Anda di halaman 1dari 6

PERJUANGAN MAYSAROH

Pada pagi yang cerah, di suatu desa yaitu desa Bojonegoro yang berada di pulau Jawa
Timur akan di adakan transmigrasi ke pulau Kalimantan Barat. Begitu pula dengan desa Malang
, dan desa-desa yang lain yang berada di Jawa Timur. Bahkan transmigrasi ini juga di adakan di
Jawa Barat, dan juga Jawa Tengah. Banyak orang yang mengikuti trasmigrasi ke pulau
kalimantan Barat, begitu pula dengan keluarga Maysaroh yang berada di desa Bojonegoro,
keluarga Maysaroh mengikuti trasmigrasi ke Kalimantan Barat bersama dengan kerabat-kerabat
Maysaroh yang berada di desa Bojonegoro. Sedangkan di desa Malang yang berada di Jawa
Timur juga ada keluarga Rianto yang mengikuti transmigrasi ke pulau Kalimantan Barat. Banyak
orang yang sibuk mengemasi barang- barangnya karena ingin segera pergi ke pulau yang baru
yaitu pulau Kalimantan Barat.Maysaroh yang akrab di panggil Maysa oleh orang-orang di desa
Bojonegoro itu sudah selesai mengemasi barang-barang yang akan di bawa olehnya beserta
keluarganya. Maysaroh pergi ke pulau Kalimantan Barat bersama kedua orang tuanya dan juga
bersa sang kakak, ayah maysaroh bernama Paiman, sedangkan ibunya bernama Tamsina, dan
sang kakak bernama Tarmiji. Sewaktu mengikuti transmigrasi itu, maysaroh masih berusia lima
tahun sedangkan sang kakak berusia delapan tahun. Maysaroh sangatlah di sayang oleh sang
ayah , bahkan maysaroh lebih akrab bersama sang ayah ketimbang sang ibu.

Sedangkan di desa sebrang, yaitu desa Malang Rianto bersama keluarganya pun telah
siap untuk melakukan transmigrasi ke pulau Kalimantan Barat. Rianto pergi bersama kedua
orang tuanya dan kedua saudaranya, sang ayah bernama Waris, sang ibu bernama Sunarti.
Rianto adalah putra kedua dari bapak Waris dan ibu Sunarti, ia mempunyai dua saudara yaitu
sang kakak bernama Sunardi dan sang adik bernama Sunarmi. Pada masa migrasi itu Rianto
masih berusia enam tahun, sedangkan sang kakak berusia sembilan tahun, dan sang adik yang
masih balita yaitu sunarmi yang baru berusia tujuh bulan. Kedua keluarga ini berangkat dengan
menggunakan kapal air yang berbeda, tetapi kapal air tersebut tidak berjauhan, kapal air yang di
tumpangi oleh keluarga maysaroh berada di depan sedangkan kapal air yang di tumpangi oleh
keluarga rianto berada di belakang. Setelah semua kapal berada di tengah perjalanan ternyata
kapal yang di tumpangi oleh keluarga rianto hampir tenggelam di tengah laut. Namun kapal yang
di tumpangi oleh keluarga maysaroh segera membantu kapal yang berada di belakang nya itu,
syukurlah kapal itu masih bisa terselamatkan dan orang-orang yang berada di dalam kapal
tersebut tidak ada yang terluka, hanya saja ada beberapa barang-barang yang tidak bisa di
selamatkan. Setelah lama menempu waktu empat hari tiga malam berada di kapal, dan sekarang
orang-orang migrasi itu telah sampai di Jakarta. Sesudah mereka di Jakarta ada beberapa orang
yang bertugas untuk membantu orang-orang migrasi ini menuju pesawat yang akan mereka
tumpangi menuju kota Pontianak. Setelah mereka turun dari pesawat dan telah sampai di kota
pontianak, maka mereka akan melanjutkan perjalanannya menuju kota Sekadau. Dan orang-
orang pemerintah pun membantu orang-orang migrasi untuk menemukan bus yang akan mereka
tumpangi untuk menuju ke kota sekadau. Setelah menempuh waktu selama enem jam mereka
pun sekarang telah sampai di kota sekadau. Tidak hanya sampai di sini perjuangan mereka,
setelah orang-orang ini sampai di sekadau maka satu perwakilan dari keluarga mereka untuk
mengambil amplop yang isi nya adalah tempat tinggal mereka yang baru nantinya.
Setelah semua orang mengambil amplop tersebut, ternyata keluarga maysaroh mendapat
tempat tinggal di desa timpuk, tepetnya di jalan Nusaindah sp4. Sedangkan keluarga Rianto
mendapat tempat tinggal di desa timpuk, hanyalah berbeda alamat rumahnya saja dengan
keluarga maysaroh, keluarga rianto mendapatkan tempat tinggal baru di jalan Kamboja sp4.
Semua orang migrasi ini pun pergi menuju tempat tinggal mereka yang baru, ada yang mendapat
tempat tinggal di sp1,sp2,sp3, dan juga sp4. Sebelum mereka pergi menuju rumah mereka,
mereka harus menaiki perahu untuk bisa menyebrangi sunagai kapuas, setelah itu mereka juga
harus berjalan kaki dari desa sebrang kapuas menuju alamat rumah mereka yang baru. Setelah
melakukan perjalanan yang begitu jauh dan pada akhirnya keluarga maysaroh sampailah pada
alamat rumah mereka yang baru yang tertera pada kertas yang berada di dalam amplop itu.
Setelah itu mereka pun langsung beristirahat karena perjalanan itu sangat melelahkan. Suarah
ayam pun berkokok menjukan bahwa pagi hari telah tiba, dan ayah maysaroh pun
membangunkan istri nya beserta anak-anak nya. Pagi itu pun mereka awali dengan merapikan
rumah barunya mereka. Satu hari penuh di lakukan oleh keluarga maysaroh untuk merapikan
rumah mereka. Setelah mereka selesai merepikan rumah mereka, tiba-tiba ada orang yang
mengetuk pintu rumah maysaroh.

