Anda di halaman 1dari 10

SKENARIO PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo


Mata Pelajaran : Penguatan Pendidikan Karakter
Kelas/ Semester : 7 / 1 ( Ganjil )
Materi Pokok : Integritas
Sub Materi : Tanggung Jawab
Alokasi Waktu : 2 X 30 menit ( 2 X pertemuan)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah belajar materi tanggung jawab siswa dapat :
5.7.1 Meyakini bahwa sikap tanggung jawab merupakan bagian dari ajaran Islam
5.7.2. Menunjukkan sikap tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari

B. KOMPETENSI DASAR DAN PENCAPAIAN KOMPETENSI :

No Kompetensi Dasar No Indikator Pencapaian Kompetensi


5.7 Berakhlaq mulia dengan 5.7.1 Meyakini bahwa sikap tanggung
menerapkan perilaku tanggung jawab merupakan bagian dari ajaran
jawab dalam kehidupan sehari- Islam
hari 5.7.2 Menunjukkan sikap tanggung jawab
dalam kehidupan sehari-hari

C. MATERI PEMBELAJARAN
1. PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang
disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Tanggung jawab sangat erat kaitannya dengan kewajiban. Sebagai seorang pelajar
kewajiban kita adalah belajar, maka dengan belajar kita telah bertanggung jawab terhadap
kewajiban kita, jadi makna dari tanggung jawab sering dikaitkan dengan kewajiban. Maka
tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap kewajiban kita.
Islam mengajarkan umatnya untuk memiliki sifat tanggung jawab yang telah ditegaskan
dalam Al-Qur’an dan telah dicontohkan oleh Nabi Muhamad SAW. Sebagai umat islam yang
baik kita wajib melaksanakan apa yang telah diperintahkan oleh Alloh lewat Al-Qur’an dan
Rosululloh. Tanggung kawab disini terkait dengan tanggung jawab manusia terhadap Alloh,
terhadap keluarga, masyarakat dan negara.

2. JENIS-JENIS TANGGUNG JAWAB


Menurut sifat dasarnya manusia merupakan makhluk bermoral tetapi manusia juga
seorang pribadi yang mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, dan kemauan untuk
bertindak sesuai keinginan sendiri sehingga manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan baik
yang disengaja maupun tidak. Oleh karena itu dalam hal ini manusia harus bertanggung jawab
atas dirinya pribadi.
Ada beberapa tanggung jawab manusia yaitu :
1. Tanggung jawab kepada Alloh
Manusia ada tidak dengan sendirinya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Alloh. Sebagai
makhluk ciptaan Alloh maka manusia bisa mengembangkan diri sendiri dengan pikiran,
akal, perasaan, seluruh anggota tubuhnya dan alam sekitarnya yang telah Alloh karuniakan
padanya. Tanggung jawab kepada Alloh menuntut kesadaran manusia untuk memenuhi
kewajiban dan pengabdiannya kepada Alloh SWT. Sebagai makhluk ciptaan Alloh SWT
manusia harus bersyukur atas karuniaNya yang telah menciptakan, memmberi rizki dan
selalu memberikan yang terbaik untuk makhlukNya. Karena itu manusia wajib mengabdi
kepada Alloh SWT sesuai firman Alloh SWT :

“Tidaklah aku jadikan jin dan manusia, melainkan supaya mereka itu menyembah kepada-
Ku.(QS.az-Zariyat, 51:56).

2. Tanggung jawab kepada keluarga


Masyarakat yang terkecil adalah keluarga. Keluarga adalah ayah ibu, anak-anak, dan
juga orang-orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib
bertanggung jawab terhadap keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik
keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan
dan kehidupan.
Tanggung jawab kepada keluarga ini menuntut tiap anggota keluarga untuk mempunyai
kesadaran dalam hal tanggung jawab. Misalnya seorang ayah mempunyai tanggung jawab
yang sangat besar yaitu untuk melindungi dan menghidupi istri dan anak-anaknya dengan
seluruh kemampuannya, seorang ayah yang baik tidak akan pernah lari dari tanggung
jawabnya untuk membahagiakan keluarganya. Sama halnya dengan seorang ibu,
ibu mempunyai tanggung jawab yang sangat penting yaitu mengurus suami dan anak-
anaknya dengan semua tenaga dan pikirannya, seorang ibu juga bertanggung jawab untuk
mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang soleh dan solehah.
Seorang anakpun juga mempunyai tanggung jawab yang besar kepada keluarga terutama
kedua orang tuanya yaitu dengan membahagiakannya, dengan sungguh-sungguh belajar,
menjaga nama baik keluarga dan berusaha dengan sungguh-sungguh mengoptimalkan
potensi sehingga bisa membuat kedua orang tua bangga dengan apa yang kita lakukan.
Dari semua pemaparan di atas, jadi sangat jelas bahwa setiap anggota keluarga
mempunyai tanggung jawab masing-masing yang harus dilakukan untuk menjaga nama
baik keluarga.
3. Tanggung jawab kepada masyarakat
Manusia merupakan makhluk sosial, manusia merupakan anggota masyarakat. Oleh
karena itu dalam berfikir, berbicara dan bertingkah laku, manusia terikat oleh masyarakat.
Manusia terikat akan norma-norma yang ada di dalam masyarakat. Oleh sebab itu semua
tingkah laku dan perbuatan yang dilakukan manusia sebagai anggota masyarakat harus
dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.Misalnya di dalam masyarakat di sekita kiita
tinggal sedang mengadakan kerja bakti dan kita dengan sengaja tidak ikut berpartisipasi di
dalamnya, maka kita harus mempertanggung jawabkan perbuatan kita itu.
Tiap-tiap anggota masyarakat juga mempunyai tanggung jawab yaitu saling menjaga
kerukunan dan keharmonisan antar anggota masyarakat.
4. Tanggung jawab kepada Bangsa Negara
Suatu kenyataan bahwa seorang manusia merupakan warga negara suatu negara.
Manusia terikat dengan norma-nora atau peraturan, hukum yang dibuat oleh suatu negara
tersebut jadi seseorang tidak bisa berbuat sesuai kemauannya sendiri. Apabila perbuatan
seseorang itu salah dan melanggar aturan yang ada dalam negaranya maka harus
dipertanggung jawabkan kepada negara.
Misalnya seorang pejabat pemerintahan, mempunyai tanggung jawab untuk mengatur
dan mengelola pemerintahan yang telah dipercayakan kepadanya, akan tetapi ketika
seorang pejebat tersebut melakukan korupsi maka ia juga harus mempertanggung jawabkan
perbuatannya kepada pemerintaha, yaitu dengan diproses secara hukum dan harus
memoertangung jawabkan perbuatannya di dalam penjara. Sebabagai warga negara yang
baik kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga nama baik negara kita, berusaha untuk
memajukan negara kita yaitu sebagai pelajar kita harus terus menuntut ilu untuk
kepentingan kemajuan bangsa kita dari segi pendidikan. Sebagai warga negara kita juga
mempunyai tanggung jawab untuk mematuhi peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah.

3. MANFAAT BERSIKAP TANGGUNG JAWAB


a. Akan di hormati orang.
b. Tanggung jawab merupakan jalan menuju kesuksesan.
c. Dapat dipercaya banyak orang.
d. Menumbuhakn rasa disiplin tinggi.
e. Dapat menghargai waktu.

4. DALIL NAQLI TANGGUNG JAWAB


Makna Tanggung jawab dalam Islam
Makna tanggung jawab dalam islam maupun secara umum hampir sama, hamya saja
ada pokok-pokok yang membedakan antara kedua pengertian tersebut. Tanggung jawab
dalam islam berkait erat dengan balasan. Dan balasan itu berupa pahala dan atau siksa yang
bergantung pada amal yang dilakukan oleh manusia itu sabagai manusia yang mukalaf dan
memikul tanggung jawab di depan Alloh SWT. Tidak ada seorang pun dari kaum muslimin
yang terlepas dari tanggung jawab islam ini, kecuali mereka yang belum mukalaf ( belum
balig atau tidak berakal ). Karena ia tidak memenuhi syarat-syarat taklif, seperti akal, balig,
dan kemampuan. Sedangkan selama seorang muslim masih mukalaf, maka ia mempunyai
tanggung jawab atas setiap perkataan dan diamnya, melakukan atau
meninggalkan pekerjaan, berjihad atau meninggalkan jihadnya terhadap semua
kebutuhan amal islam selama ia mampu. Setiap perbuatan manusia didunia ini ada
pertanggung jawabannya karena Alloh SWT menciptakan manusia tidak dalam keadaan sia-
sia.
Alloh menciptakan manusia, menempatkannya di dunia, menundukkan semua yang ada
di dunia untuk manusia, membolehkan manusia untuk menikmati apa- apa yang baik dan halal
di dalamnya serta memerintahkan nya untuk beribadah kepada-Nya sesuai dengan cara yang
disyariatkan-Nya berupa perkataan, perbuatan, akhlak, dan perilaku.

Firman Alloh SWT :

“ Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzzarah pun, niscaya dia akan melihat
(balasan)-nya. Dan, barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia
akan melihat (balasan)-nya pula.” (az-Zalzalah: 7-8).

