Anda di halaman 1dari 22

MASA KEJAYAAN KERAJAAN SRIWIJAYA

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas matakuliah Teknologi Informasi Pembelajaran

Sejarah

yang dibina oleh Moch. Nurfahrul Lukmanul Khakim, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:

Elfa Nabila (19073163843)

Herandi Taufik Salim (190731638543)

Mikhael.Z.Simatupang (190731638455)

Novia Faqihatun Nikmah (190731638425)

Robbi Maulana Malik Huda (190731638492)


UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

SEPTEMBER 2019

Daftar Isi
BAB I ...........................................................................................................................4
PENDAHULUAN ........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................6
1.3. Tujuan Penulisan .........................................................................................6
BAB II .........................................................................................................................7
PEMBAHASAN ..........................................................................................................7
2.1 Letak Kerajaan Sriwijaya..........................................................................7
2.2 Jejak Sejarah ...............................................................................................8
2.3 Masa Keemasan........................................................................................... 16
2.4 Masa Kemunduran ...................................................................................... 18
BAB III .................................................................................................................... 19
PENUTUP .................................................................................................................. 19
3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 19
3.2 Saran ............................................................................................................ 20

2
DAFTAR GAMBAR

gambar 1 letak kerajaan Sriwijaya........................................................................8


gambar 2 prasasti Kedukan Bukit ........................................................................ 11
gambar 3 prasasti Talang Tuo .............................................................................. 12
gambar 4 prasasti Telaga Batu ............................................................................ 14
gambar 5 prasasti kota kapur .............................................................................. 16

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jika membahas tentang Sriwijaya, tidak luput pula dari unsur

pemerintahan yang mampu berkembang sedemikian baik sehingga patut

kerajaan Sriwijaya ini dianggap sebagai kerajaan yang memiliki kejayaan

pada masanya, dengan daerah kekuasaan antara lain dari Kamboja,

Semenanjung Malaya, Thailand, Sumatera, Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Masa kejayaan yang berlangsung cukup lama ini berhasil menjadikan

Kerajaan Sriwijaya cukup disegani oleh kerajaan-kerajaan lain. Dari masa

kejayaan itu pula Kerajaan Sriwijaya memiliki dampak yang besar bagi

kerajaan-kerajaan yang berada disekitarnya. Maupun itu dari sisi politik,

ekonomi, maupun sosial budaya. Hal tersebut pula yang membuat Kerajaan

Sriwijaya ini punya andil atau bahkan pengendali dalam sistem perdagangan

dengan bangsa-bangsa lain yakni salah satunya dengan jalur perdagangan

di Selat Sunda dan Selat Malaka.

Bukti bahwa Kerajaan Sriwijaya ini memiliki masa kejayaan dapat

ditemukan di ukiran relief Candi Borobudur, dimana disitu dijelaskan bahwa

Kerajaan Sriwijaya ini mempunyai armada laut yang cukup banyak. Armada

laut selain digunakan sebagai pertahanan Kerajaan Sriwijaya juga berguna

sebagai tempat para pedagang baik dari dalam ataupun luar wilayah

4
Kerajaan Sriwijaya. Para pedagang dari luar antara lain seperti pedagang

dari Arab, India dan juga Tiongkok.

Selain sari sisi perekonomian yang berkembang pesat, Kerajaan

Sriwijaya juga dikenal sebagai pusat ajaran agama Buddha. Sehingga banyak

pendatang yang datang ke Sriwijaya semata-mata hanya untuk menimbah

ilmu agama, dari Kerajan Sriwijaya ini pula banyak meluluskan para pendeta-

pendeta yang terkenal di Sriwijaya. Semua faktor ataupun unsur yang

menunjang kejayaan Kerajaan Sriwijaya ini saling berkaitan satu sama lain

sehingga bukan hanya kerajaan saja yang mendapatkan keuntungan pamor

saja dikanca dunia, melainkan juga kesejahteraan dan kemakmuran pula

yang didapat rakyatnya karenan mampu mengayomi dengan baik.

