Jurnal 3

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH KONTRASEPSI SUNTIK TERHADAP PENGELUARAN

ASI EKSKLUSIF DI BPS TRIPARYATI KEMALANG


KEMALANG KABUPATEN KLATEN

Endah Purwaningsih ¹, Rita Susilo Wati ²

Abstrak : Perawatan payudara pada masa nifas dapat melenturkan dan


menguatkan puting susu, merangsang pengeluaran ASI serta menjaga kebersihan
payudara, terutama puting susu. Faktor hormon yang terdapat di dalam ASI yaitu
hormon proklatin dihasilkan oleh kelenjar hipofisa bagian depan otak. Prolakktin
merasang kelenjar produksi ASI. Sedangkan KB suntik 3 bulan terdapat hormon
estrogen dan progesteron. Tujuan Untuk mengetahui ada Pengaruh kontrasepsi
suntik terhadap pengeluaran ASI di Bidan Praktek Swasta Tri Paryati Kemalang
Kemalang Kabupaten Klaten.

Jenis Penelitian ini adalah survei analitik yaitu survey dengan rancangan cross
sectional. populasi yang diambil adalah semua ibu yang mempunyai bayi 0-6
bulan dan menggunakan suntik KB yang datang ke Bidan Praktek Swasta Tri
Paryati Kemalang Kemalang Klaten sebanyak 53 orang. Analisis data
menggunakan chi square.

Hasil Penelitian Pengeluaran ASI sebagian besar mengalami tidak lancar sebesar
29 orang (54,7%) dan yang lancer sebanyak 24 orang (45,3%). Karakteristik
responden berdasarkan umur sebagian besar responden adalah umur 20-35 tahun
sebanyak 37 orang (69,8%), pendidikan SMA sebanyak 41 orang dan jumlah
anak 1 sebanyak 29 orang. Ada pengaruh pemakaian kontrasepsi suntik dengan
pengeluaran ASI dengan 2 hitung = 6,399, df = 1 2 tabel 3,84 dengan nilai p =
0,011 (p < 0,05).

Kata Kunci : Kontrasepsi Suntik, Pengeluaran ASI


10 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 1, Januari 2011, 9-19

A. PENDAHULUAN merupakan kehamilan yang diinginkan.


Paradigma baru program Keluarga Untuk mewujudkan pesan tersebut,
Berencana Nasional telah diubah Keluarga Berencana Nasional
visinya mewujudkan NKKBN (Norma mewujudkan upaya pelayanan
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) kesehatan yang paling utama
menjadi visi untuk mewujudkan (Saifuddin, 2003).
“Keluarga Berkualitas Tahun 2015”. Salah satu ukuran kualitas
Keluarga yang berkualitas adalah pemakaian alat kontrasepsi adalah
keluarga yang sehat, sejahtera, sehat, tingkat pemakaian alat kontrasepsi dan
maju, mandiri, memiliki jumlah anak alasan berhenti memakai alat atau cara
yang ideal, berwawasan ke depan, keluarga Berencana (KB) tersebut.
bertanggung jawab, harmonis dan Pemilihan alat kontrasepsi pada
bertanggung jawab kepada Tuhan umumnya merupakan suatu keputusan
Yang Maha Esa. Paradigma baru yang dilandaskan berbagai
program keluarga berencana ini, pertimbangan dari aseptor serta berkait
misinya sangat menekankan dengan pilihan pribadi, metode yang
pentingnya upaya menghormati hak– disediakan untuk memilih kontrasepsi
hak reproduksi, sebagai upaya interrat yang terbaik dan cocok untuk dirinya
dalam meninggalkan kualitas keluarga (Saifuddin, 2003).
(Saifuddin, 2003). Menurut (Saifuddin, 2003),
Dalam rangka mewujudkan metode atau jenis kontrasepsi yang
penduduk Indonesia yang berkualitas, akan digunakan harus memperhatikan
program Keluarga Berencana Nasional status kesehatan, efek samping,
mempunyai kontribusi penting dalam konsenkuensi kegagalan. Faktor
upaya meningkatkan kualitas penting yang mempengaruhi
penduduk. Kontribusi program pengetahuan dalam pemakaian alat
Keluarga Berencana Nasional tersebut kontrasepsi antara lain sosial ekonomi,
dapat di lihat pada pelaksanaan kultur, tingkat pendidikan dan
program Making Pregnency safer. pengalaman (Soekanto, 2002).
Salah satu pesan kuncinya adalah
bahwa setiap kehamilan harus
Endah Purwaningsih, Rita Susilo Wati, Pengaruh Kontrasepsi Suntik… 11

