Anda di halaman 1dari 24

Laporan Kasus

“Gastropati DM + Ulkus DM+ Hipokalemia”

Oleh :

Bayu Prasetyo P.

Divia Oktari K.

Fani Santika H.

Pembimbing :

dr. Toni Prasetya, Sp.PD, FINASIM

BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
RS PERTAMINA BINTANG AMIN
BANDAR LAMPUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan

Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan laporan kasus yang

berjudul “ Gastropati DM + Ulkus DM + Hipokalemia“.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kepaniteraan klinik

bagian Ilmu Penyakit Dalam Program Studi Pendidikan Dokter Universitas

Malahayati Bandar Lampung.

Saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada para

pengajar di SMF Ilmu Penyakit Dalam, khususnya dr. Toni Prasetya, Sp.PD,

FINASIM atas bimbingannya selama berlangsungnya pendidikan di bagian Ilmu

Penyakit Dalam ini sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan

maksimal.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari

itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki

makalah ini dan untuk melatih kemampuan menulis makalah untuk selanjutnya.

Demikian yang dapat saya sampaikan, mudah-mudahan makalah ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi kami yang sedang menempuh

pendidikan.

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Diabetes mellitus merupakan penyakit sistemik yang dapat
mengakibatkan disfungsi berbagai organ tubuh.Gangguan fungsi saluran
cerna ternyata merupakan masalah yang sering ditemui pada penderita-
penderita disbetes mellitus lanjut, dimana hal ini sebagian disangkakan
berkaitan dengan terjadinya disfungsi neurogenik dari saluran cerna
tersebut. Sering terjadi penderita diabetes mellitus mengeluhkan gejala
gangguan saluran cerna atas tanpa sebab yang jelas. Penderita seperti ini
bila dilakukan uji tertentu dapat menunjukkan adanya keterlambatan
pengosongan lambung, keadaan seperti ini dinamai gastroparesis diabetika.
Gastroparesis diabetika merupakan komplikasi dari diabetes mellitus yang
kini semakin dikenal. Suatu studi menunjukkan bahwa diabetes mellitus
merupakan penyebab kedua tersering dari gastroparesis (24%) setelah
isiopatik (33%), sedang penyakit tersering lainnya adalah paska operasi
lambung (19%).
Gastroparesis diabetika dapat terjadi pada penderita IDDM maupun
NIDDM.Horowitz dkk memperkirakan keterlambatan waktu pengosongan
lambung dijumpai pada sekitar 50% penderita IDDM maupun
NIDDM.Selain dapat menimbulkan keluhan yang terkadang sampai
berlarut-larut dan sulit diatasi, Gastroparesis diabetika juga dapat
menyulitkan pengendalian gula darah. Namun dengan ditemukannya
berbagai macam obat gastrokinetik maka pengelolaan gastroparesis menjadi
lebih efektif.

3
BAB II
LAPORAN KASUS

STATUS PASIEN

2.1 Identitas Pasien

Nama : Sukatmi

Umur : 50 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Gedong

Tataan

Agama : Islam

Pekerjaan : IRT

Status : Menikah

No. RM : 54574

Tanggal masuk : 18 Juli 2019

Tanggal keluar : 22 Juli 2019

2.2 Anamnesis

Anamnesis dilakukan pada tanggal 21 Juli 2019 pukul ±15.00 WIB di

bangsal RPD RS Pertamina Bintang Amin secara autoanamnesis dan

alloanamnesis.

2.2.1 Keluhan Utama : Mual muntah sejak 3 hari yang lalu

4
2.2.2 Keluhan Tambahan :lemas, demam yang hilang timbul, nyeri

ulu hati, nafsu makan menurun

2.2.3 Riwayat Penyakit Sekarang

Sejak 5 tahun yang lalu pada tahun 2014, os mengatakan badan

osterasasering lemas dan mudah lelah. Keluhan dirasakan

setiapsaattidakmenentuterutamamunculsaatsetelah OS

beraktifitas.Osjuga mengeluhkansering kencing.

