Anda di halaman 1dari 7

Sitem Kurikulum Pendidikan Di Negara Singapura

Pada postingan kali ini mitazaedu.blogspot.com akan membahas tentang kurikulum pendidikan
yang ada di negara Singapura. Kurikulum, banyak orang mengenal kosakata tersebut karena
merupakan bagian dasar dari berbagai lembaga pendidikan. Kurikulum atau yang biasanya
dikenal sebagai seperangkat mata pelajaran dari lembaga pendidikan yang diberikan kepada
setiap pelajar dalam jenjang periode tertentu. Dalam pembahasan lebih lanjut akan dipaparkan
mengenai kurikulum di Singapura, seperti apa saja pola penyusunan perangkat mata pelajaran
dari lembaga pendidikan di Singapura. Kurun waktu yang ditentukan dalam satu kurikulum
disesuaikan dengan visi serta misi yang hendak dicapai suatu oleh lembaga pendidikan.
Kurikulum yang diciptakan ini diharapkan dapat mengarahkan pengajaran ke arah yang fokus
terhadap tujuan pendidikan secara menyeluruh.

Kurikulum yang disediakan dalam berbagai lembaga pendidikan di Singapura terbagi menjadi
beberapa cakupan secara luas, holistik dan bersifat global. Hal ini dapat dilihat dari yang paling
sederhana yaitu kebijakan dwibahasa yang diterapkan oleh Singapura. Bahasa Inggris memang
dijadikan sebagai bahasa kerja yang umum, namun setiap pelajar juga diwajibkan untuk
menguasai bahasa ibu (atau bahasa daerah asal mereka, seperti Malay, Cina, atau Tamil).
Kewajiban menguasai bahasa daerah asal mereka bertujuan agar setiap pelajar tidak kehilangan
identitas diri mereka dan menjaga warisan budaya leluhur.

Setelah hal yang paling sederhana diterapkan oleh Singapura, selanjutnya beralih kepada tujuan
dari kurikulum itu sendiri. Tujuannya adalah untuk menggali potensi yang dimiliki setiap pelajar
secara maksimal, mengembangkan bakat dan talenta serta mengangkat semangat mereka dalam
mempelajari nilai-nilai kehidupan lainnya. Berbagai pengajaran dan keterampilan diturunkan
untuk memberikan pengalaman langsung bagi mereka, mulai dari pelajaran yang berbasis aksara
seperti berhitung, ilmu pengetahuan umum, nilai estetika, nilai humaniora, pendidikan moral,
hingga pendidikan fisik.

Jika ditelaah lebih lanjut dari beberapa kurikulum yang diterapkan oleh Singapura, maka
sebenarnya pengajaran mereka tidak jauh berbeda dengan apa yang bisa kita temukan di sekolah-
sekolah tinggi Indonesia. Namun apa yang menjadikan kurikulum di Singapura ini berbeda
dengan kurikulum diIndonesiamungkin terletak pada strategi pengajaran serta pola penilaian
yang ditetapkan oleh masing-masing Departemen Pendidikan.

Inilah Rinciannya :

1. SISTEM PENDIDIKAN DI SINGAPURA

Kurikulum pendidikan Singapura ternyata tidak berbeda jauh dari kurikulum pendidikan di
Indonesia. Mereka juga menyelenggarakan ujian nasional atau yang sering disebut UN bagi
semua siswa setiap akan melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Bedanya, jenjang
pendidikan di Singapura itu agak belibet.
Anak-anak di Singapura masuk ke dunia pendidikan formal mulai dari tingkat TK(Kindergarter
School) lanjut ke SD (primary school) selama 6 tahun. Setelah itu mereka masuk SMP-SMA
(secondary school) selama 5 tahun, lalu ke tingkat persiapan menuju kuliah (centralised institute
atau junior colleges) 3 tahun, baru masuk universitas (university).

Akan tetapi, lama seseorang menyelesaikan pendidikan di setiap jenjang setelah SD itu berbeda-
beda. Karena setiap anak dimasukkan ke kelas sesuai dengan kemampuan masing-masing, ada 3
kelas di jenjang secondary school, antara lain Express, Normal Academic dan Normal Technical.

