• 58 -61%
sebagai
penyakit
menular pada
manusia
• >75% sebagai
penyakit infeksi
emerging
Infeksi S. suis
PENYAKIT INFEKSI EMERGING
kasus pertama
S. suis di dunia
Denmark,1968
• BARU DIKENAL
Outbreak
• KEJADIANNYA MENINGKAT infeksi S.
suis ,
TAJAM China,
2006
• SEBAGIAN BESAR BERSIFAT
ZOONOSIS
• FAKTOR RISIKO PERUBAHAN:
• Lingkungan
• Demografi manusia dan
hewan,
• Praktek pertanian
Kasus pertama S.
• Faktor budaya dan sosial suis di Bali 2014
70
69
60
50
40
30
25 26 26
20
10
10
8
0
2015 2016 2017
Susilawathi dkk, 2017
Pasien Meningitis Pasien Meningitis S. suis
FAKTOR RISIKO INFEKSI S. SUIS
RIWAYAT MAKAN HIDANGAN BABI MENTAH/ TIDAK
MATANG DALAM 2 MINGGU TERAKHIR
(DARAH SEGAR BABI
TONSIL/LIDAH/ USUS/UTERUS BABI)
MENINGITIS
INFEKSI SISTEMIK
( Streptococcal shock like syndrome
endokarditis, artritis, pneumonia,
spondilodisitis, peritonitis, uveitis,
endopthalmitis)
Kasus Meningitis S. suis & SNHL
• Laki-laki, 40 tahun datang ke IRD dengan kesadaran menurun dan gelisah disertai
sakit kepala dan panas badan sejak 4 hari yang lalu
• GCS: E3V4M5 , TD: 120/80 mmHg, N:100x/mnt, R: 26x/mnt, Temp: 37.5 0C
• Kaku kuduk dan Tanda Kernig positif
• Darah Lengkap: 25.000/dL, neutrofilia (805%)
• LP: sel 1510 sel/uL, PMN 85%, Protein : 265 mg/dL, Glukosa : 46 mg/dL
• Dx Meningitis bakteri Akut
• Terapi: Ceftriakson 2 gr/12 jam
• 3 hari kemudian: pasien bisa buka spontan, namun cenderung diam dan gelisah
• Pemeriksaan fungsi pendengaran: SNHL bilateral derajat berat
• Hasil Kultur: S. suis
Kasus
Infeksi Sistemik S. suis & Meningitis
• Wanita,56 tahun, sadar baik, datang • Konsul Neurologi:
ke RSUD dengan keluhan panas, dan • Perubahan kesadaran (gelisah, cenderung
sakit kepala 3hr SMRS. Pemeriksaan DL mengantuk)
menunjukkan: WBC: 12.000/dL , • Sakit kepala
neutrofil 80%, PLT: 80.000/dL • Riw. Panas
• Diagnosis awal di RSUD dengan DHF • Tuli bilateral
• Kondisi memberat: gelisah, cenderung • Kaku kuduk positif
mengantuk, sakit kepala bertambah dan
• LP: sel 450sel/uL, dominan mononuklear
tidak mendengar
• Dirujuk ke RSUP Sanglah bagian Penyakit • DX: Meningitis Bakteri Akut
dalam dengan Dx. Demam Tifoid
• Terapi: Ceftriakson 2 gr/12 jam
• Konsul THT dengan tuli mendadak
• Hasil Kultur LCS: tidak ada pertumbuhan
• Pasien diterapi Ceftriakson 2 gr/24 jam
kuman
Kasus Meningitis & Infeksi Sistemik S. suis
• Laki-laki 60 tahun rujukan RSUD dengan kesadaran menurun, sakit kepala, panas sejak
3 hari SMRS. GCS E3V4M5, TD 140/80 mmHg, N: 70 /mnt, R: 20x/mnt, temp: 36,2 0C
dengan Kaku kuduk positif
• DL: 10.630/dL, neutrofilia, PLT 90.000/dL
• LP: sel 766 dominan mononuklear, protein 692.7mg/dL, glukosa: 4 mg/dL
• Dx: Meningitis bakteri Akut
• Pasien sadar sehari setelah pemberian ceftriakson 2 gr/12 jam dan mengeluh tidak
mendengar, kmd konsul THT: SNHL bilateral
• Hasil kultur: S.suis sensitif terhadap ceftriakson
• Terapi dengan ceftriakson selama 14 hari
• 2 hari setelah pulang, pasien mengeluh nyeri pinggang sehingga dirawat kembali
untuk pemeriksan lebih lanjut
• MRI Lumbosacral: Spondilodiscitis
Kasus Meningitis S. suis rekuren
• Laki-laki, 40 datang ke IRD dengan kesadaran menurun, gelisah, sakit kepala dan riwayat
panas 2 hari SMRS.GCS E2V3M4, TD 120/80 mmHg, N: 88x/mnt, RR: 22x/mnt, Temp: 36,70C.
Kaku kuduk positif
• LP: sel 1250 sel/uL, dominan PMN, protein meningkat, glukosa: hipoglikoria (rasio glukosa
LCS/darah: 0,2)
• Dx: Meningitis Bakteri Akut
• Terapi: ceftriakson 2 gr/ 12 jam
• Hasil Kultur : S. suis , sensitif terhadap ceftriakson
• Pasien sadar baik setelah pemberian ceftriakson 3 hari
• Terapi dilanjutkan dengan Ceftriakson 2 gr/12 jam selama 14 hari
• Seminggu setelah pasien dipulangkan, pasien mengalami keluhan yang sama
• LP ulang: sel 1600 sel/uL, dominan PMN
• Hasil Kultur: S.suis dan sensitif terhadap Ceftriakson
• Ceftriakson dilanjutkan sampai 3 minggu lagi
Pengendalian Infeksi S.suis