Keluhanseringkencingdirasakan Osterutamasaattidurdimalam hari, Os

seringterbangun untuk kencing.Keluhan kencing

tidakdisertainyerisaatkencingdantidakdisertaidenganperubahanwarna

urin. Selain sering kencingOsjugamengeluhkan

merasaseringhaus.Sering haus

dirasakansetiapsaatsekalipunOssudahberkalikaliminumair.Selain itu, os

juga mengeluh nafsu makan menurun, Os mengaku bahwa dahulu

mempunyai berat badan berlebih namun sekarang berat badannya

menjadi turun. Dari semua gejala tersebut, pasien sudah memeriksakan

diri ke dokter dan puskesmas. Os diperiksa kemudian dokter

mengatakan bahwa os memiliki gula darah yang tinggi. Os diberi obat

untuk menurunkan gula darah, obat yang diberikan berupa obat oral anti

hiperglikemi yaitu Glibenclamide dan metformin HCL 500 mg.

Sekitar 1 tahun yang lalu pada tahun 2018, os mengaku pernah

dirawat di rs abdul moeluk dikarenakan gula darah os mencapai 700

mg/dl dan os juga mengaku muncul luka di telapak kaki sebelah kanan

5
os, setelah itu luka mulai sembuh dan mengering namun sekitar 4 hari

yang lalu luka os menjadi terbuka lagi karena os berjalan dijalanan

tanpa alas kaki sehingga kaki os terkena batu yangmenyebabkan luka os

kembali terbuka.

Lalu sekitar  2 bulan yang lalu os mengaku pernah dirawat

dengan keluhan mual, muntah dan demam. Os mengatakan os

didiagnosa oleh dokter dengan demam tyfoid.

Pada tanggal 18 Juli 2018 Os datang diantar keluarganya dengan

keluhan mual, muntah, dan demam yang hilang timbul sejak hari rabu

17 Juli 2019 hingga pada hari saat os masuk IGD, os muntah kurang

lebih 8 x/ hari, kadang muntah berisi cairan berwarna hijau dan

makanan, os juga mengeluh badan terasa lemas dikarenakan muntah

yang terus-menerus, keluhan mual muntah juga disertai pusing, nyeri

ulu hati, nafsu makan menurun, dan os setiap makan hanya 2-4 sendok

makan. Tetapi os merasa perutnya masih kenyang walaupun hanya

makan sedikit. Os Saat diperiksa tekanan darah Os 110/70 mmHg; Nadi

102 x/menit; Pernapasan 22 x/menit; suhu 37,7°C; GDS 510 mg/dl.

Dikarenakan os muntah-muntah 8 x/hari, lemas dan GDS 510

mg/dl, Os di sarankan untuk rawat inap oleh dokter jaga IGD agar

mendapatkan terapi lebih lanjut.

2.2.4 Riwayat Penyakit Dahulu


– Thypoid – Batu ginjal/saluran kemih

6
– Tuberkulosis – Disentri

– Difteri – Hepatitis

– Batuk rejan – Penyakit Jantung Koroner

– Campak – Hipotensi

- Influenza – Sifilis

✓ Diabetes – Gonore

– Kholera – Hipertensi

– Penyakit prostat _ Ulkus ventrikulus

– Pneumonia – Ulkus duodeni

– Pleuritis – Gastritis

– Alergi – Batu empedu

2.2.5 Riwayat Penyakit Keluarga


Keadaan Penyebab
Hubungan Diagnosa
Kesehatan Meninggal

Kakek – – –

7
Nenek – – –

Ayah – – –

Ibu _ – –

Saudara _ – –

Anak-anak – – –

2.2.6 Riwayat Kebiasaan

Os ketika muda sering mengkonsumsi makanan yang manis

2.2.7 Riwayat Makanan&Minuman

Frekuensi/hari : 3x/ hari

Jumlah/hari : ½ porsi

Variasi/hari : Bervariasi

Nafsu makan : Menurun

2.2.8 Anamnesis Sistem


Nyeri kepala (-), Pusing ( +), pusing berputar (-),leher
Kepala
kaku (-)

Konjungtiva anemis (+), Penglihatan kabur (-),


Mata pandangan ganda (-),pandangan berputar (-),
berkunang-kunang (-), , sklera ikterik (-)

Hidung pilek (-), mimisan (-), tersumbat (-)

Telinga pendengaran berkurang (-),keluar cairan (-),darah (-).

8
sariawan (-), luka pada sudut bibir (-), bibir pecah-
Mulut
pecah (+), gusi berdarah (-), mulut kering (-).

Leher Pembesaran kelenjar limfe (-)

Tenggorokan Nyeri tenggorokan (-), suara serak (-), gatal (-).

Sistem respirasi Sesak nafas (-), batuk (-), mengii (-)

Sistem Sesak nafas saat beraktivitas (-), nyeri dada (),


kardiovaskuler berdebar-debar (), keringat dingin ()

Rasa kembung (+), nyeri ulu hati (+), BAB cair (+),
Sistem
mual (+), muntah (+),berwarna merah kehitaman (-),
gastrointestinal
BAB darah kehitaman (-), nafsu makan menurun (-)

Sistem Badan lemes (+), Nyeri otot (-), nyeri sendi (-), kaku
musculoskeletal otot (-)

Urine berwarna seperti teh (-), kencing darah (-),


Sistem sering kencing (+), nyeri saat kencing (-),kencing
genitourinaria nanah(-),sulit memulai kencing (-), anyang-anyangan
(-).

Luka (-), kesemutan (+), kaku digerakan (-), bengkak


Ekstremitas atas
(-), sakit sendi (-), panas(-)

Ekstremitas Luka (+), kesemutan (+),kaku digerakan (-), bengkak


bawah (-), sakit sendi (-), panas (-)

Sistem Kejang (-), gelisah (-), kesemutan (+) mengigau (-),


neuropsikiatri emosi tidak stabil (-)

Sistem Pucat (-), kulit kuning (-),gatal (-)


Integumentum

9
2.3 Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 19 Juli 2019 pukul ± 06.00 WIB

di bangsal RPD RS Pertamina Bintang Amin.

2.3.1 Pemeriksaan Umum

 Keadaan Umum : Tampak lemas

 Kesadaran : Compos Mentis

 Berat badan rata-rata (kg) : 65 kg

 Tinggi badan (cm) : 160 cm

 IMT : BB (kg)/ ( TB (m)2 ) = 65/ (1,60)2 = 25,39

 Aspek Kejiwaan

Tingkah laku : wajar/gelisah/tenang/hipoaktif/hiperaktif

Alam perasaan : biasa/sedih/gembira/cemas/takut/marah

Proses pikir : wajar/cepat/gangguan waham/fobia/obsesi

2.3.2 Tanda vital

- TD : 110/70 mmHg

- Nadi : 102 x/menit

- RR : 22 x/menit

- Suhu : 37,7 ºC (per axilla)

10
2.3.3 Status Generalis

KULIT

Warna : Sawo matang Efloresensi : Tidak ada

Jaringan parut : Tidak ada Pigmentasi : Tidak ada

Pertumbuhan rambut : Normal Pembuluh darah: Normal

Suhu raba : Hangat Lembab/kering: Kering

Keringat, umum :- Turgor :Normal

Pemeriksaan Plantar Fascia Dextra

11
Inspeksi : Tampak eritematosa dan hiperpigmentasi disekitar luka

dengan batas tidak tegas, tampak scar pada daerah luka, edema (-

),bernanah (-), berbau (-), berair (+).

Palpasi : Akral teraba hangat (+), nyeri tekan (-).