Kelas Express merupakan tempat UNTUK siswa pintar.Bagi anak-anak kelas Express, mereka
bisa menyelesaikan secondary school selama 4 tahun. Ini juga kalau mereka lulus ”O” Level Test
Singapura.

Kelas Normal Academic, sebelum mereka masuk ke kelas 5, pada tahun ke-4 harus
mengerjakanujian nasional ”N” level tes agar bisa naik kelas. Setelah mereka melewati kelas 5,
ada ujian nasional lagi yang namanya ”O” Level Test.

KelasNormal Technical, bisa disamakan dengan SMK. Jadi, setelah mereka lulus secondary
school, mereka bisa melanjutkan ke Institute of Technical Education selama dua tahun, atau
sekolah lanjutan untuk mereka yang mau melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi,
Polytechnic (untuk mendapatkan diploma), langsung kerja.

Pelajaran yang mereka dapat juga tidak banyak berbeda di Indonesia, misalnya Bahasa Inggris,
Matematika, IPA, IPS, Seni, juga pelajaran yang namanya Mother Tongue Language atau
pelajaran bahasa sesuai bahasa ”ibu” mereka. Misalnya, mereka yang orang Melayu akan
mempelajari bahasa Malay, bagi mereka yang Chinese bisa belajar bahasa Mandarin, mereka
yang berasal dari India akan mempelajari bahasa Tamil. Hampir semua mata pelajaran itu
diujikan dalam ”O” Level Test atau UN versi Singapura.

Ujian Nasional versi Singapura

”O” Level Test, ini nama UN untuk secondary school. ”O” Level Test adalah kependekan dari
Ordinary Level Test. Bedanya dengan UN kita, UN mereka tidak menentukan kelulusan
seseorang karena, menurut Pemerintah Singapura, setiap orang punya kesempatan sama untuk
melanjutkan pendidikan.

Jadi, untuk pelajar yang sudah duduk di kelas 4 Express ataupun yang di kelas 5 Normal
Academic sudah harus mengikuti ”O” Level Test untuk lulus dari secondary school. Dalam ”O”
Level Test ada tujuh pelajaran yang harus diikuti : lima mata pelajaran pokok dan dua mata
pelajaran pilihan. Kelima pelajaran pokok itu adalah English, Mother Tongue, Matematika, IPA
(Biologi, Kimia, Fisika), IPS (Sejarah, Sosiologi, Geografi), serta dua mata pelajaran, pilihan
dari Food and Nutrition, IT, dan Design and Technology. Semua pelajaran tersebut punya nilai
minimum. Sedangkan mereka yang tidak bisa mendapatkan nilai minimum, tetap lulus. Tapi, di
ijazah mereka akan ada nilai merah. Kalau mereka tidak mau di ijazahnya ada nilai merah,
mereka boleh mengulang satu tahun di kelas yang sama.

Setelah Secondary School Masih ada satu lagi jenjang sebelum mereka masuk ke universitas,
yaitu Centralised Institute atau Junior Colleges (tertiary education, persiapan menuju tingkat
universitas). Tapi, untuk mereka yang punya nilai bagus (poin 1 sampai 14) bisa langsung ke
Junior College yang lamanya dua tahun.

Kalau mereka tidak mempunyai nilai dari poin yang disebutkan itu, mereka melanjutkan ke
Centralised Institute yang waktunya lebih lama, yakni tiga tahun. Setelah itu mereka harus
melewati ujian nasional yang namanya ”A” Level Test atau Advanced Level Test. Tes yang
diberikan tentu saja lebih susah, karena akan masuk ke Universitas. Tapi, dengan banyaknya tes
yang dilewati, tentulah universitas di Singapura bisa mendapatkan calon mahasiswa yang
berkualitas. Karena penyaringan mahasiswa secara tidak langsung dilakukan lewat sejumlah tes-
tes tersebut. Soal-soal yang ada dalam setiap tes dibuat oleh Universitas Cambridge. Jadi, ijazah
yang mereka dapatkan bertaraf internasional yang bisa digunakan untuk melanjutkan kuliah di
mana saja, di seluruh dunia

2. STRATEGI PENDIDIKAN DI SINGAPURA

Singapura mengaku tidak memiliki formula spesifik yang dapat menciptakan sebuah kesuksesan
bagi sektor pendidikan karena hal tersebut hanya dapat diraih berdasarkan berbagai upaya jangka
panjang yang berkelanjutan.