Tok... tok... tok... Assalamu’allaikum

Wa’allaikum salam, Siapa...? tanya ibu tamsina sambil membuka pintu.

Selamat siang ibu, kami dari petugas pemerintahan, kami datang kemari dengan tujuan
ingin memberikan formulir pendaftaran sekolah dasar.

Oh, iya terimakasih atas pemberitahuannya. Jawab ibu tamsina.

Iya bu, sama-sama. Kami permisi pamit untuk pulang dulu bu, Assalamu’allaikum.

Iya pak, Wa’allaikum salam.

Ibu tamsina: Ini yah, kita mendapat formulir pendaftaran sekolah dasar untuk anak-anak.

Bapak paiman: Iya bawa kesini bu, nanti akan ayah isi formulirnya.

Ibu tamsina: Formulirnya di bawa besok saat mengantar anak-anak ke sekolah yah.

Bapak Tamsina: Iya bu, besok akan ayah bawa.

Pada ke esokan harinya tarmiji dan maysaroh pun berangkat kesekolah di antar oleh sang
ayah. Masyaroh sangatlah senang bisa mendapatkan kawan-kawan baru di sekolahnya. Pada hari
pertama maysaroh sekolah ia bertemu dengan rianto, bahkan mereka pun masuk dalam kelas
yang sama. Rianto dan maysaroh pun berteman cukup baik. Pada siang hari masyaroh pulang
kerumah bersama sang kakak, setelah sampai di rumah ia melihat ibu nya sedang muntah-
muntah, maysaroh kebingungan dan panik apa yang telah terjadi pada sang ibu. Sang kakak pun
segera pergi mencari bantuan, ia bertemu dengan tetangganya yang bernama Yuli, dan iya
meminta tolong kepada yuli. ” Bik tolong saya, tolong lihatkan ibu saya”. “Memang ibu mu
kenapa nak...?”. ” Ibu saya muntah-muntah bik “Ayo kita lihat”. Setelah yuli berbincang-bincang
dengan ibu tamsina, yuli mengatakan kepada tarmiji dan maysaroh bahwa ibunya sekarang
sedang mengandung.

Apakah benar yang bibik katakan...? tanya termiji. Iya nak, benar, Jawab bibik yuli

Tarmiji dan maysaroh pun sangatlah bahagia mendengar berita tersebut. Dan iya
langsung memeluk sang ibu, dengan sangat erat.

Yuli: Permisi ibu, saya mau pamit pulang dulu

Tamsina: Kenapa buru-buru yul...?

