Jurnal Kegiatan
1. Berita acara
SATUAN ACARA PENYULUHAN
HIPERTENSI
OLEH:
AGI NINDA KUMALASARI J120160085
MOHAMMAD FAIZAL FIRMASYAH J210160064
ZULAICHOH J210160093
CANDRAYANI DWI SISWANTI DS J210160094
ISANA FEBY DHEANY J310160080
ANISYA AYUPUSPITASARI J310160081
ALIFTA DHANIS B. R J410160093
AMELIA CAHYANINGTIAS J410160094
Topik : Hipertensi
Penyuluh : AGI NINDA KUMALASARI
MOHAMMAD FAIZAL FIRMANSYAH
ZULAICHOH
CANDRATANI DWI SISWANTI DS
ISANA FEBY DHEANY
ANISYA AYUPUSPITASARI
ALIFTA DHANIS B.R.
AMELIA CAHYANINGTIAS
Tanggal/Bln/Th : 18 Juli 2019
Waktu : Pukul 16.00-17.30 WIB ( 90menit)
Kelompok Sasaran : Lansia
Tempat : Halaman rumah warga
A. Latar Belakang
Pola penyakit di Indonesia mengalami transisi epidemiologi selama dua
dekade terakhir, yakni dari penyakit menular yang semula menjadi beban
utama kemudian mulai beralih menjadi penyakit tidak menular.
Kecenderungan ini meningkat dan mulai mengancam sejak usia muda.
Penyakit tidak menular yang utama di antaranya hipertensi, diabetes melitus,
kanker, dan penyakit paru obstruktif kronik (Kemenkes RI, 2015).
Belakangan ini banyak masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat,
mulai dari penyakit menular sampai penyakit tidak menular. Salah satu
penyakit tidak menular dan merupakan faktor risiko utama dari stroke, infark
miokard dan penyakit ginjal kronik adalah hipertensi, dimana tekanan darah
sistolik ≥ 140 mmHg dan diastolik ≥ 90 mmHg. Hal tersebut diakibatkan
karena adanya perubahan gaya hidup dan rendahnya tingkat pengetahuan
seseorang tentang kesehatan (Arifin, 2016).
Hipertensi adalah penyakit yang didefinisikan sebagai peningkatan
tekanan darah secara menetap (Dipiro, dkk., 2011). Umumnya, seseorang
dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan darah berada di atas 140/90
mmHg. Hipertensi dibedakan menjadi dua macam, yakni hipertensi primer
(esensial) dan hipertensi sekunder. Hipertensi dipicu oleh beberapa faktor
risiko, seperti faktor genetik, obesitas, kelebihan asupan natrium,
dislipidemia, kurangnya aktivitas fisik, dan defisiensi vitamin D (Dharmeizar,
2012). Prevalensi hipertensi yang terdiagnosis dokter di Indonesia mencapai
25,8% dan Yogyakarta menduduki peringkat ketiga prevalensi hipertensi
terbesar di Indonesia. Tingkat prevalensi hipertensi diketahui meningkat
seiring dengan peningkatan usia dan prevalensi tersebut cenderung lebih
tinggi pada masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah atau masyarakat
yang tidak bekerja (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013).
Alasan mengambil penyuluhan kesehatan tentang hipertensi di Desa
Kacangan adalah karena masih jarang masyarakat desa yang mendapatkan
pendidikan kesehatan serta masyarakat yang banyak berpartisipasi aktif
dalam bidang kesehatan. Di Dusun Baratan sendiri termasuk dusun yang
paling banyak penderita hipertensi.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan/pendidikan kesehatan maka
kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat tentang penyakit hipertensi
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1x30 menit masyarakat mampu
menjelaskan kembali tentang:
a. Pengertian darah tinggi
b. Penyebab darah tinggi dengan baik.
c. Tanda dan gejala darah tinggi dengan baik.