5
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana awal mula lahirnya kerajaan Sriwijaya?

2. Apa saja faktor yang mempengaruhi masa keemasan Sriwijaya ?

3. Apa saja faktor yang mempengaruhi masa kemunduran Sriwijaya ?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Untuk menjabarkan proses awal mula lahirnya kerajaan Sriwijaya

2. Untuk menjelaskan faktor yang mempengaruhi masa keemasan

Sriwijaya ?

3. Untuk menjelaskan faktor yang mempengaruhi masa kemunduran

Sriwijaya ?

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Letak kerajaan Sriwijaya


Kerajaan sriwijaya terletak di kawasan pesisir timur sumatera jika

dilihat dari sudut pandang geohistoris memiliki posisi yang sangat strategis

dan sangat berpengaruh dalam membentuk daerah persebaran situs-situs

pemukiman di sumatera.karena memiliki daerah yang strategis menjadikan

sriwijaya sebagai jalur pelayaran antara india dan cina sehingga daerah

pesisir ini memungkinkan sebagait tempat persinggahan para pedagang dari

barat ke timur dan sebaliknya.karena keterbatasan informasi tertulis dari

dalam negeri,pengetahuan kita tentang sriwijaya yang terletak disumatera

hanya diketahui melalui artefak atau unsur-unsur sosial budaya lainnya.

7
gambar 1 letak kerajaan Sriwijaya
sumber :
(http://widiyatmiko.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/51873/Keraj
aan+Sriwijaya.pdf)

2.2 Jejak sejarah


Kerajaan sriwijaya adalah kerajaan melayu kuno yang didirikan oleh

Dapunta Hyang Srijayanegara yang merupakan raja pertama dari kerajaan

Sriwijaya.Sriwijaya dikenal sebagai salah satu kerajaan maritim terbesar

di Indonesia (abad 7-15 M). Dalam bahasa sansekerta, Sri berarti

“kemenangan” atau “kejayaan”, maka arti dari nama Sriwijaya adalah

“kemenangan yang gemilang”. Bukti-bukti atau sumber-sumber sejarah dari

kerajaan sriwijaya ada yang berasal dari dalam maupun luar negeri.

Sumber kitab tentang kerajaan sriwijaya berasal dari luar negeri

khususnya india yang menyebut tentang sumatera yaitu; kitab milindapanha

yang ditulis sekitar abad I SM dan mahanidasa yang ditulis antara abad III

8
M menyebut nama-nama pulau seperti jawa,sumatra (swarnabhumi) dan

bangka (Wangka).demikian juga sumber dari cina menyebutkan antara 245-

473 juga mencatat beberapa nama seperti Tu-po (cho-ye),Ho-lo-tan, Po-

huang,Kan-to-li, dan “Ko-ying, yang semuanya menyebutkan terletak di

daerah laut selatan.menurut para peneliti Kan-to-li adalah sebuah negeri di

sumatera.

salah satu musafir bernama I-tsing seorang pendeta buddha yang

termasyur dari cina pada abad VII pernah mencatat nama daerah yang

berhadapan dengan laut atau chou yang terletak dipantai timur

sumatera.dari barat nama-nama tersebut yaitu po-lu-shi selanjutnya Mo-

lo-yu , Mo-ho-shin dan Ho-ling.Po-lu-shi oleh Wolter di ciri khaskan dengan

barus suatu tempat yang terletak di pesisir barat sumatera sedangkan Mo-

ho-shin oleh Takakushu dianggap sebagai nama lain dari “Mukha Asin” yang

identik dengan banyu asin.

Karena munculnya kerajaan sriwijaya mengalihkan perhatian sejarah

kuno indonesia dari sejarah kerajaan mataram.walaupun sudah banyak

penelitian yang telah dilakukan namun hasilnya kurang memuaskan karena

belum diungkapkan secara tuntas.namun salah satu penyebabnya yaitu

sumber sejarahnya tidak cukup untuk merekonstruksikan sejarah sriwijaya

dari awal hingga akhir.dari kerajaan sriwijaya awalnya telah diperoleh enam

buah prasasti yang ditemukan tersebar didaerah sumatera selatan dan

pulau bangka tapi tidak banyak keterangan.