Sebagian salah satu ciri bangsa Ketergantungan klien terhadap


yang maju adalah negara yang pelayanan kesehatan, klien harus
mempunyai derajat kesehatan yang kembali setiap 30 hari sekali untuk di
tinggi karena derajat kesehatan suntik. Penambahan berat badan yang
merupakan faktor yang berpengaruh sering banyak terjadi dan dapat terjadi
terhadap kualitas sumber daya manusia efek samping serius seperti serangan
selain pendidikan dan ekonomi. jantung, stroke, bekuan darah pada
Pembentukan manusia berkualitas otak dan tidak melindungi terhadap
dimulai sejak bayi dalam kandungan penularan infeksi menular seksual,
disertai dengan pemberian ASI sejak hepatitis B, atau virus HIV.
dini,terutama pemberian ASI eksklusif Faktor hormon yang terdapat di
(Roesli, 2004). dalam ASI yaitu hormon proklatin
Rekomendasi WHO pada dihasilkan oleh kelenjar hipofisa
pertemuan tahun 1979 di Geneva bagian depan otak. Prolakktin
tentang makanan bayi dan anak antara merasang kelenjar produksi ASI.
lain berisi : menyusui merupakan Sedangkan KB suntik 3 bulan terdapat
bagian terpadu dari proses reproduksi hormon estrogen dan progesteron
yang memberikan makanan bagi bayi dimana hormon ini di dalam produksi
secara ideal dan alamiah serta ASI tidak mempengaruhi tetepi bisa
merupakan dasar biologik yang juga memberbaiki produksi ASI.
dibutuhkan untuk pertumbuhan. Peran bidan dalam pengeluaran
Memberikan susu formula sebagai ASI adalah memberikan pendidikan
tambahan dengan dalil apapun pada kesehatan tentang perawatan payudara.
lahir harus dihindarkan (Prawirohardjo, Nuryantini mendefinisikan perawatan
2002). payudara adalah perawatan payudara
Menurut (Saifuddin, 2006) ibu setelah melahirkan. Perawatan
kerugian yang di dapat seorang payudara pada masa nifas dapat
pengguna KB kombinasi (Hormon melenturkan dan menguatkan puting
estrogen dan Progesteron) yaitu mual, susu, merangsang pengeluaran ASI
keluhan seperti ini akan hilang setelah serta menjaga kebersihan payudara,
suntikan kedua atau ketiga. terutama puting susu. Perawatan
12 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 1, Januari 2011, 9-19

payudara dapat dilakukan pada 1 – 3 Paryati di BPS Tri Paryati


hari post partum (Soetjiningsih, 2002). Kemelang Kemalang Klaten. Peneliti
sebelumnya memberikan penjelasan
B. METODE PENELITIAN bahwa akan dimintai untuk dilakukan
Jenis Penelitian ini adalah survei wawancara, selanjutnya memberikan
analitik yaitu survei atau penelitian informed consent. Wawancara
yang mencoba menggali bagaimana dilakukan langsung oleh ibu langsung
dan mengapa fenomena kesehatan itu sehingga kita mendapatakan data yang
terjadi. Kemudian menganalisa valid.
dinamika kolerasi antar fenomena, baik Analisis yang dilakukan terhadap
antara resiko, antar faktor efek dan dua variabel yang diduga berhubungan
antar faktor penyebab (Notoatmodjo, atau berkorelasi. Dalam analisis ini
2005). dapat dilakukan pengujian statistik,
Rancangan penelitian ini dengan misalnya dengan Chi Square (x2)
menggunakan cross sectional yaitu dengan menggunakan rumus Arikunto
penelian untuk mempelajari dinamika (2002) sebagai berikut :
kontrasepsi suntik terhadap pengaruh 2  fo  fh 2
x 
pengeluaran ASI sebagai efek, dengan fh
cara mengumpulkan data sekaligus Keterangan :
pada saat penelitian. Subyek hanya X2 : Chi Square
diobservasi sekali saja dan fo : frekuensi yang diobservasi
pengukurannya dilakukan terhadap fh : frekuensi yang diharapkan
variabel subyek pada saat penelitian
(Arikunto, 2006). C. HASIL PENELITIAN DAN
Teknik pengumpulan data pada PEMBAHASAN
penelitian ini menggunakan daftar 1. HASIL

pertanyaan atau lembar oservasi untuk a. Analisis Univariat

melakukan wawancara terstruktur. Karakteristik responden

Pengumpulan data dilakukan oleh dalam penelitian disajikan

penelitian dengan bantuan Bidan Tri dalam tabel :


