Anda di halaman 1dari 3

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPIRASI

Ada dua faktor yang mempengaruhi respirasi yang terjadi pada tumbuhan. Faktor
tersebut digolongkan atas faktor internal dalam dan faktor luar.

1. Faktor internal
a. Faktor Protoplasmik
Faktor ini akan mempengaruhi laju respirasi dan juga dipengaruhi oleh kuantitas
(banyak) dan kualitas (mutu) dari suatu protoplasma. Kuantitas dan kualitas suatu
protoplasma dalam sel dipengaruhi oleh umur sel tumbuhan.
Dalam rentang umur dari muda sampai dewasa semakin bertambah umur suatu sel,
semakin bertmabah bertambah kuantitas dan kualitas protoplasma sel. Pertambahan
kuantitas protoplasma disebabkan karena sel masih melakukan pertumbuhan. Seiring dengan
bertambahnya massa protoplasma serta diikuti dengan penambahan dan penyempurnaan
enzim di dalam protoplasma. Dengan demikian jelaslah bahwa semakin bertambah umur
suatu sel, maka semakin cepat laju respirasinya.

b. Konsentrasi substrat respirasi yang tersedia


Laju respirasi sangat bergantung pada konsentarsi substrat respirasi yang tersedia.
Substrat yang semakin banyak tersedia di dalam sel, maka laju respirasinya akan mengalami
peningkatan.

c. ATP
Pada hakikatnya, respirasi adalah pemanfaatan energi bebas dalam makanan menjadi
energi bebas yang ditimbun dalam bentuk ATP. Dalam sel, ATP digunakan sebagai sumber
energi bagi seluruh aktivitas hidup yang memerlukan energi (Novitasari, 2017). Menurut
Campbell et al. (2002), aktivitas hidup yang memerlukan energi antara lain, kerja mekanis
(kontraktil dan motilitas), transpor aktif (mengangkut molekul zat atau ion yang melawan
gradien konsentrasi zat), produksi panas (bagi tubuh burung dan hewan menyusui). Namun,
selain ketiga tujuan tersebut, energi dibutuhkan oleh tubuh untuk transfer materi genetik dan
metabolisme sendiri.

2. Faktor eksternal

a. Temperatur
Seperti proses-proses yang lain, laju respirasi juga dipengaruhi oleh temperatur. Di
dalam rentang tempertaur 0°C sampai denagn 45°C, peningkatan temperatur akan diikuti oleh
peningkatan laju respirasi. Pada temperatur yang tinggi, maka laju respirasi akan menurun
seiring dengan bertambahnya waktu. Faktor waktu ini, berkaitan dengan sifat dari reaksi
enzimatis. Meyer dan Anderson (1952) menyebutkan bahwa menurunnya laju respirasi pada
temperatur yang tinggi disebabkan oleh beberapa hal, yakni:
 Masuknya oksigen ke dalam sel tidak cepat karena pada temperatur yang tinggi
konsentrasi oksigen menurun.
 Keluarnya CO2 tidak cepat sehingga banyak mengalami akumulasi di dalam sel serta
dapat menyebabkan hambatan pada proses respirasi.
 Pada temperatur tinggi substrat respirasi yang tersedia menurun sehingga substrat
respirasi menjadi faktor pembatas.
Disamping itu dengan tingginya temperatur dan lamanya temperatur tersebut akan
menyebabkan kerusakan pada protein enzim yang dapat menjadikan laju respirasi menurun.
Begitu juga sebaliknya, pada temperatur yang sangat rendah, maka laju respirasi akan
menurun karena terjadi perubahan konformasi struktur protein enzim.

Pola respirasi pada buah dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu respirasi klimakterik dan
nonklimakterik. Respirasi buah klimakterik mempunyai karakteristik yaitu laju respirasinya
pada saat awal setelah pemetikan akan menurun, secara tiba-tiba laju respirasi akan naik
mencapai titik maksimum. Setelah mencapai titik maksimum respirasi akan menurun secara
perlahan-lahan sampai buah menjadi layu dan busuk. Pola karakteristik buah nonklimakterik
memiliki karakteristik laju respirasinya tidak mengalami kenaikan dan terus-menerus menurun
(Swadianto, 2010).

b. Cahaya
Peningkatan intensitas cahaya menyebabkan peningkatan laju respiarsi. Faktor
pengaruh cahaya terhadap laju respirasi dapat ditinjau dari tiga aspek, yaitu:
 Meningkatnya intensitas cahaya akan meningkatkan laju fotosintesis yang berarti
substrat respirasi yang tersedia meningkat. Dengan demikian laju respirasi juga
meningkat.
 Meningkatnya intensitas cahaya akan meningkatkan tempertaur sehingga laju
respirasi meningkat.
 Meningkatnya intensitas cahaya akan meningkat hasil fotosintesis di dalam sel
penutup stoma sehingga akan menyebabkan stomata membuka. Kondisi tersebut
dapat menyebabkan proses pertukaran gas O2 dan CO2 akan berlangsung dengan
cepat yang dapat mempengaruhi peningkatan laju respirasi.

c. Konsentrasi oksigen di udara


Oksigen merupakan faktor yang utama untuk berlangsungnya prsoses respirasi aerob.
Oleh sebab itu laju respirasi aerob juga sangat bergantung pada konsentrasi yang tersedia.

d. Konsentrasi karbon dioksida


Peningkatan konsentrasi karbon dioksida di udara dapat mengakibatkan terjadinya
penutupan stomata. Sebagai akibatnya, pertukaran gas menjadi berkurang dan akan terjadi
penurunan laju respirasi.

e. Tersedianya air
Air merupakan medium tempat terjadinya reaksi respirasi. Oleh sebab itu tidak
tersedianya air menyebabkan turunnya laju respirasi.

f. Luka pada organ tumbuhan


Luka pada organ tumbuhan pada umumnya dapat menyebabkan inisiasi jaringan
meristematik pada daerah luka sehingga akhirnya dapat berkembang menjadi kalus. Dengan
adanya inisiasi meristematik tersebut, maka dapat menyebabkan peningkatan laju respirasi
karena sel-sel yang bersifat meristematik tersebut banyak mengandung substrat respirasi
yang cukup tersedia.

g. Senyawa kimia
Beberapa senyawa kimia seperti karbomonoksida, sianida, aseton, kloroform, eter,
formaldehid, alkaloid, dan glukosida, bila dalam jumlah sedikit, dapat meningkatkan laju
respirasi pada tahapan di awal namn bila keberadaan senyawa kimia dalam jumlah banyak,
maka akan menurunkan laju respirasi. Turunnya laju respirasi disebabkan karena senyaa-
senyawa tersebut diatas bersifat menghambat reaksi enzimatis pada proses respirasi.

Campbell, Neil A., Jane B. Reece and Lawrence G.Mitchell. 1999. Biology. Addison-Wesley,
Inc. California
Meyer, B.S and Anderson, D.B. 1952. Plant Physiology. D Van Nostrand Company Inc., New
York.
Novitasari, Rahmah. 2017. Proses Respirasi Seluler pada Tumbuhan. Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan Biologi dan Biologi, Fakultas MIPA; UNY
Swadianto, Stanley. 2010. Pengaruh Suhu terhadap Laju Respirasi dan Produksi Etilena pada
Pascapanen Buah Manggis (Garcinia mangostana L). Skripsi Departemen Biokimia
FMIPA Institut Pertanian Bogor; Bogor.

Anda mungkin juga menyukai