d. Makanan yang dianjurkan dan makanan yang dibatasi untuk
penderita Darah tinggi
e. Obat- obatan untuk hipertensi
f. Komplikasi dari hipertensi
C. KEGIATAN
1. Acara
2. PETUGAS ACARA
Moderator : ISANA FEBY DHEANY
AMELIA CAHYANINGTIAS
Notulen : ANISYA AYUPUSPITASARI
Penyaji : MOHAMMAD FAIZAL FIRMANSYAH
ALIFTA DHANIS BIRUNANSA RENANDIAN
AGI NINDA KUMALASARI
Fasilitator : ZULAICHOH
CANDRAYANI DWI SISWANTI DS
PENGORGANISASIAN
Pemateri : Menyajikan materi
Moderator : Mengatur jalannya diskusi
Notulis : Mencatat hasil diskusi
Fasilitator : Mendampingi peserta konseling
3. METODE
Konseling, Ceramah, Demonstrasi dan Tanya jawab
4. MEDIA
Leafleat dan konseling
5. SETTING TEMPAT
Penyuluh Penyuluh
PESERTA PESERTA
6. MATERI
Terlampir
7. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Lansia Dusun Baratan tepatnya di rumah warga.
b. Evaluasi Proses
1. Warga Lansia bersedia meluangkan waktu sesuai dengan waktu
yang ditentukan.
2. Warga Lansia antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak
di ketahuinya.
3. Warga Lansia menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan.
c. Mahasiswa
1) Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan.
2) Dapat menjalankan perananya sesuai dengan tugas.
d. Evaluasi Hasil
1) Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan
e. Daftar Pertanyaan
Pertanyaan masyarakat :
1. Bagaimana cara menghitung BB ideal dan IMT?
2. Seperti apa garam yang rendah natrium?
Jawaban :
1. BBI = (TB-100)-10%(TB-100)
IMT= BB/(TB meter)2
2. Garam yang beryodium garam halus
Pertanyaan Penkes :
1. Bagaiamana cara pencegahan Hipertensi?
2. Apa komplikasi Hipertensi/
Jawab :
1. Kurangi berat badan dan Olahraga teratur misalnya lari pagi
seminggu sekali
2. Stroke, gagal jantung
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN
HIPERTENSI
A. Pengertian
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering
menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan
semakin tingginya tekanan darah (Arif Muttaqin, 2009).
Menurut Wiryowidagdo (2002) mengatakan bahwa hipertensi merupakan
suatu keadaan tekanan darah seseorang berada pada tingkatan di atas normal.
Sedangkan menurut WHO, batas tekanan darah yang masih dianggap
normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama atau diatas 160/95
mmHg dinyatakan sebagai darah tinggi (Soeparman, 1999).
B. Penyebab
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katup jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kehilangan elastisitas pembuluh darah dan penyempitan lumen pembuluh
darah
D. Pencegahan
1. Kurangi berat badan
2. Olahraga teratur misalnya lari pagi seminggu sekali
3. Mengubah kebiasaan hidup, misalnya kurangi kopi atau alkohol,
menghindari stress, berhenti merokok dan berusaha hidup santai
4. Mengurangi makanan yang banyak garam atau banyak lemak
5. Kontrol teratur ke puskesmas ataupetugaskesehatanlainnya
E. Diit
Diitmerupakan pengendalian asupan kalori total untuk mencapai atau
mempertahankan BB yang sesuai dan mengendalikan kadar glukosa.Tujuan
diituntuk membantu menurunkan tekanan darah, mempertahankan tekanan
darah menuju normal,penurunan faktor resiko BB yang berlebih, menurunkan
kadar lemak kolesterol.Diit untuk penderita Hipertensi:
1. Makanan yang dianjurkan untuk penderita Darah tinggi
a. Sumber kalori
Beras,tales,kentang,macaroni,mie,bihun,tepung-tepungan, gula.
b. Sumber protein hewani
Daging,ayam,ikan,semua terbatas kurang lebih 50 gram perhari, telur
ayam,telur bebek paling banyak satu butir sehari, susu tanpa lemak
c. Sumber protein nabati
Kacang-kacangan kering seperti tahu,tempe,oncom.
d. Sumber lemak
Santan kelapa encer dalam jumlah terbatas.
e. Sayuran
Sayuran yang tidak menimbulkan gas seperti bayam,kangkung,buncis,
kacang panjang, taoge, labu siam, oyong, wortel.
f. Buah-buahan
Semua buah kecuali nangka, durian, hanya boleh dalam jumlah
terbatas.
g. Bumbu
Pala, kayu manis,asam,gula, bawang merah, bawang putih, garam
tidak lebih 15 gramperhari.
h. Minuman
Teh encer, coklat encer, juice buah.
