Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Oseanografi merupakan studi atau ilmu yang mempelajari tentang lautan, salah

satunya berkaitan dengan parameter fisik di laut. Dalam hal ini hanya dibahas

beberapa parameter yang terkait dengan dinamika pesisir beru pasang surut,

gelombang signifikan dan arus laut yang terjadi. Parameter-parameter tersebut dapat

berguna nantinya dalam berbagai aktivitas yang terjadi di sekitar perairan Data

batimetri dan pasang surut berguna dalam alur perlayaran kapal, yang mana terdapat

lokasi-lokasi (topografi) di laut yang memiliki kedalaman rendah, ditambah saat

kondisi air surut tentunya lokasi tersebut akan berakibat fatal jika tetap dilalui oleh

kapal. Selain itu, untuk kondisi pasang surut juga berguna sebagai pemantauan

tsunami, badai pasang, navigasi kapal, olah raga perairan, rekayasa pantai dan

pengelolaan pantai (Try Al Tanto,dkk.2016).

Zona neritik merupakan bagian lautan yang relatif dangkal sebelum batas

landas kontinen, dengan kedalaman sekitar 200 meter (660 ft) dan sering disebut

daerah paparan atau dangkalan. Pada wilayah ini sinar matahari dapat mencapai

bagian dasar laut sehingga memungkinkan plankton untuk hidup dan berkembang

biak. Zona ini sangat kaya dengan hasil laut berupa ikan, kerang, teripang, mutiara,

rumput laut dan sebagainya. Sedangkan mamalia yang hidup di zona ini berasal dari

super family Pinnipedia (Anjing laut) dan lumba – lumba. Mamalia laut neritic ini

kebanyakan hidup di daerah substropis yang memiliki 4 musim. Mamalia laut dari

1
segi jumlah tidak sebanyak mamalia darat tetapi memiliki peranan penting dalam

ekologi laut dimana sebagai pemangsa yang menyeimbangkan ekosistem di perairan

laut (Sugiharyanto, 2007).

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat saya ajukan adalah sebagai berikut.

1) Apa itu yang dimaksud dengan zona neritik ?

2) Bagaimana karakteristik zona neritik ?

3) Ekosistem apa saja yang terdapat pada zona neritik ?

4) Apa kaitan zona neritik dengan kehidupan manusia ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Zona Neritik

Zona neritik merupakan bagian lautan yang relatif dangkal sebelum batas

landas kontinen, dengan kedalaman sekitar 200 meter (660 ft). Dari sudut pandang

biologi kelautan, zona ini terdiri dari lingkungan kehidupan laut yang cenderung

stabil dan mendapatkan cahaya matahari yang cukup, mulai dari plankton, ikan dan

terumbu karang, sedangkan oseanografi fisik melihatnya sebagai wilayah dimana

sistem laut berinteraksi dengan pesisir.

Zona neritik disebut juga perairan pesisir, laut pesisir atau zona sublitoral.

Mengacu kepada zona lautan dimana air tidak terlalu dalam dan keluar dari zona

fotik. Zona neritik membentang dari batas surut terendah hingga keujung landas

kontinen. Diatas zona neritik terdapat zona intertidal (zona eulitoral) dan zona

supralitoral, dibawahnya adalah permulaan dari lereng benua dan zona pelagic

3
B. Karakteristik Zona Neritik

Zona neritik adalah wilayah perairan dangkal yang letaknya dekat dengan

pantai. Adapun karakteristik dari zona ini yaitu sebagai berikut.

1) Mempunyai kedalaman hanya antara 50 hingga 200 meter.

2) Kawasan zona neritik ini merupakan zona yang dapat ditembus oleh sinar

matahari dengan sangat baik

3) Sebagai habitat yang sangat cocok bagi berbagai jenis spesies laut, seperti

ubur- ubur, fitoplankton, zooplankton, rumput laut dan lain sebagainya.

4) Zona neritik ini juga merupakan tempat dimana banyak jenis ikan yang

ditangkap oleh nelayan

5) Perairannya banyak mengandung oksigen

6) Banyak terdapat plankton- plankton yang mengapung di permukaan air

C. Ekosistem yang terdapat pada Zona Neritik

Zona neritik merupakan zona perairan dangkal dimana sinar marahari masih

bisa menembus dasar perairan. Di zona neritik ini kita akan menemukan suatu

ekosistem lainnya yang lebih kecil, yakni ekosistem terumbu karang, ekosistem

pantai batu, dan ekosistem pantai lumpur. Ketiga ekosistem tersebut disebut juga

sebagai jenis- jenis dari ekosistem pantai pasir dangkal atau zona neritik ini.