Berita dari arab menyebutkan adanya sebuah negara zabag

(sriwijaya) seperti yang dikatakan oleh lbh Hordadbeh bahawa raja zabag

banyak menghasilkan emas setiap tahun seberat 206 Kg.

9
Ditemukannya prasasti tertua pada tahun 604 atau 682 M di daerah

kedukan bukit, tepian sungai tatang dekat Palembang.sejak dipublikasikan

oleh Ph.s.van Ronkel pada tahun 1924, prasasti Kedukan Bukit telah banyak

menarik perhatian para sarjana.prasasti ini berhuruf pallawa dan berbahasa

melayu kuno, jumlahnya hanya sepuluh baris. Prasasti ini berisi mengenai

beberapa hal yaitu: dapuntha hyang manalap siddhayatra menaiki perahu

pada tanggal 11 paro terang bulan waisaka tahun 604 saka (23 april 682 M

),pada tanggal 7 paro terang bulan jyestha (19 mei 682 M) dapuntha hyang

berangkat dari Minanga membawa tentara dua laksa dan 200 peti (kosa)

perbekalan dengan perahu, serta 1312 orang tentara berjalan di

darat,datang disuatu termpat yang bernama malayu, pada tanggal 5 paro

terang bulan asadha (16 juni 682 M).

Menurut N.J. Krom isi prasasti kedukan bukit ini tidak semuanya

jelas.mungkin hal ini berhubungan dengan peristiwa pendirian kerajaan

sriwijaya,dan suatu kenyataan, prasasti ini dimaksudkan untuk

memperingati kejadian yang penting sekali untuk negara.pada tahun 1938,

krom menafsirkan kedukan bukit sekali lagi dengan menghubungkan

pernyataan I-tsing bahwa sekembalinya ia dari nalanda, malayu telah

menjadi Sriwijaya. Sehingga Krom menyimpulkan Sriwijaya menundukan

kerajaan Melayu tahun 682 masehi. Pendapat Krom mengenai prasasti

kedukan bukit bertujuan untuk memperingati pembentukan negara

sriwijaya ditentang J.L.moens ia berpendapat prasasti kedukan bukit

ditujukan sebagai peringatan kemenangan sriwijaya terhadap

malayu.karena ibukota malayu di palembang, sriwijaya dikatakan sebagai

10
penguasa palembang.setelah menguasai palembang sriwijaya berpusat di

pantai timur sumatera yaitu di muara takus pada tahun 683 dan 685 M.

gambar 2 prasasti Kedukan Bukit

sumber : (repositori.kemdikbud.go.id)

Sehubungan dengan ini poerbatjaraka mengatakan bahwa

seaandainya matayap ini benar harus dibaca sebagai malayu seperti

pendapat krom,semakin jelas bahwa tentara yang disebut didalam prasasti

kedukan bukit ini, sebelum sampai di Palembang, lebih dahulu dating ke

Malayu atau yang disebut daerah sekarang yaitu jambi.ditambah lagi jika

kata mudita bisa diartikan sebagai mudik.oleh sebab itu jika dugaan ini

11
benar berarti dulu pernah ada orang terkenal dari Minangkabau pergi

berperang berhenti pertama kali di jambi lalu terus ke Palembang dengan

mendapat kemenangan, lalu membuat kota yang dinamakan sriwijaya.

Prasasti lainnya ditemukan oleh residen waternak pada tahun 1920

di daerah Talang Tuo, sebelah barat kota palembang yang sekarang.

Prasasti ini terdiri dari empat belas baris dalam bahasa melayu kuno, ditulis

dengan huruf pallawa, dan angka tahun pembuatannya yaitu tahun 606 s

atau 23 maret 684 M. isi prasasti tersebut tentang pembuatan taman

Sriksetra ataas perintah Punta Hyang Sri Jayanasa untuk kesejahteraan

semua makhluk hidup. Di samping itu, ada juga doa dan harapan yang jelas

menunjukkan sifat agama buddha.

gambar 3 prasasti Talang Tuo


(sumber: file.upi.edu › JUR._PEND._SEJARAH ›
KRONOLOGI__SRIWIJAYA,2010)

12
Di Telaga Batu, dekat daerah Palembang juga ditemukan sebuah

prasasti berbahasa melayu kuno dan berhuruf pallawa.prasaasti ini dibagian

atasnya dihiasi dengan tujuh kepala ular kobra berbentuk pipih dengan

mahkota seperti permata bulat.lehernya mengembang dengan berhiaskan

kalung.hiasan ular kobra ini bersatu dengan permukaan batu datar di bagian

belakang.memiliki baris berjumlah dua puluh delapan dalam keadaan yang

sangat rusak, bahkan beberapa tulisannya ada yang tidak terbaca.di bagian

bawah prasasti ini ada cerat (pancuran) seperti halnya yoni.Prasasti ini

tidak terdapat angka tahun pembuatan.menurut F.M.Schnitger, Prasasti

Telaga Batu ini berasal dari abad IX atau X Masehi, sedangkan menurut

J.G. de Casparis, prasasti ini sezaman dengan prasasti Kota Kapur yang

berasal dari pertengahan abad VII masehi.

13
gambar 4 prasasti Telaga Batu

sumber : (https://e-journal.unair.ac.id › MOZAIK › article ›


download,2013)

Setelah sekian lama prasasti ini tersimpan di Museum Nasional

Jakarta dengan nomor D155, pada tahun 1956 dipublikasikan oleh J.G. de

Casparis.isi prasasti ini tentang kutukan-kutukan terhadap siapa saja yang

melakukan kejahatan dan tidak tunduk kepada raja.selain itu, prasasti ini

juga berisi tentang penyusunan ketatanegaraan Sriwijaya seperti; yuvaraja

(putra mahkota), pratiyuvaraja (putra raja yang ke dua), rajakumara (putra

raja yang ketiga), rajaputra (putra raja yang keempat), bhupati (bupati),

senapati (pemimpin pasukan), nayaka, prayatya, haji prayatya (orang

kepercayaan raja), dandanayaka (hakim), tuha an vatak vuruh (pengawas

sekelompok pekerja), addyaksi nijavarna, vasikarana (pembuat pisau),

kayasatha (juru tulis), sthapaka (pemahat), puhavam (nahkoda kapal),

14
vaniyaga, pratisara, marsi haji, hulun haji (saudagar, pemimpin, tukang cuci,

budak raja), datu, dan kadatuan.

Disamping tiga prasasti tersebut masih ada tiga prasasti lagi yaitu

prasasti Kota Kapur yang ditemukan dekat sungai Menduk di Pulau bangka

bagian barat. Prasasti ini kemungkinan dibawa dari luar pula sumatera

karena jenis batu yang digunakan tidak ditemui di pulau sumatera.bentuk

huruf dan bahasa yang digunakan sama dengan prasasti-prasasti yang telah

disebutkan sebelumnya.isi sepuluh baris berisi tentang kutukan-kutukan

kepada mereka yang berbuat jahat, tidak tunduk kepada raja, dan tidak

setia pada raja.keterangan yang paling penting dalam prasasti ini adalah

usaha sriwijaya untuk menaklukkan bhumi jawa yang tidak tunduk kepada

sriwijaya pada tahun 608 s atau 28 april 686 M.

