Sebelum dikenal dan dikreasikan karena tujuan estetikanya, segala bentuk karya seni di Bali pada
awalnya diciptakan dengan maksud dan tujuan sebagai ekspresi dan persembahan bagi para dewa.
Ukiran pada batu dan kayu awalnya dibuat untuk memenuhi kebutuhan pura sebagi dekorasi dan hiasan
simbolis di gerbang, pintu, atap dan juga di berbagai sudut bangunan. Perhiasan mewah berbahan dasar
perak, emas dan logam lainnya sering juga diproduksi untuk kalangan terbatas keluarga kerajaan, tidak
hanya para bangsawan wanita saja yang memakai hasil karya seni logam sebagai perhiasan tetapi para
bangsawan pria juga menggunakan hasil karya seni yang terbuat dari logam mulia yang dapat dijumpai
pada pegangan senjata tradisional (keris) dan biasanya terbuat dari emas dengan desain menyerupai
makhluk mitologis.
Lukisan
Karya seni tertua yang masih dapat kita nikmati keindahannya saat ini yaitu lukisan bunga teratai dan
Dewa Ganesha yang tersimpan dengan baik di Pura Besakih hingga hari ini, diperkirakan peninggalan
bersejarah ini dibuat pada abad ke-15. Beberapa mahakarya lukisan dari abad ke-19 banyak ditampilkan
di berbagai Museum di Ubud, istana-istana maupun pura-pura tertentu sebagai elemen dekoratif yang
memiliki keindahan dan nilai sejarah.
- Arjuna Bertapa merupakan karya yang tidak diketahui siapa pembuatnya, tetapi lukisan ini
disumbangkan oleh Mrs. M. Van Der Sleen - Van WePerak
Hampir semua warga di bali memiliki keahlian sebagai pengarajin perak, berbagai hasil kerajinan yang
dihasilkan seperti gelang, kalung, cincin, bross, alat upacara, bahkan sampai patung yang memiliki nilai
ekonomis tinggi.
Topeng
Pengrajin topeng sangat dibutuhkan di Bali untuk perlengkapan pementasan seni dan juga upacara
keagamaan yang biasanya menampilkan tarian sakral. Wujud topeng-topeng tersebut juga menjadi hasil
kerajinan lokal.
Anyaman
Kerajianan anyaman di Bali cukup diminati, baik untuk keperluan sehari-hari sampai untuk kebutuhan
alat upacara keagamaan, upacara adat, alas tempat duduk, bahkan bisa sebagai alas tempat tidur.
Bahan-bahan anyaman yang digunakan seperti pandan, bambu, rotan, jerami, daun lontar dan ata. Hasil
kerajinan dibuat sedemikian rupa dengan gaya klasik dan natural, sehingga tampil unik dan indah.
- Tenganan manggis dalam bentuk perisai yang digunakan untuk tradisi upacara Aci Sambah.
Batok Kelapa
Batok kelapa atau tempurung kelapa ini menjadi home industri yang menghasilkan barang-barang
dengan berbagai ragam bentuk, mulai dari aksesoris sampai peralatan dapur. Batok kelapa ini bahkan
bisa dibuat untuk bokor alat persembahyangan. Salah satu desa tempat pengrajin Batok kelapa ini
adalah Tampaksiring Gianyar, hasil kerajinan ini bahkan sudah merambah pasar Asia, Eropa, Amerika
dan Australia.
- kerajinan Batok kelapa ini diolah dengan cara dianyam, dimana sebelumnya batok kelapa tersebut
telah dibentuk bulat-bulat seperti uang kepeng Bali kuno. biasa dimanfaatkan sebagai Tempat buah, sok
kasi, nare, tamas dan banyak lagi yang lainnya.
Patung
Berbagai jenis patung bisa ditemukan di daerah pulau baik untuk sarana dekorasi ataupun untuk tempat
suci. Berikut adalah contoh-contoh patung yang ada di pulau bali:
- Patung Makepung, Jembrana: Makepung merupakan tradisi yang berada di Bali Barat (kabupaten
jembrana) sebagai wujud syukur atas segala hasil panen para petani.
- Pragmen Patung Kala Rau, patung yang ada di taman Ciung Wanara ini merupakan suatu rangkaian
cerita yang diambil dari kisah pengadukan lautan susu untuk mendapatkan tirtha amertha. Lokasi:
Taman Kota Ciung Wenara, sebelah barat Kantor Bupati Gianyar.
- Patung Wanita Membawa Salak, Kabupaten karangasem (khususnya desa sibetan) merupakan sentra
penghasil salak bali yang terkenal akan rasanya yang manis. Tidak salah jika di kabupaten ini terdapat
patung seperti itu. Lokasi: Desa Jasri, persimpangan jalan antara jalan Raya Perasi, Jalan Achmad Yani
dan dan Jalan Pantai Jasri.
- patung dewa ruci, Dewa Ruci merupakan nama dewa mini (kecil) yang dijumpai oleh Raden Bima
dalam sebuah petualangan mencari air kehidupan. Kisah Dewa Ruci menggambarkan sebuah kepatuhan
seorang murid kepada guru, kemandirian dalam bertindak, dan perjuangan keras untuk mencapai
sesuatu.
- Patung Titi Banda ini menceritakan tokoh Sri Rama yang membangun jembatan Titi Banda di tengah
laut bersama pasukan wanara (kera) yang akan menjemput istrinya yakni Dewi Shinta, yang menjadi
tawanan dari raja Rahwana di negeri Alengka.
- Patung Satria Gatotkaca, mengisahkan peperangan antara Pangeran Gatotkaca dengan Raden
Karna dalam kisah pewayanagan Mahabharata.