LP Kista Duktus Koledokus
LP Kista Duktus Koledokus
PENDAHULUAN
Kista koledokus merupakan salah satu penyakit fibrokistik dari hati dan
saluran empedu. Kista Koledokus adalah dilatasi kistik dari saluran empedu baik
intrahepatik maupun ekstrahepatik. Umumnya kista koledokus dapat ditemukan pada
setiap usia, sebanyak 2 % ditemukan pada masa bayi, 60 % seblum usia 10 tahun dan
75 % sebelum usia 20 tahun. Wanita cenderung 4 kali lebih banyak menderita kista
koledokus.Insiden kista koledokus bervariasi dari 1 dalam 13.000 sampai 1 dalam
2.000.000 kelahiran hidup.1,2,3
1.2 Tujuan
2.1 Defenisi
Kista koledokus merupakan dilatasi kistik dari saluran empedu baik
intrahepatik maupun ektrahepatik , yang menyebabkan obstruksi biliaris dan sirosis
biliaris progresif.2,4
2.2 Etiologi
Etiologi dari kista duktus koledokus belum dapat diketahui dengan pasti,
mungkin banyak faktor yang berperan. Diduga penyebabnya kongenital atau didapat.
Agaknya kelainan ini dimulai dengan anomali pengaliran saluran empedu dan saluran
pankreas, serta gangguan mekanisme sfingter Oddi. Infeksi dengan atau tanpa refluks
cairan pankreas mungkin merupakan faktor kausal.1,3
2.3 Epidemiologi
Kasus kista koledokus relative jarang di Negara barat, yaitu sekitar 1 kasus
dalam 100.000-150.000 hingga 1 kasus dalam 2 juta kelahiran hidup. Prevalensi kista
koledokus lebih banyak terjadi di Negara Asia, dimana 33-50% kasus dilaporkan
terjadi di Jepang mencapai 1 kasus dalam 1000 populasi penduduk.
Kista koledokus lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki,
dengan perbandingan perempuan dan laki-laki adalah 3:1 hingga 4:1. Kasus ini dapat
ditemukan dalam segala usia, namun hampir 67% kasus dengan tanda-tanda tersebut
ditemukan sebelum usia 10 tahun.3,4
2.4 Klassifikasi
Kista koledokus dikelompokkan berdasarkan lokasi anatomi. Jenis yang
paling umum (80-90%) adalah dilatasi kistik tunggal yang meliputi seluruh duktus
koledokus komunis, duktus hepatikus komunis, atau keduanya. Jenis kedua
merupakan divertikulum yang terpisah dari kandung empedu dan saluran
I II
2.5 Patofisiologi
Tidak ada teori yang kuat yang menyatakan tentang kista koledokus.
Patogenesis kemungkinan multifaktor. Pada beberapa pasien dengan kista koledokus,
terdapat hubungan anomali antara common bile duct dan pancreatic duct. Hal ini
terjadi ketika duktus pankreatikus mengalirkan cairan ke common bile duct lebih dari
1 cm proksimal ke arah ampulla. Penyatuan abnormal ini menyebabkan sekresi
pankreatik masuk ke common bile duct, dimana proenzim pankreatik menjadi aktif,
sehingga dapat merusak dan melemahkan dinding bile duct. Selain itu penyebab lain
adanya defek pada epitelisasi dan rekanalisasi dari perkembangan bile duct dan
Pada kelompok infantile, yang berumur rata-rata tiga bulan memiliki gejala
ikterus obstruksi yang mirip ikterus akibat atresia saluran empedu.
Pada biopsi hati perkutan, 50% penderita menunjukkan tanda kolangitis dan
kadang sudah terlihat tanda hipertensi portal. Pemeriksaan ultrasonografi dapat
membantu mengevaluasi penderita dengan massa intraabdomen.
Kolangiopankreatikografi endoskopik retrograd (ERCP) membantu mendiagnosis
anomali letak saluran pankreas maupun bentuk dan batas kista saluran empedu. Kista
koledokus harus dibedakan dengan pseudokista pankreas, abses pankreas, abses hati,
kista mesentrial dengan atau tanpa kolesistitis dan kolangitis.4
2.8 Terapi
Prinsip pengobatan kista koledokus adalah reseksi kista, memperbaiki dan
menjamin penyaliran empedu sambil memperhatikan keutuhan saluran pankreas yang
2.9 Komplikasi
Komplikasi kista koledokus adalah obstruksi empedu, kolangitis, abses hati,
ruptur dan perubahan keganasan. Kemungkinan perubahan keganasan adalah 20 kali
2.10 Prognosis
Prognosis setelah eksisi dari kista koledokus biasanya adalah baik. Pasien
membutuhkan pemantauan jangka panjang akibat adanya peningkatan resiko
kolangiosarkoma, meskipun eksisi total sudah selesai dilakukan.4
DAFTAR PUSTAKA
1. Zettermean, RK. Cystic Diseases of Bile Duct and Liver. Dalam: Scott LF,
dkk, editor. Current Diagnosis and Treatment in Gastroenterology. Edisi ke-2.
Singapore: Mc Graw Hill Companies. 2003; hlm 807-809.
3. Sjamsuhidajat dan Wim de Jong. Saluran Empedu dan Hati. Dalam: Buku
Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta : EGC. 2005; hlm 564-566.
5. Sucby, FJ. Penyakit Kista Saluran Empedu dan Hati. Dalam: Behrman,
Kliegman dan Arvin, Nelson.editor. Ilmu Kesehatan Anak. Edisi ke-15.
Jakarta: EGC. 1996; 1415.