Singapura memiliki tiga fase dalam mengembangkan strategi ipteknya, yaitu:

- Fase transfer pengetahuan dari luar negeri (1970 hingga 1980-an)

- Fase pembangunan landasan riset dan pengembangan (1990-an) antara lain dengan mendirikan
Dewan Teknologi dan Sains Nasional pada 1991.

- Fase terakhir yang dimulai pada 2000 hingga kini adalah menciptakan pengetahuan baru bagi
industri dengan cara memaksimalkan hubungan antara perguruan tinggi, institusi riset, dan
industri.

Mantan Menteri Pendidikan mengatakan Singapura juga memaparkan tentang tiga tahap dari
pengembangan sektor pendidikan di negaranya.

- Tahap pertama pada 1959-1978 ditandai dengan menciptakan sistem pendidikan nasional yang
seragam dan memprioritaskan pendidikan massal untuk semua warga. Keseragaman pendidikan
dibutuhkan karena saat itu di Singapura terdapat empat jenis sekolah umum (sekolah Inggris,
China, Melayu, dan Tamil) yang masing-masing menerapkan kurikulum dan etos pendidikan
yang berbeda.
- Tahap kedua pada 1979-1966 didorong oleh efisiensi dengan mulai memberikan otonomi
kepada sekolah untuk mengembangkan kurikulum yang berbeda untuk kemampuan yang
berbeda, serta mengembangkan sektor politeknik dan universitas.

- Tahap ketiga pada 1997 hingga sekarang berfokus lebih banyak pada kualitas dibandingkan
kuantitas dengan menerapkan kebijakan desentralisasi dan keragaman. Sekolah dapat membuat
dan mengembangkan kurikulum sendiri, serta mereka memiliki fleksibilitas lebih dalam
membuat kebijakan tentang kriteria penyeleksian siswa

3. SISTEM PENDIDIKAN SINGAPURA MENJADI SISTEM PENDIDIKAN TERBAIK DI


ASEAN

Kemajuan pendidikan di Singapura didukung oleh banyak faktor. Di antaranya yaitu adanya
fasilitas yang memadai. Contohnya, setiap sekolah di Singapura memiliki web sekolah yang
berguna untuk menghubungkan siswa, guru, dan orang tua. selain itu, di setiap kelas terdapat
Liquid Crystal Display (LCD) untuk proses pembelajaran. Fasilitas lainnya yaitu tersedianya
sistem transportasi yang memiliki akses ke semua sekolah di singapura yang memudahkan siswa
untuk menuju ke sekolahnya.

Faktor biaya juga sangat mempengaruhi kualitas pendidikan. Karena jika biaya sekolah murah,
setiap orang di negara tersebut dapat mengenyam pendidikan dengan mudah. Di singapura, biaya
pendidikan disesuaikan dengan kemampuan rakyat, ditambah lagi dengan beasiswa bagi rakyat
yang kurang beruntung.

Faktor lain yang menyebabkan singapura menjadi negara dengan sistem pendidikan terbaik di
ASEAN adalah faktor pendidik. Proses penyaringan untuk menjadi guru sangat ketat dan calon
guru yang di terima disesuaikan dengan jumlah guru yang diperlukan, sehingga semua calon
guru tersebut pasti akan mendapatkan pekerjaan. Setelah teraudisi, para calon guru diberi
pelatihan sebelum bekerja, sehingga guru-guru sudah mendapatkan pembekalan sebelumnya.
Selain itu, gaji yang diberikan untuk guru-guru di singapura juga banyak. Hal itu menyebabkan
kehidupan guru-guru terjamin kesejahteraannya.

4. ANGGARAN PENDIDIKAN DI SINGAPURA

Singapura mengeluarkan sekitar 25% dari anggaran pemerintahannya untuk mengelola sektor
pendidikan di negara pulau yang luasnya hanya 692km2 itu. Sektor pendidikan mencapai 25%
dari total pengeluaran pemerintah. Dari jumlah tersebut, sebanyak 40 persen adalah untuk tingkat
pendidikan tersier (setingkat perguruan tinggi). Selain itu, pemerintah Singapura juga
menyediakan 75 persen dana subsidi operasional dan mendorong lebih banyak donasi atau
bantuan dari sektor swasta untuk membantu institusi pendidikan. Sedangkan, agar pendidkan
dapat mendorong inovasi yang berkelanjutan, Singapura menekankan pendekatan antara
pemerintah dan kalangan pembisnis.
5. ANALISIS PENDIDIKAN DI SINGAPURA

Selama bertahun-tahun, Singapura telah berkembang dari sistem pendidikan ala Inggris
yang tradisional menjadi sistem pendidikan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuan individual
dan mengembangkan bakat. Kurikulum pendidikan Singapura ternyata tidak berbeda jauh dari
kurikulum pendidikan di Indonesia. Mereka juga menyelenggarakan Ujian Nasional atau yang
sering disebut UN bagi semua siswa setiap akan melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.
Bedanya, UN di Singapura tidak menentukan kelulusan seseorang karena, menurut pemerintah
Singapura, setiap orang punya kesempatan sama untuk melanjutkan pendidikan.

6. KEUNGGULAN DAN KEKURANGAN PENDIDIKAN DI SINGAPURA

Meskipun menjadi Negara dengan Sistem Pendidikan di ASEAN, Singapura juga memiliki
keunggulan dan kekurangan, diantaranya :

Dari sekolah Dasar hingga Universitas, siswa sudah dipantau dan diarahkan untuk
mendapatkan pendidikan yang cocok untuknya atau sesuai dengan minat bakatnya.

Singapura tidak menyamaratakan bahwa semua warga pasti mampu sekolah di Singapura
relatif murah.

Untuk keluarga yang tidak mampu, pemerintah menyediakan beasiswa jika perlu. Itu
disediakan untuk memastikan bahwa kemiskinan bukan hambatan untuk mengenyam
pendidikan.

Mobil bukan persoalan bagi kebanyakan warga di Singapura, untuk kelancaran transportasi
anak-anaknya tersedia berbagai mode transportasi, mulai dari MRT (Mass Rapid Transit), dipadu
dengan rangkaian bus kota yang memiliki akses ke semua sekolah.

Ruang kelas ditata secara bersih dan membuat murid/mahasiswa (i) bisa melihat guru atau
dosen dan sebaliknya dosen atau guru bisa memantau semua anak didiknya.

Akses internet hingga ke ruang-ruang kelas juga tersedia dan gratis hanya dengan mendaftar
untuk mendapatkan ID dari sekolah dan U

Lulusan Sekolah / Universitas Singapore diakui terbaik oleh Negara Timur maupun Barat.

Semua bahan kuliah dapat diunduh dari internet dalam bentuk PDF. Siswa akan diberikan
passworduntuk mata kuliah yang diambilnya.

Ruang laboratorium dibuka 24 jam dengan fasilitas komputer yang bagus. Akses masuk
dilakukan dengan kartu dan password.
Di Singapura sistem pendidikan secara umum berorientasi pada pengembangan sumber daya
manusia sesuai dengan kebutuhan, dalam upaya memenuhi dunia kerja yang terampil dan
berpendidikan. Selain itu juga berorientasi agar terdapat keseimbangan dari segi moral dan kultur
dalam menghadapi perubahan dan kemajuan yang terjadi. Silabus pengajaran dasar dan
menengah dikontrol secara nasional oleh Curriculum Planning & Development Division,
Ministry of Education. Lembaga ini berwenang dalam menentukan tiga hal dasar yang
menyangkut keterampilan berpikir, teknologi informasi, dan pendidikan nasional.

Hal yang masih sering dikeluhkan dalam sistem pendidikan di Singaura adalah kurangnya
kebebasan berekspresi untuk mahasiswanya. Contohnya adalah, jika mahasiswa Indonesia
terkenal suka menggelar demonstrasi dan bahkan sampai mampu menggulingkan sebuah rejim
pemerintahan, mahasiswa Singapura cenderung apolitis. Mereka tidak terlibat dan tidak suka
terlibat dalam urusan politik. Mereka lebih banyak fokus pada belajar di kelas. Hal ini bisa jadi
beranjak dari sistem pemerintahan Singapura yang cenderung otoriter.

Di Singapura ada yang namanya Internal Security Act (ISA) atau Undang-Undang Keamanan
Dalam Negeri yang bisa menahan orang tanpa proses pengadilan. Keberadaan undang-undang ini
menjadi salah satu penyebab mengapa aktivitas politik yang berseberangan dengan pemerintah
cenderung sedikit atau bahkan jarang terjadi. Partai oposisi hanya memiliki kurang dari tiga kursi
di parlemen. Belum lagi kondisi ekonomi negara yang sangat mapan menjadikan masyarakat
Singapura, dan juga mahasiswanya cenderung merasa puas dengan pemerintahan sekarang.

Segi negatif dari hal di atas adalah berkurangnya sosialisasi dari para pelajar. Tidak ada lagi
pelajar nongkrong-nongkrong seperti di Indonesia. Akibatnya interaksi sosial antar pelajar
berkurang dan menjadikan para siswa singapura seperti robot yang hanya memikirkan pekerjaan
pribadinya saja. Tidak ada lagi tenggang rasa antara sesama siswa. Hal yang terjadi adalah
“belajar, pulang, dan lulus secepat mungkin dengan nilai bagus”. Hanya itu.

Kekurangan lainnya adalah Durasi waktu pendidikan yang ditempuh siswa relatif terlalu lama,
seperti pada jenjang Kindergartens yang berdurasi selama 3 tahun.
Rangkuman

JENJANG PENDIDIKAN

Jenjang pendidikan formal di Singapura dimulai dari pendidikan setingkat SD yang disebut
Primary School (6 tahun), kemudian setingkat SMP yang disebut Secondary School (4-5 tahun)
dan setingkat SMA yang disebut Junior College (2 tahun). Lulusan Primary akan menerima
Primary School Leaving Certificate, lulusan Secondary akan menerima "O" Level Certificate dan
lulusan Junior College akan memperoleh "A" level Certificate.

Sekolah-sekolah tersebut mayoritas adalah sekolah pemerintah, disebut Government School,


yang menganut sistim pendidikan Inggris. Disamping itu terdapat juga sekolah-sekolah
Internasional yang menganut sistim Internasional (IB) > Australia atau Amerika. Untuk masuk
ke masing-masing sekolah tersebut harus melalui test masuk. Para siswa internasional yang
ingin masuk ke Government School harus mengikuti test yang disebut AEIS Test.

Bahasa utama di sekolah-sekolah Singapura adalah bahasa Inggris. Para siswa yang belum
menguasai bahasa inggris dapat mengikuti penataran persiapan terlebih dahulu sebelum
mengikuti test masuk.

PENDIDIKAN TINGGI

Pendidikan Tinggi di Singapura bisa berupa Polytechnic atau Universitas. Terdapat 5


Polytechnic dan 3 Universitas di Singapura yang semuanya berstatus negeri.

Perlu diketahui bahwa untuk dapat diterima di Universitas Singapura seperti National Univercity
of Singapore tidaklah mudah, karena tempat yang sangat terbatas dan persyaratan masuk yang
tinggi.

Oleh karena itu umumnya setelah menyelesaikan GCE "0" Level atau "A" Level para siswa
asing di Singapura yang tidak berhasil masuk ke Universitas akan melanjutkan kuliahnya ke
negara lain.

Lulusan "0" Level biasanya sudah dapat diterima di Foundation di Australia dan Inggris, dan di
College & sebagian Universitas di Amerika.

Selain Pendidikan Tinggi negeri, terdapat beberapa Universitas asing yang membuka cabang di
Singapura, serta banyak Lembaga Pendidikan Swasta yang menyelenggarakan program-program
kembaran berafiliasi dengan Universitas-universitas asing dari Australia, Inggris dan Amerika.

Anda mungkin juga menyukai