a. Karakteristik Unit
1) Visi Ruang Kumala
“Memandang pasien sebagai sumber inspirasi dan motivasi kerja
dengan memberikan pelayanan secara profesional”
2) Misi Ruang Kumala
a) Meningkatkan upaya pengendalian infeksi dan masalah
kesehatan.
b) Mengembangkan profesionalisme perawat dalam memberikan
pelayanan asuhan keperawatan.
c) Mengembangkan kemampuan SDM perawat melalui pendidikan
dan pelatihan berkelanjutan.
d) Peningkatan dan pengoptimalkan sarana dan fasilitas yang layak
dan memadai.
6
b. Sifat Kekaryaan Ruang
1) Fokus Telaah
Ruang Kumala adalah ruang perawatan bedahyang meliputi:
penyakit jantung, THT dan penyakit dalam. Ruang Kumala lantai 3
mulai beroperasional sejak bulan maret 2018.
2) Lingkup Garapan
Ruang Kumala sendiri meliputi: penyakit jantung, THT dan
penyakit dalam.
3) Basis Intervensi
Dalam menerapkkan basis intervensi, ruang kumala lantai 3
mempunyai standar operasional prosedur (SOP) dan standar asuhan
keperawatan (SAK) untuk proses tindakan keperawatan. Standar
operasional yang sudah ada diruang kumala meliputi:
No Standar Operasional Prosedur (SOP) Keperawatan
1 Mengukur Suhu Tubuh
2 Menghitung Pernapasan
3 Menghitung Denyut Nadi
4 Mengukur Tekanan Darah
5 Menimbang Berat Badan
6 Memberikan obat melalui oral
7 Memberikan Obat Injeksi Sub Cutan
8 Memberikan Obat injeksi intra vena
9 Memberikan Obat Injeksi Intra Muscular
10 Memberikan Obat Injeksi Intracutan
11 Pemberian oksigen dengan menggunakan nasal kanul
12 Pemberian oksigen dengan menggunakan masker
13 Perawatan luka bersih dan kotor
14 Mengambil sampel darah
15 Pemasangan NGT
7
16 Memasang kateter
17 Memberikan makanan melalui NGT
18 Memasang Infus
19 Memasang Transfusi darah
20 Mengganti dan memasang Pembalut Luka
21 Prinsip pemberian obat
22 Memakai Sarung Tangan Steril
23 Mencuci tangan dengan cara desinfeksi
24 Penerimaan dan penyerahan klien dengan kamar operasi
25 Memberikan kompres hangat
26 Manajeman nyeri keperawatan
Standar asuhan keperawatan (SAK) di ruang Kumala Lantai 3
8
Ruang Kumala lantai 3 menggunakan metode tim terdiri dari Dua
Tim dan setiap tim dipimpin oleh ketua tim yang membawai6-7 orang
perawat pelaksanan.
Semakin majunya informasi dan pengetahuan masyarakat juga
menyebabkan masyarakat semakin kritis dan samakin tingginya tuntutan
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih optimal
sesuai kondisi pasien. Hal ini perlu disikapi dengan upaya peningkatan
mutu pelayanan secara terus menerus,termasuk peningkatan sarana dan
prasarana, peralatan serta dukungan SDM yang berkualitas.
d. Letak Ruang
Ruang Kumala RSUD H.Moch. Ansari Saleh Banjarmasin terletak
dengan uraian sebagai berikut :
Ruang Kumala adalah ruang rawat inap pasien yang terletak dilantai
1, 2 dan 3 dari gedung RSUD H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin yang
terdiri dari lima lantai. Raung kumala yang terletak dengan uraian
sebagai berikut :
1) Sebelah Timur berbatasan mushola
2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Ruang VK
3) Sebelah Barat gedung baru
4) Sebelah Utaraberbatasan dengan Ruang Nifas
5) Lantai satu ruang Kumala
6) Lantai dua ruang Kumala
7) Lantai tiga ruang Kumala
8) Lantai empat OK
9) Lantai lima Rencana Gedung SMF
9
Masjid
Gedung
Ruang Nifas
Ruang Berlian Gedung Kumala
Ruang Rubi
Gedung
Ruang VK
Ruang Bayi
Ruang OK
Lahan Kosong
Lantai 3
Pintu
Keluar Lift Lobi
depan
Lift
Pint
u
10
Nurse Keluar
Station
A3 A2 A1 R.Tindakan Linen
EXIT K.MHS
COAS
Gambar 1.1 Denah Ruang Kumala RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin
11
Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase
SD 0 orang 0%
SLTP 2 orang 40 %
SLTA 3 orang 60 %
PT 0 orang 0%
Total 5 orang 100%
b. Tingkat Ketergantungan
Berdasarkan hasil data yang didapat pada tahun 2018 di ruang
Kumala lantai 3 jumlah pasien pada tanggal 8Mei 2018 sebanyak :
1. Kelas III Kamar B2 : 1 orang
2. Kelas III Kamar B3 : 4 orang
3. Kelas III Isolasi : tidak ada orang
4. Kelas II Kamar A2 : 1 orang
5. Kelas II Kamar A3 : tidak ada orang
Total : 5 orang
Untuk tingkat ketergantungan pasien terdiri dari kategori minimal,
parsial, dan total. Untuk kategori minimal sebanyaktidak ada, untuk
kategori parsial 5 orang, dan untuk kategori total sebanyak tidak ada.
Klasifikasi Pasien Berdasarkan Tingkat Ketergantungan dengan
Metode Douglas (1984) :
12
1) Asuhan keperawatan minimal, kriteria :
a) Kebersihan diri, mandi, dan ganti pakaian sendiri
b) Makan dan minum dilakukan sendiri
c) Ambulasi dengan pengawasan
d) Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift
e) Pengobatan minimal
f) Status psikologis stabil
2) Asuhan keperawatan persial, kriteria :
a) Kebersihan diri dibantu
b) Makan dan Minum dibantu
c) Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
d) Ambulasi dibantu
e) Pengobatan lebih dari satu kali
3) Asuhan keperawatan total, kriteria :
a) Sebagian besar aktivitas dibantu
b) Observasi tanda-tanda vital setiap 2 – 4 jam
c) Terpasang Folley Cateter
d) Intake dan Output dicatat
e) Terpasang Infuse
f) Pengobatan lebih dari satu kali
g) Persiapan Pengobatan Memerlukan Prosedur
4) Asuhan keperawatan maksimal, kriteria :
a) Segala aktivitas diberikan oleh perawat
b) Posisi diatur
c) Observasi tana-tanda vital setiap 2 jam
d) Makan memerlukan NGT
e) Terapi Intravena
f) Penggunaan Suction
g) Gelisah/ disorientasi
13
Berdasarkan data rekapitulasi pasien dari bulan Maret sampai April
tahun 2018, didapatkan hasil 9 penyakit terbanyak yakni:
1) Tonsilitis : 17 pasien
2) CHF : 9 pasien
3) STEMI : 8 pasien
4) POLIP : 8 pasien
5) Sinusitis : 6 pasien
6) Tuberculosis : 4 pasien
7) OMI : 2 pasien
8) OME : 2 pasien
9) GEA : 1 pasien
8. Analisis Unit Layanan Keperawatan
a. Flow Of Care (Alur asuhan keperawatan)
Poliklinik IGD
Kumala
b. Manajemen Unit
1) Struktur Organisasi
DIREKTUR
Dr. dr. Izaak Zoelkarnain A.Sp.OT
WADIR PELAYANAN
Dr. Yuddy Riswandhy Noora, M. Kes
KABID KEPERAWATAN
KATIM I KATIM II
PEKARYA
Ahmad Ruswandi
CLEANING SERVICE
1. Siti Isnaini Noor
a. Uraian Tugas 2. Wati
Kepala Ruangan
1) Mengatur pembagian tugas jadwal dinas
2) Mengatur dan mengendalikan kebersihan dan ketertiban
ruangan
3) Mengadakan diskusi dengan staf untuk memecahkan masalah
ruangan
4) Memonitor kegiatan (Lampiran)
5) Mengorientasikan pegawai baru, residen,mahasiswa kedokteran
dan mahasiswa di ruangan keperawatan yang berdinas
6) Melakukan kegiatan surat menyurat
7) Bekerjasama dengan supervisor
8) Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang harmonis
dengan klien, keluarga dan tim kesehatan lain, karu, supervisor,
dan katim mengingatkan kembali klien dan keluarga tentang
perawat yang bertanggung jawab tentang perawat/tim yang
bertanggung jawab terhadap klien yang ada di ruangan
9) Mencek kelengkapan persediaan status keperawatan minimal 5
(Lima) setiap hari
10) Bersama supervisor melaksanakan pembimbingan terhadap
Katim dan PA dalam hal penerapkanPelaksanaan sistem
16
pelayanan keperawatan profesional (SP2KP) termasuk sikap
tingkah laku professional.
11) Bila katim cuti, tugas dan tanggung jawab katim tersebut
diambil alih oleh karu/supervisor dan dapat di delegasikan
kepada perawat assosiate (PA) tetapi dalam pengawasan kepala
ruangan
12) Merencanakan dan memfasilitasi ketersediaan fasilitas yang di
butuhkan ruangan
13) Bersama supervisor memonitor dan mengevaluasi penampilan
kerja semua tenaga yang ada di ruangan
14) Melakukan pertemuan rutin dengan perawat setiap bulan untuk
membahas kebutuhan di ruangan
15) Bersama supervisor merencanakan dan melaksanakan evaluasi
mutu asuhan keperawatan
Supervisor
Melakukan bimbingan dan evaluasi tentang implementasi ronde
keperawatan. Pada saat supervisor melakukan ronde keperawatan,
kegiatan diawali dengan menetapkan secara acak minimal 2 status yang
akan dievaluasi untuk setiap tim.
Bersama dengan katim mengevaluasi status meliputi:
1) Apakah diagnosa yang ditetapkan sesuai dengan kondisi klien,
apakah diperlukan pengkajian lanjut sesuai kebutuhan.
2) Apakah diagnosa yang ditetapkan masih menjadi masalah klien
atau sudah teratasi. Bila sudah teratasi apakah sudah di
dokumentasikan?
3) Apakah semua tindakan keperawatan yang diidentifikasi renpra
sudah dilakukan dan di dokumentasikanpada format “implementasi
tindakan keperawatan” (baca setiap tindakan pada renpra dan
dokumentasi pada format).
17
4) Apakah masalah psikososial sudah di identifikasi? Masalah
psikososial diidentifikasi bila klien sudah dirawat lebih dari 4 hari
atau sesuai kondisi klien.
5) Apakah masalah kurangnya pengetahuan sudah diidentifikasi?
masalah kurangnya pengetahuan diidentifikasi minimal 4 hari
sebelum klien pulang.
6) Apakah pengisian hal-hal istimewa sudah sesuai dengan panduan?
7) Apakah laporan pergantian dinas sudah diisi sesuai panduan?
8) Apakah laporan perkembangan klien diisi sesuai panduan?
9) Mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh katim dan tim.
10) Mendokumentasikan semua kegiatan tersebut pada “buku harian
komunikasi supervisor” dengan format berikut:
- Tuliskan hari dan tanggal bimbingan dan evaluasi.
- Tim 1
Kelengkapan status ……% dan …….%
Klien mengetahui nama katim……%(Tanyakan pada semua
klien)
Perawat Assosiate mendapat bimbingan dari
katim…….%(Tanyakan padaPerawat Assosiate)
Masukan :………..
a. Identifikasi masalah lain secara umum untuk mendapat
masukan dari kelompok kerja.
Pada bagian akhir dituliskan nama supervisor dan tanda
tangan.
1) Memberi masukan pada diskusi kasus yang dilakukan
katim dan Perawat Assosiate.
2) Mempresentasikan isu-isu baru terkait dengan asuhan
keperawatan.
3) Mengidentifikasi evidance yang memerlukan pembuktian
4) Mengidentifikasi masalah penelitian, merancang usulan dan
melakukan penelitian.
18
5) Menerapkan hasil-hasil penelitian dalam memberikan
asuhan keperawatan.
6) Bekerjasama dengan kepala ruangan dalam hal: melakukan
evaluasi mutu asuhan keperawatan, mendokumentasikan,
mengarahkan dan mengevaluasi mahasiswa praktek dan
membahas dan mengevaluasi.
7) Mengevaluasi pendididkan kesehatan yang dilakukan katim
dan membermasukan untuk perbaikan.
8) Merancang pertemuan ilmiah untuk membahas hasil
evaluasi, penelitian tentang asuhan keperawatan.
19
tanggung jawabnya. Pengaturan ini dilakukan dengan katim
dapat melakukan semua tugasnya dengan lebih optimal.
6) Melakukan bimbingan dan evaluasi (pengecekan) pada perawat
assosiate dalam implementasi tindakan keperawatan, apakah
sesuai dengan SOP.
7) Memonitor dokumentasi yang dilakukan perawat assosiate.
8) Membantu dan memfasilitasi terlaksananya kegiatan perawat
assosiate.
9) Melakukan tindakan keperawatan bersifat terapi keperawatan
dan tindakan keperawatan yang tidak dapat dilakukan oleh
perawat assosiate.
10) Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laboratorium
11) Melakukan kegiatan serah terima klien bersama dengan
perawat assosiate.
12) Mendampingi dokter visiteklien dibawah tanggung jawabnya.
Bila katim tidak ada visite maka didampingi oleh perawat
assosiate sesuai timnya.
13) Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan membuat catatan
perkembangan klien setiap hari
14) Melakukan pertemuan dengan klien dan keluarga minimal tiap
2 hari untuk membahas kondisi keperawatan klien.
15) Bila katim cuti/libur, tugas-tugas katim didelegasikan
kepadaperawat assosiate yang telah di tunjuk katim sebagai
pembimbing dengan arahan kepala ruangan.
16) Memberikan pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga.
17) Membuat perencanaan pulang, sejak awal klien dirawat.
18) Bekerja sama dengan supervisor
19) Mengidentifikasi isu yang memerlukan pembuktian sehingga
terciptanya (EBP).
20
1) Membaca renpra yang telah ditetapkan katim dan meminta
bimbingan kepada katim, bila ada hal yang belum jelas.
2) Membina hubungan terapeutik dengan klien dan keluarga,
sebagai lanjutan kontrak yang sudah dilakukan katim.
3) Menerima klien baru (kontrak) dan memberikan informasi
berdasarkan format orientasi klien dan keluarga jika katim
tidak di tempat.
4) Melakukan tindakan keperawatan pada klien berdasarkan
renpra
5) Melakukanevaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan
mendokumentasikan pada format yang tersedia
6) Mengikuti visite dokter bila katim tidak ditempat
7) Mencek kerapian dan kelengkapan status keperawatan.
8) Membuat laporan pergantian dinas dan setelah selesai di paraf
9) Mengkomunikasikan kepada katim bila ditemukan masalah
yang perlu diselesaikan
10) Menyiapkan klien untuk pemerikasaan diagnostik,
laboratorium, pengobatan dan tindakan.
11) Berperan serta dalam penkes pada klien dan keluarga yang
dilakukan katim.
12) Melakukan inventarisasi fasilitas yang terkait dengan timnya.
13) Membantu tim lain bila dibutuhkan.
14) Memberikan resep dan menerima obat dari keluarga klien yang
menjadi tanggung jawab dengan berkordinasi dengan katim.
21
yang didapat dari bulan Maret sampai April 2018 diruang
sebanyak 94 pasien
b) Mahasiswa Praktek
Mahasiswa STIKES Suaka Insan Banjarmasin Program
Profesi Ners yang berpraktik tanggal 08 – 27 mei 2018
Ketenagakerjaan
PEND./ Pangkat
No NAMA TAHUN /GOL KETERANGAN
LULUS Non PNS
TMT KARU 1
1 TARMO, S.Kep.,Ns S1/2013 III d Januari 2015
2 SITI MUALIPAH, AMK D3/2009 II d Tmt 01/01/2011
3 MARDIANA, Skep S1/2009 II c Tmt 01/05/2015
4 LUTFI MADANI, AMK D3/2013 CPNS/II c Tmt 1 Jan 2015
TUT WURIANINGSIH,
5 AMK D3/2009 Non PNS Tmt 1 Juli 2015
EIS SITI RAHAYU,
6 Sep.,Ners S1/2013 Non PNS Tmt 1 Jan 2015
7 M. RIFKIANNOR, AMK D3/2011 Non PNS Tmt 1 Nov 2012
8 AULIA HIDAYATI, AMK D3/2008 NON PNS Tmt 1 Jan 2016
9 YUSMA RIRIEN S, AMK D3/1999 IIIa
AYESTI RATIH
10 PALUPI,S.Kep S1/2013 II d mt 1 Juli 2015
11 HANIFA AMINI, AMK D3/20 Iic Tmt01/05/2015
FARIDA WALIULU,
12 AMK D3/2006 Non PNS Tmt 1 Juli 2015
13 YUNIA HIDAYATI, AMK D3/2007 Tmt 1 Juli 2015
14 KARTANIA, AMK D3/2004 Non PNS Tmt 1 Jan 2015
15 ARIF RAHMAN, AMK D3/2013 Non PNS Tmt 1 Jan 2016
AHMAD GHAJALI,
16 S.Kep.,Ners S1/2014 NonPNS Tmt 1 Sept 2016
ADMIN
RABIATUL ADAWIYAH,
17 SKM S1/2012 Non PNS Tmt 1 Jan 2013
PRAKARYA
18 RISWANDI SMU Non PNS Tmt 1 mei 2014
23
Pelatihan Perawatan di Ruang Kumala lantai 3
Daftar Usulan Perawat mengikuti Kegiatan Diklat di RSAS untuk tahun
2018
No Nama perawat Jenis Kegiatan Tanggal kegiatan
1 Ali Naparin AMK Pelatihan BTCLS
2 Hanifa Amini Pelatihan BTCLS
AMK
3 Luthfi Madani Pelatihan BTCLS
AMK
4 Kartania AMK Pelatihan BTCLS
5 Aulia AMK Pelatihan BTCLS
Tenaga perawat :
Pagi : 3 orang
Sore : 3 orang
Malam : 2 orang +
Jumlah 8 orang
86 x 8 = 2, 46 (dibulatkan 2 orang )
279
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan 8 orang perhari
Keperawatan langsung
Sebagian : 6 pasien x 3 jam = 6 jam
Jumlah = 18 jam
Keperawatan tidak langsung
6 orang pasien x 1 jam = 6 jam
Penyuluhan kesehatan
6 orang pasien x 0,25 = 1,5 jam
Jumlah jam secara keseluruhan
Keperawatan langsung + keperawatan tidak langsung + penyuluhan kesehatan
18 + 6 + 1,5 = 25,5 Jam
Untuk menentukan kebutuhan jam per pasien 71,75 : 6 pasien = 11,9
jam/pasien/hari
11,9 jam/pasien/hari x 6 pasien/hari x 265 hari
26
(365 hari – 76) x 7 jam
18,921 = 9,35orang
2,023
20% x 6 = 1,2 orang = 1
Jadi, jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 8 = 1 orang = 8
orang/ hari
Menurut Depkes
28
Jumlah Tenaga = A x 52 x 7 ( TT x BOR)
+ 25 %
41 minggu x 40 jam
= 19 x 52 x 7 (11x 45,43%)
+ 25 %
41 minggu x 40 jam
= 6,916 x (500)
+ 25 %
1640
= 4,40684
+ 25 %
1640
= 2.10+ 4 = = 8 orang
Analisa data dari angket kepuasan perawat yang terbagi dalam pegawai
negeri sipil 8 orang dan pegawai kontrak 8 orang. Sangat puas 62,5%
dan puas 37,5% dari hasil pegawai negreri sipil 8 orang, sangat puas
50% dan puas 50% dari hasil pegawai kontrak 8 orang didapatkan
kesimpulan bahwa untuk penggawai kontrak tidak puas dikarenakan
akibat gajih yang tidak sepadan dengan perkerjaan dan juga dari hasil
yang didapatkan tuntutan kerja yang berat membuat mereka tidak puas
dalam struktur kepegawaian.
2) Money (M2)
a) Kajian Teori
Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat
diabaikan. Uang merupakan alat tukar menukar yang memiliki
nilai guna tinggi. Besar kecilnya hasil kegiatan dapat diukur
dari jumalah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh
karena itu uang merupakan alat yang penting untuk mencapai
tujuan karena segala sesuatu harus dipehitungkan secara
rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang
harus disediakan untuk membiayai gajih tenaga kerja, alat-alat
yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan
di capai dari suatu organisasi (Nursalam, 2008).