2. Makanan yang dibatasi
a. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi misalnya otak, paru,
minyak kelapa, gajih
b. Makanan yang diolah dengan menggunakan natrium misalnya biscuit,
craker
c. Makanan dalam kaleng : sarden, abon, asinan, ikan asin, telor asin.
d. Makanan yang mengandung alkohol misalnya durian dan tape.
e. Daging-daging warna merah segar seperti hati ayam, sosis, daging
sapi, daging kambing.
f. Garam dapur
g. Makan tinggi lemak dan kolesterol
h. Buah/sayur yang diawetkan dengan garam : ikan asin, asinan, dll
F. Obat-Obatan
1. Diuretik
Diuretik menurunkan tekanan darah terutama dengan cara mendeplesi
simpanan natrium tubuh. Awalnya, diuretik menurunkan tekanan darah
dengan menurunkan volume darah dan curah jantung, sehingga tahanan
perifer menurun. Setelah 6-8 minggu, curah jantung kembali normal
karena tahanan vaskular perifir menurun. Natrium dapat menyebabkan
tahanan vaskular dengan meningkatkan kekakuan pembuluh darah dan
reaktivitas saraf, yang diduga berkaitan dengan terjadinya peningkatan
pertukaran natrium-kalsium dengan hasil akhir peningkatan kalsium
intraseluler. Efek tersebut dapat dikurangi dengan pemberian diuretik atau
pengurangan natrium. Contoh obat diuretik yang sering digunakan untuk
menurunkan hipertensi adalah: spironolactone, dan hydrochlorothiazide
(thiazide) yang mempunyai efek cukup kuat sebagai diuretik dan efektif
untuk menurunkan tekanan darah dalam dosis yang rendah (Benowitz,
2002).
2. Obat simpatoplegik
Mempunyai mekanisme kerja menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan tahanan perifer, menghambat fungsi jantung, dan
meningkatkan pengumpulan vena didalam pembuluh darah kapasitans
(dua efek terakhir menyebabkan penurunan curah jantung). Contoh obat
golongan ini adalah: Methyldopa dan clonidine (Benowitz, 2002).
3. Obat vasodilator langsung.
Semua vasodilator yang digunakan untuk hipertensi merelaksasi otot
polos arteriol, sehingga dapat menurunkan tahanan vaskular sistemik.
Penurunan tahanan arteri dan rata-rata penurunan tekanan darah arteri
menimbulkan respon kompensasi, dilakukan oleh baroreseptor dan sistem
saraf simpatis, seperti halnya renin angiotensin dan aldosteron. Respon-
respon kompensasi tersebut melawan efek anti hipertensi vasodilator.
Vasodilator bekerja 12 dengan baik apabila dikombinasikan dengan obat
antihipertensi lain yang melawan respon kompensasi kardiovaskular.
Contoh obat –obat vasodilator adalah; Hydralazine dan minoxidil
(Benowitz, 2002).
4. Obat yang menyekat produksi atau efek Angiotensin.
Rilis renin dari korteks ginjal distimulasi oleh penurunan tekanan arteri
ginjal, stimulasi saraf simpatis dan penurunan pengiriman natrium atau
peningkatan konsentrasi natrium pada tubulus distalis ginjal. Renin bekerja
terhadap angiotensin untuk melepaskan angiotensin I dekapeptida yang
tidak aktif. Angiotensin I kemudian dikonversi, terutama oleh enzim
pengubah angiotensin endothelial (endothelial angiotensin-converting
enzyme, ACE), menjadi oktapeptida angiotensin II vasokonstriktor
arterial, yang akan dikonversi menjadi angiotensin III didalam kelenjar
adrenal. Angiotensin II mempunyai aktifitas vasokonsriktor dan retensi
natrium.Angiotensin II dan III menstimulasi rilis aldosteron. Contoh obat
golongan ini adalah; captopril,enalapril dan lisinopril (Benowitz, 2002).