Prasasti lain yang hampir sama isinya dengan prasasti Kota Kapur

yaitu prasasti yang ditemukan oleh L.M.Berkhout tahun 1904 di daerah

Karang Brahi di tepi Sungai Merangin, cabang Sungai Batang Hari di Jambi

Hulu.selain itu baris 1-4 prasasti ini ditulis dengan bahasa yang berbeda

dengan baris selanjutnya.bagian ini telah beberapa kali dicoba oleh para ahli

untuk memberikan artinya dan usaha yang terakhir dilakukan oleh L-

C.Damais.isi prasasti ini tentang kutukan-kutukan untuk orang yang tidak

tunduk atau setia kepada raja dan orang-orang yang berbuat jahat.

15
gambar 5 prasasti kota kapur

(sumber : https://jurnalarkeologi.kemdikbud.go.id › kalpataru › article ›


view,2016)

Ditemukan prasasti Ligor A memiliki angka tahun 775 M isinya

menyebutkan tentang seorang raja sriwijaya serta pembangunan trisamaya

caitya untuk padmapani,sakyamuni dan vajrapani.prasasti Ligor B (bagian

sisi lain Ligor A), tidak memiliki angka tahun pembuatan. Isisnya menyebut

tentang seorang raja bernama Wisnu dengan gelar Sarwarimadawimathana

atau pembunuh musuh-musuh yang sombong.

2.3 Masa Keemasan


Sriwijaya mencapai masa keemasan pada saat diperintah Dapunta

Hyang Sri Jayanaga.dia dikenal sangat pandai dalam menyusun taktik

perang dan juga peduli terhadap rakyatnya.selama Dapunta Hyang Sri

16
Jayanaga memerintah kerajaan sriwijaya berhasil menguasai semua wilayah

kerajaan yang meliputi hampir seluruh asia tenggara.sriwijaya juga disebut

berperan dalam kerajaan Medang di jawa, dalam prasasti pucungan

disebutkan sebuah perisitiwa Mahapralaya yaitu peristiwa hancurnya istana

Medang di Jawa Timur, Haji Wurawari dari Lwaram yang merupakan raja

bawahan sriwijaya, pada tahun 1006 atau 1016 menyerang dan menyebabkan

terbunuhnya raja Medang terakhir yang bernama Dharmawangsa

Teguh.selain dari kepandaian Dapunta Hyang Sri Jayanaga mengatur

strategi perang dan juga peduli terhadap rakyat. ada faktor lain yang

menyebabkan Sriwijaya mencapai masa keemasan pada masa pemerintahan

Dapunta Hyang Sri jayanaga seperti; wilayah perairan selat malaka yang

menjadi penghubung bagi dua negara besar yaitu india dan cina.kondisi

inilah yang sangat menguntungkan bagi Dapunta Hyang Sri jayanaga dan

kerajaan Sriwijaya.

kerajaan sriwijaya saat itu sangat terkenal dengan armada lautnya

yang paling kuat dalam sejarah indonesia.dalam sebuah prasasti pernah

disebutkan bahwa dapunta hyang sri jayanaga melakukan ekspansi selama

delapan tahun dengan pasukan yang berjumlah dua puluh ribu.tujuan dari

ekspansi sriwijaya ini adalah untuk memperluas dan membuat kerajaan

sriwijaya menjadi kerajaan paling makmur.sriwijaya memberikan biaya bea

cukai bagi setiap kapal yang melewati selat sunda dan selat malaka.Untuk

memperluas wilayah kekuasaan raja Dapunta Hyang Sri Jayanaga menikahi

Sobakancana putri kedua raja kerajaan tarumanegara pada tahun 664 M

Pada masa pemerintahan raja Balaputra Dewa kerajaan sriwijaya

juga mengalami kejayaan.Balaputra Dewa masih keturunan dari raja

17
Syailendra.pada awalnya Balaputra Dewa adalah raja dari Kerajaan

Syailendra (Jawa Tengah).ketika terjadi perang saudara antara Balaputra

Dewa dan Pramodharwardani di Kerajaan Syailendra ( dinasti Sanjaya),

Balaputra Dewa mengalami kekalahan saat perang.akibat dari kekalahan

Balaputra Dewa dia melarikan diri ke Sriwijaya.di Kerajaan Sriwijaya

berkuasa Raja Dharma Setru (kakek dari Balaputra Dewa) yang saat itu

tidak memiliki keturunan, sehingga kedatang Balaputra Dewa disambut baik

dan diangkat menjadi raja.

pada masa pemerintahan raja Balaputra Dewa dia menjalin kerja

sama dengan kerajaan yang berada diluar wilayah nusantara, terutama

dengan kerajaan-kerajaan yang terletak di India, seperti kerajaan benggala

(nalanda) maupun kerajaan cola.bahkan pada masa pemerintahan raja

balaputra dewa kerajaan sriwijaya menjadi pusat perdagangan dan

penyebaran agama buddha di Asia Tenggara.

2.4 Masa Kemunduran

Pasca berakhirnya masa Balaputra Dewa Sriwijaya mengalami

kemunduran.akibat dari persaingan di bidang pelayaran dan

perdagangan,raja Rajendra Chola melakukan dua kali penyerangan ke

Sriwijaya.pada saat penyerangan yang ke dua raja Rajendra Chola berhasil

menawan raja Sri Sanggrama Wijayatunggawarman serta berhasil merebut

kota dan pelabuhan-pelabuhan penting kerajaan Sriwijaya.

Pada abad ke 13 M kerajaan sriwijaya mengalami kemunduran yang

hebat.penyebab dari kemunduran antara lain akibat dari perluasan wilayah

18
yang dilakukan oleh kerajaan Siam yang mengakibatkan kegiatan pelayaran

perdagangan Sriwijaya semakin berkurang.pada abad yang sama kerajaan

Sriwijaya diserang dan dihancurkan oleh kerajaan Majapahit.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sriwijaya merupakan kerajaan terbesar di Indonesia yang pernah

disebutkan dalam sejarah.kerajaan Sriwijaya juga disebut sebagai

19
kerajann yang memiliki armada laut terbesar dan terkuat di Indonesia.

bahkan kebesaran dan kejayaan kerajaan Sriwijaya terkenal hingga keluar

negeri.namun, turunnya Balaputra Dewa sebagai raja kerajaan Sriwijaya

maka terjadi kemunduran karena tidak ada raja yang mampu menggantikan

Balaputra Dewa dan terjadi penyerangan oleh raja Rajendra Chola yang

mengakibatkan melemahnya Sriwijaya.

3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini tentu saja masih banyak

terdapat kekurangan, baik dari segi penulisan maupun informasi yang

disampaikan di dalamnya. Sumber informasi yang didapatkan oleh kami

sangatlah terbatas, ditambah lagi adanya perbedaan informasi yang

disampaikan oleh setiap buku ataupun sumber yang dibaca. Oleh

karena itu, kami menyarankan untuk para pembaca yang ingin membuat

karya ilmiah menggunakan tema Kejayaan Kerajaan Sriwijaya untuk

lebih selektif dalam mencari sumber. Jika pembaca memiliki

ketertarikan lebih dalam membahas tentang Kejayaan kerajaan

Sriwijaya, atau kemungkinan besar memiliki peluang untuk melakukan

penelitian lapangan, hal tersebut tentunya berdampak baik dalam

mendapatkan data yang akurat dan hasil karya yang tentunya jauh

lebih baik kedepannya.

20
DAFTAR PUSTAKA

I Wayan Badrik dan Setiadi Sulaeman(Editor). 1991.Sejarah Nasional dan

Dunia SMA Jilid 3. Jakarta. Erlangga.

Achadiati, dkk., Sejarah Peradaban Manusia Zaman Sriwijaya, Jakarta:

Gita Karya, 1988.

Poesponegoro, Marwati Djoened, Nugroho Notosusanto., Sejarah Nasional

Indonesia II. Jakarta: Balai Pustaka, 1990.

Sunanto, Musyrifah., Sejarah Peradaban Indonesia, Jakarta: Rajawali

Prees, 2012.

21
22

Anda mungkin juga menyukai