Anda di halaman 1dari 3

Rizky Kurniasari

16/397068/EK/21024
BAB 11: Balance Sheet
Neraca merupakan suatu bentuk laporan yang sistematis mengenai aktiva (assets), hutang (liabilities), dan
modal pemilik (owners equity). Neraca dapat didefinisikan sebagai laporan yang menggambarkan keadaan
keuangan pada suatu tanggal tertentu. Keadaan keuangan yang dimaksud adalah daftar yang sistematis
mengenai berapa harta yang dimiliki perusahaan, berapa hutang, dan berapa modal dari suatu perusahaan
dalam nilai nominal. Penyajian neraca dapat ditujukan untuk kepentingan umum (kepentingan di luar
perusahaan, seperti kreditur, lembaga pemerintah, dan masyarakat umum) maupun untuk kepentingan khusus
yang bersifat internal bagi kepentingan manajemen.
Hubungan Antara Neraca dan Laba Rugi
Ada 2 pendekatan yaitu:
1. Pendekatan artikulatif
Yaitu laporan laba rugi itu dapat dianggap sebagai subklasifikasi dari pos modal. Laba rugi
hanya merupakan hasil matematis yang berasal dari perubahan modal dari suatu periode ke periode
lainnya. Dalam pendekatan artikulatif ada dua konsep, yaitu konsep revenue expense approach
dan asset-liability approach.
 Revenue Expense Approach, yaitu laporan laba rugi dianggap laporan yang paling utama
semua transaksi dipandang sebagai pos revenue dan expense, semua transaksi dianggap
sebagai pengakuan laba (matching), pengukuran laba dan alokasi ke laba rugi. Dalam
konsep ini yang dipindahkan ke neraca adalah by product dari hasil pengakuan laba atau
matching tadi. Artinya yang dicatat ke neraca hanya deferred credits (liabilities) dan
deferred charges (asset).
 Asset Liability Approach. Pendekatan ini lebih menganggap bahwa langkah pertama
bukan mengukur laba, tetapi mengukur harta dan kewajiban.
2. Pendekatan non-artikulatif
Neraca dan laporan laba rugi ini secara matematis independen satu sama lain. Pendekatan
non-artikulatif ini tidak banyak menjadi perhatian, dalam konsep ini ada transaksi yang tidak
mempengaruhi laba tetapi langsung dipindah ke pos yang bukan hasil dan bukan biaya. Misalnya,
ada kerugian sementara yang langsung dianggap merupakan penyesuaian terhadap unrealized
capital (modal yang belum direalisasi).

Definisi Aset
Defenisi aktiva yang dirumuskan profesi akuntansi AS:
1. Defenisi dari Committee on Terminology (1953), menyatakan aktiva sebagai sesuatu yang dinyatakan
dalam saldo debit yang akan dipindahkan melalui penutupan akun menurut aturan akuntansi, dengan
dasar bahwa sesuatu tersebut menyatakan baik hak milik atau perolehan nilai atau terjadinya suatu
pengeluaran yang menimbulkan sebuah properti atau layak diterapkan untuk masa yang akan datang.
Defenisi ini menekankan pada legal property, tetapi juga memasukkan beban ditangguhkan dengan
alasan beban ditangguhkan terkait dengan LLR periode yang akan datang. Defenisi ini menunjukkan
pendekatan pendapatan-biaya atas laporan keuangan.
2. Defenisi dari APB (1970), APB Statement No. 4 menyatakan aktiva sebagai sumber-daya ekonomis
dari suatu perusahaan yang diakui dan diukur sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
Dalam aktiva juga termasuk beban ditangguhkan, yang bukan merupakan sumber-daya tetapi diakui
dan diukur sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
3. Defenisi dari FASB (1985), SFAC No. 6 menyatakan aktiva sebagai manfaat ekonomi masa
mendatang yang kemungkinan besar (probable) diperoleh atau dikontrol oleh suatu entitas sebagai
hasil transaksi atau kejadian masa lalu.

FASB mendefinisi aset dalam kerangka konseptual sebagai berikut (SFAC No 6): Assets are probable future
economic benefits obtained or controlled by a perticular entity as a result of past transactions or events. Aset
adalah manfaat ekonomi di masa depan yang cukup pasti atau diperoleh atau dikuasai/dikendalikan oleh suatu
entitas akibat transaksi atau kejadian masa lalu. Tiga karakteristik utama yang harus dipenuhi agar suatu objek
atau pos akun dapat disebut aset adalah manfaat ekonomi yang pasti, dikuasai atau dikendalikan entitas, dan
timbul akibat transaksi masa lalu. Unsur-unsur pos akun yang merupakan aset adalah:
1. Aktiva Lancar (Monetary Asset) adalah aktiva yang dapat dimanfaatkan nilai ekonominya dalam
waktu satu tahun atau satu siklus akuntansi. Yang termasuk dalam aktiva lancar adalah:
a. Kas, merupakan aset berupa uang tunai yang digunakan untuk membayar kewajiban yang
jatuh tempo. Kas dinilai berdasarkan NRV (Net Realizable Value).
b. Piutang, merupakan aset berupa hak atas kewajiban entitas lain kepada entitas sendiri yang
harus dilunasi. Piutang dinilai berdasarkan historical NRV.
c. Investasi (sekuritas), merupakan sekuritas yang dimiliki hingga jatuh tempo dan yang tersedia
untuk dijual. Investasi sekuritas ini dinilai berdasar FMV (Fair Market Value).
d. Investasi (sekuritas kepemilikan), meripakan sekuritas atas kepemilikan yang memiliki 20%
hingga 50% suara.
e. Persediaan, merupakan aset yang dapat dimanfaatkan dengan menggunakan metode FIFO,
LIFO, dan rata-rata tertimbang.
f. Self-Constructed Asset dan Persediaan Manufaktur
g. Depresiasi dan Deplesi Aset, dinilai berdasarkan historical cost yang diestimasi atas masa
manfaat aset.
h. Impaired Assets, merupakan asset yang diperbarui berdasar nilai kos terendah atau NRV.
2. Aktiva Tidak Lancar (Non-Monetary Asset)
a. Intangible Assets, merupakan aset yang tidak memiliki substansi fisik dan memiliki manfaat
masa depan yang tidak pasti
b. Deffered Charge
Recognition and Measurement of Assets: Summary of Asset Measurement.