KELENJAR GETAH BENING

Submandibula : Tidak teraba Leher : Tidak teraba

Supraklavikula : Tidak teraba Ketiak : Tidak teraba

Lipat paha : Tidak teraba

KEPALA

Ekspresi wajah : Normal Simetris muka : Simetris

Rambut : Normal

MATA

Eksolftalmus : Tidak ada Endoftalmus : Tidak ada

Kelopak : Normal Lensa : Normal

Konjungtiva :Normal Visus : Normal

Sklera : Normal Gerakan mata : Normal

Lap.penglihatan : Normal Tek.bola mata : Normal

Deviatio konjungtiva : Tidak ada Nistagmus : Tidak ada

TELINGA

Tuli : Tidak tuli Selaput pendengaran : Tidak diperiksa

12
Lubang : Normal Penyumbatan :Tidak ada

Serumen : Tidak diperiksa Perdarahan : Tidak ada

MULUT

Bibir : Kering Tonsil : Normal

Langit-langit : Hiperemis Bau nafas : Berbau keton

Trismus : Normal Lidah : Normal

Faring : Normal

LEHER

Kelenjar tiroid : Normal, tidak ada pembesaran

Kelenjar limfe : Normal, tidak ada pembesaran

DADA

Bentuk : Simetris kiri = kanan

Sela iga : Normal

Buah dada : Normal

PARU

Depan Belakang

Inspeksi Kanan
Kiri Simetris dalam statis dan dinamis

Palpasi Kanan
Kiri Vocal fremitus simetris kanan dan kiri

Perkusi Kanan Sonor Sonor

13
Kiri Sonor Sonor

Auskultasi T Kanan Suara napas vesikuler


a Kiri Rh (-/-)
m Wh(-/-)
p
ak pulmo

anterior Tampak pulmo posterior

Suara dasar
vesikuler

JANTUNG

Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak

Palpasi : Iktus cordis teraba

Perkusi : Kiri: atas, ics II linea parasternalis sinistra

Bawah, ics IV linea midclavikularis sinistra

Kanan : atas, ics II linea parasternalis dextra

Bawah, ics IV linea parasternalis dextra

Auskultasi :Bunyi jantung S1 dan S2 normal, reguler;

Murmur (-) gallop (-)

14
ABDOMEN

Inspeksi : Dinding perut simetris dengan dinding dada, asistes (-),

distended (-), venektasi(-), caput medusa (-), ikterik (-).

Auskultasi : Bising usus (+) normal, bruit hepar (-),bruit epigastrium (-)

Palpasi : Nyeri tekan perut (+), nyeri tekan hepar (-), hepar tidak

teraba, limpa tidak teraba, nyeri ketok CVA (-) kanan/kiri.

Perkusi : Timpani pekak, shiffting dullness (-)

EKSTREMITAS

Superior Inferior
Luka - Luka plantar fascia
dextra (+)
Akral dingin - -
Oedem - -
Capillary Refill <2 detik <2 detik
Gerak Nyeri (-) Nyeri (-)
Sianosis - -

15
2.4 Pemeriksaan Penunjang

1. DARAH LENGKAP

HEMATOLOGI
Tanggal 18 Juli 2019

Pemeriksaan Hasil Normal Satuan


No.
Hemoglobin 9,9 LK 14–18 Wn 12–16 gr/dl
1.
Leukosit 12.800 4.500–10.700 ul
2.
Hit. Jenis Leukosit Basofil 0 0–1 %
3.
Hit. Jenis Leukosit Eosinofil 0 0–3 %
4.
Hit. Jenis Leukosit Batang 2 2–6 %
5.
Hit. Jenis Leukosit Segmen 86 50–70 %
6.
Hit. Jenis Leukosit Limfosit 8 20–40 %
7.
Hit. Jenis Leukosit Monosit 4 2–8 %
8.
Eritrosit 3,3 Lk 4,6–6,2 Wn 4,2–6,4 ul
9.
Hematokrit 30 Lk 40–54 Wn 38–47 %
10.
Trombosit 127.000 159.000–400.000 ul
11.
MCV 90 80–96 fl
12.
MCH 30 27–31 pg
13.
MCHC 32 32–36 gr/dl
14.
KIMIA DARAH
Pemeriksaan Hasil Normal Satuan
No.
Gula Darah Sewaktu 510 <200 mg/dl
1.
Urea 67 10 – 50 mg/dl
2.
Kreatinin 1,5 Lk 0,6–1,1 Wn 0,5–0,9 mg/dl
3.
Natrium 142 135-145 nmol/l
4.
Kalium 2,8 3.5-5.5 nmol/l
5.
Clorida 98 96-106 nmol/l
6.

16
2.5 RESUME
Pada tanggal 18 Juli 2018 Os datang diantar keluarganya dengan keluhan

mual, muntah, dan demam yang hilang timbul sejak hari rabu 17 Juli 2019 hingga

pada hari saat os masuk IGD, os muntah kurang lebih 8 x/ hari, kadang muntah

berisi cairan berwarna hijau dan makanan, os juga mengeluh badan terasa lemas

dikarenakan muntah yang terus-menerus, keluhan mual muntah juga disertai

pusing, nyeri ulu hati, nafsu makan menurun, dan os setiap makan hanya 2-4

sendok makan. Tetapi os merasa perutnya masih kenyang walaupun hanya makan

sedikit. Os Saat diperiksa tekanan darah Os 110/70 mmHg; Nadi 102 x/menit;

Pernapasan 22 x/menit; suhu 37,7°C; GDS 510 mg/dl.

2.6 DAFTAR MASALAH (ABNORMALITAS)


Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan
Penunjung
1. Mual Nyeri tekan ulu hati GDS : 510
2. Muntah Luka pada telapak kaki Kalium : 2,8
3. Lemas kiri
4. Demam hilang timbul
5. Nyeri ulu hati
6. Nafsu makan menurun

2.7 DIAGNOSA

Gastropati Dm + Ulkus DM + Hipokalemia

17
2.8 DIAGNOSA BANDING

Tyfoid fever

dispepsia

2.9 PENATALAKSANAAN KASUS (RENCANA PEMECAHAN MASALAH)

IVFD NACLXX gtt

Sotatic 2x1 amp ( dalam RL)

Ondancentron 3x1

Ceftriaxon 2x1

Novorapid 3x10 mg

Glimepirid 2x1 ( pagi-siang)

Sotatic 1x1 tab

Tanggal Waktu Pemeriksaan

18/07/2019 19.46 S : Mual, muntah, dan demam yang hilang timbul


sejak hari rabu

O : GCS : 15, Skala nyeri 7, TD 110/70 mmHg. N 102


x/m. RR 22 x/m. T 37,7oC, GDS 510

A : Gastropati DM + Ulkus DM + Hipokalemia

P : IVFD RL xx gtt

Ondansentron inj 3x1 amp

OMZ inj 1x1

Mucogard Syr 3x1

Domperidone tab 3x1

18
Ceftriaxon inj 2x1

Novorapid 10-10-10

19/07/2019 15.00 S : Lemas masih dirasakan, mual berkurang

O : GCS : 15, TD 110/70 mmHg. N 80 x/m. RR 20 x/m. T


36,6oC, GDS : 358

A : Gastropati DM+ Ulkus DM + Hipokalemia

P : Novorapid 10-10-10

Glimepiride 20mg 2x1

Ceftriaxon 2x1 amp

Ondansentron 3x1

Sotatik 2 amp dalam RL

19
20/07/2019 07.00 S : Lemas dan mual masih dirasakan, muntah berkurang

O : GCS : 15, TD 110/70 mmHg. N 80 x/m. RR 20 x/m. T


36oC

A : Gastropati DM + Ulkus DM + Hipokalemia

P : Terapi dilanjutkan

21/07/2019 15.00 S : Lemas, pucat, mual, muntah berkurang

O : GCS : 15, TD 110/80 mmHg. N 80 x/m. RR 20 x/m. T


36,6 oC, GDS 324

A : Gastropati DM + Ulkus DM + Hipokalemia

P : KSR tab 3x1

20
Sotatik 2 amp dalam RL 500cc/8jam

Novorapid 14-14-14

PCT tab 3x1

Glimepiride 2x1

Ceftriaxone 2x1

Ondansentron amp 3x1

22/07/2019 08.00 S : Lemas masih dirasakan, mual dan muntah berkurang

O : GCS : 15, TD 110/70 mmHg. N 80 x/m. RR 20 x/m. T


36oC, GDS 222

A : Gastropati DM + Ulkus DM + Hipokalemia

P : Terapi lanjut, BLPL

2.10 RENCANA PEMERIKSAAN

DL, UC, Elektrolit, GDS

2.11 PROGNOSIS

B. Quo ad vitam : dubia ad bonam

C. Quo ad functionam : dubia ad bonam

D. Quo ad Sanactionam : dubia ad bonam

21
BAB III
PEMBAHASAN

Berdasarkan anamnesis, Os datang diantar keluarganya dengan keluhan

mual, muntah, dan demam yang hilang timbul sejak hari rabu 17 Juli 2019 hingga

pada hari saat os masuk IGD, os muntah kurang lebih 8 x/ hari, kadang muntah

berisi cairan berwarna hijau dan makanan, os juga mengeluh badan terasa lemas

dikarenakan muntah yang terus-menerus, keluhan mual muntah juga disertai

pusing, nyeri ulu hati, nafsu makan menurun, dan os setiap makan hanya 2-4

sendok makan. Tetapi os merasa perutnya masih kenyang walaupun hanya makan

sedikit.

Pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah Os 110/70 mmHg; Nadi 102

x/menit; Pernapasan 22 x/menit; suhu 37,7°C; GDS 510 mg/dl.Nyeri tekan

epigastrium(+). Terdapat vulnus di plantar pedis dextra tampak eritematosa dan

hiperpigmentasi disekitar luka dengan batas tidak tegas, tampak scar pada daerah

luka, edema (-),bernanah (-), berbau (-), berair (+).

Pada pemeriksaan ditemukan leukositosis, anemia, ureum creatinine

meningkat dan gula darah meningkat.Pemeriksaan lab didapatkan ureum dan

kreatinin yang meningkatkemudian dihitung dengan rumus LFG yaitu:

(140 − 𝑈)𝑥 𝐵𝐵 (140 − 50)𝑥 65


𝐿𝐹𝐺 = 𝑥 0,85 = 𝑥 0,85 = 46,04
72 𝑥 𝑐𝑟𝑒𝑎𝑟𝑡𝑖𝑛𝑖𝑛 𝑠𝑒𝑟𝑢𝑚 72 𝑥 1,5

22
Maka didapatkan hasil LFG = 46,04 sehingga LFG 30-59 yang

menandakan kehilangan GFR sedang.

kriteria yang digunakan untuk diagnosa gastroparesis (berdasarkan gejala-

gejala saja, berdasarkan adanya kelainan motorik atuapun elektrik lambung, atau

berdasarkan keterlambatan pengosonganlambung), dan metode yang digunakan

untuk menilai, mengosongkan lambung (pemeriksaan barium, radiopaque marker,

USG, ataupun scintigraphy). Dari hasil berbagai laporan disimpulkan bahwa

sekitar 30-60% penderita diabetes mengalami keterlambatan waktu pengosongan

lambung, dan bahwa prevalensi keterlambatan pengosongan lambung

diperkirakan sama pada penderita IDDM maupun NIDDM.

Gastropati DM disebabkan oleh neuropati pada nervus vagus yang

mempersarafi lambung sehingga pengosongan lambung terganggu akibat

menurunnya peristaltic lambung.Adanya gastropati diabetika patut dicurigai pada

penderita diabetes yang mengalami gejala-gejala saluran cerna atas seperti


(1)
misalnya mual, muntah dan cepat kenyang , juga pada penderita diabetes yang

tanpa gejala namun didapati keadaan seperti sulitnya mencapai kendali gula darah

yang baik. Harus diingat bahwa tidak ada gejala yang khas untuk gastroparesis
23
sehingga perlu dilakukan ekslusi dari kelainan-kelainan lain seperti ulkus peptic,

esophagitis maupun lesi-lesi lainnya dengan menggunakan test-test diagnostic

rutin seperti endoskopi maupun radiology.Dengan studi barium ataupun

endoskopi bisa dijumpai bukti tak langsung dari gastroparesis yaitu adanya retensi

dan ataupun dilatasi lambung, namun hal ini belum membuktikan adanya

gastroparesis, dan disamping itu temuan yang normal tidak pula menyingkirkan

adanya kelainan motorik lambung.Karena kurang baiknya nilai prediktif dari

gejala-gejala, maka diperlukan pengukuran objektif dari keterlambatan

pengosonganlambung dengan test-test tertentu.

Untuk pengobatan gastropati DM sendiri diberikan sotatic amp untuk

mempercepat pengosongan lambung dan pergerakan usus atas, pemberian obat

simptomatiknya dan pemberian obat causatifnya yaitu DM pada pasien ini

diberikan injeksi Insulin.

24

Anda mungkin juga menyukai