1) Ekosistem terumbu karang

Ekosistem terumbu karang merupakan habitat hidup sejumlah spesies bintang

laut, tempat pemijahan, peneluran dan pembesaran anak-anak ikan. Dalam

4
ekosistem ini terdapat banyak makanan bagi ikan-ikan kecil dan ikan-ikan kecil

tersebut merupakan mangsa bagi predator yang lebih besar.

2) Ekosistem pantai batu

Ekosistem pantai batu terbentuk dari bongkahan-bongkahan batu granit yang

besar atau berupa batuan padas yang terbentuk dari

proses konglomerasi (berkumpul dan menyatunya) antara batu-batu kecil atau

kerikil dengan tanah liat dan kapur. Ekosistem tersebut biasanya didominasi

vegetasi jenis Sargassum atau Eucheuma. Ekosistem ini dapat dijumpai di

wilayah pesisir berbukit yang berdinding batu mulai dari sepanjang pantai barat

Sumatra, pantai selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara, sampai pantai selatan

Maluku.

3) Ekosistem pantai lumpur

Ekosistem pantai lumpur terbentuk dari pertemuan antara endapam lumpur

sungai dengan laut yang berada di muara sungai dan sekitarnya. Apabila

sungainya besar, lumpur tersebut membentang luas sampai menjorok ke laut.

Ekosistem pantai lumpur terdapat di muara yang disebut sebagai monsun

estuaria. Habitatnya berbagai jenis biota ikan gelodok. Komunitas

tumbuhannya adalah Tricemia, Skeratia, dan rumput laut/Enhalus acoroides.

Binatang-binatang ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Biasanya ekosistem

pantai lumpur dapat kita jumpai di pantai-pantai pada pulau cukup besar yang

memiliki sungai-sungai lebar seperti di Pulau Kalimantan, Irian Jaya, Sumatra,

dan Jawa.

5
D. Hubungan Zona Neritik dengan Kehidupan Manusia

Zona neritik atau zona yang paling dekat dengan pantai lebar ± 16 – 240 km

dari tepi pantai. Zona ini sangat kaya dengan hasil laut berupa ikan, kerang, teripang,

mutiara, rumput laut dan sebagainya. Oleh karena itu, zona neritik memiliki peran

penting bagi kehidupan manusia karena zona neritik merupakan :

a) Laut dalam yang kaya potensi tambang minyak bumi

b) Laut tepi benua yang aman untuk jalur pelayaran

c) Laut dangkal yang memiliki potensi biotik tinggi

d) Laut dalam yang menjadi zona pertemuan arus

e) Landasan kontinen yang menentukan batas negara

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

Zona neritik merupakan bagian lautan yang relatif dangkal sebelum batas

landas kontinen, dengan kedalaman sekitar 200 meter (660 ft) dimana pada zona ini

memiliki karakteristik yang beragam. Didalam zona ini pula terdapat beberapa

ekosistem yang meliputi ekosistem terumbu karang, ekosistem pantai batu dan

ekosistem pantai lumpur

B. Saran

Adapun saran yang dapat saya ajukan dalam makalah ini adalah sebaiknya

mahasiswa dapat menyelesaikan tugas sebaik–baiknya dan secepatnya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Aminah, Siti. 2007. Geografi. Perpustakaan Nasional : Jakarta

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Zona_neritik (diakses pada 25 Februari 2019)

https://jurnalbumi.com/knol/terumbu-karang/ (diakses pada 25 Februari 2019)

https://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem_pantai_batu (diakses pada 25 Februari 2019)

https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/laut/ekosistem-air-laut (diakses pada 25 Februari


2019)

https://gurusiaga.com/qa/sebutkan-ciri-ciri-zona-neritik/ (diakses pada 25 Februari


2019)

Sugiharyanto. 2007. Geografi dan Sosiologi. Quadra : Perpustakaan Nasional

T.A.Tanto, Semeidi Husrin, U.J.Wisha, Aprizon Putra, R.K.Putri, Ilham.2016.


Karakteristik Oseanografi Fisik (Batimetri, Pasang Surut, Gelombang
Signifikan Dan Arus Laut) Perairan Teluk Bungus. Jurnal Kelautan
Volume: 9 No: 2

Anda mungkin juga menyukai