Cara membuat obat tradisional dari bahan mentimun dan belimbing:
1. Setengah kilogram mentimun atau belimbing cuci bersih
2. Kupas kulitnya kemudian parut
3. Saring airnya kemudian diminum
4. Lakukan kurang lebih dua kali sehari
G. Komplikasi
Hipertensi yang terjadi dalam kurun waktu yang lama akan berbahaya
sehingga menimbulkan komplikasi. Komplikasi tersebut dapat menyerang
berbagai target organ tubuh yaitu otak, mata, jantung, pembuluh darah arteri,
serta ginjal. Sebagai dampak terjadinya komplikasi hipertensi, kualitas hidup
penderita menjadi rendah dan kemungkinan terburuknya adalah terjadinya
kematian pada penderita akibat komplikasi hipertensi yang dimilikinya.
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Beberapa penelitian menemukan bahwa
penyebab kerusakan organ-organ tersebut dapat melalui akibat langsung dari
kenaikan tekanan darah pada 19 organ, atau karena efek tidak langsung, antara
lain adanya autoantibodi terhadap reseptor angiotensin II, stress oksidatif,
down regulation, dan lain-lain. Penelitian lain juga membuktikan bahwa diet
tinggi garam dan sensitivitas terhadap garam berperan besar dalam timbulnya
kerusakan organ target, misalnya kerusakan pembuluh darah akibat
meningkatnya ekspresi transforming growth factor-β (TGF-β). Umumnya,
hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Kerusakan organ-organ yang umum ditemui pada
pasien hipertensi adalah:
1. Jantung
a. Hipertrofi ventrikel kiri
b. Angina atau infark miokardium
c. Gagal jantung
2. Otak - stroke atau transient ishemic attack
3. Penyakit ginjal kronis
4. Penyakit arteri perifer
5. Retinopati
DAFTAR PUSTAKA
Benowitz, L. 2002. Obat Antihipertensi, dalam Katzung, B.G., 2002, Basic and
Clinical Farmacology, ed ke-3, Penerjemah: Bagian Farmakologi Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga, Penerbit Salemba Medika
Disusun Oleh :
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan screening flat foot diharapkan siswa dapat
mengetauhi apakah mereka terindikasi flat foot dan dapat mendapatkan
penangan segera.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan screening flat foot siswa dapat :
g. Diketauhi indikasi flat foot
h. Dapat mendapatkan penanganan sejak dini
B. Metode
1. Ceramah
2. Praktek
C. Media
1. Pewarna
2. HVS
3. Nampan
D. Kegiatan
Tahap Kegiatan Waktu
Pembukaan 1. Mengucapkan salam pembuka 5 menit
2. Memperkenalkan diri
3. Melakukan kontrak waktu
4. Menjelaskan maksud dan tujuan
Kegiatan inti 1. Melakukan screening flat foot 30 menit
A. Pengertian
Flat foot merupakan kondisi ketika sebagian atau seluruh telapak kaki kontak
dengan tanah. Meskipun sebagian besar kejadian flat foot terjadi dalam bentuk
fisiologis, akan tetapi jika kondisi tersebut berlanjut menuju tahap yang lebih
buruk, maka dapat menimbulkan gejala dan berpengaruh pada fungsi kaki
penderitanya. Kondisi flat foot meningkat pada populasi laki-laki, umur lebih
muda, status gizi overweight dan obesitas, adanya kelemahan ligamen,
penduduk yang tinggal di perkotaan, adanya riwayat kejadian flat foot yang
sama pada keluarga, serta penggunaan alas kaki pada masa kanak-kanak.
Kondisi flat foot berkurang seiring pertambahan umur anak. Akan tetapi,
karena flat foot seringkali tidak menimbulkan gejala, maka penting untuk
dilakukan program skrining khususnya untuk memeriksa kondisi flat
foot(Nissa, Fadillah, Mayasari, & Chaidir, 2016).
B. Tujuan
2. Mengetauhi apakah ada yang terindikasi flat foot
3. Memberikan penanganan dini
C. Mekanisme
1. Memberikan materi sebelum dilakukan screening
2. Melakukan screening flat foot
- Cat dituangkan dalam nampan sediakan hvs
- Siswa/i meletakan kaki ke dalam nampan yang berisi cat
- Setelah itu kaki tempelkan ke kertas hvs yang sudah disediakan.