Ayat-ayat Al-Qur’an ini menjelaskan kepada kita bahwa manusia mempunyai tanggung jawab
dihadapan Alloh SWT atas apa yang ia perbuat di dunia, yang baik maupun yang buruk.
Perasaan seperti ini akan membangkitkan dalam dirinya perasaan bertanggung jawab

5. MENERAPKAN PERILAKU TANGGUNG JAWAB


a. Tanggung terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Tanggung jawab terhadap Tuhan merupakan sebuah kewajiban yang harus di lakukan kita
sebagai makhluk Tuhan, seperti:
- Tanggung jawab atas ibadah.
- Tanggung jawab atas perilaku baik maupun buruk.
- Tanggung jawab atas perbuatan yang di lakukan.
b. Tanggung jawab terhadap diri sendiri
- Menjaga diri
- Menjaga sikap dari perbuatan buruk
- Tanggung jawab menjaga kesehatan
c. Tanggung jawab sebagai siswa
- Belajar dengan sungguh-sungguh
- Mengikuti pelajaran dengan serius
- Tidak membantah guru
- Saling tolong menolong antar sesama warga sekolah
- Menyayangi teman
d. Tanggung jawab sebagai warga masyarakat
- Menciptakan lingkungan yang aman, damai, serta sejahtera.
- Menjaga lingkungan agar selalu aman, seperti mengikuti kegiatan poskamling.
- Menjaga kebersihan lingkungan
- Ikut serta dalam pembangunan desa.

D. SKENARIO PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
NO KEGIATAN PEMBELAJARAN
GURU SISWA WAKTU
PEMBUKAAN
1. Menginstruksikan ketua kelas untuk  Berdoa
memimpin doa dan melaporkan: (1)  Memeriksa
kehadiran, (2)kerapian dan kebersihan kehadiran 5’
kelas (3) kerapian dan kelengkapan  Memeriksa kerapian
atribut siswa. dan kebersihan
 Memeriksa kerapian
dan kelengkapan
atribut siswa
2. menyampaikan tujuan pembelajaran, Siswa duduk sesuai
review materi sebelumnya, membagi kelompok, diam, 10’
kelompok, appersepsi dan memperhatikan
melaksanakan scene setting.
KEGIATAN INTI
1. meminta siswa per-kelompok untuk Bersama kelompoknya, 5’
menulis dalil naqli tentang tanggung browsing internet
jawaban di internet. (1 dari al-Qur’an, menggunakan ponsel
1 dari al-Hadits) atau laptop
2.  menilai keaktifan siswa  Bersama
 meminta siswa untuk kelompoknya,
mempresentasikan hasil kerja mempresentasikan 5’
kelompok hasil kerja
 menilai presentasi siswa  Mengumpulkan hasil
 meminta hasil kerja semua kerjanya kepada guru
kelompok agar dikumpulkan
PENUTUP
1. Refleksi 2’
2 Memberi tugas siswa :
 Melakukan perbuatan tanggung Diam, tertib 2’
jawab selama di rumah memperhatikan.
 Menceritakan dalam tulisan,
perilaku tanggung jawab itu dalam
selembar kertas dan ditandatangani
orang tua.
 Tugas itu dikumpulkan di
pertemuan berikutnya
3. Menutup pelajaran dengan doa Berdoa dipimpin ketua 1’
kelas
Pertemuan 2

NO KEGIATAN PEMBELAJARAN
GURU SISWA WAKTU
PEMBUKAAN
1. Menginstruksikan ketua kelas untuk  Berdoa
memimpin doa dan melaporkan: (1)  Memeriksa
kehadiran, (2)kerapian dan kebersihan kehadiran 5’
kelas (3) kerapian dan kelengkapan  Memeriksa kerapian
atribut siswa. dan kebersihan
 Memeriksa kerapian
dan kelengkapan
atribut siswa

KEGIATAN INTI
1. Menginstruksikan siswa untuk Menyiapkan tugas 5’
menyiapkan tugas hari kemarin kemarin

2. Meminta siswa secara bergiliran dan Membacakan hasil 10’


acak, untuk menyampaikan tulisan tugasnya di depan kelas
tentang perilaku tanggung jawab yang
telah dilakukannya kemarin

3. Meminta siswa untuk mengumpulkan Mengumpulkan hasil 5’


hasil tugasnya tugasnya kepada guru
PENUTUP
1. Menyimpulkan pembelajaran tentang Diam 2’
ketanggung jawaban Tertib, memperhatikan
2. Refleksi
2’
3. Menutup pelajaran dengan doa Berdoa, dipimpin ketua
kelas 1’