Menurut Nursalam 2016, M2-Money di fokuskan pada
hal berikut:
a. Pemasukan
b. RAB, yang meliputi dana untuk kegiatan berikut :
1) Oprasional (Kegiatan Pelayanan)
2) Manajemen (Pembayaran pegawai, listrik, air, telepon,
dan lainnya)
3) Pengembangan (Sarana prasarana dan sumber daya
manusia)
30
b) Kajian Data
a. Sumber Dana
Tabel. Sumber dana pembayaran pasien selama bulan Maret
sampai April 2018
Jenis Pembayaran
N U
Bulan P T
o BPJS BPJS m
Jamkesda Jamsostek B N
Mandiri Askes u
I I
m
1 Maret 20 0 4 0 11 1 1
2 April 31 1 6 6 21 1 4
Total 51 1 10 6 32 2 5
Sumber : Administrasi Ruang Kumala Lantai III RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin
31
Prosedur pengadaan barang dan jasa belanja langsung
yang dananya bersumber dari BLUD didapatkan dengan
alur User (kepala ruangan, kepala poliklinik, atau kepala
instalasi) yang membutuhkan barang atau jasa
menyampaikan usulan permintaan dalam bentuk surat
telaahan ke Direktur dengan mendapatkan disposisi dari
Kasie sarana Keperawatan, Kabid Keperawatan, Wadir
Yanmed, Kabag Keuangan, Pejabat Keuangan, selanjutnya
ke Direktur.
Apabila direktur menyetujui, maka untuk permintaan
yang bersifat perbaikan akan dilanjutkan kebagian umum
dan perlengkapan namun apabila bersifat pembelian baru /
pengadaan barang akan diserahkan kebagian sarana
penunjang.
32
c) Alur Pelayanan Keuangan
Anggaran
Ideal Kenyatann
Program Kerja
Analisa Data
Menurut data yang di dapat sumber dana pembayaran
pasien selama bulan Maret sampai April 2018 yang berada di
Ruang Kumala Lantai III RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh
adalah menggunakan BPJS yaitu sebanyak 47,6%, selanjutnya
menggunakan BPJS ASkes sebanyak 0,9%, Jamkesda
sebanyak 9,3%, Jamsostek sebanyak 5,6%, PBI sebanyak
29,9%, TNI sebanyak 1,8% dan terakhir menggunakan Umum
4,6%.
Menurut informasi yang didapatkan dari Kepala Ruang
Kumala Lantai III RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh, anggaran
dana untuk pembayaran gaji perawat yang PNS sudah diatur
oleh pihak pemerintah, sedangkan untuk pembayaran gaji non
PNS (Tenaga Kontrak) dan Honor diatur oleh pihak rumah
sakit sendiri yang langsung dikelola oleh pihak keuangan
rumah sakit (BLUD). Untuk pemeliharaan ruangan seperti
33
sarana atau prasarana dan alat kesehatan serta perbaikan,
pengadaan dana bagi ruangan biasanya diperoleh dari
penghasilan yang dikelola sendiri oleh rumah sakit (BLUD)
dan dari anggaran pertahun oleh APBN atau APBD. Prosedur
pengadaan barang dan jasa belanja langsung yang dananya
bersumber dari BLUD RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin.
3) Material (M3)
Material merupakan peralatan penunjang yang mendukung
kelancaran dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien.
Secara kualitatif fasilitas yang tersedia seharusnya sesuai dengan
standar yang telah diterapkan. Fasilitas dan alat-alat kedokteran
maupun keperawatan dipenuhi melalui standar resmi yang telah
ditetapkan oleh rumah sakit yang disesuaikan dengan jenis dan
kapasitas unit pelayanan. Adapun yang menjadi syarat/standar
sebuah ruangan perawatan yang baik antara lain :
a) Tenang
Lingkungan kumala tampak tenang dimana tidak adanya
suara atau suasana yang mengganggu klien, hal ini karena
ruang kumala sendiri terletak lantai tiga dan termasuk ruangan
baru dan tidak terlalu banyak pasien.
Lingkungan kumala tampak rapi, hal ini disebabkan karena
kebersihan ruangan kumala selalu terjaga dengan baik.
b) Sirkulasi, ventilasi dan cahaya baik
Sirkulasi dan pencahayaan pada ruang kumala sangat cukup
baik, karena dikiri dan kanan ruangan kumala terdapat kaca
besar, sehingga ruangan tidak terkesan gelap saat pagi hari dan
tidak memerlukan penerangan saat pagidan siang hari.
c) Privasi klien cukup terjaga
Ruang kumala memiliki kaitan gorden yang terpasang rapi
pada setiap kamar pasien.
34
1. Lokasi Denah Ruangan
Ruang Kumala RSUD H.Moch.Ansari Saleh Banjarmasin
terletak dengan uraian sebagai berikut :
Ruang Kumala adalah ruang rawat inap pasien yang
terletak dilantai 1 dan 2dan 3 dari gedung RSUD H. Moch.
Ansari Saleh Banjarmasin yang terdiri dari lima lantai. Raung
kumala yang terletak dengan uraian sebagai berikut :
a. Sebelah Timur berbatasan mushola
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Ruang VK
c. Sebelah Barat gedung baru
d. Sebelah Utara berbatasan dengan Ruang Nifas
e. Lantai satu ruang Kumala 1
f. Lantai dua ruang Kumala 2
g. Lantai tiga ruang Kumala 3
h. Lantai empat OK
i. Lantai lima Rencana Gedung SMF
35
Masjid
Gedung
Ruang Nifas
Ruang Berlian
Ruang Rubi Gedung Kumala
Gedung
Ruang VK
Ruang Bayi
Ruang OK
Lahan Kosong
Gambar 1.0 Denah Gedung Kumala RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh
Banjarmasin
Analisa Data
Penempatan ruangan kumala lantai 3 sudah sesuai dengan
standart yang telah disediakan oleh Rumah sakit, karena
Kumala lantai 1 dan Lantai 2 adalah ruang bedah serta lantai 3
merupakan ruang THT dan jantung serta memungkin lebih
mudah menjangkau OK yang berada dilantai 4 serta ICU di
Lantai 3 sebelah selatan.
2. Peralatan dan fasilitas
Berdasarkan hasil observasi, didapatkan bahwa lingkungan
Ruang kumala sudah bisa dikategorikan cukup bersih dan rak
sepatu/sandal sudah tersedia di ruangan kumala
Tiap bed klien, banyak keluarga klien yang meletakkan
barang-barang bawaan disekitar bed yang tersusun rapi.Pada
daerah sekitar Ruang Kumala lantai 3 tampak keluarga klien
yang berkunjung terlalu banyak, tidak masuk bergantian saat
36
bertamu, serta keluarga klien yang menunggu terlihat juga ikut
tidur atau duduk di bed klien.