Yuli: Saya masih punya pekerjaan bu di rumah

Tamsina: Oh, baiklah kalau begitu. Terima kasih ya sudah membantu saya

Yuli: Iya sama-sama bu, saya senang bisa membantu ibu

Hari pun telah menjelang petang sedangkan ayah maysaroh belom pulang bekerja, ibu
tamsina berfikir mungkin saja suaminya masih menjual sayur-sayur segar warga. Tak lama
kemudian bapak paiman pun pulang, tetapi saat perjalanan pulang bapak paiman di ancam oleh
orang yang tidak ia kenal, orang-orang itu mengancam bapak paiman kerena mereka iri dengan
keberhasilan yang telah di raih oleh bapak paiman, ia di ancam jika ia masih menjual sayur-sayur
yang segar itu maka hidupnya tidak akan tenang. Pada saat bapak paiman sampai di rumah bapak
paiman terlihat sangat cemas.

Maysaroh: Ayah... ayah... oh ayah...

Bapak paiman: Ha, iya ada apa nak...?

Maysaroh: Apakah ayah baik-baik saja...?

Bapak paiman: Iya sayang ayah baik-baik saja kok

Maysaroh: Syukurlahlah kalau ayah baik-baik saja

Bapak paiman: Iya sayang

Maysaroh: Ayah, aku ingin memberi tahu kabar gembira kepada ayah

Bapak paiman: Kabar apa nak...?

Maysaroh: Ibu sekarang sedang mengandung ayah, aku akan mempunyai adik yah

Bapak paiman: Benarkah...?

Maysaroh: Iya ayah, aku tidak berbohong

Sang ayah terlihat sangat bahagia dan langsung memeluk maysaroh dan segera menemui
istrinya yang sedang bersantai bersama tarmiji. Mereka berbincang-bincang dan terlihat sangat
bahagia, tiba-tiba terdengar suara azan, dan sang ayah pun mengajak istri dan anak-anak nya
untuk melakukan shalat magrib bersama-sama. Setelah mereka selesai melaksanakan shalat
magrib, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu yang sangatlah kuat.

Tarmiji: Suara apakah itu ayah...?

Ayah: Ntahlah nak, ayah pun tidak tahu,

Tarmiji: Coba ayah lihat, apakah ada seseorang di luar sana

Ayah: Baiklah nak

Setelah sang ayah melihat ke luar ternyata tidak ada siapa-siapa di luar sana, sang ayah
pun mulai memikirkan hal yang telah di alaminya tadi sore.

Ibu: Apakah ada orang di luar sana yah...?

Ayah: Tidak ada siapa-siapa bu di sini

Ibu: Ya sudah, mungkin saja ada orang yang iseng yah

Ayah: Ya, mungkin saja bu

Maysaroh: Apakah ada orang jahat di luar sana yah...?

Ibu: Maysa, kita tidak boleh suuzon, karena suuzon itu dosa nak

Maysaroh: Ya bu, maaf

Ibu: Lain kali tidak boleh seperti itu ya nak

Maysaroh: Ya ibu

Pagi itu maysaroh dan tarmiji pun telah siap untuk berangkat ke sekolah. Sang ayah pun
menjalankan aktifitasnya seperti biasa yaitu menjual sayur-sayur yang segar, tetapi pada saat
sang ayah berada di perjalanan tia-tiba ada seseorang yang sedang mengendarai sepeda motor
dengan kelajuan yang cukup tinggi, dan sepertinya telah di rencanakan bahwa ia akan menabrak
ayah maysaroh atau pun yang akrab di sapa dengan bapak paiman. Bapak paiman pun pingsan,
dan orang-orang yang melihatnya segera menolong bapak paiman untuk membawa ke rumah
nya. Istri nya pun terkejut melihat suaminya sedang pingsan tidak sadarkan diri, orang-orang pun
memanggilkan dokter untuk memeriksa bapak paiman. Setelah dokter selesai memeriksa
ternyata bapak paiman dinyatakan lumpuh, dan haran untuk sembuh itu sangatlah kecil. saat
maysaroh dan tarmiji pulang dari sekolah iya melihat di rumahnya sedang banyak orang, mereka
berfikir sang ibu yang sedang proses persalinan. Tetapi setelah mereka asuk ke dalam rumah,
mereka melihat sang ayah yang sedang terbaring lemah tak berdaya. “Ayah... ayah... ayah
kenapa bu?” “Ayah mengalami kecelakan maysa”. Siang itu pun telah berlalu pada malam hari
ibu tamsina merasakan hal aneh, ia merasakan bahwa sepertinya ia akan melahirkan, ternyata
dugaannya pun benar, ia merinyih kesakitan, sedangkan sang bapak paiman hanya bisa menangis
meliat sang istri yang sedang kesakitan dan anak-anak mereka meminta bantuan kemana-mana.
Setelah maysaroh mendapatkan bantuan, alhamdullillah ibu tamsina melalukan persalinan
dengan lancar di rumah. Ia melahirkan seoarang bayi yang sangat cantik yang di beri nama
rukmini, bapak paiman pun senang melihat semua berjalan dengan lancar. Tetapi pada ke esokan
harinya bapak paiman mengalami sesuatu yang aneh yaitu ia mulai berkata yang tidak baik di
katakan kepada keluarganya, setelah itu bapak paiman menyuruh maysaroh untuk mengambilkan
segelas air putih. Ketika maysaroh sudah mengambilkan, tiba-tiba sang ayah sudah tidak
betrsuara lagi, maysaroh kebingungan dan tarmiji mencari orang untuk meminta bantuan,
ternyata setelah beberapa tetangga datang kerumah maysaroh untuk melihat bapak paiman,
ternyata bapak paiman sudah tidak bernafas lagi, ia telah meninggal dunia. Hujan air mata pun
membasahi keluarga besar almarhum bapak paiman, setelah ini ibu tamsina harus menghidupi
ketiga anak nya dengan seorang diri.

