (positive external effects, external economic) maupun bersifat negatif
(negative external effects, external diseconomic).
MPC
P2 MPC
P2 Eksternalitas
P1 Eksternalitas
P1
AR = D =MR
AR = D
MR
Q Q1 Q2
Q2 Q1 Q
Harga awal sebesar P1, tetapi setelah ada Harga awal sebesar P1, tetapi setelah ada
biaya eksternalitas, maka tingkat harga biaya eksternalitas, maka tingkat harga
meningkat menjadi P2. meningkat menjadi P2.
Gambar 3. Klasifikasi dari Teknik Valuasi Ekonomi
dgn Metode Valuasi Non-
Non-Pasar
Non Market
Valuation
Methode
Revealed
Stated Preference
Preference
methode
methode
Contingent
Travel Market Value or Choice
Valuation
Cost Mathode Cost Methode Experiment
Methode
Keunggulan metode TC :
1. Dpt mengestimasi besarnya surplus konsumen
2. Hasil penghitungan manfaat berdasarkan tingkah laku
pasar yg dpt diteliti dgn jelas
Travel Cost Methode
Keterbatasan Metode TC :
SUMBERDAYA HUTAN
SUMBERDAYA
KAYU HAYATI
&
HHNK WISATA & CAGAR
BUDAYA
Mudah dihitung :
ada nilai pasar
HIDROOROLOGI
FUNGSI PRODUKSI
DAERAH HILIR
Non-Use Value :
• Bequest value
• Existence value
25
20
15
10 4.13 3.93
5
0
1 KEBAKARAN : 165.555,27 HA
• KESEHATAN 4,68
• EROSI TANAH 331.120,15
• KEHILANGAN NUTRISI 175.654,14
• REVEGETASI HUTAN 951,94
JUMLAH 507.730,91
RATAAN PER HA 3,07
2 KERUSAKAN HUTAN: 82.217,50 HA &
PENEBANGAN: 13.761,24 HA
• EROSI TANAH 226.54
• UNSUR HARA TANAH 101.833,44
• REVEGETASI 480,66
JUMLAH 102.540,64
RATAAN PER HA 1,07
3 JUMLAH 610.271,55
RATAAN PER HA 4.14
Sumber: Suparmoko & Waluyo, 2003. VALUASI EKONOMI DEGRADASI LINGKUNGAN DI SEKTOR KEHUTANAN KASUS:
KAB. KUTAI KARTANEGARA
PERKIRAAN VALUASI EKONOMI KERUSAKAN
EKOSISTEM PANTURA, SUMBERDAYA ALAM
TERPILIH
Sumber: Martono & Subandar, 2003. METODE VALUASI EKONOMI UNTUK PENILAIAN KERUSAKAN EKOSISTEM DI
PANTURA.
Implikasi Kebijakan
Analisa Hipotetik Rasionalisasi Pemanfaatan SDH Produksi Alam
DAYA SIMPAN
PEMBANGUNAN AIR TURUN
WILAYAH
EROSI
MANFAAT BIAYA
Kelayakan Pemanfaatan ~ Internalisasi biaya Eksternal
Perhitungan Nilai Ekonomi Total SDH: Membangun Kepedulian
Sumberdaya Hutan
A. Jambi
1. Nilai Guna :
a. Langsung (NGL) 485.014 0,2% 524.645 0,3%
b. Tak Langsung (NGTL) 31.578.779 15,8% 101.875.565 67,8%
2. Bukan Nilai Guna
a. Nilai Opsi (NOP) 1.723 0,0% 1.041 0,0%
b. Keberadaan (NKB) 167.385.132 83,9% 47.933.039 31,9%
Nilai Ekonomi Total (NET) 199.450.648 100% 150.334.290 100%
B. Kalimantan Tengah
1. Nilai Guna :
a. Langsung (NGL) 2.214.014 4,5% 1.180.423 1,5%
b. Tak Langsung (NGTL) 11.211.083 22,8% 40.708.556 51,0%
2. Bukan Nilai Guna
a. Nilai Opsi (NOP) 1.631 0,0% 1.681 0,0%
b. Keberadaan (NKB) 35.703.679 72,7% 37.880.007 47,5%
Nilai Ekonomi Total (NET) 124.380.528 100% 115.052.479 100%
Sumber : Tim Fakultas Kehutanan IPB & Departemen Kehutanan (2001)
Kebijakan: Perencanaan
• Identifikasi manfaat & biaya secara cermat, tdk hanya
memperhitungkan NGL saja, tetapi juga nilai-
nilai-nilai lain
• Rasionalisasi dalam membuat keputusan pemanfaatan:
manfaat harus lebih besar korbanan (biaya)
• Valuasi ekonomi (monetizing) dampak penting dalam
AMDAL yang masih bersifat kualitatif: upaya untuk
menginternalisasi biaya eksternal
• Valuasi ekonomi stock SDA & Lingkungan sebelum
pemanfaatan sebagai bench mark dalam evaluasi
pembangunan ekonomi: upaya menuju Green PD(R)B
Kebijakan: Pengelolaan
• Perhitungan nilai ekonomi total (TEV) SDA untuk menentukan
tingkat kepentingan (kontribusi) suatu SDA pada keseluruhan proses
pembangunan ekonomi
• Alokasi dana pengelolaan yang memadai pada sektor non-
non-produksi,
tetapi memberi kontribusi nyata bagi penyangga kehidupan dan
pendukung pembangunan ekonomi (produksi)
• Valuasi ekonomi kegiatan RKL & RPL untuk mengetahui apakah
pengelolaan & pemantauan lingkungan menghasilkan manfaat yang
lebih besar dari biaya/korbanan lingkungan
• Penguatan kelembagaan pusat/daerah, terutama dalam analisis
daya dukung, valuasi ekonomi SDA & Lingkungan, Neraca SDA dan
ecological risk assessment.
Kebijakan: Evaluasi
• Perhitungan PD(R)B konvensional (brown PD(R)B) perlu
disesuaikan menjadi Green PD(R)B = PD(R)B – deplesi –
degradasi
• Menjadikan Green PD(R)B sebagai salah satu alat
evaluasi keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan
dalam pembangunan ekonomi (misal: LPJ Gub/Bup)
• Memberi akses kepada masyarakat untuk ikut
berpartisipasi dalam monitoring & evaluasi pengelolaan
SDA & Lingkungan dengan biaya transaksi yang murah
Faktor-faktor Pemungkin
Faktor-
(enabling conditions)
• Penguatan kepastian hak kelola SDA dan kepastian hukum
(termasuk standar biaya pelayanan usaha)
• Penyediaan insentif untuk mendorong pengelolaan SDA &
Lingkungan yang berkelanjutan
• Dana bagi hasil yang didasarkan pada produksi SDA, akan
mendorong daerah untuk mengeksploitasi SDA-
SDA-nya dan
menghilangkan insentif bagi upaya konservasi
• Membangun mekanisme pemberian kompensasi dari daerah yang
diuntungkan kepada daerah yang dirugikan (polluter pay sufferer
principles) yang efisien & efektif
• Good governance sebagai prasyarat law enforcement
• Akselerasi program pemberantasan kemiskinan & pengendalian
populasi
Akankah bencana demi bencana selalu
menghantui kehidupan kita …
Terima kasih