Sarana dan prasarana: didapatkan struktur organisasi
ruangan yang sudah lengkap. Didapatkan bahwa keadaan
fasilitas seperti WC dan kamar mandi klien sudah mencukupi,
terdapat WC pada setiap blok ruangan, namun ada satu pintu
WC di ruang alat yang tidak bisa dikunci dan WC cukup
bersih. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa klien
dan keluarga air lancar. Peralatan seperti pispot sudah ada
dimiliki ruangan. Keseluruhan pintu di Ruang kumala dalam
kondisi baik. Terdapat 2wastefel yang ada diruangan, 1
wastefel berada di nurse station dan 1wastefel di ruang tindakan
keperawatan.
3. Buku Kelengkapan Administrasi
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan perawat
pelaksana dikatakan terdapat administrasi peunjang yang ada
di ruangan, buku injeksi, buku observasi, lembar dokumentasi,
observasi TTV, buku timbang terima SOK dan SAK.
4. Daftar Inventaris Barang
Data inventaris ruang rawat inap tahun 2018 Ruang Kumala
lantai 3 mengenai perlengkapan alat-alat kantor yang ada di
Kumala lantai 3 seperti uraian dibawah ini :
Alat Medis
38
2017
40
Kelengkapan ketersediaan obat-obatan emergency di Ruang
kumala lantai 3 sudah tersedia secara lengkap ,dan semua petugas
kesehatan khususnya perawat sudah mengoptimalkan semua
persediaan obat yang ada. Hal ini terbukti dengan sudah
terpakainya semua barang yang didalam stok persediaan.
Untuk persediaan Alat Rumah Tangga, sebagian besar belum
tercukupi. Untuk sampah Medis dan Non medis sudah cukup
baguskarena sudah tersedia tempat sampah Medis dan Non medis.
41
13. SOP pemberian obat : intravena
14. SOP pemberian obat : Oral
15. SOP pemberian obat : Subkutan
16. SOP terapi oksigen
17. SOP management rasa sakit/ nyeri
4) Mutu (M4)
Kajian Teori
Kualitas Pelayanan Kesehatan
a. Pasien Safety
Berdasarkan Sasaran keselamatan pasien (SKP) yang dikeluarkan oleh
Standar Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 (Kemenkes, 2011) dan JCI
Acredition, maka sasaran tersebut meliputi 6 elemen berikut.
1) Sasaran I : Ketepatan identifikasi pasien
a) Pasien identifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak
boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien.
b) Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah atau
produk darah
c) Spesimen lain untuk pemeriksaan klinis (lihat juga)
d) Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan
tindakan/prosedur
e) Kebijakan dan prosedur mendukung praktik identifikasi yang
konsisten pada semua situasi dan lokasi
2) Sasaran II : Peningkatan komunikasi yang efektif
a) Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil
pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah
atau hasil pemeriksaan tersebut
b) Perintah lisan dan melalui telepon atau hasil pemeriksaan
secara lengkap dibacakan kembali oleh penerima perintah atau
hasil pemeriksaan tersebut
c) Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu
yang memberi perintah atau hasil pemeriksaan tersebut
d) Kebijakan dan prosedur mendukung praktik yang konsisten
dalam melakukan verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi
lisan melalui telepon.
40
3) Sasaran III : Peningkatan keamananan obat yang perlu diwaspadai
(highalert medications)
a) Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan untuk mengatur
identifikasi, lokasi, pemberian label, dan penyimpanan obat –
obat yang perlu diwaspadai.
b) Kebijakan dan prosedur diimplementasikan,
c) Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien
kecuali jika dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil
untuk mencegah pemberian yang tidak sengaja diarea tersebut,
bila diperkenankan kebijakan.
d) Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien
diberi label yang jelas dan disimpan dengan cara yang
membatasi akses (restrict access).
41
prosedur, dan tepat pasien, termasuk prosedur medis dan
tindakan pengobatan gigi/dental yang dilaksanakan diluar
kamar operasi.
5) Sasaran V : Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
a) Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman
handhygiene terbaru yang baru-baru ini diterbitkan dan sudah
diterima secara umum (antara lain dari WHO patient safety).
b) Rumah sakit menerapkan program handhygiene yang efektif
c) Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan untuk mendukung
pengurangan secara berkelanjutan resiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan.
6) Sasaran VI : Pengurangan resiko pasien jatuh
a) Rumah sakit menerapkan proses assessment awal resiko pasien
jatuh dan melakukan pengkajian ulang terhadap pasien bila
diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan.
b) Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi resiko jatuh
bagi mereka yang pada hasil assessment dianggap beresiko.
c) Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik tentang keberhasilan
pengurangan cedera akibat jatuh maupun yang berkaitan secara
tidak sengaja.
d) Kebijakan dan atau prosedur mendukung pengurangan
berkelanjutan dari resiko cedera pasien akibat jatuh dirumah
sakit. Berikut adalah penerapan beberapa parameter
pengukuran keselamatan pasien yang bisa digunakan dirumah
sakit.
2. Kajian Data
a. Keselamatan Pasien
Pada tanggal 8 Mei 2018 kami melakukan pengkajian pada data
keselamatan pasien, dan keselamatan pasien ini mempunyai 6
sasaran keselamatan pasien. yaitu :
1) Sasaran I : Ketepatan identifikasi pasien
Kajian Data :
Saat pengkajian didapatkan bahwa identifikasi pasien
menggunakan gelang yang mana gelang nanti dicocokkan
dengan data sama dengan identifikasi.
2) Sasaran II : Peningkatan komunikasi yang efektif
Kajian Data :
Perawat diruang Kumala lantai 3 sudah melakukan komunikasi
dengan SBAR dan TBAK yaitu :
SBAR
SITUATION
Pelapor memperkenalkan nama dan unit kerja.
Kemudian nama dan nomor rekam medis pasien yang
44
dilaporkan serta menjelaskan situasi penting/maslaah pasien
yang perlu dilaporkan.
BACKGROUND
Menyampaikan latar belakang situasi meliputi diagnose
medis pasien dirawat, tanggal pasien masuk dirawat, dan
ringkasan tindakan sampai hari tersebut, dan pengkajian
terbaru.
ASSESSMENT
Pelapor menyampaikan hasil penilaian klinis, analisis
dan perbangan pelapor, dan apakah masalah ini parah atau
mengancam kehidupan.
RECOMMENDATION
Pelapor menyampaikan rekomendasi berdasarkan
kondisi pasien. Seperti pemindahan pasien ke ICU atau PICU,
pemeriksaan penunjang, kapan pelapor dapat mengubungi
DPJP kembali.
TBaK
T (Tulis)
Penerima pasien menulis pesan yang disampaikan
diformulir terintegrasi pada rekam medis pasien yang
dilaporkan, meliputi tanggal dan jam pasien diterima. Gunakan
simbol.singaktan sesuai standar. Dosis/nilai harus spesifik
untuk menghindari salah penafsiran; Nama petugas
pelapor/memberi pesan, Nama dan ttd petugas penerima pesan.
Bila pasien melalui telepon, pengirim pesan/dokter
menandatangani pada saat visite hari berikutnya.
Ba (Baca)
Penerima pesan membaca kembali isi pesan yang telah
ditulis untuk memastikan kebenaran pesan yang ditulis. Bila
keadaan tidak memungkinkan, diperbolehkan tidak melakukan
pembacaan kembali missal keadaan Darurat di ICU dan IGD.
Pesan untuk terapi dengan obat-obatan high alert harus
dibacakan 2 kali (Repeat back) dengan mengeja menggunakan
alfabet safety.
45
K (Konfirmasi)
Penerima pesan membubuhkan stempel TBaK pada
formulir catatan terintegrasi. Pengriim pesan/dokter
menandatangani pada saat visite hari berikutnya.
3) Sasaran III : Peningkatan keamanaan obat yang perlu di
waspadai (High Alert Medication)
Kajian Data
Pada ruang Kumala lantai 3 penyimpanan obat oral
sudah disediakan ditempat penyimpanan yang memadai.
Perawat sudah berhati-hati dalam memberikan obat-obatan
yaitu memvalidasi kembali obat yang diberikan dengan Klien,
obat-obatan Klien sudah disimpan ditempatnya masing-masing
yang sudah diberi identitas Klien. Untuk penyimpanan obat-
obatan High Alert atau obat-obat yang perlu diwaspadai
disimpan pada sebuah troli Emergency namun saat ini keadaan
troli emergency tidak standard dikarenakan stikernya sudah
terlepas kondisinya terbuka dan label nya terlepas. Kepala
ruangan belum melaporkan ke Instalasi Farmasi terkait ini,
seharusnya dari tim Instalasi Farmasi mengontrol setiap hari
tanpa laporan dari ruangan.. Penyimpanan obat high alert yang
dimana sesuai standartnya disimpan pada lemari bertanda
khusus serta berada dilokasi tertentu yaitu di Instalasi Farmasi
atau di Ruang Rawat Inap terrtentu.
4) Sasaran IV : Lokasi dan Prosedur Operasi
Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang segera
dikenali untuk identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien
dalam proses penandaan/pemberian tanda. Rumah sakit
menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk melakukan
verifikasi praoperasi tepat-lokasi, tepat-prosedur, dan tepat-
pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan
tersedia, tepat-pasien dan semua dokumen serta peralatan yang
diperlukan tersedia, tepat/benar, dan fungsional. Tim operasi
yang lengkap menerapkan dan mencatat/mendokumentasikan
prosedur sign in (sebelum induksi), “sebelum insisi/time out’’
46
tepat sebelum dimulainya suatu prosedur/tindakan pembedahan
dan sign out (sebelum meninggalkan kamar operasi). Ini sudah
sesuai dengan idealnya kepastian tepat-lokasi, tepat prosedur.
5) Sasaran V : Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan
Kajian Data
Perawat menggunakan APD seperti handscone saat
memberikan tindakan perawatan invansif dan juga saat
menyiapkan obat. Diruang Kumala lantai 3 pengadaan wastafel
untuk hand hygiene disediakan oleh rumah sakit namun
wastafel hanya berjumlah 1 diruang tindakan perawat. Rumah
Sakit sudah menggalangkan disemua ruangan untuk
membudayakan cuci tangan 6 langkah yang sudah
disosialisasikan oleh tim PPI (Pengendalian dan Pencegahan
Infeksi).
47
Tabel 2.23 Data Klien Ruang Kumala Lantai 3
Periode Maret-April tahun 2018
Bulan Jumlah Jumlah Jumlah Klien keluar
Hari/Bulan Hari Perawatan
Maret 31 137 30
April 30 259 72
48
72
Analisa Data
Selama pengkajian tidak ada didapatkan pasien terjatuh, obat-obatan
High Alert Medication sudah disimpan ditempat yang memadai namun pada
troli emergency tidak ada labelnya, pemberian obat-obatan sudah sesuai
dengan SOP, perawat sudah menggunakan komunikasi efektif sesuai standar
yaitu SBAR dan juga menggunakan TBaK.
Dari hasil pengkajian dan analisa diatas hasil penjumlahan BOR
selama 2 bulan terakhir yaitu bulan Maret dan April tahun 2018 tidak dalam
batas ideal dimana pada bulan Maret 23,25% dan pada bulan April 45,43%.
Pada teori dari Depkes 2005 yaitu idealnya BOR suatu rumah sakit adalah
sebesar 60-85%.
Kemudian perhitungan AVLOS (Length Of Stay = Rata-rata lamanya
Klien dirawat), didapatkan hasil bahwa rata-rata lamanya pasien di rawat di
Kumala lantai 3 ±5 hari, data ini tidak sejalan dengan teori yang
dikemukakan oleh Depkes, 2005 dimana idealnya AVLOS adalah 6-9 hari
perawatan ini di karenakan kebanyakan dari pasien yang dirawat di Kumala
lantai 3 sudah diizinkan oleh dokter penanggung jawab (DPJP) untuk pulang
dan kontrol dipoli yang sudah ditentukan tanggalnya oleh dokter namun baik
saja jika kurang dari hari yang dirawat
Selanjutnya perhitungan BTO (Bed Turn Over) = Angka perputaran
tempat tidur, didapatkan hasil 2-4x/perbulan, ini termasuk ideal karena
sejalan dengan teori Depkes 2005 bahwa rata-rata 1 tempat tidur bisa dipakai
40-50x/tahun.
TOI (Turn Over Interval) = Tenggang perputaran atau disebut dengan
jumlah rata-rata hari tempat tidur tidak dipakai, menurut Depkes 2005
idealnya rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati 1-3 hari namun data yang
didapat pada 2 bulan terakhir tidak ideal, dimana terdapat tempat tidur tidak
dipakai ±4 hari-15 hari. Ini dikarenakan tidak semua tempat tidur selalu
dipakai dan masa perawatan pasien yang tidak terlalu lama. Lokasi dan
Prosedur Operasi Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang segera
dikenali untuk identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien dalam proses
penandaan/pemberian tanda. Rumah sakit menggunakan suatu checklist atau
proses lain untuk melakukan verifikasi praoperasi tepat-lokasi, tepat-
49
prosedur, dan tepat-pasien dan semua dokumen serta peralatan yang
diperlukan tersedia, tepat-pasien dan semua dokumen serta peralatan yang
diperlukan tersedia, tepat/benar, dan fungsional.Tim operasi yang lengkap
menerapkan dan mencatat/mendokumentasikan prosedur sign in (sebelum
induksi), “sebelum insisi/time out’’ tepat sebelum dimulainya suatu
prosedur/tindakan pembedahan dan sign out (sebelum meninggalkan kamar
operasi). Ini sudah sesuai dengan idealnya kepastian tepat-lokasi, tepat
prosedur.
5) Metode (M5)
a) Alur Penerimaan pasien Baru
51
SP2KP merupakan model asuhan keperawatan yang dipergunakan
untuk kegiatan pengelolaan asuhan keperawatan disetiap unit ruang rawat
di rumah sakit. Pada aspek proses ditetapkan penggunaan metode
modifikasi keperawatan primer (kombinasi metode tim dan metode
keperawatan primer). Komponennya terdiri dari: perawat, profil klien,
sistem pemberian asuhan keperawatan, kepemimpinan, nilai-nilai
profesional, fasilitas, sarana prasarana (logistik) serta dokumentasi asuhan
keperawatan (Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan Depkes RI, 2011).