Endah Purwaningsih, Rita Susilo Wati, Pengaruh Kontrasepsi Suntik… 13

1) Umur Ibu adalah pendidikan SMA sebanyak 41


orang (77,4%) dan pendidikan
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi
SD/SMP sebanyak 12 orang (22,6%).
Berdasarkan Umur Responden

Umur Wanita Frekuensi % 3) Umur Bayi


Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi
< 20 tahun 12 22,6
Berdasarkan Umur Bayi
20-23 tahun 37 69,8

> 25 tahun 4 7,5 Umur Bayi Frekuensi %

Jumlah 53 100 0 – 1 bulan 3 5,7

Sumber : Data Primer 2010 2-4 bulan 20 37,7

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui 4-6 bulan 30 56,6


bahwa umur responden sebagian besar Jumlah 53 100
adalah 20-35 tahun sebanyak 37 orang
Sumber : Data Primer 2010
(69,8%), umur > 20 tahun sebanyak 12
orang (22,6%) dan >35 tahun sebanyak Berdasarkan tabel 4.3 diketahui

4 orang (7,5%). bahwa berdasarkan umur bayi sebagian


berumur 4-6 bulan sebanyak 30 orang

2) Pendidikan (56,6%), umur 2-4 bulan sebanyak 20


orang (37,7%) dan 0-1 bulan sebanyak
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi 3 orang (5,7%).
Berdasarkan Pendidikan Responden

Pendidikan Frekuensi %

SD/SMP 12 22,6

SMA 41 77,4

Jumlah 53 100

Sumber : Data Primer 2010

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui


bahwa umur responden sebagian besar
14 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 1, Januari 2011, 9-19

4) Kontrasepsi 5) Pengeluaran ASI

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi


Berdasarkan PemakaianKontrasepsi Berdasarkan Pengeluaran ASI

Pemakaian Frekuensi %
Kontrasepsi Pengeluaran ASI Frekuensi %

1 bulan 19 35,8 Lancar 24 45,3

3 bulan 34 64,2 Tidak Lancar 29 54,7

Jumlah 53 100 Jumlah 53 100

Sumber : Data primer 2010 Sumber : Data Primer 2010

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui Berdasarkan tabel 4.5 diketahui


bahwa berdasarkan pemakaian bahwa berdasarkan pengeluaran ASI
kontrasepsi sebagian besar adalah tidak lancar adalah kontrasepsi suntik 3
kontrasepsi suntik 3 bulan sebanyak bulan sebanyak 29 orang (54,7%).
34 orang (64,2%).

b. Analisis Bivariat
Berdasarkan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh kontrasepsi
suntik terhadap pengeluaran ASI.

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pengaruh Kontrasepsi Suntik dengan