Mengetahui, Sidoarjo, 17 Januari 2019


Kepala Sekolah Guru Pengajar,

Drs.Aunur Rofiq, M.Si Agung Romadhoni F, S.Kom


Lampiran 1
Scene Setting

KISAH INSPIRATIF UMAR BIN KHATTAB TENTANG TANGGUNG


JAWAB, KEPERCAYAAN, KEPEDULIAN, DAN PENGORBANAN
Suatu hari, Umar sedang duduk di bawah pohon kurma dekat Masjid Nabawi. Di sekelilingnya, para
sahabat sedang asyik mendiskusikan sesuatu.
Tiba-tiba datanglah 3 orang pemuda. Dua pemuda memegangi seorang pemuda lusuh yang diapit oleh
mereka.

Ketika sudah berhadapan dengan Umar, kedua pemuda yang ternyata kakak beradik itu berkata :
“Tegakkanlah keadilan untuk kami, wahai Amirul Mukminin!”

“Qishashlah pembunuh ayah kami sebagai had atas kejahatan pemuda ini !”.

Umar segera bangkit dan berkata :


“Bertakwalah kepada Allah, benarkah engkau membunuh ayah mereka, wahai anak muda?”

Pemuda lusuh itu menunduk sesal dan berkata :


“Benar, wahai Amirul Mukminin.”

“Ceritakanlah kepada kami kejadiannya.”, tukas Umar.

Pemuda lusuh itu kemudian memulai ceritanya :

“Aku datang dari pedalaman yang jauh, kaumku memercayakan aku untuk suatu urusan muammalah
untuk kuselesaikan di kota ini. Sesampainya aku di kota ini, ku ikat untaku pada sebuah pohon kurma
lalu kutinggalkan dia (unta). Begitu kembali, aku sangat terkejut melihat seorang laki-laki tua sedang
menyembelih untaku, rupanya untaku terlepas dan merusak kebun yang menjadi milik laki-laki tua itu.
Sungguh, aku sangat marah, segera ku cabut pedangku dan kubunuh ia (lelaki tua tadi). Ternyata ia
adalah ayah dari kedua pemuda ini.”

“Wahai, Amirul Mukminin, kau telah mendengar ceritanya, kami bisa mendatangkan saksi untuk itu.”,
sambung pemuda yang ayahnya terbunuh.

“Tegakkanlah had Allah atasnya!” timpal yang lain.

Umar tertegun dan bimbang mendengar cerita si pemuda lusuh.

“Sesungguhnya yang kalian tuntut ini pemuda shalih lagi baik budinya. Dia membunuh ayah kalian
karena khilaf kemarahan sesaat”, ujarnya.

“Izinkan aku, meminta kalian berdua memaafkannya dan akulah yang akan membayarkan diyat
(tebusan) atas kematian ayahmu”, lanjut Umar.

“Maaf Amirul Mukminin,” sergah kedua pemuda masih dengan mata marah menyala,

“Kami sangat menyayangi ayah kami, dan kami tidak akan ridha jika jiwa belum dibalas dengan jiwa”.

Umar semakin bimbang, di hatinya telah tumbuh simpati kepada si pemuda lusuh yang dinilainya
amanah, jujur, dan bertanggung jawab.

Tiba-tiba si pemuda lusuh berkata :


“Wahai Amirul Mukminin, tegakkanlah hukum Allah, laksanakanlah qishash atasku. Aku ridha dengan
ketentuan Allah”, ujarnya dengan tegas.
“Namun, izinkan aku menyelesaikan dulu urusan kaumku. Berilah aku tangguh 3 hari. Aku akan
kembali untuk diqishash”.

“Mana bisa begitu?”, ujar kedua pemuda yang ayahnya terbunuh.

“Nak, tak punyakah kau kerabat atau kenalan untuk mengurus urusanmu?”, tanya Umar.

“Sayangnya tidak ada, Amirul Mukminin”.


“Bagaimana pendapatmu jika aku mati membawa hutang pertanggung jawaban kaumku bersamaku?”,
pemuda lusuh balik bertanya kepada Umar.

“Baik, aku akan memberimu waktu tiga hari. Tapi harus ada yang mau menjaminmu, agar kamu
kembali untuk menepati janji.” kata Umar.

“Aku tidak memiliki seorang kerabatpun di sini. Hanya Allah, hanya Allah-lah penjaminku wahai
orang-orang beriman”, rajuknya.

Tiba-tiba dari belakang kerumunan terdengar suara lantang :


“Jadikan aku penjaminnya, wahai Amirul Mukminin”.

