Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kista koledokus merupakan salah satu penyakit fibrokistik dari hati dan
saluran empedu. Kista Koledokus adalah dilatasi kistik dari saluran empedu baik
intrahepatik maupun ekstrahepatik. Umumnya kista koledokus dapat ditemukan pada
setiap usia, sebanyak 2 % ditemukan pada masa bayi, 60 % seblum usia 10 tahun dan
75 % sebelum usia 20 tahun. Wanita cenderung 4 kali lebih banyak menderita kista
koledokus.Insiden kista koledokus bervariasi dari 1 dalam 13.000 sampai 1 dalam
2.000.000 kelahiran hidup.1,2,3

Kista koledokus mungkin berhubungan dengan anomali dari saluran empedu,


termasuk duktus koledokokus, duplikasi kandung empedu dan duktus biliaris
intrahepatik. Etiologi kista koledokus belum dapat diketahui pasti, tetapi diduga
merupakan penyakit kongenital. Gejala klinis pada duktus koledokus tergantung usia,
pada neonatus dan bayi dijumpai ikterus sedangkan pada anak yang lebih tua
dijumpai trias klasik yaitu ikterus, sakit perut dan massa di abdomen. Diagnosa kista
koledokus dengan ultrasonografi sedangkan pengobatannya dengan melakukan eksisi
komplet dari kista.1,2,3,4

1.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah yang berjudul “Kista Koledokus” adalah


sebagai tugas dalam menjalankan Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Bedah
khususnya bagian Bedah Anak.

Makalah Bedah Anak - Kista Koledokus 1


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi
Kista koledokus merupakan dilatasi kistik dari saluran empedu baik
intrahepatik maupun ektrahepatik , yang menyebabkan obstruksi biliaris dan sirosis
biliaris progresif.2,4

2.2 Etiologi
Etiologi dari kista duktus koledokus belum dapat diketahui dengan pasti,
mungkin banyak faktor yang berperan. Diduga penyebabnya kongenital atau didapat.
Agaknya kelainan ini dimulai dengan anomali pengaliran saluran empedu dan saluran
pankreas, serta gangguan mekanisme sfingter Oddi. Infeksi dengan atau tanpa refluks
cairan pankreas mungkin merupakan faktor kausal.1,3

2.3 Epidemiologi
Kasus kista koledokus relative jarang di Negara barat, yaitu sekitar 1 kasus
dalam 100.000-150.000 hingga 1 kasus dalam 2 juta kelahiran hidup. Prevalensi kista
koledokus lebih banyak terjadi di Negara Asia, dimana 33-50% kasus dilaporkan
terjadi di Jepang mencapai 1 kasus dalam 1000 populasi penduduk.
Kista koledokus lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki,
dengan perbandingan perempuan dan laki-laki adalah 3:1 hingga 4:1. Kasus ini dapat
ditemukan dalam segala usia, namun hampir 67% kasus dengan tanda-tanda tersebut
ditemukan sebelum usia 10 tahun.3,4

2.4 Klassifikasi
Kista koledokus dikelompokkan berdasarkan lokasi anatomi. Jenis yang
paling umum (80-90%) adalah dilatasi kistik tunggal yang meliputi seluruh duktus
koledokus komunis, duktus hepatikus komunis, atau keduanya. Jenis kedua
merupakan divertikulum yang terpisah dari kandung empedu dan saluran

Makalah Bedah Anak - Kista Koledokus 2


ekstrahepatik yang asli (3%). Jenis yang ketiga adalah dilatasi kistik saluran empedu
yang berdasar di dinding duodenum (5%). Jenis keempat adalah campuran beberapa
jenis kista, yang dapat meliputi saluran intrahepatik (10%). Jenis kelima, yang jarang
ditemukan, yaitu dilatasi kistik intrahepatik murni yang disertai fibrosis hati bawaan
yang disebut penyakit Caroli.4

Klasifikasi Jenis Persentase


I Tunggal 80-90
II Divertikulum 3
III Intraduodenum 5
IV Intrahepatik 10
V Penyakit Caroli -

I II

Makalah Bedah Anak - Kista Koledokus 3


III IV

Gambar Klasifikasi Kista Koledokus3

2.5 Patofisiologi
Tidak ada teori yang kuat yang menyatakan tentang kista koledokus.
Patogenesis kemungkinan multifaktor. Pada beberapa pasien dengan kista koledokus,
terdapat hubungan anomali antara common bile duct dan pancreatic duct. Hal ini
terjadi ketika duktus pankreatikus mengalirkan cairan ke common bile duct lebih dari
1 cm proksimal ke arah ampulla. Penyatuan abnormal ini menyebabkan sekresi
pankreatik masuk ke common bile duct, dimana proenzim pankreatik menjadi aktif,
sehingga dapat merusak dan melemahkan dinding bile duct. Selain itu penyebab lain
adanya defek pada epitelisasi dan rekanalisasi dari perkembangan bile duct dan

Makalah Bedah Anak - Kista Koledokus 4


kelemahan kongenital dari dinding duktus. Hal ini juga menyebabkan terjadinya kista
koledokus. 1,4,5

2.6 Gejala Klinis

Pada kelompok infantile, yang berumur rata-rata tiga bulan memiliki gejala
ikterus obstruksi yang mirip ikterus akibat atresia saluran empedu.

