Anda di halaman 1dari 21

Perawatan dan Perbaikan Mesin Perkakas

PERANCANGAN MANAJEMEN PERAWATAN MESIN


POTONG PLAT HIDROLIK (SHEARING MACHINE)

Oleh :

Ghifary Adam F.

5315162288

Program Studi Pendidikan Vokasional Teknik Mesin

Jurusan Teknik Mesin

Fakultas Teknik

Universitas Negeri Jakarta

2019
A. Definisi Perawatan (Maintenance)

Perawatan adalah kegiatan pendukung utama yang bertujuan untuk menjamin


kelangsungan peranan (fungsional) suatu sistem produksi (peralatan, mesin) sehingga
pada saat dibutuhkan dapat dipakai sesuai kondisi yang diharapkan. Hal ini dapat dicapai
antara lain dengan melakukan perencanaan dan penjadwalan tindakan perawatan dengan
tetap memperhatikan fungsi pendukungnya serta dengan memperhatikan kriteria
minimasi ongkos. Peranan perawatan baru akan sangat terasa apabila sistem mulai
mengalami gangguan atau tidak dapat dioperasikan lagi. Masalah perawatan ini sering
diabaikan karena suatu alasan mahal atau banyaknya ongkos yang dikeluarkan dalam
pelaksanaannya, padahal apabila dibandingkan dengan kerugian waktu menganggur
akibat adanya suatu kerusakan mesin jauh lebih besar dari pada ongkos perawatan dan
baru akan dirasakan apabila sistem mulai mengalami gangguan dalam pengoperasiannya,
sehingga kelancaran dan kesinambungan produksi akan terganggu.

Perawatan juga dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan merawat fasilitas


sehingga fasilitas tersebut berada dalam kondisi siap pakai sesuai dengan kebutuhan.
Dengan kata lain, perawatan adalah sebuah kegiatan dalam rangka mengupayakan
fasilitas produksi berada pada kondisi atau kemampuan yang dikehendaki. Selain itu juga
perawatan merupakan suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang ditujukan untuk
mempertahankan suatu sistem tersebut pada kondisi yang dikehendaki (Mustafa, 1993).
Masalah perawatan mempunyai kaitan yang sangat erat dengan tindakan pencegahan
kerusakan (preventive) dan perbaikan kerusakan (corrective). Tindakan tersebut dapat
berupa:
1. Inspection (Pemeriksaan)
Yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau mesin untuk mengetahui
apakah sistem berada pada kondisi yang diinginkan.

2. Service (Servis)
Yaitu tindakan yang bertujuan untuk menjaga kondisi suatu sistem yang
biasanya telah diatur dalam buku petunjuk pemakaian sistem.
3. Replacement (Pergantian Komponen)
Yaitu tindakan pergantian komponen yang dianggap rusak atau tidak memenuhi
kondisi yang diinginkan. Tindakan penggantian ini mungkin dilakukan secara
mendadak atau dengan perencanaan pencegahan terlebih dahulu.

4. Repair (Perbaikan)
Yaitu tindakan perbaikan minor yang dilakukan pada saat terjadi kerusakan
kecil.
5. Overhaul
Yaitu tindakan perubahan besar-besaran yang biasanya dilakukan di akhir
periode tertentu.

Pentingnya perawatan baru disadari setelah mesin produksi yang digunakan


mengalami kerusakan atau terjadi kerusakan yang sifatnya parah yaitu mesin yang
terjadwal atau teratur dapat menjamin kelangsungan atau kelancaran proses produksi
pada saat aktivitas produksi sedang berjalan dapat dihindari. Pada umumnya, perawatan
yang dilakukan memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Memungkinkan tercapainya mutu produk dan kepuasan pelanggan melalui


penyesuaian, pelayan dan pengoperasian peralatan secara tepat.

2. Mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan pada saat mesin sedang beroperasi.

3. Memaksimalkan umur kegunaan dari sistem.

4. Memelihara peralatan-peralatan dengan benar sehingga mesin atau peralatan


selalu berada pada kondisi tetap siap untuk operasi.

5. Meminimalkan biaya produksi total yang secara langsung dapat dihubungkan


dengan service dan perbaikan.

6. Meminimalkan frekuensi dan kuatnya gangguan-gangguan terhadap proses


operasi.
7. Memaksimalkan produksi dan sumber-sumber sistem yang ada.

8. Menyiapkan personil, fasilitas dan metodenya agar mampu mengerjakan tugas-


tugas perawatan.

B. Teori Manajemen Perawatan

Maintenance management ialah satu bagian dari pekerjaan maintenance,dan


merupakan faktor/elemet yang sangat penting di dalam pengaturan keseluruhan kerja
yang melibatkan pemanfaatan sumber daya yang ada, misalnya tenaga kerja, mesin,
material/ spare-parts, uang dan metode pemelihanan. Dalam pelaksanaannya
maintenance management ini meliputi hal-hal sebagai berikut:

 Perencanaan
 Pelaksanaan
 Pengendalian
 Penyempurnaan

1. Pengertian Manajamen Perawatan

Dalam pegertian yang sempit bahwa maintenance managemet


merupakan pengendalian proses pemeliharaan dan disebut sebagai
maintenance control. Pengendalian proses pemeliharaan (maintenance control)
terdiri dari Pengendalian sumber daya yang ada yaitu tenaga kerja, mesin,
material / Spare-parts, dan uang. Pengendalian pekerjaan
maintenance,misalnya pemeriksaan peralatan, penyesuaian, perbaikan
dan overhaul baik yang sudah dijadwalkan maupun berdasarkan kondisi
peralatan dan pekerjaan penyempurnaan. Pengendalian inventori misalnya
pengawasan stock, penyimpanan dan pembelian spare-parts. Pengendalian
anggaran biaya.
Dalam pengertian yang luas bahwa maintenance management
mempunyai fungsi yang lebih luas yang disebabkan oleh kompleksnya
pekerjaan pemeliharaan. Maintenance management adalah
mencakup engineering yang didalamnya termasuk pekerjaan teknis untuk
menyempurnakan proses pemeliharaan.

Maintenance engineering terdiri dari:

 Maintenance administrative engineering


 Management data & proses (EDP).
 Maintenance planning & control.
 Material management.
 Investment control & work management.
 Technical & design.

2. Tujuan Manajemen Perawatan

a. Tujuan dalam pengertian sempit

Suatu kegiatan untuk menunjang dan menjaga peralatan dalam kondisi


bisa dioperasikan untuk kestabian produksi dan bebas dari penurunan
mutu, baik peratan maupun produk yang dihasilkan.

b. Tujuan dalam pengertian luas.

Suatu kegiatan kerja yang dibutuhkan untuk menunjang kelancaran


produksi dan meningkatkan produktivitas :

 Menyempurnakan peralatan produksi


 menyempurnakan mutu produk
 penyerahan tepat waktu
 mengurangi waktu untuk kegiatan pemeliharan (down time)
 meningkatkan efisiensi dan biaya pemeliharaan yang ekonomis
 mengurangi kecelakaan dan menigkatakan moral kerja.

c. Tujuan ditijau dari segi teknis.

 memelihara keberadaan peralatan untuk siap pakai dalam kurun


waktu tertentu (availability)
 menjaga kesalahan dalam peralatan untuk melakukan fungsinya
dalam kondisi dan waktu tertentu (reliability).
 menyempurnakan bagian peralatan untuk mudah dipelihara dalam
kondisi yang spesifik dan jangka waktu tertentu (maintainability)

3. Klasifikasi Peralatan

Klasifikasi peralatan ditijau dari 3 (tiga) aspek :

Aspek Item Judgment Factor Mark


Aspek 1. Peralatanmaterial
Keselamatan yang berbahaya,
meledak, mudah
terbakar, bencana.
1. kecelakaan fatal,
bencana
2. Peralatan dan
material cukup
berbahaya, meledak
dan bias terbakar.