Ternyata Salman al-Farisi yang berkata.

“Salman?” hardik Umar marah.


“Kau belum mengenal pemuda ini, Demi Allah, jangan main-main dengan urusan ini”.

“Perkenalanku dengannya sama dengan perkenalanmu dengannya, yaa, Umar. Dan aku
mempercayainya sebagaimana engkau percaya padanya”, jawab Salman tenang.

Akhirnya dengan berat hati, Umar mengizinkan Salman menjadi penjamin si pemuda lusuh. Pemuda
itu pun pergi mengurus urusannya.

Hari pertama berakhir tanpa ada tanda-tanda kedatangan si pemuda lusuh. Begitupun hari kedua.
Orang-orang mulai bertanya-tanya apakah si pemuda akan kembali. Karena mudah saja jika si pemuda
itu menghilang ke negeri yang jauh.

Hari ketiga pun tiba. Orang-orang mulai meragukan kedatangan si pemuda, dan mereka mulai
mengkhawatirkan nasib Salman, salah satu sahabat Rasulullah S.A.W. yang paling utama.

Matahari hampir tenggelam, hari mulai berakhir, orang-orang berkumpul untuk menunggu kedatangan
si pemuda lusuh. Umar berjalan mondar-mandir menunjukkan kegelisahannya. Kedua pemuda yang
menjadi penggugat kecewa karena keingkaran janji si pemuda lusuh.

Akhirnya tiba waktunya penqishashan. Salman dengan tenang dan penuh ketawakkalan berjalan
menuju tempat eksekusi. Hadirin mulai terisak, karena menyaksikan orang hebat seperti Salman akan
dikorbankan.

Tiba-tiba di kejauhan ada sesosok bayangan berlari terseok-seok, jatuh, bangkit, kembali jatuh, lalu
bangkit kembali.

”Itu dia!” teriak Umar.


“Dia datang menepati janjinya!”.

Dengan tubuhnya bersimbah peluh dan nafas tersengal-sengal, si pemuda itu ambruk di pangkuan
Umar.

”Hh..hh.. maafkan.. maafkan.. aku, wahai Amirul Mukminin..” ujarnya dengan susah payah,
“Tak kukira… urusan kaumku… menyita… banyak… waktu…”.
”Kupacu… tungganganku… tanpa henti, hingga… ia sekarat di gurun… Terpaksa… kutinggalkan…
lalu aku berlari dari sana..”

”Demi Allah”, ujar Umar menenanginya dan memberinya minum,

“Mengapa kau susah payah kembali? Padahal kau bisa saja kabur dan menghilang?” tanya Umar.

”Aku kembali agar jangan sampai ada yang mengatakan… di kalangan Muslimin… tak ada lagi
ksatria… menepati janji…” jawab si pemuda lusuh sambil tersenyum.

Mata Umar berkaca-kaca, sambil menahan haru, lalu ia bertanya :


“Lalu kau, Salman, mengapa mau- maunya kau menjamin orang yang baru saja kau kenal?”

Kemudian Salman menjawab :


” Agar jangan sampai dikatakan, dikalangan Muslimin, tidak ada lagi rasa saling percaya dan mau
menanggung beban saudaranya”.

Hadirin mulai banyak yang menahan tangis haru dengan kejadian itu.

”Allahu Akbar!”, Tiba-tiba kedua pemuda penggugat berteriak.

“Saksikanlah wahai kaum Muslimin, bahwa kami telah memaafkan saudara kami itu”.

Semua orang tersentak kaget.

“Kalian…” ujar Umar.


“Apa maksudnya ini? Mengapa kalian..?” Umar semakin haru.

Kemudian dua pemuda menjawab dengan membahana :


”Agar jangan sampai dikatakan, di kalangan Muslimin tidak ada lagi orang yang mau memberi maaf
dan sayang kepada saudaranya”.

”Allahu Akbar!” teriak hadirin.

Pecahlah tangis bahagia, haru dan sukacita oleh semua orang.


MasyaAllah…, saya bangga menjadi muslim bersama kita ksatria-ksatria muslim yang memuliakan al
islam dengan berbagi pesan nasehatnya untuk berada dijalan-Nya..
Allahu Akbar…!
Lampiran 2
Lembar Kerja Siswa
Dalil Naqli tentang Ketanggung jawaban
Nama Anggota Kelompok:
1. 5.
2. 6.
3. 7.
4. 8.

al-Qur’an

Hadits

Nilai:
Lampiran 3
Perilaku Tanggung jawab yang Pernah saya Lakukan

……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
Wali Kelas, Mengetahui Orang Tua,

______________________ _____________________

Anda mungkin juga menyukai