ABORTUS
Oleh:
Pembimbing:
2019
BAB 1. LAPORAN KASUS
Umur : 29 tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Pituruh
Pekerjaan : Guru
1.2 Anamnesis
a. Keluhan utama : keluar darah dari jalan lahir
b. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien merasa hamil 2 bulan. Dan mengalami perdarahan sejak 4
hari yang lalu saat sedang istirahat menonton televisi pukul 23.00, dan
keluar darah dari jalan lahir disertai nyeri perut.
Tidak ada
2
e. Riwayat Sosial
f. Riwayat Menstruasi
c) Leher:
- Pembesaran thyroid : (-)
- Pembesaran KGB : (-)
- Deviasi Trakea : (-)
d) Thorax:
- Pulmo
I : Bentuk simetris, gerak nafas simetris, retraksi sela
iga (-)
3
P : Sonor disemua lapang paru
- Cor
e) Abdomen :
I : Flat, simetris
P : Soepel
P : Tympani (+)
Shifting dullnes –
+ + - -
4
Jenis Pemeriksaan Hasil Normal
Hematologi Lengkap
(HLT)
12,8 12,0 – 16,0
Hb
8 4,5 -11,0
Leukosit
38,2 36 – 46
Hematokrit
280 150 - 450
Trombosit
Serologi – Imunologi
USG
Bacaan :
VU terisi minimal
Uterus antefleksi
1.5 Diagnosis
3.6 Penatalaksanaan
Diagnostik :-
Utrogestan 3x1
5
Nifedipin 3x10mg bila mulas
Bedrest total
Edukasi : KIE pasien dan keluarga tentang kondisi pasien saat ini,
prosedur tindakan medis yang akan dilakukan beserta risiko
yang akan terjadi dan prognosis.
23/03/2019 O/
A/
P/
Inf RL 20 tpm
6
Inj. Asam traneksamat 3x500mg
Utrogestan 3x1
Bedrest total
S/ keluar darah dari jalan lahir
24/03/2019 O/
A/
P/
Inf RL 20 tpm
Utrogestan 3x1
Bedrest total
S/ keluar darah dari jalan lahir
25/03/2019 O/
7
11.00 TD 130/80 mmHg RR 20x/mt
A/
P/
Inf RL 20 tpm
Utrogestan 3x1
Bedrest total
Pro usg
S/ keluar darah dari jalan lahir
26/03/2019 O/
8
Gen : v/v Fluxus (+) 1 pembalut
A/
P/
Pro kuretase
11.00 O/
9
Ku : cukup TD : 110/70 RR : 20x/menit
A/
P/
KRS
Tx oral :
- Cefadroxil 3 x 500mg
- Asam mefenamat 3 x 500mg
- Nonemi 1x1
10
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
Pada masa awal kehamilan, ekspulsi spontan dari ovum yang sudah
dibuahi umumnya terjadi akibat terhentinya proses biologis pada embrio atau
janin. Penyebab terhentinya proses biologis tersebut merupakan penyebab abortus
pada kehamilan muda. Hal yang sebaliknya terjadi pada kehamilan lanjut, di mana
pengeluaran bayi lebih banyak diakibatkan oleh faktor lingkungan atau eksternal
sehingga saat dikeluarkan bayi-bayi tersebut masih dalam keadaan hidup.
1. Faktor fetal
11
gametogenesis paternal. Abnormalitas dapaat dimulai dari pembelahan meiosis
dari gamet, pesan ganda pada saat fertilisasi atau saat pembelahan dini mitosis.
Keadaan abortus dengan kelainan kromosom ini disebut abortus aneuploid,
misalnya trisomi autosom atau monosomi.
2. Faktor Maternal
Selain cacat kromosom dari pihak ibu, abortus juga dapat terjadi akibat
adanya gangguan kesehatan atau penyakit sistemik pada ibu.
12
a. Infeksi
13
d. Penyakit kronis atau menahun
Selain itu pada seliac prue juga dapat menyebabkan infertilitas pada suami
atau istri dan abortus rekuren.
e. Gangguan hormonal
f. Gangguan imunologis
g. Trauma fisis
14
ukurannya tetapi lokasinya. Mioma submukosa lebih sering menyebabkan
abortus daripada mioma intramural maupun mioma subserosa.
2.3 Patogenesis
15
c. Abortus inkomplit (incomplete abortion
d.
16
Istilah ini digunakan pada kegagalan uterus untuk mengeluarkan
embrio lebih dari 8 minggu dihitung sejak kematian embrio tersebut. Karena
sulit mengetahui saat pasti tentang matinya embrio, maka umumnya diambil
patokan dari ketidaksesuaian ukuran uterus dengan usia kehamilan (dengan
adanya selisih 8 minggu). Pada beberapa kasus, missed abortion dapat
diekspulsi secara spontan. Bila usia kehamilan telah memasuki trimester
kedua dan terjadi retensi janin mati, maka sering terjadi gangguan pembekuan
darah, seperti perdarah dari gusi, hidung atau tempat terjadinya trauma.
Gangguan pembekuan darah tersebut disebabkan oleh koagulopati konsumtif
17
Aborsi yang dilakukan pada wanita hamil atas indikasi terapeutik
atau medis. Umumnya indikasi tersebut berkaitan dengan ancaman
keselamatan jiwa atau adanya gangguan kesehatan yang berat pada ibu
(dekompensatio kordis, tuberkulosis paru berat, status asmatikus, diabetes
mellitus tidak terkontrol, penyakit hati menahun, dan sebagainya). Pada
beberapa negara, indikasi untuk melakukan abortus provokatus berkaitan
dengan adanya kecatatan pada janin (misalnya talassemia, kelainan
kromosom, sindrom Down, penyakit retardasi mental) atau dari cara
terjadinya suatu kehamilan (akibat perkosaan, hubungan sedarah/incest).
18
pengetahuan dan keterampilan cukup serta menggunakan peralatan yang tidak
memenuhi persyaratan minimal bagi suatu tindakan medis.
4. Abortus septik
19
2.5 DIAGNOSIS
20
secara akurat (yang kemudian segera diikuti dengan tindakan pengobatan) atau
Tata laksana definitif abortus bergantung pada derajat abortus dan meliputi
prosedur medikal dan surgikal.2,5
1. Abortus iminens
2. Abortus insipiens
21
a. Tunggu ekspulsi spontan dari hasil konsepsi, kemudian evakuasi isi uterus
untuk membersihkan sisa-sisa konsepsi yang masih tertinggal.
b. Jika memungkinkan, infus oksitosin 40 IU dalam 1 L cairan intravena
(salin normal atau Ringer’s Lactate) dengan kecepatan 40 tetes per menit
guna membantu terjadinya ekspulsi spontan hasil konsepsi.
Setelah itu, melakukan pemantauan ketat terhadap kondisi ibu pasca
tindakan.4
3. Abortus inkomplit
Indikasi aspirasi vakum manual pada kasus abortus: abortus insipien atau
inkomplit <
22
b. Bila evakuasi tidak memungkinkan untuk segera dilakukan, berikan
ergometrin 0,2 mg IM (dapat diulang setelah 15 menit bila diperlukan)
atau misoprostol 400 µg oral (dapat diulang setelah 4 jam bila diperlukan).
c. Infus oksitosin 40 IU dalam 1 L cairan intravena (saline normal atau
Ringer’s Lactate) dengan kecepatan 40 tetes per menit sampai ekspulsi hasil
konsepsi terjadi.
d. Bila perlu, dapat diberikan misoprostol 200 µg per vaginam tiap 4 jam
hingga terjadi ekspulsi, dosis total tidak lebih dari 800 µg.
e. Mengevakuasi sisa hasil konsepsi yang tersisa dari uterus.
f. Setelah itu, melakukan pemantauan ketat terhadap kondisi ibu pasca
tindakan.4
4. Abortus komplit
23
Prosedur Surgikal Terapi Definitif Abortus Inkomplit
1. Kuretase Digital
24
3. Aspirasi Vakum Manual (Manual Vacum Aspiration atau AVM)
25
Langkah Evakuasi dan Penatalaksanaan Pasien dengan Abortus Inkomplit 3
Riwayat Medik:
Lamanya tidak datang haid (HPHT dan dugaan usia kehamilan), perdarahan per
vaginam (lama dan jumlahnya), spasme atau kram (lama dan intensitasnya) lama
dan intensitas kram, kontrasepsi yang digunakan (AKDR, implant, pil, suntik),
nyeri perut/punggung (dugaan trauma intraabdomen), jaringan yang keluar (massa
kehamilan), alergi obat, gangguan pembekuan darah/perdarahan, minum jamu atau
bahan berbahaya lainnya, kondisi kesehatan lain
Pemeriksaan Fisik: Tanda vital (nadi, pernapasan, tekanan darah suhu), keadaan
umum (kedaan gizi, anemia, kelemahan), pemeriksaan jantung, paru, abdomen
(cembung, tegang, nyeri tekan/peritonitis lokal, lokasi dan intensitas nyeri, nyeri
lepas, timor, bising usus), ekstremitas, tanda-tanda gangguan sistemik (sepsis,
perdarahan intraabdomen)
Pemeriksaan panggul: Bersihkan bekuan darah dan massa kehamilan dari lumen
vagina dan ostium serviks, perhatikan adanya sekret yang berbau, sifat dan jumlah
perdarahan, pembukaan serviks (derajat abortus), trauma vagina/serviks, pus, nyeri
goyang serviks, besar (disesuaikan dengan HPHT)/arah/konsistensi uterus, nyeri
Penatalaksanaan
26
Perdarahan Perdarahan Trauma Infeksi/Sepsis
ringan hingga hebat Intraabdomen - Demam,
sedang - Jumlah - Perut menggigil
- Kain banyak kembung - Sekret
pembalut - Darah segar - Bising usus berbau
tidak basah dengan atau melemah - Riwayat
setelah 5 tanpa bekuan - Dinding abortus
menit - Handuk atau perut tegang provokatus
- Darah segar pakaian - Nyeri lepas - Nyeri perut
tanpa segera basah - Mual, - Perdarahan
bekuan oleh darah muntah lama
- Darah - Pucat - Nyeri - Gejala
campur Bila komplikasi punggung seperti
lendir teratasi dan pasien - Demam infuenza
Lakukan stabil, lakukan - Nyeri perut, Pertimbangkan
AVM/kuretase AVM/kuretase kram untuk tindakan
tajam tajam Pertimbangkan atau dirujuk
27
BAB 4. KESIMPULAN
28
DAFTAR PUSTAKA
29