3.Mengevaluasi hasil screening
4. Memberikan latihan untuk mencegah flat foot sejak dini
DAFTAR PUSTAKA
Nissa, V., Fadillah, M., Mayasari, W., & Chaidir, M. R. (2016). Gambaran Faktor
Risiko Flat Foot pada Anak Umur 6-10 Tahun di Kecamatan Sukajadi
Overview of Flat Foot Risk Factors in Children Aged Six to Ten in Sukajadi
District. Sistem Kesehatan, 3, 97–102.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
ORAL HYGIENE
OLEH:
AGI NINDA KUMALASARI J120160085
MOHAMMAD FAIZAL FIRMASYAH J210160064
ZULAICHOH J210160093
CANDRAYANI DWI SISWANTI DS J210160094
ISANA FEBY DHEANY J310160080
ANISYA AYUPUSPITASARI J310160081
ALIFTA DHANIS B. R J410160093
AMELIA CAHYANINGTIAS J410160094
7. Kriteria Evaluasi
a.Evaluasi struktur
1) Persiapan materi SAP dan media dialkuan 1 hari sebelum penkes
2) Persiapan diri sebelum melakukan penkes
3) Penentuan pasien yang akan diberi penkes
4) Melakukan kontrak waktu terhadap pasien dan keluarga
b. Evaluasi proses
1) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
2) Peserta mendengarkan penyuluhan dengan seksama
3) Peserta mengajukan pertanyaan
c. Evaluasi hasil
1) Peserta mampu menjawab kuesioner yang diberikan setelah dilakukan
penyuluhan 75 % materi yang dapat diterima.
2) Pengertian Kebersihan Gigi dan mulut
3) Tanda gigi dan mulut bermasalah
4) Penyebab masalah pada gigi dan mulut
5) Cara Perawatan Kebersihan gigi
MATERI PENYULUHAN
A. DEFINISI
Merawat Gigi dan Mulutatau hygiene mulut merupakan suatu usaha untuk
membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, dan gusi.
Menggosok membersihkan gigi dan partikel-partikel makanan, plak, dan
bakteri; memassase gusi, dan mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan
dari bau dan rasa tidak nyaman.
Langkah-Langkah Perawatan
1. Berkumur
2. Menyikat gigi bagian depan
3. Menyikat gigi bagian dalam
4. Menyikat gigi bagian samping
5. Menyikat geraham
6. Berkumur kembali
DAFTAR PUSTAKA
OLEH:
AGI NINDA KUMALASARI J120160085
MOHAMMAD FAIZAL FIRMASYAH J210160064
ZULAICHOH J210160093
CANDRAYANI DWI SISWANTI DS J210160094
ISANA FEBY DHEANY J310160080
ANISYA AYUPUSPITASARI J310160081
ALIFTA DHANIS B. R J410160093
AMELIA CAHYANINGTIAS J410160094
3. Materi Penyuluhan
a. Pengertian mencuci tangan
b. Pentingnya mencuci tangan
c. Manfaat melakukan 6 langkah cuci tangan yang benar
d. 5 waktu penting melakukan cuci tangan sehari-hari
e. 5 waktu penting melakukan cuci tangan di lingkungan rumah sakit
4. Metode Pembelajaran
a. Metode : Ceramah dan diskusi
b. Langkah-langkah kegiatan :
1) Kegiatan pra pembelajaran
a) Mempersiapkan materi, media dan tempat
b) Kontrak waktu
2) Kegiatan membuka pembelajaran
a) Memberi salam
b) Perkenalan
c) Menyampaikan pokok bahasan
d) Menjelaskan tujuan
e) Apersepsi
3) Kegiatan inti
a) Penyuluh memberikan materi
b) Sararan menyimak materi
c) Sasaran mengajukan pertanyaan
d) Penyuluh menjawab pertanyaan
4) Kegiatan menutup pembelajaran
a) Melakukan post test (memberi pertanyaan secara lisan)
b) Menyimpulkan materi
c) Memberi salam
5. Evaluasi
Jenis tes : Pertanyaan secara lisan
Butir-butir pertanyaan :
a. Ada berapa langkah cuci tangan?
b. Manfaat cuci tangan?
c. Sebutkan pengertian mencuci tangan?
d. Peragakan 6 langkah cuci tangan yang benar?
MATERI PENYULUHAN
E. Cara Cuci Tangan 6 Langkah Pakai Sabun Yang Baik dan Benar
1. Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan memakai air
yang mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak
tangan secara lembut
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
3. Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan.
Bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian dengan cara
memutar, kemudian diakhiri dengan membilas seluruh bagian tangan
dengan air bersih yang mengalir lalu keringkan memakai handuk atau
tisu
DAFTAR PUSTAKA
OLEH:
AGI NINDA KUMALASARI J120160085
MOHAMMAD FAIZAL FIRMASYAH J210160064
ZULAICHOH J210160093
CANDRAYANI DWI SISWANTI DS J210160094
ISANA FEBY DHEANY J310160080
ANISYA AYUPUSPITASARI J310160081
ALIFTA DHANIS B. R J410160093
AMELIA CAHYANINGTIAS J410160094
C. Tujuan
1. Tujuan umum:
Memberikan informasi kepada peserta penyuluhan tentang jajanan sehat
bagi anak dan diharapkan peserta dapat mengaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Tujuan Khusus:
Setelah mendapat penyuluhan tentang jajanan sehat pada anak maka
diharapkan peserta dapat memahami dan menjelaskan kembali tentang :
a. Pengertian pengertian jajanan sehat.
b. Manfaat jajanan sehat.
c. Cara memilih jajanan sehat.
d. Dampak mengkonsumsi jajanan tidak sehat
D. Sasaran
Siswa dan siswi MI Muhammadiyah Jeron kelas 3, 4, 5 dan 6.
F. Kegiatan
Rincian Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan
No Kegiatan Waktu
Peserta
Pendahuluan
a. Mengucapkan salam Membalas
1. b. Memperkenalkan salam 5 Menit
diri Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan Mendengarkan
Penyampaian materi
a. pengertian jajanan
sehat.
Mendengarkan
b. Manfaat jajanan
Mendengarkan
sehat.
2. Mendengarkan 15 Menit
c. Cara memilih
jajanan sehat.
Mendengarkan
d. Dampak
mengkonsumsi
jajanan tidak sehat
Penutup
a. Menyimpulkan hasil
Mendengarkan
penyuluhan
Review materi
3. b. Evaluasi peserta 6 Menit
Bertanya
c. Memberikan
Menjawab
kesempatan bertanya
salam
d. Mengucapkan salam
H. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah metode ceramah dan
diskusi (tanya jawab)
I. Media
1. Leaflet
Materi Penyuluhan
A. Pengertian makanan jajanan
Makanan jajanan adalah jenis makanan yang disajikan dan diperjual
belikan oleh pedagang kaki lima, toko-toko makanan maupunswalayan.
Makanan jajanan tersebut sangat bervariasi, baik dalam bentuk,rasa, aroma,
dan harga. Makanan jajanan yang mengandung zat gizi,dikemas dan diolah
secara aman memiliki daya tarik tersendiri bagimasyarakat (Anonim, 2003).
Makanan jajanan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
kehidupan masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan.Konsumsi
makanan jajanan di masyarakat diperkirakan terus meningkat, makin
terbatasnya waktu anggota keluarga untuk mengolah makanan
sendiri.Keunggulan makanan jajanan adalah murah dan mudah didapat, serta
cita rasa yang enak dan cocok dengan selera sebagian besar masyarakat
(Mudjajanto, 2005).
Menurut Moehji (2000), makanan jajanan pada umumnya mengandung
tinggi karbohidrat, sehingga membuat cepat kenyang, selain itu keamanan dan
kesehatan dari jajanan tersebut masih sangat diragukan. Makanan yang tidak
cukup mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan anak, akan menyebabkan
perubahan metabolisme dalam otak, sehingga mengakibatkan ketidak
mampuan berfungsi secara normal. Pada keadaan yang lebih berat dan kronis,
kekurangan gizi menyebabkan pertumbuhan terganggu, jumlah sel otak
berkurang, dan terjadi ketidak sempurnaan biokimia dalam otak sehingga
berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan dan fungsi kognitif anak
(Anwar, 2000).
OLEH:
AGI NINDA KUMALASARI J120160085
MOHAMMAD FAIZAL FIRMASYAH J210160064
ZULAICHOH J210160093
CANDRAYANI DWI SISWANTI DS J210160094
ISANA FEBY DHEANY J310160080
ANISYA AYUPUSPITASARI J310160081
ALIFTA DHANIS B. R J410160093
AMELIA CAHYANINGTIAS J410160094
PJB
Panitian lomba
POS kesehatan
Supervisi III Supervisi IV