Metode keperawatan Tim dalam pelaksanaannya harus berlandaskan
konsep yaitu ketua tim, sebagai perawat profesional harus mampu
menggunakan berbagai teknik kepemimpinan (prioritas perencanaan,
supervisi dan evaluasi asuhan keperawatan), sedangkan peran kepala
ruangan penting dalam metode tim yaitu untuk menetapkan standar kinerja
yang diharapkan dari staf.
Perkembangan ilmu keperawatan dan berbagai ilmu dalam bidang
kesehatan, serta meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan
keperawatan yang bermutu tinggi, dengan didasarkan bahwa pemberian
asuhan keperawatan model tim masih mempunyai beberapa kekurangan,
maka berdasarkan studi, para pakar keperawatan mengembangkan model
pemberian asuhan keperawatan yang terbaru yaitu model primer (Primary
Nursing).
Tujuan dari model primer adalah terdapatnya kontinuitas keperawatan
yang dilakukan secara komprehensif dan dapat dipertanggung
jawabkan.Penugasan yang diberikan kepada primary nurse atas klien yang
dirawat dimulai sejak klien masuk ke rumah sakit yang didasarkan kepada
kebutuhan klien atau masalah keperawatan yang disesuaikan dengan
kemampuan primary nurse. Setiap primary nurse mempunyai 4-6 klien
dan bertanggung jawab selama 24 jam selama klien dirawat. Primary
nurse akan melakukan pengkajian secara komprehensif dan merencanakan
asuhan keperawatan. Selama bertugas perawatmelakukan berbagai
kegiatan sesuai dengan masalah dan kebutuhan klien.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada tanggal 8mei 2017
didapatkan bahwa model asuhan keperawatan yang di gunakan diruang
kumala lantai 3 RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin adalah
52
Metode Tim. Metode tim dapat meningkatkan kerjasama dan koordinasi
perawat dalam melaksanakan tugas, memungkinkan bertukar pengetahuan
antara perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dan meningkatkan
pengetahuan serta keterampilan motivasi perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan.
Di ruang kumala lantai 3 RSUD H. Moch.Ansari Saleh Banjarmasin
dipimpin oleh kepala ruangan dan ketua TIM 1 dan ketua TIM 2. Untuk
TIM 1 terdiri dari 8 orang perawat asosiet (PA) dan TIM 2 terdiri dari 8
orang perawat asosiet (PA).
Model asuhan keperawatan yang digunakan tidak menyulitkan ataupun
memberatkan beban kerja perawat karena sudah diuraikan dan diarahkan
secara jelas tugas masing-masing. Pada wawancara juga didapatkan bahwa
model asuhan keperawatan yang digunakan saat ini juga tidak
memberatkan dalam pembiayaan, dan selama model asuhan keperawatan
ini berjalan tidak pernah mendapatkan kritikan dari klien.
Kesimpulannya dari observasi dan wawancara didapatkan bahwa di
Ruang Kumala sudah berjalan dengan baik.
c) Timbang Terima
Timbang terima adalah merupakan teknik atau cara menyampaikan dan
menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan klien antar shif dinas
(RSUD H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin . 2015)
Timbang terima merupakan cara penyampaian dan menerima suatu
laporan yang berkaita dengan keadaan klien. Tujuan timbang terima adalah
sebagai berikut:
1) Menyampaikan kondisi dan keadaan klien
2) Menyampaikan hal-hal yang sudah dilakukan dalam asuhan
keperawatan pada klien
3) Menyampaikan permasalahan keperawatan klien yang masih adan dan
yang sudah terselesaikan
4) Menyampaikan hal-hal penting yang harus ditindak lanjuti oleh dinas
berikutnya
5) Menyusun rencana untuk dinas berikutnya
Timbang terima yang efektif dapat dilakukan secara lisan atau tulisan.
Timbang terima yang baik bila semua perawat dapat mengikuti
53
perkembangan klien secara kontinu dan dpat meningkatkan kemampuan
komunikasi perawat, kerja sama yang bertanggung jawab antara anggota
tim perawat, ketentuan dalam timbang terima itu adalah sebagai berikut :
1) Dilaksanakam setiap pergantian shift
2) Dipimpin oleh ketua tim sebagai penanggung jawab
3) Diikuti perawat, mahasiswa dinas yang telah maupun yang akan
berdinas
4) Terdapat unsur bimbingan dan pengarahan dari penanggung jawab
5) Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis,
menggambarkan keadaan klien saat ini tetap menjaga kerahasiaan.
Berdasarkan pengkajian timbang terima dilakukan 3 kali dalam sehari
yaitu pada setiap pergantian shift. Untuk timbang terima dari pergantian
shift pagi ke siang, siang ke malam dan malam ke pagi.Pagi ke siang selalu
di ikuti oleh kepala ruangan dan katim beserta anggota tim dan mahasiswa
yang telah berdinas dan akan berdinas sedangkan untuk shift sore dan
malam hanya dilakukan antara anggota tim perawat primer dan associate
dan diikuti mahasiswa yang berdinas. Dari hasil observasi yang dimulai
pada taggal 8april 2018 di Ruang Kumala lantai 3 timbang terima hanya
dilakukan di nurse station.
Daftar Laporan Kegiatan Overan di Ruang Jamrud Rs Dr. Moch Ansari
Saleh banjarmasin
No Kegiatan Observasi Keterangan
1 Tersedia buku overan - Hanya
dilakukan
di status
pasien
2 Mengisi overan √
3 Serah terima overan √
ditandatangani oleh jaga yang
memberikan overan saat itu
4 Semua anggota shift dinas - Terkadang
sudah siap (shift jaga) tidak
kumpul
semua suda
dilakukan
overan
5 Overan dilakukan di depan - Hanya di
klien nurse
station
54
TOTAL 2
Presentase 50%
d) Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat
sambil melibatkan klien untuk membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan (Nursalam, 2014)
Kriteria klien yang dipilih untuk dilakukan ronde keperawatan sebagai
berikut : mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun
sudah dilakukan tindakan keperawatan : pasien dengan kasus baru atau
langka dan metode yang dipakai adalah diskusi (Nursalam, 2014)
Sedangkan menurut dari SOP Rumah Sakit RSUD H. Moch. Ansari
Saleh Banjarmasin 2015 ronde keperawatan adalah kegiatan dalam
mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan disamping klien,
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus tertentu
yang dilakukan oleh PP (perawat primer), kepala ruangan, PA (perawat
Associate) serta melibatkan seluruh anggta tim.
Berdasarkan hasil pengkajian di Ruang Kumala lantai 3 RSUD H.
Moch. Ansari Saleh Banjarmasin untuk ronde keperawatan di ruang
kumala sangat jarang dilakukandikarenakan kondisi ruangan yang baru 1
setengah bulan beroperasi dan dijalankan dan dilakukan saat tertentu saja
dan dilakukan sesuai dengan kriteria. Ruang kumala tidak memiliki jadwal
ronde keperawatan secara periodik.
e) Sentralisasi Obat
Sentraliasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang
dilakukan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya
oleh perawat (Nursalam, 2011)
Berdasarkan hasil pengkajian di Ruang Kumala lantai 3 RSUD H.
Moch. Ansari Saleh Banjarmasin sentralisasi obat yang dilakukan pada
ruang Kumala lantai 3 sudah terlaksana dengan baik, sehingga obat-obatan
yang digunakan sudah tertata dengan rapi sehingga perawat dengan mudah
memberikan obat ke pasien dengan teratur. Obat-obatan dalam bentuk oral
dan injeksi dipegang oleh perawat dengan pembayaran umum atau BPJS
55
dan keluar masuknya obat sudah ada dokumentasinya. Pada saat
pemberian obat, perawat mencatat macam dan jumlah obat yang telah
terpakai serta spuit sekali pakai digunakan lebih dari satu kali (3 kali
Shift).
Memang seharusnya obat yang telah diresepkan dan telah diambil oleh
keluarga diserahkan kepada perawat dengan menerima lembar serah terima
obat, yang kemudian perawat menulis nama klien, registrasi, jenis obat,
jumlah dan sediaan dalam kartu kontrol yang diketahui oleh keluarga
(ditanda tangani) dalam buku masuk obat. Obat yang diserahkan
selanjutnya disimpan oleh perawat dalam kotak obat dan obat yang telah
diterima kemudian disalin dalam buku daftar penerimaan obat, obat yang
telah disimpan selanjutnya diberikan oleh perawat dengan memperhatikan
alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian obat dengan terlebih
dahulu dicocokkan dengan terapi di instruksi oleh dokter dan kartu obat
yang ada pada klien.
Jadi dapat disimpulkan untuk sentralisasi obat di Ruang Kumala lantai
3 RSUD H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin dikelola dengan baik.
f) Supervisi
Supervise adalah suatu proses kemudahan untuk penyelesaian tugas-
tugas keperawatan. Suvervisi adalah upaya untuk membantu pembinaan
dan peningkatan kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat
melaksanakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara efektif dan
efisien. Tujuan dilaksanakannnya supervise dalam memberikan bantuan
kepada bawahan secara langsung sehingga bawahan memiliki bekal yang
cukup untuk dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan hasil yang
baik. Dan salah satu manfaatnya adalah meningkatkan efektifitas dan
efisiensi kerja itu sendiri (Nursalam, 2014)
Berdasarkan hasil observasi di Ruang Kumala pada tanggal 8 Mei
2018, pelaksanaan supervisi sudah berjalan dengan baik, dan tersusun
dengan baik dengan adanya jadwal supervisi yang sudah tersusun. Tugas
yang dilakukan oleh supervivi adalah seperti berkeliling mengelilingi
setiap ruangan pada pagi, siang dan malam hari. Supervisi melihat SDM
yang ada diruangan seperti perawat stand by di nurse stattion, mengenakan
56
seragam lengkap sesuai peraturan rumah sakit, melihat masalah pasien di
setiap ruangan, seperti pasien meninggal, pasien pulang, pasien baru, dan
pasien yang memiliki diagnosa yang serius. Alur penanganan atau
penyelesaiaan masalah dari supervisi adalah jika masalah itu ringan dan
dapat diatasi makan supervisi dapat menanganinya sendiri dan juga dapat
berkolaborasi dengan Karu yang ada diruangan tersebut beserta kepala
bidang, jika masalah tersebut cukup serius maka supervisi dapat
berkolaborasi dengan kepala bidang beserta wakil direktur untuk
penyelesaikan. Sedangkan masalah yang sangat serius maka pihak
supervisi akan bekerjasama dengan Direktur.
g) Penerapan Standart Asuhan Keperawatan
1) Pengkajian
Pada data pengkajian perawat sudah mengisi pada komponen
mencatat data yang dikaji sesuai dengan pedoman pengkajian namun
ada beberapa komponen yang kurang lengkap. Adapun komponen
dalam pengkajian yang terkadang tidak terisi pada saat pengkajian
seperti anamnesa, riwayat penyakit, status ekonomi, dan pemeriksaaan
umum pasien yang baru masuk.
2) Diagnosa Keperawatan
Perencanaan diagnosa untuk ruangan Kumala lantai 3
menggunakan acuan dari diagnosa Nanda Nic-Noc beserta
intervensinya
3) Perencanaan
Perencanaan asuhan keperawatan yang baik tidak lengkap
adalah pada poin rumusan tujuan mengandung komponen klien/subjek,
perubahan, perilaku, kondisi klien dan kriteria waktu. Tujuan pada
berkas klien tidak mengandung komponen-komponen tersebut secara
utuh. Selain itu pada rencana tindakan sebagian besar tidak mengacu
pada tujuan dengan kalimat perintah, terinci dengan jelas dan juga
rencana tindakan sebagian tidak menggambarkan keterlibatan
klien/keluarga.
4) Tindakan dan Evaluasi
57
Dalam tindakan dan evaluasi keperawatan terlihat cukup baik,
dalam tindakan dan evaluasi selalu dilakukan dari tercantum pada
berkas tersebut.
5) Catatatan Perkembangan Keperawatan
Dalam catatan perkembangan keperawatan terlihat cukup baik
yaitu status klien dalam catatan keperawatan sudah terisi.
h) Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi merupakan catatan otentik dalam penerapan manajemen
asuhan keperawatan profesional. Ners profesional diharapkan dapat
menghadapi tuntutan tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap segala
tindakan yang dilaksanakan. Kesadaran masyarakat terhadap hukum
semakin meningkat sehingga dokumentasi yang lengkap dan jelas sangat
dibutuhkan. Komponen penting dalam pendokumentasian adalah
komunikasi, proses keperawatan, dan standar asuhan keperawatan
(Nursalam, 2014).
Efektivitas dan efisiensi sangat bermanfaat dalam mengumpulkan
informasi yang relevan serta akan meningkatkan kualitas dokumentasi
keperawatan. Salah satu bentuk kegiatan keperawatan adalah dokumentasi
keperawatan profesional yang akan tercapai dengan baik apabila sistem
pendokumentasian dapat dilakukan dengan benar. Kegiatan
pendokumentasian meliputi keterampilan berkomunikasi dan keterampilan
mendokumentasikan proses keperawatan sesuai dengan standar asuhan
keperawatan (Nursalam, 2014).
Konsep solusi terhadap masalah di atas, perlu disusun standar
dokumentasi keperawatan agar dapat digunakan sebagai pedoman bagi
ners dengan harapan asuhan keperawatan yang dihasilkan mempunyai
efektivitas dan efisiensi (Nursalam, 2014).
58
5 Evaluasi Ada Ada Ada Tidak ada Ada
6 Catatan Perkembangan Ada Ada Ada Ada Ada
59