Satu bulan pun telah berlalu, dan ibu tamsina sekarng yang telah menggantikan pekerjaan
almarhum suaiminya. Dan tarmiji pun terpaksa berhenti sekolah karena iya tidak mau
merepotkan ibunya, ia lebih memilih untuk merantau ke negeri orang untuk bekerja. Sedangkan
maysaroh ia tetap melanjutkan sekolahnya, namun ia pun bersekolah sambil berjualan es lilin. Ia
melakukan ini semata-mata untuk membantu sang ibu dan untuk memenuhi kebutuhan dirinya
beserta adiknya yang bernama rukmini.Ia melakukan hari-harinya ini selama duduk di bangku
sekolah dasar. Setelah lama iya bersekolah, kini sekarang ia akan menghadapi ujian sekolah,
ujian sekolah ini di adakan di desa timpuk sp3. Selama ia menghadapi ujian ia berjalan kaki dari
sp4 menuju sp3.

Akhirnya perjuangan maysaroh pun tidak sia-sia, syukur alhamdullillah ia lulus sekolah
bahkan ia menyadang peringkat ke dua, dari sembilan puluh tujuh siswa yang mengikuti ujian.
Adik maysaroh pun telah bernjak besar, dan ia juga mulai bersekolah. Maysaroh memutuskan
untuk pergi merantau, setelah satu tahun ia merantau ia berkeinginan untuk pulang menemui
keluarganya. Setelah ia pulang dan bisa berkupul bersama keluarga nya ternyata sang ibu
menyampaikan sesuatu, ternyata sang ibu telah menerima lamaran dari seseorang untuk
dijadikan suami maysaroh kelak. Kerena maysaroh anak yang penurut maka ia pun menerima
keputusan yang telah di ambil oleh ibunya. Ternyata seseorang yang hendak meminang
maysaroh itu adalah rianto, teman masa sekolahnya dulu. Tak lama kemudian mereka pun
bertunangan, setelah dua bulan mereka bertunangan, mereka pun menikah kedua keluarga
sangatlah bahagia maysaroh menangis terharu, karena ia merindukan sosok seorang ayah.

Tetapi ia berhuntung ia memiliki ayah mertua yang sangat sayang kepadanya, yaitu ayah
waris. Setelah satu tahun maysaroh dan rinto menikah maka mereka di karuniai seoarang anak
perempuan yang sangat cantik, yang bernama riagustina. Riagustina adalah cucuk pertama dari
ibu tamsina dan bapak waris. Sekarang ria telah bertumbuh besar dengan dua tahun, tetapi ria
harus rela untuk di tinggal sang ayah pergi merantau ke malaysia. Maysaroh di tinggal merantau
oleh suaimi dengan keadaan sedang mengandung. Tetapi maysaroh tetap tegar menjalani hidup
ini karena maysaroh adalah sosok wanita yang kuat akan segala cobaan yang akan dihadapinya.
Setelah satu tahun lamanya maysaroh di tinggal merantau oleh suaminya, sekarang ia telah
mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama Dio Irawan. Bahkan sekarang ia tinggal
kembali bersama ibu tamsina, hingga suatu hari, maysaroh ingin melihat rumah yang telah lama
tidak di tinggalinya. Ia hanya melihat-lihat rumah itu saja, tetapi pada esok hari saat maysaroh
pergi kerumahnya itu, tiba-tiba ia melihat seekor ayam jantan yang terbujur kaku di dalam
sumur. Ia segera memberi tahu tetangganya apakan itu ayam tetengganya, ternyata benar itu
ayam tetangganya.

