2 Penanaman Media
2 Penanaman Media
1. PENDAHULUAN
2. TINJAUAN PUSTAKA
Media PDA steril yang telah dicairkan dan didinginkan pada temperatur 400
C ditambahkan kloramfenitol 1ml/L dan dituang ke dalam piring petri hingga
membeku sebanyak 1 ml suspensi hasil pengenceran sampel dituang pada
permukaan media PDA yang telah beku dalam piring petri yang mengandung
kloramfenitol dan diratakan spreaser glass (Pratiwi,2005).
Menurut Amelia,et al., (2005), pembuatan median NA (Nutrient Agar)
adalah dengan melarutkan 25 gram agar batang yang sudah dipotong kecil –
kecil dalam 1000 mL aquades di dalam microwave untuk mempermudah larutnya
agar. Lalu disaring dengan menggunakan kain kassa agar kotorannya terbuang,
selanjutnya ke dalam larutan tersebut ditambahkan 3 gram ekstrak yeast dan 5
gram bacto pepton, diaduk sampai rata. Kemudian media ini disterilkan dalam
otoklaf.Setelah agak dingin, media dituang ke dalam cawan petri yang sudah
disterilisasi kira – kira 20 mL.setelah dingin dan beku cawan yang telah diisi
media disimpan di dalam plastic dengan posisi terbalik.
Menurut Stanieret al., (1984), pembuatan TCBS dimulai dengan
menimbang Tiosulfate Citrate Bile Salt Sucrose Agar (TCBS) sebanyak yang
dibutuhkan dan dimasukkan Erlenmeyer. Diukur aquades sebanyak yang
diperlukan diaduk dengan spatula agar homogen.Lalu lubang Erlenmeyer ditutup
dengan kapas, dibungkus Koran dan kemudian diikat tali.Rebus selama 15 menit
dan tunggu sampai hangat.Dan kemudian baru digunakan untuk penanaman
bakteri vibrio.
dipindahkan satu fase biakan dari agar miring ke dalam air steril lainnya
sebanyak 1 ml divortex lagi (Amelia,2005).
2. Teknik agar tuang, kelebihan dari teknik ini adalah tidak memerlukan
keterampilan khusus, sedangkan kekurangannya adalah boros bahan dan
waktu
3. Teknik agar sebar, kelebihan dari teknik ini adalah lebih mudah ditangkap
koloninya dan butuh keterampilan
4. Teknik pemindahan biakan
3. METODOLOGI
Daging sapi
Dibuang lemak
Dipotong kecil-kecil
Direbus 15 menit
Disterilisasi
Hasil
Gambar 2. Skema Kerja Pembuatan Media Kaldu
NA
dimasukkan erlenmenyer
250ml
dihomogenkan
ditutup kapas
Hasil
Rumus : 20
NA = x ∑Cawan Petri x 20 ml
1000
dimasukkan erlenmenyer
250ml
dihomogenkan
ditutup kapas
dibungkus koran
diikat tali
PDA steril
Hasil
NaCl
ditambah aquadest 80 ml
dihomogenkan
Diambil Nafis @ 9 mL
Ditutup kapas
Dibungkus koran
disterilisasi
Hasil
Cawan Petri
Hasil
3.3.6 Pengenceran
Sampel Ikan
Ditimbang 1 gram
Hasil
Sampel Jamur
Ditimbang 1 gram
Hasil
3.3.7 Penanaman
a. Metode Tuang
Sampel
Diambil 1 ml
Dimasukkan media
Hasil
b. Metode Sebar
Sampel Ikan
Ditimbang 1 gram
Hasil
Gambar 8. Skema Kerja Penanaman
4. PEMBAHASAN
4.1.5 Pengenceran
Dalam praktikum media pengenceran yang dilakukan adalah pengenceran
bertingkat.Tujuan pengenceran bertingkat adalah memperkecil atau mengurangi
kepadatan mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Pengenceran untuk media
pertumbuhan bakteri pada NA akan membutuhkan 5 tabung reaksi dan 9 cawan
petri.Karena pengenceran dilakukan ditabung 10-1 sampai 10-5, sedangkan
penanaman dilakukan dari tabung 10-3 sampai 10-5. Karena pada tabung reaksi
tersebut kepadatan bakteri akan makin berkurang dan penanamannya secara
duplo.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah menyemprot tangan dan meja
dengan alkohol 70% untuk pengondisian aseptis. Selanjutnya dari tabung
pertama atau 10-1 diambil sebanyak 1 ml menggunakan pipet serologis dan
dituangkan pada tabung reaksi 10-2 yang sudah berisi NaFis. Lakukan hal yang
sama hingga pengeceran 10-5 menggunakan pipet serologis yang berbeda agar
tidak terjadi kontaminasi. Untuk penanaman dimulai dari pengenceran 10-3
sampai 10-5 secara duplo. Ke enam cawan petri diletakkan dekat bunsen untuk
pengkondisian aseptis dan diberi label 10-3 A ,10-3 B, 10-4 A, 10-4B, 10-5 A dan 10-
5
B. Serta tiga cawan petri sisanya untuk media Na steril.Dalam penanaman
media NA digunakan metode tuang. Untuk tabung reaksi 10-3 diambil sampel 1
ml masing-masing untuk 10-3 A dan 10-3 B dengan menggunakan pipet serologis
bekas pengenceran pada tabung reaksi 10-3. Lakukan hal yang sama hinga 10-5.