1. material sangat
2. polusi berbahaya terhadap
lingkungan polusi arir / udara

2. material cukup
berbahaya terhadap
polusi air / udara

3. berpengaruh
terhadap bencana
lingkungan / umum

1. diberlakukan
peraturan
keselamatan
3. peraturan
keselamtan
2. berlaku seperti
peraturan
keselamatan

C. Skema Perawatan (Maintenanace)

Secara garis besar perawatan dibagi menjadi 2 macam, yaitu perawatan yang
direncanakan (planned maintenance) dan perawatan tak direncanakan (unplanned
maintenance). Perawatan yang direncanakan adalah pengorganisasian perawatan yang
dilakukan pada jangka waktu yang panjang, terkontrol dan tercatat. Kriteria dan
perawatan yang terencana adalah:

1. Kebijakan perawatan telah dipertimbangkan dengan baik.


2. Penerapan kebijakan telah direncanakan sebelumnya.
3. Pelaksanaan perawatan dikontrol dan diarahkan untuk menunjang rencana yang
telah ditetapkan.
4. Adanya catatan sejarah (maintenance history) dan statistik untuk evaluasi hasil
kebijakan lanjut yang sempurna
5. Perawatan yang tidak direncanakan (unplanned maintenance) adalah perawatan
yangdilakukan dalam keadaan darurat atau dalarn keadaan yang rnendesak.
Berdasarkan diagram berikut dapat dapat kita lihat alur perawatan terencana dan
tak terencana:

Gambar 1.C Skema Perawatan

D. Bagian – bagian utama pada Mesin Pelubang

Mesin punch adalah salah satu mesin yang digunakan untuk mengurangi volume
benda kerja (plat), yang tidak menghasilkan serpih atau sisa benda kerja, biasanya
digunakan untuk membuat benda kerja (plat) secara massal dalam bentuk yang sama, dan
dikerjakan secara beruntun. Ada pula mesin yang digunakan untuk membuat benda kerja
tunggal, biasa dioperasikan dengan cara manual, mesin punch yang digerakkan dengan
cara manual biasanya menggunakan sistem ulir, seperti dapat dilihat pada gambar 1.D,
agar tenaga yang dikeluarkan saat melakukan penceplosan tidak begitu besar, ulir yang
digunakan adalah ulir persegi, karena ulir persegi mempunyai kekuatan yang besar.
Gambar 1.D

. Gambar 1.D mesin punch manual Mesin penceplos atau punch secara prinsip
terdiri dari dua bagian utama yaitu punch dan dies, punch merupakan bagian yang
mendorong benda kerja dengan bentuk tertentu, sedangkan dies Pemeliharaan Mesin
Punch adalah bagian pembentuk berupa lubang dengan bentuk yang sama dengan punch
yang digunakan (Gambar 2.D).

Gambar 2.D punch dan dies.

E. Cara Kerja Mesin Punch

Teknik penceplosan adalah pekerjaan bebas serpih (biasanya pengerjaan


beruntun) benda kerja sebagai bentuk dengan sepasang perkakas (perkakas atas/punch
dan perkakas bawah/dies). Benda kerja yang dikerjakan dengan menggunakan mesin ini
adalah benda kerja yang berupa plat, yang dapat diceplos, ditarik dan dikempa, misalnya
bentuk lembaran, dan sabuk. Jenis mesin punch ada beberapa macam, dibagi menurut
bagaimana cara memotong atau benda kerja yang dihasilkan, beberapa jenis tersebut
antara lain: pemotongan (blanking, piercing, notching, cropping, parting, shaving,
trimming) dan pembentukan (bending, flanging, stamping, embosing, deep drawing,
curling). Prinsip kerja mesin punch hampir sama dengan mesin pemotong plat (gunting),
mesin menggunakan gaya geser yang digunakan untuk menyayat benda kerja hingga
terpotong, hanya saja pada mesin punch mata potong yang digunakan tidak berupa pisau,
melainkan punch (atas) dan dies (bawah) digunakan untuk memotong benda kerja.
Gambar 1.E Gambar 2.E