Tetapi disini maysaroh malah di tuduh telah mencuri ayam tetangganya tersebut dan
memasukannya ke dalam sumur. Sungguh itu fitnah yang besar karena memang maysaroh tidak
ada melakukan hal yang telah di tuduhkan kepadanya tersebut. Bahkan ia di ancam untuk
melakukan sumapah di depan al-qur’an. Karena maysaroh merasa tidak melakuakn hal yang
telah di tuduhkan tersebut maka maysaroh mengikuti keinginan tetangganya tersebut. Maysaroh
dan tetangganya itu bersumpah di depan al-qur’an dengan di saksikan oleh kiyai dan para ustad.
Kabar tentang pemfitnahan maysaroh ini pun tersebar luas hingga kemana-mana. Semua orang
heran kepada tetangga maysaroh, kenapa ia tega melakukan tuduhan itu. Tak tahukah dengan
keadaan maysaroh yang saat ini, ditinggal suami bekerja selama bertahun-tahun dan menghidupi
dua orang anak. Tetapi orang-orang merasa bangga kepada maysaroh, karena maysaroh ini
adalah wanita yang mempunyai hati yang besar, meski ia telah di fitnah oleh tetangganya itu.
Tidak ada sedikit niat dalam hati maysaroh untuk menanamkan dendam kepada tetangganya
tersebut. Karena ia tahu bahwa orang pendendam itu tidaklah baik di mata allah. Setelah lima
tahun lamanya maysaroh di tinggal merantau oleh sumainya, maka suaminya pun pulang. Dan
menemui istrinya yaitu maysaroh, dan kedua anaknya riagustina dan dio yanto. Dio dan ria pun
sangat bahagia bisa bertemu dengan sang ayah setelah lamanya berpisah. Setelah beberapa hari
rianto berada di rumah, rianto mendengan dari orang-orang bahwa istrinya telah di fitnah oleh
tetangganya.

Disini rianto sangatlah marah, tetapi maysaroh sebagai istri yang baik dan solehah ia
mencoba untuk menahan agar suaminya itu tidak marah atau pun dendam kepada tetangganya.
Maysaroh meberitahu bahwa seorang tetangga itu sama saja dengan keluarga ke dua bagi
kita.Setelah beberapa tahun kemudian tetangga maysaroh itu sedang mengalami sakit yang
sangat keras, bahkan ia telah sakit selama tiga bulan terakhir ini. Pada tengah malam maysaroh
di bangunkan oleh tetangganya itu, ia meminta tolong kepada maysaroh untuk membacakan doa
yasin. Setelah maysaroh datang kerumahnya dan membacakan doa yasin tetangga tersebut
melihat kearah maysaroh, seakan-akan ia ingin meminta maaf kepada maysaroh tentang apa
yang telah di tuduhkan kepada maysaroh. Maysaroh pun pergi mendekatinya dan berkata “saya
sudah ikhlas, dan saya sudah melupakan semua itu”. Tak lama maysaroh mengucapkan itu,
ternyata tetangganya itu telah meninggal. Ia telah pergi ketempat yang jauh, dan tak akan pernah
kembali. Maysaroh pun menangis karena ia mengingat kejadian sewaktu ia masih kecil, ia telah
di tinggalkan oleh sang ayah tercinta. Semua orangat kagum dengan kebaikan dan kebijakan
yang dimiliki oleh maysaroh, bahkan orang-orang berkata ” Semoga sifat baik mu ini nantinya
bisa dimiliki oleh anak-anak mu danjuga orang lain”. Maysaroh pun sekarang bahagia karena
keluarganya telah berkumpul menjadi satu, dan utuh kembali. Ia berdo’a agar keluarga kecinya
ini selalu di berikan kebahagian oleh Allah SWT.

DR.........TAMAT........DR

Anda mungkin juga menyukai