Pengeluaran ASI

Kontrasepsi Pengeluaran ASI


Total
Suntik Lancar Tidak lancar

F % f % f %

1 bulan 13 24,5 6 11,3 19 35,8

3 bulan 11 20,8 23 43,4 34 64,2

Jumlah 24 45,3 29 54,7 53 100


Endah Purwaningsih, Rita Susilo Wati, Pengaruh Kontrasepsi Suntik… 15

Berdasarkan hasil penelitian pada tentang pengaruh pengaruh kontrasepsi


tabel 4.6 didapatkan responden yang suntik terhadap pengeluaran ASI.
memakai kontrasepsi suntik 1 bulan Berdasarkan hasil penelitian tabel 4.1
sebanyak 19 orang yang pengeluaran ASI bahwa sebagian besar responden adalah
lancer sebanyak 13 (24,5%) dan tidak mempunyai umur 20-35 tahun. Menurut
lancer 6 orang (11,3%). Kontrasepsi Wiknjosastro (2002), hal ini sesuai dengan
suntik 3 bulan cenderung pengeluaran usia reproduksi sehat. Pada umur tersebut
ASInya tidak lancer sebanyak 23 orang seorang wanita telah mampu untuk hamil,
(43,4%). bersalin dan menyusui bayinya.
Hasil penelitian pada tabel 4.2
Tabel 4.7 Hasil Uji Chi Square didapatkan bahwa pendidikan responden
sebagian besar adalah pendidikan
Variabel P 2
menengah. Pendidikan adalah suatu
Kontrasepsi suntik 0,011 6,339
proses pengubahan sikap dan tata laku
Pengeluaran ASI seseorang atau kelompok dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan latihan, proses perbuatan
Dari hasil uji statistik dengan
cara mendidik (Kurniadi, 2006).
menggunakan chi square didapatkan
Dari tabel 4.3 paritas ibu sebagian
bahwa ada pengaruh kontrasepsi suntik
besar adalah 1 sebanyak 29 orang
terhadap pengeluaran ASI dengan 2
(54,7%). Hasil ini menunjukkan bahwa
hitung = 6,399, df = 48, 2 tabel 3,84
ibu dengan paritas satu lebih banyak
dengan nilai p = 0,011 (p < 0,05).
menggunakan KB suntik, hal ini
Berdasarkan hasil analis data diketahui
dikarenakan keinginan untuk menunda
bahwa 2 hitung lebih besar dari 2 tabel
kehamilan berikutnya (Hanafi, 2003).
disimpulkan bahwa ada pengaruh
Dari hasil penelitian pada tabel 4.4
kontrasepsi suntik terhadap pengeluaran
didapatkan bahwa dari 53 responden, yang
ASI.
menggunakan kontrasepsi suntik 1 bulan
2. PEMBAHASAN
sebanyak 19 orang (35,8%). Menurut
Berdasarkan hasil penelitian dan
Hanafi (2003), penggunaan suntikan depo
tujuan penelitian dibawah ini akan dibahas
progestin yang berlangsung lama, akan
16 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 1, Januari 2011, 9-19

menyebabkan berat badan akseptor kontrasepsi suntik terhadap pengeluaran


menjadi meningkat secara perlahan-lahan. ASI. Hasil ini menunjukkan bahwa di
Pada tabel 4.5 didapatkan bahwa dari dalam ASI terdapat hormon prolaktin
53 responden 29 orang (54,7%) tidak dihasilkan oleh kelenjar hipofisa bagian
lancar pengeluaran ASInya. Hal ini depan otak. Prolatin merangsang kelenjar
dikarenakan meskipun sudah produksi ASI. Sedangkan KB suntik 3
menggunakan KB suntik namun tidak bulan terdapat hormon estrogen dan
melakukan perawatan payudara sehingg progesteron dimana hormon ini di dalam
menyebabkan produksi ASI kurang dan produksi ASI mempengaruhi produksi
pengeluaran ASI kurang lancar ASI.
(Soetjiningsih, 2002). Bagi Ibu yang dalam masa menyusui,
Berdasarkan hasil penelitian pada tidak dianjurkan menggunakan
tabel 4.7 didapatkan responden yang kontrasepsi suntikan yang mengandung
memakai kontrasepsi suntik 1 bulan estrogen karena hal ini dapat
sebanyak 19 orang yang pengeluaran ASI meningkatkan jumlah produksi ASI,
lancar sebanyak 13 (24,5%) dan tidak sehingga dapat meningkatkan kelancaran
lancar 6 orang (11,3%). Kontrasepsi pengeluaran ASI Selama masa laktasi.
suntik 3 bulan cenderung pengeluaran Kadar estrogen yang tinggi pada
ASInya tidak lancar sebanyak 23 orang kontrasepsi dapat menekan FSH, sehingga
(43,4%). Hal ini dikarenakan hormone merangsang lobus anterior hipofise untuk
yang ada dalam KB suntik mempengaruhi mengeluarkan luteinising hormone.
produksi ASI (Saifuddin, 2003). Produksi luteinising hormone ini dibawah
Dari hasil uji statistik dengan pengaruh releasing hormone yang
menggunakan chi square didapatkan disalurkan dan hipotalamus ke hipofisis.
bahwa ada pengaruh kontrasepsi suntik Adanya sekresi luteinising hormone, maka
2
terhadap pengeluaran ASI dengan  dapat menyebabkan hipotalamus untuk
hitung = 6,399, df = 48, 2 tabel 3,84 melepas faktor penghambat prolaktin
dengan nilai p = 0,011 (p < 0,05). (PIF) yang dianggap sebagai dopamin.
Berdasarkan hasil analis data diketahui Dopamin ini dapat menurunkan sekresi