 Recognition and measurement untuk piutang yaitu menaksir net realizable valuenya. Menggunakan
analisa umur piutang, dan sebagainya.
 Investments (subject to SFAS No. 115), surat berharga dibagi 3, yaitu available for sale, trading, held
to maturity. Available for sale dan traning memakai fair value. Held to maturity memakai historical
cost.
 Investments (subject to APB Opinion No. 18), kurang dari 20%, 20-50%, atau lebih dari 50% saham
yang beredar. Kurang dari 20% = cost method. 20-50% = equity method. Lebih dari 50% equity
method = konsolidasi.
Definisi Liabilitas
Kewajiban (liabilitas), adalah probabilitas pengorbanan manfaat ekonomi di masa mendatang yang
ditimbulkan dari kewajiban entitas tertentu saat ini untuk memindahkan asset atau menyediakan jasa kepada
entitas lain di masa mendatang sebagai hasil transaksi atau kejadian masa lalu (SFAC No 6).
Istilah ini mencakup komitmen legal, moral sosial, dan kewajiban yang tersirat. Menyerahkan aktiva atau
memberikan jasa, sebagian besar hutang merupakan kewajiban untuk meyerahkan aktiva di masa depan.
Transaksi dan kejadian masa lalu. Bahwa aktiva dan kewajiban yang timbul dari transaksi yang telah terjadi.
Liabilitas dapat dikategorikan menjadi Kontraktual, Konstruktif, Equitable, Kontingensi, dan Deffered Credit.
Unsur-unsur pos akun yang merupakan liabilitas adalah:
1. Hutang usaha, merupakan kewajiban yang dinilai berdasar nilai pertukaran/transaksi itu muncul.
2. Hutang wesel (notes payable), merupakan kewajiban yang harus dilunasi berdasar kesepakatan dan
memiliki bunga yang harus di-discounted agar sesuai dengan nilai pasar.
3. Bonds
4. Convertible bonds
5. Debt with detachable stock warrant
6. Redeemable preffered stock
7. Securitization of assets
Definisi Ekuitas Pemilik
Adalah kenaikan ekuitas entitas bisnis sebagai hasil dari transfer sesuatu yang berharga ke entitas tertentu
(perusahaan) dari entitas lain untuk memperoleh atau meningkatkan ekuitas pemilik di perusahaan tersebut.
Pemilik pada umumnya menerima asset sebagai investasi, tapi dapat juga berupa jasa atau kepuasan atau
konversi liabilitas (kewajiban) perusahaan (SFAC No 6). Metode untuk melaporkan ekuitas pemilik bervariasi
sesuai bentuk usaha perusahaan. Untuk bentuk perusahaan perorangan, ekuitas pemilik disajikan pada sebuah
perkiraan modal tunggal. Unsur-unsur pos akun yang merupakan ekuitas pemilik adalah:
1. Modal saham
2. Laba ditahan, merupakan laba korporasi yang tidak didistribusikan.
3. Treasury stock
4. Additional Paid in Capital
5. Dividen saham
Instrumen Keuangan
Instrumen keuangan (financial instrument) menurut IAS 32 dan 39 adalah kontrak yang mengakibatkan
timbulnya asset keuangan bagi satu entitas dan kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas bagi entitas
lainnya. Instrumen keuangan tersebut adalah derivatif. Derivatif adalah sebuah kontrak bilateral atau
perjanjian penukaran pembayaran yang nilainya diturunkan atau berasal dari produk yang menjadi “acuan
pokok” atau juga disebut ” produk turunan” (underlying product). Derivatif digunakan oleh manajemen
investasi/portofolio, perusahaan dan lembaga keuangan, serta investor perorangan untuk mengelola posisi
yang mereka miliki terhadap risiko dari pergerakan harga saham dan komoditas, suku bunga, nilai tukar valuta
asing tanpa memengaruhi posisi fisik produk yang menjadi acuannya (underlying).
Klasifikasi Neraca
Laporan keuangan akan menjadi lebih berguna bagi manajemen, kreditur, dan investor ketika akun-akun yang
ada dalam laporan diklasifikasikan dengan tepat ke dalam masing-masing kelompok akun yang sesuai dengan
karakteristiknya. Klasifikasi secara tepat terhadap akun-akun neraca akan berguna untuk memberikan
gambaran yang sesungguhnya mengenai besarnya jumlah aktiva lancar, aktiva tetap, total aktiva, jumlah utang
lancar, utang jangka panjang, total kewajiban dan besarnya modal yang dimiliki perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai