----------------106~----------------
1066 TOICSIICOt.OGI
(CO2) . Masa molar 28,0101 g/mol, karakter penampilan Htolth Administration) adalah 35 ppm untuk waktu 8 jam/
merupakan gas tidak berwarna, tidak berbau dan tidak hari kerja. Menurut ACGIH TLV-TWV yang bisa ditoleransi
berasa, titik leleh -2050( (68 K); titik didih -192oC (al K); adalah 25 ppm untuk waktu 8 jam. Kadar dianggap
kelarutan dalam air 0,0026 g/100 ml (20oC); momen dipol langsung berbahaya terhadap kesehatan adalah 1500 ppm
0, 112 D (3,74x10-3'C..,,). Densitas 0,789 g/cm3, liquid; 1,250 (0.15%). Paparan 1000 ppm (0,1%) dalam beberapa menit
g/L pada OoC,1 atm, 1,145 g/L pada 25oC, 1 atm. lebih dapat menyebabkan 50'6 kejenuhan karboksi hemoglobin
ringan dari udara (beratnya 96,5% dari berat udara). tidak yang dapat berakibat fatal. Paparan 4000 ppm berdampak
larut dalam air, gas mudah terbakar. fatal, karena dapat menyebabkan kematian dalam waktu
Dalam tubuh akan menghalangi ikatan oksigen kurang dari 1 jam.
dengan hemoglobin yang menyebabkan seluruh set tubuh
mengalami kekurangan oksigen.
RISIKO TINGGI TERPAJAN GAS CO
bocor akan meningkatkan risiko keracunan. Asap rokok 18 kota besar di Amerika Utara menunjukkan bahwa 45%
juga mengandung gas CO, pada orang dewasa tidak dari masyarakat bukan perokok yang tercemar oleh CO
merokok potensi terbentuk karboksi hemoglobin tidak udari, di dalam darahnya terkandung HbCO melampaui
lebih dari 1%, pada perokok berat karbon monoksida bisa 1,5%. Perlu juga diketahui bahwa manusia sendiri dapat
mencapai 5-10%. memproduksi CO dari proses metabolisme normal.
Kejadian kematian di dalam mobil terutama pada Produksi CO di dalam tubuh sendiri (endogenous) bisa
kondlsi mobil tertutup rapat dan mesin pada keadaan sekltar 0, 1 - 1% dari total HbCO dalam darah.
hidup, sistim pergantian udara tidak lancar, knalpot bocor
sehingga asap masuk ke dalam mobil secara pertahan-
lahan tanpa disadari. Pengaruh lain yang punya andil MEKANISME KERACUNAN GAS KARBON
dalam produk gas CO adalah kebakaran. Keadaan ini MONOKSIDA
sering terjadi pada mesin pembakaran,karbon monoksida
terbentuk apabila terdapat kekurangan oksigen selama Karbon monoksida (CO) memiliki posisi ikatan sama
proses pembakaran. Bahaya karbon monoksida dapat pada hemoglobin seperti oksigen, maka keracunan CO
juga terjadi di dalam garasi tertutup rapat kira-kira 10 dapat meniadakan kemampuan eritrosit untuk transpor
menit Untuk mencegah terjadi keracunan, semua pintu oksigen. Kompleks hemoglobin dengan karbon monoksida
dan jendela garasi harus terbuka bila mesin mobil sedang disebut karboksi hemoglobin. Karbon monoksida memiliki
dihidupkan. kecer,derungan ikatan lebih kuat dari ikatan oksigen pada
Proses pembakaran berlebihan dapat menghasilkan gas hemc,globin. Keadaan ini berarti kadar CO relatif rendah
CO dalam jumlah membahayakan. lndustri menyumbang dalam atmosfer dapat menginaktifkan sebagian besar
sekitar 20% dari total gas CO yang ada. Termasuk dari hemc-globin.
gas emisi mesin pembakar dalam yang menggunakan (;as CO masuk ke dalam tubuh melalui inhalasi,
bahan bakar berkarbon. Karbon monoksida dihasilkan masuk ke dalam saluran napas, masuk ke alveoli dan ke
dari pembakaran tak sempurna dari senyawa karbon dari dalam sirkulasi sistemik. Gas CO yang terhirup bertebihan,
peleburan besi dan baja, generator disel. Lingkungan masuk ke dalam tubuh manusia, selanjutnya bertindak
juga dapat menyumbang gas CO sekitar 4% akibat asap sebagai kompetitor dari hemoglobin oksida (HbO) yang
rokok. men!;ikat oksigen. Keberadan gas CO sangat berbahaya
Meski bersifat racun, CO mempunyai peran penting karena akan menggantikan posisi oksigen yang berkaitan
dalam teknologi modern, karena merupakan prekursor dari dengan hemoglobin dalam darah. Karbon monoksida
banyak senyawa karbon. Menyadari pentingnya karbon yang terikat pada hemoglobin dalam sel darah merah
monoksida, maka banyak metode dikembangkan untuk membentuk karboksi hemoglobin. Dalam sirkulasi
memproduksi. sistemik, gas CO segera mengikat hemoglobin sehingga
terbe1tuk karboksi hemoglobin (COHb), namun ikatan ini
bersifat reversibel.