bahwa 2 hitung lebih besar dari 2 tabel prolaktin sampai sepuluh kali lipat. Bila

maka disimpulkan bahwa ada pengaruh sekresi prolaktin dihambat, maka sel-sel
Endah Purwaningsih, Rita Susilo Wati, Pengaruh Kontrasepsi Suntik… 17

alveoli pada payudara tidak akan dini, diharapkan sekresi ASI akan makin
memproduksi air susu. Dengan tidak cepat.
adanya produksi air susu, maka Proses laktasi terdiri dari 2 tahap.
pengeluaran ASI juga terhambat (Verrals, Pertama adalah dimulainya pembentukan
2002). Kontrasepsi yang tidak air susu pada masa kehamilan dan kedua
mempengaruhi produksi dan pengeluaran adalah periode menyusui sesudah bayi
ASI antara lain, metode kontrasepsi non lahir.(Edmund, 2002). Menjelang akhir
hormonal dan metode hormonal yang kehamilan, prolactin lebih banyak
hanya mengandung progesteron (Welford, memegang peranan membuat kolostrum,
2000). namun jumlah kolostrum masih terbatas
Keterbatasan dalam penelitian ini karena aktivitas prolactin dihambat oleh
populasi diambil hanya dari lingkup BPS estrogen dan progesterone yang kadarnya
Tri Maryati Kemalang Klaten sehingga tinggi. Setelah persalinan, karena lepasnya
informasi yang kita dapatkan hanya plasenta dan kurang berfungsinya corpus
terbatas pada lingkup BPS Tri Maryati luteum maka estrogen dan progesterone
Kemalang Klaten saja. Apabila peneliti berkurang. Sehingga mempertinggi
bias mengembangkan kemungkinan tingkat dan efektifitas prolactin dalam
informasi yang akan didapatkan dalam menghasilkan produksi air susu. Jika ibu
penelitian ini akan lebih banyak dan melakukan inisiasi dini maka semakin
kreatif. Menggunakan metode penelitian cepat ASI keluar.
yang berbeda misalnya case control Menyusui dini akan mempercepat
sehingga terlihat jelas perbedaan yang pengeluaran ASI (Manuaba, 1998).
didapatkan. Pengeluaran ASI dari alveoli menuju ke
Menurut Roesli (2008), produksi ASI sinus lactiferus selalu dimulai dengan
dan Pengeluaran ASI keduanya harus penghisapan oleh bayi yang merangsang
sama baiknya. Selama kehamilan biasanya produksi oxytocin oleh hipofise anterior
ASI dihambat oleh kadar estrogen yang dan pada akhirnya pengeluaran ASI bisa
masih tinggi pada hari ke-2 atau ke-3 dipacu tanpa adanya hisapan oleh bayi
pasca persalinan, kadar estrogen turun tetapi karena adanya faktor-faktor yang
dengan drastis dan saat inilah terjadi dapat meningkatkan oxytocin. Selain itu,
sekresi ASI. Sehingga dengan menyusu menurut Roesli (2008) untuk menambah
18 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 1, Januari 2011, 9-19