Pada kelompok yang gejalanya timbul lambat, yaitu berumur rata-rata 9


tahun, mempunyai gejala berupa nyeri, massa di perut kanan atas, serta ikterus.
Ikterus biasanya berhubungan dengan nyeri perut vagal. Sering penderita datang
dengan gejala perforasi spontan.3,4

2.7 Diagnosa dan Pemeriksaan Penunjang

Trias nyeri, massa intraabdomen, dan ikterus obstruksi menunjukkan


kemungkinan kista koledokus. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan kelainan
akibat obstruksi saluran empedu, terutama kenaikan kadar fosfatase alkali. Sepertiga
penderita menunjukkan hiperamilasemia waktu diagnosis, dan sepertiganya lagi
menunjukkan leukositosis.

Pada biopsi hati perkutan, 50% penderita menunjukkan tanda kolangitis dan
kadang sudah terlihat tanda hipertensi portal. Pemeriksaan ultrasonografi dapat
membantu mengevaluasi penderita dengan massa intraabdomen.
Kolangiopankreatikografi endoskopik retrograd (ERCP) membantu mendiagnosis
anomali letak saluran pankreas maupun bentuk dan batas kista saluran empedu. Kista
koledokus harus dibedakan dengan pseudokista pankreas, abses pankreas, abses hati,
kista mesentrial dengan atau tanpa kolesistitis dan kolangitis.4

2.8 Terapi
Prinsip pengobatan kista koledokus adalah reseksi kista, memperbaiki dan
menjamin penyaliran empedu sambil memperhatikan keutuhan saluran pankreas yang

Makalah Bedah Anak - Kista Koledokus 5


mungkin juga mengalami anomali. Untuk mencegah bahaya perubahan keganasan,
reseksi total kista koledokus dianggap tindakan terbaik. Perbaikan pengaliran empedu
dengan prosedur sistoenterotomi tidak memuaskan karena timbul kolestasis dan
refluks cairan usus, yang mengakibatkan kolangitis berulang. Perubahan keganasan
sering timbul di sisa dinding kista. Oleh karena itu, bedah penyaliran sebagai
tindakan sementara dilakukan pada bayi dengan keadaan umum terlalu lemah untuk
menjalani bedah definitif berupa reseksi kista. Alternatif lain sebagai tindakan
sementara adalah pemasangan pipa empedu secara endoskopik.

Pada sebagian besar penderita, seluruh kista ekstrahepatik dapat direseksi,


diikuti rekonstruksi untuk menyalurkan empedu. Selalu dilakukan kolesistektomi
untuk mencegah kolesistitis dan menyingkirkan diagnosis kolesistitis bila keluhan
timbul lagi. Apabila telah terjadi perlengketan antara kista dengan jaringan di
belakangnya sehinggga sulit dibebaskan dan menimbulkan trauma vaskuler, bagian
dinding posterior kista dapat ditinggalkan, tetapi mukosanya diangkat dengan cara
dikupas. Sewaktu melakukan pembedahan harus dilihat apakah ada anomali saluran
pankreas.

Kista di dalam sistem saluran empedu intrahepatik tidak mungkin direseksi,


kecuali kalau letaknya terbatas pada satu segmen atau satu lobus. Pada keadaan
demikian dianjurkan reseksi guna mencegah perubahan keganasan di kemudian hari.
Pada kista koledokus jenis IV, yaitu kombinasi dilatasi ekstrahepatik dan intrahepatik,
prosedur pembedahan yang dianjurkan adalah reseksi kista ekstrahepatik diikuti
anastomosis hepatikoenterostomi letak tinggi. Terapi kista saluran empedu
intraduodenal berupa sfingterotomi atau sistoduodenostomi yang lebar.4

2.9 Komplikasi
Komplikasi kista koledokus adalah obstruksi empedu, kolangitis, abses hati,
ruptur dan perubahan keganasan. Kemungkinan perubahan keganasan adalah 20 kali

Makalah Bedah Anak - Kista Koledokus 6


dan risiko keganasan bertambah besar dengan bertambahnya usia. Sewaktu penderita
hamil, kista mungkin ruptur. Tidak biasa terdapat batu empedu di dalam kista.4

2.10 Prognosis
Prognosis setelah eksisi dari kista koledokus biasanya adalah baik. Pasien
membutuhkan pemantauan jangka panjang akibat adanya peningkatan resiko
kolangiosarkoma, meskipun eksisi total sudah selesai dilakukan.4

DAFTAR PUSTAKA

1. Zettermean, RK. Cystic Diseases of Bile Duct and Liver. Dalam: Scott LF,
dkk, editor. Current Diagnosis and Treatment in Gastroenterology. Edisi ke-2.
Singapore: Mc Graw Hill Companies. 2003; hlm 807-809.

2. Baas, Atan. Kista Duktus Koledokus. Dalam Majalah Kedokteran Nusantara


Volume 39 No. 4. Desember 2006. Diunduh dari :

Makalah Bedah Anak - Kista Koledokus 7


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15639/1/mkn
des2006%20%2813%29.pdf

3. Sjamsuhidajat dan Wim de Jong. Saluran Empedu dan Hati. Dalam: Buku
Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta : EGC. 2005; hlm 564-566.

4. Sawyer, MAJ. Choledochal Cyst. 2009.Medscape home website. Diunduh


dari:
http://emedicine.medscape.com/article/366004-overview

5. Sucby, FJ. Penyakit Kista Saluran Empedu dan Hati. Dalam: Behrman,
Kliegman dan Arvin, Nelson.editor. Ilmu Kesehatan Anak. Edisi ke-15.
Jakarta: EGC. 1996; 1415.

Makalah Bedah Anak - Kista Koledokus 8

Anda mungkin juga menyukai