SUMBER PENCEMARAN KARBON MONOKSIDA Mekanisme gas CO mengikat hemoglobin tersebut
berkompetisi dengan oksigen. Kekuatan gas CO mengikat
Pencemaran karbon monoksida berasal dari sumber hemoglobin 200-300 kali lebih kuat dari pada oksigen.
alami seperti kebakaran hutan, oksidasi terpene yang Oleh karena itu ikatan oksigen terdesak dan lepas dari
diemisikan hutan ke atmosfir. produksi CO oleh vegetasi hemoglobin, memicu pengurangan distribusi oksigen ke
dan kehidupan dilaut Sumber CO lain berasal dari sumber jaringan, terjadi hipoksia jaringan.
antropogenik yaitu hasil pembakaran bahan bakar fosil llr:atan COHb mempengaruhi interaksi protein heme,
yang memberikan sumbangan 78,5% dari emisi total. terjadi pergeseran kurva penguraian Hb02 bergeser ke
Pencemaran dari sumber antropogenik 55,3% kiri, tekanan oksigen jaringan berada pada posisi terendah,
berasal dari pembakaran bensin pada otomotif. Kadar jumlah oksigen menurun, sehingga terjadi penurunan
CO di bengkel kendaraan bermotor ditemukan mencapai pelepasan oksigen dari darah ke jaringan tubuh.
setinggi 600 mg/m3 dan di dalam darah para pekerja Keracunan gas CO menyebabkan terganggunya
bengkel tersebut bisa mengandung HbCO (Karboksi metabolisme rantai pemapasan mltokondria, menghambat
hemoglobin) sampai lima kali lebih tinggi dari kadar enzim sitokrom oksidase a3, akibatnya oksidasi mitokondria
normal. Para petugas yang bekerja di jalan raya diketahui guna menghasilkan Adenosine Tri Posfat (ATP) menurun.
mengandung HbCO dengan kadar 4-7,6% (perokok) Ekskresi gas CO terutama melalui respirasi, dimeta-
dan 1,4-3,8% (bukan perokok) selama sehari bekerja. bolisme menjadi karbon dioksida dalam jumlah tidak
Sebaliknya kadar HbCO pada masyarakat umum, jarang melebihi 1%. lkatan karboksi hemoglobin lebih kuat
yang melampaui 1% walaupun studi yang dilakukan di dibandingkan dengan ikatan antara oksigen dan
1068 TOUIICOW&I
hemoglobin. Hal ini bisa berakibat fatal karena ok.sigen Keracunan ringan
akan kalah bersaing dengan CO saat berikatan dengan lndividu mengeluh sakit kepala berdenyut terutama khas
molekul hemoglobin, dampaknya kadar oksigen dalam pada pelipis, sebagai dampak vasodilatasi jaringan SSP
darah berkurang. Oksigen sangat dipertukan oleh sel dan yang mengalami hipoksia. Juga terdapat gejala mual,
jaringan tubuh untuk melakukan fungsi metabo isme. muntah dan rasa lelah.
Disamping itu gas CO akan menghambat komplek
oksidase sitokrom. Dampaknya respirasi intraselular Keracunan Berat
menjadi kurang efektif. Gas CO juga dapat berikatan Pada keracunan berat akan muncul gejala berkeringat
secara langsung dengan sel otot jantung dan tulang dan banyak. hiperpireksia, frekuensi pemapasan meningkat
serta slstem saraf. Keadaan ini sangat serius karena terjadi kebingungan, gangguan penglihatan, tremor. korea,
keracunan pada semua sel tersebut. Karboksi hemoglobin spastik, distonia, kekakuan, bradikinesia atau gerakan
menghambat masuknya oksigen ke dalam molekul pelan dan tidak normal, gangguan fungsi pengertian,
hemoglobin, menghambat pertukaran gas dari sel darah gangguan keseimbangan, gangguan fungsi penglihatan
merah yang mestinya didistribusikan ke dalam saluran dan pendengaran, hipotensi, takikardi, nyeri dada,
napas serta ke seluruh sel tubuh. Gas karbon monoksida penurunan kesadaran, hingga menyebabkan kematian.
mengikat lebih kuat sehingga menghalangi ikatan oksigen Kematian terjadi terutama pada keracunan akut akibat
dan hemoglobin darah. Akibatnya set tubuh kekurangan edema pada jaringan otak. Pengaruh keracunan kronis.
oksigen, menyebabkan kematian sel, kerusakan jaringan dan efek lambat dapat menyebabkan hipoksia, hipoperfusi,
dan organ tubuh manusia. vasodilatasi, edema serebri yang memicu penurunan
asupan glukosa, berdampak munculnya asidosis berat
sehingga muncul gangguan neuropsikiatrik berupa
GEJALA KUNIS demensia. psikosis, manik depresi. Dampak lambat
keracunan gas CO akibat lesi white matter menyebabkan
Gas CO selain dihasilkan diluar tubuh akibat pembakaran perubahan fungsi membran akibat paparan terus menerus.
tidak sempuma, juga dihasilkan dari dalam tubuh meskipun Keadaan ini dapat muncul pada awal keracunan maupun
jumlah kecil atau kurang dari 0,5% dari katabolisme normal beberapa hari atau minggu setelah fase penyembuhan.
cincin protoporfirin hemoglobin didalam tubuh dar tidak Kernatian sering disebabkan karena kesulitan bernapas
toksik. Gas CO memiliki karakter gas tidak berwama. tidak dan edema paru akibat kekurangan oksigen pada tingkat
berbau, merupakan salah satu gas pencemar udara pada sel. Organ yang paling menderita adalah organ yang
lapisan bawah atmosfer. Karakteristik gas CO tersebut menggunakan oksigen dalam jumlah besar sepert.i otak
menyebabkan keberadaannya tidak segera terdeteksi dan jantung, sehingga efek keracunan sangat berbahaya
di lingkungan kerja. Pada kadar tinggi gas CO bersifat terhadap sel otot jantung dan sistim saraf.
racun.
Gejala klinis awal keracunan gas CO tidak khas,
tergantung dari derajat pajanan gas CO, dan aktivitas PENGARUH GAS CO PADA SISTEM
fisik, serta penyakit yang mendasari sebelumnya. Karena KARDIOVASKULAR
gejala yang tidak khas, maka keracunan CO sering tidak
terdeteksi. Keracunan gas CO kadar rendah menimbulkan Gas CO pada jaringan ekstravaskuler 10-15%, terikat pada
sakit kepala, mual dan pening, gejala semacam flu. Pada mioglobin, sitokrom P 450 dan enzim sitokrom oksidase
keracunan berat, efek karboksihemoglobin menunjukkan a3 mitokondria miokard. Kondisi ini mengakibatkan terjadi
gejala merah jambu pada wajah. penurunan ATP akibat penurunan oksidasi mitokondria.
,'·•·
Untuk keperluan aktivitas neuron dan miokard mutlak Keracunan gas CO pada sistem saraf pusat dapat
sangat memerlukan ATP. Bila terj adi penurunan ATP, maka menyebabkan Parkinsonisme. Terdapat gej ala menyerupai
kemampuan kontraksi miokard menurun, terjadi hipotensi, penyakit Parkinson seperti tremor, kekakuan, bradiki nesia
gangguan irama berupa aritmia ventrikular dan terjadi dan gaya berjalan tidak stabil. Hal ini terjadi akibat hipolcsia
kematian mendadak. pada basa, ganglia, menyebabkan set pada globus pallidus
Kondisi normal, miokard menghasilkan asam piruvat basal ganglia terjadi peningkatan intensitas bilateral
dan asam laktat sebagai hasil oksidasi sirkulasi koroner. simetri pada globus pallidus, terjadi hipoksia sistemik.
Pada keadaan kadar COHb mencapai 10%, miokard gagal Gas CO mengganggu neurotransmiter dopamin yang
melepas kedua asam tersebut, sejalan dengan penurunan berperan penting pada sistem transmiter katekolamin.
daya kontraksi terkait penurunan ketersediaan ATP, Akibatnya mekanisme transmisi lambat terjadi gerakan ,
akibatnya terjadi asidosis lalctat. kaku. b radikinesia akibat komunikasi antar bagian di
Bila terjadi hipoksia jaringan, tubuh akan berusaha otak terganggu. Keracunan gas CO juga mengganggu
melakukan kompensasi dengan cara meningkatkan neur,:,transmiter lain, termasuk serotonin, asam amino
frekuensi denyutjantung dan curah jantung. Oksigen yang gaba butirat sehingga memicu gangguan perangai.
dikirim ke miokard melalui arteri koronaria ditingkatkan,
akibatnya distribusi oksigen ke otak menurun, terjadi
iskemia otak secara global. PENGARUH KERACUNAN GAS CO PADA PARU
lndividu yang sebelumnya telah mengidap penyakit
j antung koroner, lebih cepat mengalami hipoksia, memicu Pada suhu dan pH normal, afinitas ikatan COHb 200-
serangan angina pektoris, terjadi depresi gelombang ST 300 kali lebih kuat daripada ikatan oksigen dengan
pada EKG. Hemodinamik j uga mengalami gangguan, hemoglobin.
terjadi takikardia dan hipotensi. Serangan miokard infark Dampak keracunan berat gas CO menyebabkan edem
potensial terjadi pada saat keracunan gas CO dan pada paru dan perdarahan. Edem paru terjadi akibat gangguan
saat bekerja berat. Paparan kronis gas CO, terutama pada fungsi ventrikel kiri dan pengaruh hipoksia terhadap paren-
kadar lebih dari 30% dapat memicu terjadi kardiomiopati lcim paru. Keracunan gas CO dapat menyebabkan terjadi
dan penyakit jantung kongestif. sesak napas. takipnue, napas pendek hingga gagal napas.
PENCEGAHAN