produksi pengeluaran ASI adalah dengan c. Karakteristik responden berdasarkan


merangsang bayi agar menghisap lebih umur sebagian besar responden
lama dan lebih sering serta dengan adalah umur 20-35 tahun sebanyak 37
pengurutan payudara, sedangkan faktor orang (69,8%), pendidikan SMA
lain yang berpengaruh pada peningkatan sebanyak 41 orang dan jumlah anak 1
pengeluaran ASI adalah : 1) Ibu melihat sebanyak 29 orang.
bayi; 2) Ibu memikirkan bayi dengan 2. Saran
penuh kasih sayang; 3) Ibu mencintai a. Bagi Tenaga Kesehatan (Bidan)
bayinya; 4) Ibu mencium bayinya; 5) Ibu Sebagai tenaga kesehatan khususnya
dalam keadaan tenang. bidan diharapkan untuk lebih efektif
dalam memberikan pelayanan kontrasepsi
D. SIMPULAN DAN SARAN
khususnya. Kontrasepsi suntik depo
1. Kesimpulan
progestin sehingga dapat memberikan
Berdasarkan hasil penelitian yang
pelayanan kontrasepsi yang lebih
dilakukan di BPS Tri Maryati Kemalang
bermutu.
Klaten dapat disimpulkan bahwa
kontrasepsi suntik mempengaruhi b. Bagi Akseptor KB
pengeluaran ASI, hal ini didukung dari 53 1) Diharapkan akseptor kontrasepsi
responden yang tidak lancer pengeluaran suntik depo progestin mengetahui
ASInya sebanyak 29 orang (54,7%). hubungan antara kontrasepsi dengan
Berdasarkan data tersebut dapat pengeluaran ASI.
disimpulkan sebagai berikut. 2) Akseptor kontrasepsi suntik
mengetahui cara mengatasi masalah
a. Pengeluaran ASI sebagian besar
pengeluaran ASI karena pemakaian
mengalami tidak lancar sebesar 29
kontrasepsi suntik
orang (54,7%) dan yang lancer
3) Akseptor KB mampu memilih dan
sebanyak 24 orang (45,3%).
menggunakan kontrasepsi yang cocok
b. Ada pengaruh pemakaian kontrasepsi
bagi dirinya sendiri setelah
suntik dengan pengeluaran ASI
mendapatkan informasi yang lengkap
dengan 2 hitung = 6,399, df = 1 2
tentang kontrasepsi dari tenaga bidan.
tabel 3,84 dengan nilai p = 0,011 (p <
0,05).
Endah Purwaningsih, Rita Susilo Wati, Pengaruh Kontrasepsi Suntik… 19

c. Bagi Peneliti selanjutnya Prawirohardjo, S. 2000. Ilmu Kebidanan.


Yayasan Bina Pustaka. Jakarta
Diharapkan penelitian ini sebagai
Rento, N. 2008. Hubungan Tingkat
acuan dan masukan guna melakukan Pengetahuan Akseptor KB dengan
penelitian dengan variabel-variabel yang Pemilihan Jenis Kontrasepsi
Suntik depo progestin di BPS
berbeda. Sutarti Kalikebo Trucuk Klaten.
DAFTAR PUSTAKA KTI. STIKES Muhammadiyah
Klaten. Klaten
Azwar, S. 2002. Prosedur Penelitian Roesli, U. 2009. Mengenal ASI Eksklusif.
Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Pustaka Pembangunan Swadaya
Cipta. Jakarta Nusantara. Jakarta
______, 2006. Prosedur Penelitian Suatu ______. 2004. Bayi Sehat Berkat ASI
Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Eksklusif. Alex Media Komputindo.
Jakarta Jakarta.
Dani Ayu, H. 2008. Gambaran Saifuddin, A. 2003. Buku Panduan
Pengetahuan Akseptor KB Suntik Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
tnetang Kontrasepsi Suntik di BPS Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Benis Jayanto Ngentak Kujon Prawirohardjo. Jakarta
Ceper Klaten. KTI. STIKES
Muhamamdiyah Klaten. Klaten ______, 2006. Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan
Hanafi, H. 2004. Keluarga Berencana dan Bina Pustaka Sarwono
Kontrasepsi. Pustaka Sinar Prawirohardjo. Jakarta
Harapan. Jakarta Suci. W. 2009. Hubungan Dukungan
Suami dengan Keberhasilan
_______. 2003. Keluarga Berencana dan
Menyusui Secara Eksklusif pada ibu
Kontrasepsi. Pustaka Sinar
yang Memiliki Usia 6-7 Bulan di
Harapan. Jakarta
BPS Benis Jayanto Kujon ceper
Hidayat. 2007. Metode Penelitian Klaten. KTI STIKES
Kebidanan dan penelitian Analisa Muhammadiyah Klaten. Klaten
Data. Salemba Medika. Jakarta
Sugiyono, 2007. Statistik untuk
Kurniadi, 2006. Hubungan Pendidikan Penelitian. Alfabeta. Bandung
dengan Pola Asuh. KTI. Verrals, 2002. Perawatan Maternitas.
Yogyakarta EGC. Jakarta
Muktamar, N. 2007. ASI hak Anak yang Wiknjosastro, H. 2002. Ilmu Kebidanan.
Kerap Terabaikan Anaku. Jakarta Edisi ketiga, YBPSP.Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2002. Metode Penelitian
Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta

____________, 2003. Pendidikan dan


Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai