Anda di halaman 1dari 9

REFERAT

KONTRASEPSI PASKA PLASENTA DALAM MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN


IBU DAN STUNTING
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS
OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

DISUSUN OLEH:
dr. Arif Tantri Hartoyo

PEMBIMBING :
Dr. dr. Eugenius Phyowai Ganap, Sp.O.G., Subsp.Obginsos

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN, KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA - RSUP DR. SARDJITO
YOGYAKARTA
2023
Nama Residen : Arif Tantri Hartoyo
Semester/Rotasi : VIII/OBGINSOS

Nilai
Tanggal (dalam Nama & Tanda Tangan
Judul Referat
presentasi angka 1 – Pembimbing
100)

KONTRASEPSI PASKA
PLASENTA DALAM
MENURUNKAN ANGKA
KEMATIAN IBU DAN
STUNTING Dr. dr. Eugenius Phyowai Ganap,
Sp.O.G., Subsp.Obginsos

Nilai
Tanggal dan
(dalam
Topik Ujian ujian Nama & Tanda Tangan Penguji
angka 1 –
keterampilan
100)
KONTRASEPSI PASKA
PLASENTA DALAM
MENURUNKAN ANGKA
KEMATIAN IBU DAN
STUNTING
Dr. dr. Eugenius Phyowai Ganap,
Sp.O.G., Subsp.Obginsos

2
KONTRASEPSI PASKA PLASENTA DALAM MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN
IBU DAN STUNTING

1. Pendahuluan
Kontrasepsi pasca plasenta adalah salah satu komponen penting dari program Keluarga
Berencana (KB) yang diterapkan di Indonesia dan banyak negara lainnya. Program ini
memiliki tujuan utama untuk memberikan opsi kontrasepsi yang efektif kepada wanita
setelah melahirkan. Makalah ini akan membahas definisi kontrasepsi pasca plasenta, cara
kerjanya, program yang telah diimplementasikan di Indonesia, serta bagaimana program ini
dapat berkontribusi dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan tingkat stunting pada
anak-anak.

2. Definisi
Kontrasepsi paska plasenta adalah metode kontrasepsi yang digunakan setelah seorang
wanita melahirkan bayinya. Pada saat inilah plasenta, yang menghubungkan bayi dengan ibu
selama kehamilan, biasanya dieksplorasi setelah persalinan. Kontrasepsi paska plasenta
memainkan peran penting dalam merencanakan keluarga dengan bijak, memberikan
pasangan kontrol lebih besar atas jumlah anak yang mereka inginkan dan kapan mereka ingin
mengembangkan keluarga mereka. Referat ini akan menjelaskan lebih lanjut tentang
kontrasepsi paska plasenta, jenisnya, manfaatnya, dan pentingnya peran profesional
kesehatan dalam membantu pasangan memilih metode yang sesuai.

3. Cara Kerja KB Pasca Plasenta


Program KB pasca plasenta menawarkan berbagai metode kontrasepsi yang dapat
digunakan setelah persalinan. Ini termasuk penggunaan alat kontrasepsi seperti IUD
(Intrauterine Device), implan kontrasepsi, pil kontrasepsi, tubektomi (pembedahan
sterilisasi), dan metode kontrasepsi non-hormonal. Pasangan dapat memilih metode yang
sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka.
Penggunaan metode kontrasepsi ini membantu mencegah kehamilan berikutnya dalam
jangka waktu tertentu atau secara permanen. Dengan merencanakan jarak kelahiran yang
lebih baik antara anak-anak, ibu dapat memberikan perawatan yang lebih baik dan

3
memastikan bahwa anak-anak mendapatkan gizi yang cukup, faktor penting dalam
mengurangi risiko stunting.

Jenis Kontrasepsi Paska Plasenta


Ada beberapa jenis kontrasepsi paska plasenta yang umum digunakan:
1. IUD (Intrauterine Device): IUD adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam
rahim oleh tenaga medis terlatih. Ada IUD hormonal dan non-hormonal yang dapat
ditempatkan segera setelah melahirkan.
2. Implan Kontrasepsi: Implan adalah perangkat kecil yang ditanamkan di bawah kulit
lengan atas dan mengeluarkan hormon progestin. Ini adalah metode yang efektif dan
tahan lama.
3. Pil Kontrasepsi: Pil kontrasepsi mengandung hormon atau tidak mengandung
hormon. Namun, pil hormonal mungkin tidak cocok jika seorang ibu merencanakan
untuk menyusui.
4. Tubektomi: Tubektomi adalah prosedur pembedahan permanen yang dilakukan jika
seorang wanita telah memutuskan untuk tidak memiliki anak lagi.
5. Metode Kontrasepsi Non-Hormonal: Metode non-hormonal seperti kondom,
diafragma, atau metode kalender juga dapat digunakan.

4
4. Program KB Pasca Plasenta di Indonesia
Di Indonesia, Program KB pasca plasenta dikelola oleh pemerintah pusat dan daerah
melalui Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan setempat. Program ini mencakup
berbagai aspek, termasuk:
1. Edukasi dan Penyuluhan: Penyedia layanan kesehatan memberikan edukasi kepada
ibu yang baru melahirkan tentang berbagai jenis kontrasepsi yang tersedia dan cara
penggunaannya.
2. Pelayanan Kesehatan: Program ini memastikan bahwa layanan kontrasepsi pasca
plasenta tersedia di berbagai fasilitas kesehatan, seperti puskesmas, rumah sakit, dan
klinik kesehatan reproduksi.
3. Aksesibilitas Biaya: Agar semua lapisan masyarakat dapat mengakses kontrasepsi
pasca plasenta, program ini seringkali menjadikannya terjangkau atau bahkan gratis
bagi keluarga yang kurang mampu.
4. Pelatihan Tenaga Kesehatan: Tenaga kesehatan yang terlibat dalam program ini
menerima pelatihan khusus untuk memasang dan memberikan informasi yang tepat
mengenai kontrasepsi pasca plasenta.

5. Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dan evaluasi adalah bagian penting dari program KB pasca plasenta.
Pemerintah Indonesia secara teratur memantau efektivitas program ini dengan
mengumpulkan data tentang penggunaan kontrasepsi, jarak kelahiran antar-anak, dan
dampaknya terhadap AKI dan tingkat stunting.
Data yang dikumpulkan digunakan untuk mengevaluasi kinerja program dan
mengidentifikasi area-area yang memerlukan perbaikan. Monitoring yang kuat membantu
memastikan bahwa program ini tetap efektif dalam mencapai tujuannya.

6. Penurunan AKI dan Stunting


Program KB pasca plasenta memiliki potensi besar dalam menurunkan AKI dan tingkat
stunting. Dengan memberikan kontrol kelahiran kepada pasangan dan merencanakan jarak
kelahiran yang baik, ibu dapat memberikan perawatan yang lebih baik kepada anak-anak
yang sudah ada, termasuk asupan gizi yang cukup. Ini merupakan faktor penting dalam
menurunkan risiko stunting, yang dapat berdampak jangka panjang pada pertumbuhan dan
perkembangan anak-anak.
Selain itu, program ini juga dapat membantu mengurangi AKI karena dapat mencegah
kehamilan berulang dalam waktu singkat, yang berisiko tinggi untuk komplikasi kesehatan
bagi ibu.
Program Keluarga Berencana (KB) paska plasenta dapat berperan dalam menurunkan
Angka Kematian Ibu (AKI) dan tingkat stunting pada anak-anak. Mari kita bahas bagaimana
program ini berkontribusi dalam mengatasi kedua masalah tersebut:
1. Menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI):
AKI adalah indikator kesehatan yang mengukur jumlah kematian ibu selama kehamilan,
persalinan, dan nifas. KB paska plasenta dapat berperan dalam menurunkan AKI melalui
beberapa cara:
 Pengaturan Jarak Kelahiran yang Aman: Program KB paska plasenta memberikan
ibu kesempatan untuk merencanakan jarak kelahiran yang aman antara kehamilan
mereka. Dengan memberikan tubuh waktu untuk pulih secara fisik setelah persalinan
sebelum hamil lagi, risiko komplikasi yang dapat menyebabkan kematian ibu dapat
dikurangi secara signifikan.
 Pemantauan Kesehatan Reproduksi: Program ini sering melibatkan kunjungan
rutin ke fasilitas kesehatan, yang memberikan kesempatan untuk memantau kesehatan
reproduksi ibu. Ini termasuk pemeriksaan kesehatan setelah melahirkan yang
membantu mendeteksi dan mengatasi komplikasi potensial dengan cepat.
 Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi: Program ini juga mencakup
edukasi mengenai kesehatan reproduksi, termasuk pentingnya perawatan prenatal dan
postnatal yang baik. Pengetahuan ini membantu ibu memahami tanda-tanda bahaya
selama kehamilan dan persalinan, sehingga mereka dapat mencari bantuan medis
lebih awal jika diperlukan.

2. Mengurangi Stunting pada Anak-anak:


Stunting adalah masalah kesehatan masyarakat serius yang mengindikasikan pertumbuhan
fisik dan perkembangan anak yang terhambat akibat kurangnya asupan gizi yang memadai.
KB paska plasenta dapat berperan dalam mengurangi stunting dengan cara berikut:
 Pemberian Gizi yang Lebih Baik: Dengan merencanakan jarak kelahiran yang
cukup antara anak-anak, ibu dapat memberikan perhatian yang lebih baik dan asupan
gizi yang memadai kepada anak-anak yang sudah ada. Pemberian ASI (Air Susu Ibu)

2
eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi juga sangat penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
 Pemantauan Kesehatan Anak: Program KB paska plasenta juga mencakup
kunjungan rutin untuk mengontrol pertumbuhan dan perkembangan anak. Ini
memungkinkan deteksi dini stunting atau masalah pertumbuhan lainnya, sehingga
tindakan dapat diambil dengan cepat.
 Edukasi Gizi: Program ini memberikan edukasi mengenai gizi yang seimbang untuk
anak-anak dan cara memberikan makanan yang sehat. Pengetahuan ini membantu ibu
dalam memberikan makanan yang sesuai dan bergizi kepada anak-anak mereka.
Dengan demikian, program KB paska plasenta bukan hanya tentang mengendalikan jumlah
anak, tetapi juga memiliki dampak yang positif pada kesehatan ibu dan pertumbuhan anak-
anak. Ini merupakan investasi dalam kesejahteraan keluarga dan masyarakat secara
keseluruhan

3
7. Kesimpulan
Program kontrasepsi pasca plasenta di Indonesia memiliki peran penting dalam
mendukung kesejahteraan keluarga dan anak-anak. Ini memberikan kesempatan kepada
pasangan untuk merencanakan keluarga yang seimbang sesuai dengan rencana mereka, serta
berkontribusi dalam upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan tingkat stunting pada
anak-anak. Program ini merupakan bagian penting dari upaya pemerintah Indonesia dalam
meningkatkan kesehatan reproduksi dan perkembangan keluarga yang berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2021). Buku Pedoman Pelaksanaan
Pelayanan Kontrasepsi Pasca Persalinan.
 BKKBN., Kebijakan Dan Strategi Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia, 2021
 Tocce, et al. The University of Colorado Division of Family Planning

Anda mungkin juga menyukai