Setelah sampel dimasukkan ke cawan petri kemudian masukkan media NA.
Berikut adalah hasil visualisasi media NA,PDA dan media kaldu setelah
dan sebelum disterilisasi:
Hasil penanaman secara umum dari sampel yang di tanam secara duplo
dari tiap tabung reaksi memiliki kepadatan yang berbeda. Sepertihalnya cawan
petri dari sampel tabung reaksi 10-3 jauh lebih padat dari tabung reaksi 10-
5
,dikarenakan semakin banyak dilakukan pengenceran maka penyebarannya
akan semakin sedikit. Dan juga didapatkan pertumbuhan 30-300 sehingga
dikatakan TBUD (Terlalu Banyak Untuk Dihitung) bahkan ada yang didapatkan
pertumbuhan bakteri yang melebihi ¼ volume dari cawan petri atau disebut
spreader. Hal ini disebabkan karena adanya kontaminasi dari luar seperti halnya
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum Mikrobiologi Dasar mengenai pembuatan media,
pengenceran dan penanaman, diperoleh beberapa kesimpulan antara lain:
- Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrient, yang bertujuan
untuk membiakkan mikroba.
- Bakteri yang tumbuh pada media sangat tergantung pada komposisi nutrisi
dalam media itu sendiri.
- Komposisi Nutrient Agar (NA) antara lain ekstrak yeast 2 gram, pepton 5
gram, agar 10 gram, sodium chloride 5 gram, lab lemco powder 1 gram.
- Komposisi Potato Dextrose Agar antara lain agar 15,0 gram/liter, potato
extract 4,0 gram, glucose 20,0
- Pengenceran media bertujuan untuk mengurangi kepadatan bakteri yang
ditanam
- Metode penanaman bakteri terdiri dari metode tuang (pour plate) dan metode
tebar (spread plate).
- Metode yang penanaman digunakan dalam praktikum adalah metode gores
(zig-zag).
- Jumlah koloni bakteri yang paling banyak terdapat pada median dengan FP
10-3.
- NA (NUTRIEN AGAR) adalah padatan yang bermaksut membuat media jadi
padat, komposisi NA :
Ekstrak daging sapi 3 gr
Pepton 5 gr
Agar 15 gr
Air 1000 ml
- Hasil visualisasi media NA sebelum sterilisasi adalah warna agak keruh
kekuniangan, terdapat substrat di bawah dan menggumpal. Setelah direbus
warna kekuningan, substrat bercampur, mengental. Setelah sterilisasi warna
lebih pekat dan lebih kuning. Untuk PDA sebelum sterilisasi adalah Larutan
agak keruh dan berwarna kuning muda. Setelah direbus warna kuning
mendekati bening dan agak mengental. Setelah sterilisasi warna menjadi
bening. Untuk media kaldu sebelum sterilisasi warna merah cerah, tidak ada
endapan di dasar. Setelah direbus warna keruh agak putih, kental, ada
endapan di dasar. Setelah sterilisasi warna lebih pucat, banyak endapan di
dasar.
.
5.2 Saran
` Sebaiknya dibenahi lagi sistem praktikum dari segi waktu praktikum,
asisten agar dibagi secara merata untuk asisten mejanya karena ada
beberapa kelompok yang tidak mendapatkan asisten meja. Dan perlu
ditingkatkan lagi beberapa asisten dengan praktikum agar lebih kompak.
Untuk praktikan diharapkan dapat menjaga ketenangan selama praktikum dan
berhati-hati.
DAFTAR PUSTAKA
Restuati. 2008. Perbandingan Chitosan Kulit Udang dan Kulit Kepiting dalam
Menghambat Pertumbuhan Kapang Aspengilus idalius.Unsu :
Jakarta.
Stanier, Roger Y., Edward A. Adelberg., dan John L. Ingraham. 1984. Dunia
MikrobeII. Bhratara Karya Aksara: Jakarta.