pasangan pelubang Pemeliharaan Mesin Punch Gambar 2.E Pembentuk


Sedangkan untuk mesin punch yang digunakan untuk pembentukan (stempel)
bekerja seperti halnya mesin press. Punch yang merupakan penekan dari atas dan
mempunyai bentuk tertentu, berpasangan dengan dies yang berada di bawah dan
mempunyai bentuk yang serupa dengan punch-nya akan tetapi dengan profil cekung,
kebalikan dari punch yang memiliki profil cembung atau sebaliknya. (Gambar 2.E)
Prinsip kerja mesin punch adalah benda kerja (3) yang berada di bawah (2) punch
yang mempunyai diameter (d ). Punch (2) ditekan ke bawah kearah landasan atau dies
(1) yang mempunyai lubang yang mempunyai ukuran diameter (d+0.1), dan lubang
pada dies berbentuk tirus sehingga punch dapat dengan mudah mendorong sambil
melubang benda kerja karena ada celah yang cukup untuk bergerak masuk seperti
yang terlihat pada Gambar 3.E.

Gambar 3.E
F. Prosedur Pengoperasian Mesin Punch

1. Pengecekan

Pengecekan perlu dilakukan sebelum penggunaan mesin punch untuk


kelancaran pekerjaan dan diharapkan hasil pekerjaan sesuai dengan gambar kerja
yang diperintahkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan
mesin punch adalah, pengecekan punch dan dies (pisau), pengecekan kesejajaran,
pengecekan bagian-bagian yang bergerak, pengecekan clearance dan pengecekan
hidrolis (pada mesin punch hidrolik).

Gambar 1.F Gambar 2.F

Pengecekan sebelum menggunakan mesin punch untuk proses melubang


benda kerja adalah mengecek punch dan diesnya terlebih dahulu, punch dan dies
berpasangan, perbedaan diameter (ukuran) berkisar antara 0.05 sampai 0.1 mm.
Perbedaan ukuran dimaksudkan agar benda kerja yang berupa plat tipis tidak
terselip diantara punch dan dies, pastikan juga bagian tepi punch dan bagian
dalam dies mempunyai sisi yang tajam. Dapat dilihat pada gambar 1.F.

Pengecekan juga perlu dilakukan pada kesejajaran atau kelurusan antara


sumbu punch dan lubang dies, karena jika keduanya tidak sejajar maka proses
penceplosan tidak akan berhasil dan bisa merusak benda kerja bahkan punch itu
sendiri. Karena terbentur dengan dies yang keras dan tidak tepat ada posisinya.
Dapat di lihat pada gambar 2.F.
Pada mesin punch manual yang digerakkan dengan menggunakan sistem
ulir, perlu diperhatikan keadaan ulirnya, jangan sampai ada yang rusak, ataupun
kotor, karena bisa mengganggu proses pelubangan, oleh karenanya perlu
diadakan pemeliharaan dan pembersihan secara teratur. Agar ulir dapat bergerak
lancar juga perlu dilumasi Seperti pada gambar 3.F.

gambar 3.F
2. Penyetelan

Penyetelan yang dilakukan sebelum penggunaan mesin punch adalah


menyetel kesejajaran sumbu punch dan lubang dies seperti pada gambar 4.F.
Setelah keduanya sejajar kunci kedudukan dies dengan menggunakan klem agar
dies tidak bergerak. Ini dimaksudkan agar pada saat pekerjaan melubang benda
kerja bisa berlangsung, dan lubang yang dihasilkan baik sesuai dengan gambar
kerja yang diminta.

Gambar 4.F
3. Pengoperasian

Penggunaan mesin punch untuk melubangi plat, dimulai dengan


memasang punch dan dies pada tempatnya. Punch dipasang pada bagian atas,
pertama kendurkan baut pengikat punch yang ada dengan menggunakan kunci
pas atau kunci ring Seperti pada gambar 5.F . Setelah itu masukkan punch dan
kencangkan kembali baut pengikat dengan kunci. Posisi punch jangan terlalu
turun, masukkan punch sampai mentok ke atas.

Gambar 5.F Gambar 6.F

Setelah punch dipasang, kemudian selanjutnya memasang dies pasangan


dari punch yang telah terpasang. Dies dipasang harus sejajar dengan punch
Seperti pada gambar 6.F, untuk mengetahuinya punch dapat diturunkan hingga
menyentuh dies, jika sudah pas pasang dies dan kencangkan dengan
menggunakan klem, agar pada saat penger- jaan melubang benda kerja dies tidak
bergeser.
G. Pemeliharaan Mesin Punch

1. Preventive Maintenance

Gambar 1.G Pelumasan Ulir

Pemeliharaan mesin punch dilakukan salah satunya dengan melumasi ulir


yang terdapat pada mesin punch, ulir bisa dilumasi dengan menggunakan oli, agar
ulir bisa berjalan dengan lancar pada saat penggunaan mesin punch dan ulir
lebih awet tidak cepat terkena korosi, karena bagian ini sering bergesekan dan
harus lancar seperti pada Gambar 1.G.

Gambar 2.G. Penyimpanan Dies dan Punch Manual


Pemeliharaan harian yang penting lainnya adalah penyimpanan punch dan
dies ketika tidak digunakan. Agar tidak cepat rusak punch dan dies disimpan
dengan rapi dan tidak dicampur, agar punch atau dies tidak rusak dan terluka
karena terbentur satu sama lain. Selain itu sebelum disimpan perlu diberi pelumas
terlebih dahulu agar punch dan dies bisa awet dan tidak terkena korosi, sehingga
dapat digunakan kembali untuk pekerjaan berikutnya. Lihat pada gambar 2.G.

Hal penting lain yang tidak boleh dilupakan adalah penyiapan komponen
pengganti, atau sparepart cadangan, karena sewaktuwaktu bisa terjadi kerusakan
pada komponen-kopmonen yang mudah rusak, oleh karena itu penyediaan
komponen cadangan mutlak dilakukan agar ketika terjadi kerusakan pada salah
satu komponen, bisa segera digantikan dengan yang baru agar proses produksi
tidak terhenti.

2. Repair dan Replacement Maintenance

Komponen-komponen yang mudah rusak pada mesin punch manual


antara lain adalah punch (penekan atas), karena sering digunakan dan langsung
bersentuhan dengan benda kerja komponen ini lebih cepat tumpul, jika sudah
tumpul maka akan berat digunakan untuk melubang atau menceplos benda kerja
yang berupa plat. Masalah ini dapat diatasi dengan menggerinda kembali bagian
bawah dari punch (sesuai dengan sudut potong maksimal yang diperbolehkan)
agar bisa dipakai kembali. Lihat pada Gambar 2.H.
Gambar 2.H Kerusakan pada punch Gambar 2.I Kerusakan pada punch

Demikian pula dengan dies, jika sudah mulai tumpul penanganannya juga
sama dengan penanganan punch, yaitu dengan digerinda rata kembali permukaan
atas dari dies seperti pada gambar 2.I, sesuai dengan sudut potong yang
diperbolehkan agar pemotongan tetap bisa berjalan. Karena jika sudut potong
tidak terpenuhi maka pemotongan akan berat, karena seperti halnya gunting plat
(guiletine), jika sudut potong terlalu tumpul atau terlalu lancip maka dapat
merusak benda kerja, dan pengoperasiannya menjadi berat.

3. Maintenance Electrical Section


Ada dua jenis punching machine dalam dunia industri, yaitu mesin
konvensional dan non-konvensional. Mesin konvensional di gerakan oleh tenaga
operator dengan tuas sebagai pesawat kerja nya. Sedangkan non-konvensional
menggunakan tenaga mesin yang di tenagai oleh putaran motor listrik dan alur
tekan di gerakan oleh tenaga motor yang di teruskan oleh tenaga fluida agar
memiliki daya yang lebih kuat saat melakukan punching (pembolongan) pada
benda yang akan di lakukan pembolongan.
Pada mesin punching konvensional maintenance motor listrik harus rutin
di lakukan di mulai dari Un-Planned Maintenance (Sebagai Emergency
Maintenance), Preventive maintenance (Pengecekan unjuk kerja mesin motor
listrik sebelum dan sesudah dilakukannya punching), dan Corrective Maintenance
(dengan melakukan perawatan secara berkala seperti membersihkan bagian dalam
mesin, pengecekan kabel putus atau kabel yang ter-kupas, pelumasan pada shaft
motor listrik serta pembersihan grain-grain yang tersisa pada bagian bergerak
motor listrik). Tentunya corrective maintenance merupakan waktu Down Time
sebuah mesin untuk di lakukannya peningkatan performa mesin dengan
melakukan pembongkaran.

4. Prosedur Penghidupan Kembali Setelah masa Down Time Untuk Keperluan


Maintenance.

a. Persiapan sebelum di mulainya penyalaan


Jika penyalaan dilakukan masih dalam tenggat waktu tertentu maka
yang perlu di lakukan adalah pasang alat penanda bahwa mesin belum siap
di gunakan. Lepas penanda apabila sudah di lakukan penghidupan kembali.

b. Pemeriksaan Tiap-tiap Komponen


Sebelum dilakukan penyalaan maka perlu di pastikan tiap
komponen atau bagian – bagian tepat pada posisinya, perhatikan bagian –
bagian listrik jika mesin di jalankan dengan motor listrik. Perhatikan
bagian-bagian pelumasan, pastikan bagian-bagian tersebut sudah terlumasi.

c. Percobaan performa Kontrol / Penggerak.


Uji tuas ulir penekan dengan cara memutar tuas hingga ulir penekan
bergerak ke atas dan kebawah perhatikan performa tuas apakah mengalami
mal fungsi atau tidak. Jika mesin punch menggunakan motor listrik sebagai
penggerak utama maka yang harus di lakukan adalah uji coba performa
mesin dengan cara menyalakan mesin motor listrik tanpa melakukan
penggerakan punch terlebih dahulu. Setelah itu, uji coba penggerak dan
perhatikan performa penggerakan tekan nya.
5. Jadwal Mintenance

a. Kegiatan Maintenance dalam Seminggu

Hari Ke-
Part Ket.
1 2 3 4 5 6 7
Tuas Pemutar X Corrective
Maintenance
Ulir Penakan X X X Preventing
Maintenance
Tempat Punch X X X X X X Repairing
Maintenance ***
Tempat Dies Repairing
Maintenance
Alat Kontrol Otomatis X X X X X X Preventing
Maintenance

* Replacing Maintenance = ***

b. Kegiatan Maintenance dalam Sebulan

Minggu ke-
Part Ket.
1 2 3 4 5
Pengecekan Tiap Bagian X Repairing Maintenance
Sambungan
Koreksi Alat Ukur X Corrective Maintenance
Motor Listrik X X X Corrective Maintenance
Pembersihan Grain X X X X X Preventing Maintenance
Sambungan Kabel X Preventing Maintenance
***

Replacing Maintenance = ***

6. Peralatan yang di gunakan dalam melakukan perawatan

Dalam melakukan perawatan, maka di butuhkan peralatan untuk mendukung


kegiatan tersebut di antara nya :

 Kunci-kunci
 Lubrican
 Alat penyinaran
 Avo meter (saat melakukan pengecekan kabel)
 Penanda/rambu-rambu
H. Organisasi Perawatan

Secara garis besar pengertian manajemen pemeliharaan yaitu pengorganisasian


operasi pemeliharaan untuk memberikan performansi mengenai peralatan produksi dan
fasilitas industri. Dasar pemikiran yang sehat dan logis adalah suatu persyaratan terbaik
dalam mengorganisasikan pemeliharaan. Pengorganisasian ini mencakup penerapan dari
metode manajemen dan memerlukan perhatian yang sistematis.

Hal ini merupakan pekerjaan yang harus dipertimbangkan secara


sungguhsungguh dalam mengatur perlengkapan. Dimana perlengkapan itu merupakan
peralatan, material, tenaga kerja, biaya, teknik atau tata cara yang diterapkan serta waktu
pelaksanaannya. Dengan mengetahui tujuan dan sistem manajemen yang diterapkan,
maka akan dapat mengatasi masalah, megambil tindakan serta mengerti dengan jelas
permasalahan yang sedang dihadapi.

Kepala Pabrik

Kepala Bidang Maintenanace

Perawatan Sipil Perawatan Mekanik Perawatan Listrik

Pengawas Pengawas Pengawas


keselamatan dan Perbaikan dan ketersiadaan Arus
lingkungan Kerja Penggantian Listrik

Konsep Dasar Organisasi Departemen Perawatan

Beberapa konsep dasar organisasi perawatan adalah :

 Adanya pembatasan wewenang yang jelas dan layak untuk menghindari


terjadinya tumpang tindih dalam kekuasaan.
 Hubungan vertikal antara atasan dan bawahan yang menyangkut masalah
wewenang dan tanggung jawab dibuat sedekat mungkin.
 Menentukan jumlah optimum pekerja yang ditangani oleh seorang pengawas.
 Susunan personil yang tepat dalam organisasi.

Prinsip-prinsip Organisasi Departemen Perawatan

a. Perencanaan organisasi yang logis


Bertujuan untuk mencapai tujuan produksi :
 Ongkos perawatan untuk setiap unit produksi diusahakan serendah mungkin
 Meminimumkan bahan sisa atau yang tidak standar
 Meminimumkan kerusakan peralatan yang kritis
 Menekan ongkos perawatan peralatan yang non-kritis serendah mungkin
 Memisahkan fungsi administratuf dan penunjang teknik.

b. Fasilitas yang memadai:

 Kantor : lokasi yang cocok, ruangan dan kondisi ntempat kerja yang baik.
 Bengkel : tempat pekerjaan, lokasi bangunan, ruangan dan peralatan.
 Sarana komunikasi : telepon, pesuruh dll.

c. Supervisi yang efektif

Diperlukan dalam mengelola pekerjaan, dimana :

 Fungsi dan tanggung jawab jelas


 Waktu yang cukup untuk melaksanakan pekerjaan
 Latihan khusus untuk memenuhi kecakapan
 Cara untuk menilai hasil kerja

d. Sistem dan kontrol yang efektif :

 Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan


 Kualitas hasil pekerjaan perawatan
 Ketelitian pekerjaan perawatan (tidak terjadi over maintenance)
 Penampilan kerja tenaga perawatan
 Biaya perawatan.

I. Keselamatan Kerja

Dalam melaksanankan pekerjan kaselamatan harus diutamakan. Tata cara


keselamatan yang telah tercantum di peraturan harus dipahami dan dipatuhi oleh
semua pekerja agar pekerjaan tersebut berjalan lancar dan aman bagi
pekerjaannya maupun bagi pekerjanya. Keselamatan kerja menyangkut
keselamatan orang/pekerja dan lingkungan sekitar. Beberapa hal yang harus
dipatuhi dalam menjaga keselamatan kerja antara lain:
1. Keselamatan bagi pekerja

Untuk menghindari berbagai kemungkinan kecelakaan pada waktu


melaksanakan pekerjaan, setiap pekerja diwajibkan memakai alat palidung diri
(APD) antara lain:

 Memakai helm safety.


 Memakai baju kerja (wear pack).
 Memakai sepatu safety.
 Memakai ear plug di tempat yang bising.
 Memakai sarung tangan.
 Patuhi tanda peringatan yang tertera pada alat dan lingkungan kerja.
 Bekerjalah sesuai SOP (Standard Operating Procedure) dan aturan
yang belaku.
 Hati-hati ketika berada di dekat komponen yang panas, gunakan alat
pelindung.
 Hati-hati terhadap sumber arus tegangan tinggi.

2. Keselamatan lingkungan kerja


Lingkuangan kerja sekitar kompresor harus dalam keadaan aman
usahakan tetap bersih dari benda-benda asing yang dapat membahayakan
pekerja maupun peralatan. Seperti genangan air, tumpahan minyak pelumas,
debu, dll. Agar tidak menyebabkan gangguan pada pekerja maupun peralatan,
kondisi tersebut harus segera di tangani (dibersihkan).

Anda mungkin juga menyukai