Anda di halaman 1dari 13

10

4.2. Pembahasn
4.2.1. Belalang kayu (Valanga nigricornis)

Gambar 1. Belalang (Valanga nigricornis)


Sumber: Dokumen pribadi
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Sub filum : Mandibulata
Kelas : Insecta
Famili : Arcididae
Genus : Valanga
Spesies : Valanga nigricornis
Berdasarkan hasil pengamatan pada Ordo orthoptera yakni Belalang
(Valanga nigricornis) secara umum morfologi hama serangga ini terdiri dari
kepala (Caput) yang terdapat antena, dada (Toraks) terdapat enam kaki den sayap,
dan perut (Abdomen) beruas. Caput meliputi antena dan mata majemuk, pada
Toraks meliputi protoraks dan mesotoraks. Tipe mulut pada belalang (Valanga
nigricornis) merupakan bagian yang beruas-ruas yang terdiri dari tergum atau
strenum, yang mana setiap strenum terdapat sigma, serta terdapat pula ovipositor
yang berfungsi sebagai alat peletakkan telur. Daur Hidup dari ordo orthoptera
(Valanga rignicornis) ini melewati masa perkembangan dengan tipe
paurometabola yaitu melewati tahap telur, nimfa, dan kemudian imago. Imago ini
yang kemudian kembali melakukan perkawinan dan bertelur serta meletakan
telurnya di tanaman demikian siklus ini berjalan terus menerus.
11

Gejala serangan dari belalang kayu adalah daun yang termakan dilihat
tercabik-cabik tidak teratur. Gejala serangan belalang kayu yang sangat berat
ketika daun hanya tersisa tulangnya saja.
4.2.2. Walang sangit (Leptocorisa acuta )

Gambar 2. Walang sangit (Leptocorisa acula)


Sumber: Dokumen pribadi
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthoropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Famili : Alydidae
Genus : Leptocorisa
Spesies : Leptocorisa acuta
Secara umum morfologi hama serangga ini terdiri dari kepala (Caput), dada
(Toraks), dan perut (Abdomen). Nama Hemiptera berarti "yang bersayap
setengah". Nama itu diberikan karena serangga dari ordo ini memiliki sayap depan
yang bagian pangkalnya keras seperti kulit, namun bagian belakangnya tipis
seperti membran. Sayap depan ini pada sebagian anggota Hemiptera bisa dilipat di
atas tubuhnya dan menutupi sayap belakangnya yang seluruhnya tipis dan
transparan, sementara pada anggota Hemiptera lain sayapnya tidak dilipat
sekalipun sedang tidak terbang. Ciri khas utama serangga anggota Hemiptera
adalah struktur mulutnya yang berbentuk seperti jarum. Mereka menggunakan
struktur mulut ini untuk menusuk ringanja dari makannya dan kemudian
12

menghisap cairan di dalamnya. Daur Hidup dari ordo hemiptera (Leptocorisa


acuta) ini melewati masa perkembangan dengan tipe paurometabola yaitu
melewati tahap telur, nimfa, dan kemudian imago. Imago ini yang kemudian
kembali melakukan perkawinan dan bertelur serta meletakan telurnya di tanaman
demikian siklus ini berjalan terus menerus secara berkesinambungan.

Gejala serangan dari walang sangit (Leptocorisa acula) yaitu dengan


menghisap bulir padi yang saat memasuki fase masak susu. Dan juga dapat
dengan cara menghisap batang padi. Dan terdapat dampak yang ditimbulkan bulir
padi menjadi hampa.

4.2.3. Kutu beras ( Sitophilus oryzae)

Gambar 3. Kutu beras ( Sitophilus oryzae)


Sumber: Dokumen pribadi
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthoropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Cureulionnidae
Genus : Sitophilus
Spesies : Sitophilus oryzae
Morfologi dari kutu beras ( Sitophilus oryzae) Kutu muda dan dewasa
berwarna cokelat agak kemerahan, setelah tua warnanya berubah menjadi hitam.
Terdapat 4 bercak berwarna kuning agak kemerahan pada sayap bagian depan,2
13

bercak pada sayap sebelah kiri, dan 2 bercak pada sayap sebelah kanan. Panjang
tubuh Kutudewasa 3,5 mm, tergantung dari tempat hidup larvanya. Apabila Kutu
hidup pada jagung,ukuran rata-rata 4,5 mm, sedang pada beras hanya 3,5
mm. larva Kutu tidak berkaki,berwarna putih atau jernih dan ketika bergerak akan
membentuk dirinya dalam keadaan agakmembulat. Pupa Kutu ini tampak seperti
kutu dewasa. Daur hidup dari kutu beras ( Sitophilus oryzae) kutu betina dapat
bertelur 2 -6 butir setiap harinya. Untuk menyimpan telurnya, kutu betina
melubangi bulir beras dengan rahangnya. Satu lubang hanya untuk satu butir telur.
Kutu beras dapat hidup selama beberapabulan. Selama hidup, kutu betina mampu
menghasilkan sekitar 400 butir telur. Telur akan menetas menjadi larva setelah 3
hari. Larva akan hidup pada lubang beras selama 18 hari.Setelah itu akan menjadi
pupa selama 5 hari, lalu bermetamorfosis menjadi kutu.
Hama kumbang beras (Sitophilus oryzae) bersifat polifag, selain merusak
butiranberas, juga merusak simpanan jagung, padi, kacang tanah, gaplek, kopra,
dan butiran lainnya. Akibat dari serangan hama ini, butir beras menjadi berlubang
kecil-kecil, tetapi karena ada beberapa lubang pada satu butir, akan menjadikan
butiran beras yang terserang menjadi mudah pecah dan remuk seperti tepung.
Kualitas beras akan rusak sama sekali akibat serangan hama ini yang bercampur
dengan air liur hama.
4.2.4. Kumbang Kelapa (Oryctes rhinoceros)

Gambar 4. Kumbang kelapa(Oryctes rhinoceros)


Sumber: Dokumen pribadi
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
14

Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Scarabaeidae
Genus : Orcytes
Spesies: Orcytes rhinoceros
Secara morfologi kumbang kelapa mempunyai tipe alat mulut mengigit-
mengunyah dan termasuk dalam ordo Coleoptera. Kumbang kelapa betina akan
bertelur pada tempat yang banyak mengandung bahan organik, misalnya daun
busuk, batang busuk, tempat sampah, kompos dan lain-lain. Siklus hidup
kumpang berkisar 4-9 bulan, umumnya berkisar 4-7 bulan. Jumlah telur betina 30-
70 butir bahkan lebih, dan menetas sekitar 12 hari. Telur tersebut memiliki warna
putih, bentuk menjorong, dan akan berubah menjadi bulat, panjang telur 3 mm
dan lebar 2 mm.
Gejala serangan dari kumbang kelapa yaitu daun yang diserang kelihatan seperti
bekas tergunting akan terlihat jelas pada saat pelepah daun mulai terbuka bekas
guntingan itu seperti membuntuk huruf V.

4.2.5. Lalat buah (Dacus Sp)

Gambar 5. Lalat buah(Dacus sp)


Sumber: Dokumen pribadi
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthoropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
15

Famili : Tephritidae
Genus : Dacus
Spesies : Dacus Sp
Morfoogi dari Lalat buah adalah organisme yang memiliki ciri yang sudah
dikenal dan sesuai untuk penyelidikan genetika karena mudah berkembang biak
dan memiliki siklus hidup singkat. Sepasang lalat buah dapat menghasilkan 300-
400 butir telur. Siklus hidup drosophila terdiri atas stadium telur, larva, pupa, dan
imago. Telur Drosophila sp. Telur Drosophila berukuran kira-kira 0,5 mm
berbentuk lonjong, permukaan dorsal agak mendatar, sedangkan permukaan
ventral agak membulat. Pada bagian anterodorsal terdapat sepasang filament yang
fungsinya yang melekatkan diri pada permukaan, agar telur tidak tenggelam pada
medium. Pada bagian ujung anterior terdapat lubang kecil yang disebut micropyle,
yaitu tempat masuknya spermatozoa. Telur yang dikeluarkan dari tubuh biasanya
sudah dalam tahap blastula. Dalam waktu 24 jam telur akan menetas menjadi
larva. Larva yang menetas ini akan mengalami 2 kali pergantian kulit, sehingga
periode stadium yang paling aktif. Larva kemudian menjadi pupa yang melekat
pada permukaan yang relative kering, yaitu pada dinding botol kultur atau pada
kertas saring. Pupa akan menetas menjadi imago setelah berumur 8-11 hari
bergantung pada spesies dan suhu lingkungan. Pada saat dewasa lalat buah pada
dalam satu siklus hidupnya berusia sekitar 9 hari. Setelah keluar dari pupa, lalat
buah warnanya masih pucat dan sayapnya belum terbentang. Sementara itu, lalat
betina akan kawin setelah berumur 8 jam dan akan menyimpan sperma dalam
jumlah yang sangat banyak dari lalat buah jantan. Pada ujung anterior terdapat
mikrophyle, tempat spermatozoa masuk ke dalam telur. Walaupun banyak sperma
yang masuk ke dalam mikrophyle tapi hanya satu yang dapat berfertilisasi dengan
pronuleus betina dan yang lainnya segera berabsorpsi dalam perkembangan
jaringan embrio.
16

4.2.6 Kutu Tepung(Tribollium sp)

Gambar 6. Kutu tepung(Tribollium sp)


Sumber: Dokumen pribadi
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthoropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Homopteraa
Famili : Tenebrionidae
Genus : Tribolium
Spesies : Tribolium Sp
morfologi dari kutu tepung (Tribolium sp.) adalah memiliki sepasang mata,
antena, thoraks, tanduk, kaki, kepala, sayap, abdomen dan ofipositor. Dan
memiliki bentuk tubuh kecil dan memanjang. Dewasa panjang 0,5 mm. 4 pasang
kaki. Putih atau coklat pudar. Bergeraklambat. Larva - 6 kaki dan panjangnya 0,5
mm. Berwarna putih. Melewati dua tahap, tahap anak berkaki 8. Daur hidupTelur
berwarna putih agak merah dengan panjang 1,5 mm. larva berwarna cokelat muda
dengan panjang 5-6 mm. Pupa berwarna putih dan dihiasi warna kuning dengan
panjang 3,5 mm. Periode telur sampai dewasa sekitar 6 minggu .
gejala serangan hama ini Hama ini juga disebut hama bubuk beras,
bubuk Tribolium bukan hama yang khusus menyerang beras atau tepungnya. Pada
kenyataannya, dimana pada komoditas beras ditemukan hama Sitophilus oryzae,
pasti akan ditemukan juga hama bubuk ini. Hama Tribolium hanya memakan sisa
komoditas yang telah terserang hama Sitophilus oryzae sebelumnya yang
berbentuk tepung.
17

4.2.7. Ulat Daun (Spodoptera sp)

Gambar 7. Ulat daun(Spodoptera sp)


Sumber: Dokumen pribadi
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthoropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Sphingidae
Genus :Spodoptera
Spesies : Spodoptera sp
Ngengat berwarna abu-abu sampai coklat kelabu dan pada saat sayap dilipat
nampak tiga buah tanda berupa gelombang seperti berlian (diamond) atau terdapat
bentuk segitiga sepanjang punggungnya. Ngengat beristirahat pada siang hari.
Umur ngengat 2 - 4 minggu. Ngengat betina mampu menghasilkan telur 180 -
320 butir. Daur hidup dari telur sampai ngengat pada ketinggian 250 m di atas
permukaan laut (dpl) 12 - 15 hari dan 20 - 25 hari pada ketinggian 110 m dpl.
Telur berwarna kuning kehijauan diletakkan di sekitar tulang daun pada
permukaan bawah daun dalam satu kelompok sejumlah 1 - 6 telur. Daur hidupnya
Siklus hidup berlangsung sekitar 2-3 minggu mulai dari telur hingga menjadi
dewasa. Stadium yang membahayakan adalah larva (ulat) karena menyerang
permukaan daun dan melubangi dagingdaun (epidermis).
Larva (ulat) muda yang baru menetas, mengorok daun kubis selama 2 - 3
hari. Selanjutnya memakan jaringan bagian permukaan bawah daun atau
permukaan atas daun dan meninggalkan lapisan tipis/transparan sehingga daun
18

seperti berjendela dan akhirnya sobek serta membentuk lubang. Apabila tingkat
populasi larva tinggi hampir seluruh daun dimakan dan hanya tulang daun yang
ditinggalkan. Umumnya serangan berat terjadi pada musim kemarau pada umur 5
- 8 minggu.

4.2.8. kepik hijau (Nezara viridula)

Gambar 8. kepik hijau (Nezara viridula)


Sumber: Dokumen pribadi
Klasifikasi
Kingdom : Animalia (Hewan)
Filum : Arthropoda (arthropoda)
Kelas : Insecta (Serangga)
Order : Hemiptera
Subordo : Heteroptera
Family : Pentatomidae
Subfamily : Pentatominae
Genus : Nezara
Species : Nezara viridula
Hama kepik hijau ini pada stadia imago berwarna hijau polos, kepala
berwarna hijau serna pronotumnya berwarna jingga dan kuning keemasan, kuning
kehijauan dengan tiga bintik berwarn hijau dan kuning polos. Telur diletakkan
berkelompok (10-90 butir/kelompok) pada permukaan bawah daun. Nimfa terdiri
dari 5 instar. Instar awal hidup bergerombol di sekitar bekas telur, kemudian
menyebar. Pada kedelai nimfa dan imago terutama mengisap polong.
19

Gejala serangan hama kepik hijau menyerang Polong dan biji menjadi
mengempis, polong gugur, biji menjadi busuk, hingga berwarna hitam. Kulit biji
menjadi keriput dan adanya bercak coklat pada kulit biji. Periode kritis tanaman
terhadap serangan penghisap polong ini adalah pada stadia pengisian biji. Nimfa
dan imago merusak polong dan biji kedelai dengan cara mengisap cairan biji.
Serangan yang terjadi pada fase pertumbuhan polong dan perkembangan biji
menyebabkan polong dan biji kempis, kemudian mengering. Serangan terhadap
polong muda menyebabkan biji kempis dan seringkali polong gugur. Serangan
yang terjadi pada fase pengisian biji menyebabkan bijimenghitam dan busuk.

4.2.9 Ulat grayak (Spodoptera litura)

Gambar 9. Ulat grayak (Spodoptera litura)


Sumber: Dokumen pribadi
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insekta
Ordo: Lepidoptera
Famili: Noctuidae
Genus: Spodoptera
Spesies: Spodoptera litura F
Morfologi hama serangga ini terdiri dari kepala (Caput), dan perut
(Abdomen). Serangga dewasa jenis Spodoptera litura, memiliki ukuran panjang
badan 20 – 25 mm, berumur 5 – 10 hari dan untuk seekor serangga betina jenis ini
dapat bertelur 1.500 butir dalam kelompok-kelompok 300 butir. Serangga ini
sangat aktif pada malam hari, sementara pada siang hari serangga dewasa ini diam
20

ditempat yang gelap dan bersembunyi. Serangga ini memiliki telur dengan bentuk
bulat. Telur dari serangga Leucania separata susunannya diletakkan dalam 2
barisan dalam gulungan daun atau pada pangkal daun permukaan sebelah bawah,
dengan ukuran 0,5 x 0,45 mm, berwarna putih abu-abu dan berubah menjadi
kuning sebelum menetas. Sedangkan serangga Spodoptera F susunan telurnya
diletakkan dalam kelompok tiap kelompok tersusun oleh 2 – 3 lapisan telur, dan
kelompok telur tertutup oleh bulu-bulu pendek berwarna coklat kekuningan
dengan umur telur 3 – 4 hari. Larva Leucania separata memiliki jumlah instar 6
dengan ukuran instar 1 panjang 1,8 mm dan instar 6 panjang 30 – 35 mm
berwarna hijau sampai merah jambu dan berumur 14 – 22 hari. Pada bagian
punggungnya terdapat 4 garis berwarna hitam yang membujur sepanjang
badan.Meskipun umur larva atau ulat grayak ini berkisar 20 – 26 hari, namun
perlu diwaspadai karena larva atau ulat ini dapat menyerang hampir semua
tanaman termasuk padi pada semua stadium pertumbuhan. Siklus hidupnya
setelah 20 – 26 hari ulat ini hidup dan menyerang tanaman, maka ia akan berubah
menjadi kepompong dan selanjutnya berubah jadi kupu-kupu. Kupu-kupu bertelur
dan setelah 4 – 5 hari akan menetas menjadi ulat atau larva yang akan menyerang
tanaman.
Gejala serangannya Larva yang masih kecil merusak daun dengan
meninggalkan sisa-sisa epidermis bagian atas, transparan dan tinggal tulang-
tulang daun saja. Larva instar lanjut merusak tulang daun.
21

V. PENUTUP
V.1. Kesimpulan
Hama adalah hewan yang mengganggu atau merusak tanaman sehingga
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan terganggu. Hama bisa merusak
tanaman secara langsung maupun tidak langsung. Hama juga dibagi menjadi
beberapa ordo yaitu dari Ordo Ortoptera, Ordo Hemiptera, Ordo Homoptera,
Ordo Diptera, Ordo Lepidoptera, dan Ordo Celeoptera.
Hama memiliki kepala, kaki, perut, sayap, dan mempunyai tipe alat mulut,
menggigit, mengispa, mengunyah, dan menusuk. Siklus hidupnya terdiri dari
telur, nimfa, dan imago. Dan dengan tipe perkembangan secara Holometabola dan
Paurometabola. Siklus penyerangan dari hama baik dari menyerang daun, batang,
dan buah sehingga tanaman menjadi rusak. Dan sehingga menurunkan kuantitas
secara ekonomis.

V.2. Saran
Saran saya untuk praktikum selanjutnya saya harapkan para praktikan dapat
memperhatikan pemateri dan pada saat penyampaian cara kerja praktikan dapat
memperhatikannya juga.
22

DAFTAR PUSTAKA

Cholis, Zanuar. 2015. Upaya Pengendalian Hama Secara Biologi dan Kimiawi.
Jurnal Teknologi Pendidikan. Universitas Gadjah Mada 11(10) : 7-9.
(http://jurnal.ugm.ac.id).(Diakses pada tanggal 27 Desember 2018).
Maulana, Agung. 2013. Ordo Hama yang Menyerang Tanaman. Jurnal Bahan
Alam Terbarukan. Universitas Muhammadiyah Malang (12) : 11-15.
(http://jurnal.umm.ac.id). (Diakses pada tanggal 27 Desember 2018).
Matnawy, H. 1989. Perlindungan Tanaman. Kanisius. Yogyakarta.
Natawigena, H. 1995. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Trigenda Karya.
Bandung.
Arief, arifin. 1994. Perlindungan Tanaman Hama Penyakit dan Gulma. Usaha
Nasional. Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai