Anda di halaman 1dari 13

Kelompok 3

1. Aditya Utama (I0513003)


2. Azalia Kartika Suri (I0513012)
3. Fauzia Rahmadita (I0513021)
4. Karina Ardiani (I0513027)
5. Meylani Tri Hardiyanti (I0513032)
6. M. Iqbal Alfuady (I0513033)
7. M. Fadheil (I0513034)
8. Shabika Pangestika R. (I0513047)
9. Shafira Yaumil A. (I0513048)

Bilangan Tak Berdimensi

1. Bilangan Reynolds

ρ.v.d
Re = μ
kg m
. .m
m3 s
= kg
m.s

= tidak memiliki satuan

Dengan : Re = bilangan Reynold


v = kecepatan fluida
d = panjang karakteristik
μ = viskositas absolut fluida dinamis
ρ = kerapatan (densitas) fluida

Bilangan Reynold merupakan salah satu bilangan tak berdimensi yang


paling penting dalam mekanika fluida dan digunakan, seperti halnya dengan
bilangan tak berdimensi lain, untuk memberikan kriteria untuk menentukan
dynamic similitude. Bilangan ini digunakan untuk mengidentikasikan jenis
aliran yang berbeda, misalnya laminar dan turbulen dan digunakan pada
peristiwa transportasi fluida

2. Bilangan Mach
v
Ma = c
m
s
= m
s

= tidak memiliki satuan

Dengan : Ma = bilangan Mach


v = kecepatan fluida
c = kecepatan suara

Bilangan Mach digunakan untuk menunjukkan jika aliran adalah mampat


atau kompresibel. Dalam mekanika fluida, bilangan Mach adalah angka tak
berdimensi mewakili kecepatan obyek bergerak melalui udara atau fluida
lainnya dibagi dengan kecepatan lokal suara. Hal ini biasanya digunakan
untuk mewakili kecepatan objek ketika bepergian dekat dengan atau di atas
kecepatan suara.

3. Bilangan Froude
v2
f = g.L

m2
s2
= m
2 .m
s

= tidak memiliki satuan


Dengan : f = bilangan Froude
v = kecepatan fluida
g = gravitasi bumi
L = panjang karakteristik

Bilangan Froude adalah sebuah bilangan tak bersatuan yang digunakan


untuk mengukur resistensi dari sebuah benda yang bergerak melalui air, dan
membandingkan benda-benda dengan ukuran yang berbeda-beda. Bilangan
ini didasarkan pada kecepatan per beda jarak.

4. Bilangan Weber
ρ.v2 .L
We = σ
kg m2
. .m
m 3 s2
= kg
s2

= tidak memiliki satuan

Dengan : We = Bilangan Weber


ρ = kerapatan (densitas) fluida
v = kecepatan fluida
L = panjang karakteristik
σ = tegangan permukaan

Bilangan Weber menunjukkan rasio dari gaya inersia terhadap kekuatan


tegangan permukaan. Bilangan Weber menjadi parameter penting ketika
berhadapan dengan aplikasi melibatkan dua antar muka cairan seperti aliran
film tipis cairan dan pembentukan gelembung.
5. Bilangan Prandtl
μ.Cp
Pr = K
kg kg m2 ⁄s2
.
m.s kg K
= kg m2 ⁄s
m.K

Dengan : Pr = Bilangan Prantl


μ = viskositas
Cp = panas spesifik
K = konduktivitas panas

Bilangan Prandtl (Pr) merupakan suatu nilai atau harga yang dipakai untuk
menentukan distribusi temperatur pada suatu aliran.

6. Bilangan Euler

P−Pu
Ca = ρ.v2

Bilangan Euler digunakan untuk perhitungan hidrodinamika (tekanan


terhadap inersia)

7. Bilangan Laplace
Cp
Y= Cv

Joule
= Joule

= tidak memiliki satuan

Dengan : Y = bilangan Laplace


Cp = panas spesifik pada tekanan tetap
Cv = panas spesifik pada volume tetap
Digunakan untuk penentuan kapasitas kalor dan menghitung aliran konveksi
bebas dalam fluida yang tak dapat bercampur.

8. Bilangan Arrhenius
Ea
Arrhenius = R.T

joule
mol
= joule
.K
mol.K

= tidak memiliki satuan

Dengan : Ea = Energi Aktivasi


R = Konstanta gas
T = suhu mutlak

Digunakan untuk mencari konstanta laju reaksi

9. Bilangan Biot
h.L
Bi = K

Joule
.m
m2 .K
= Joule
m.K

= tidak memiliki satuan

Dengan : Bi = bilangan Biot


h = koefisien konveksi
L = panjang
K = koefisien konduksi
Bilangan Biot digunakan untuk mencari perpindahan panas yang tergantung
pada tahanan dalam dan tahanan luar

10. Bilangan Fourier


K.t
Fr = ρ.c.L2
Joule
.s
m.K
= kg m.s 3
. .m
m3 K

= tidak memiliki satuan

Dengan : K = koefisien konduksi


t = waktu
ρ = kerapatan
L = panjang

Bilangan Fourier digunakan pada perpindahan atau transfer panas.

11. Faktor gesekan Darcy


64
f= Re

= tidak memiliki satuan

Dengan : f = faktor gesekan Darcy


Re = bilangan Reynold

Dalam dinamika fluida, rumus faktor gesekan Darcy adalah persamaan yang
berdasarkan pada data eksperimen dan teori untuk faktor gesekan Darcy.
Faktor gesekan Darcy adalah satuan tak berdimensi yang digunakan untuk
mendeskripsikan kehilangan tekanan akibat gesekan dalam aliran pipa
Perpindahan Panas

12. ∆T = FT. LMTD


∆T
FT = LMTD

FT = Temperatur difference factor (0,837)


LMTD = long temperature difference (51,8oF)

13. 𝜕̇𝐻 = 𝑓𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 𝑓𝑜𝑟 ℎ𝑒𝑎𝑡 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑓𝑒𝑟


1⁄
hD c.μ 3
∂̇H = .( k )
K
2⁄
h c.μ 9
∂̇H = .( k )
cG

14. R = temperature group


T −T
R = (t1 −t 2
2 1)

15. x = free convection correction


1
2,25(1+0,010Gra ⁄3
x= log Re

16. ∅ = 𝑣𝑖𝑠𝑘𝑜𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜


μ 0,14
∅ = (μ )
o

ρ
17. Specific grafity = ρ A
ref
Persamaan Homogen Dimensi dan Analisa Dimensi
Persamaan dikatakan berdimensi homogen jika dimensi setiap suku dari suatu
persamaan adalah identik atau sama. Setiap persamaan secara fisik diawali dari
penomena analisa keserupaan, seperti persamaan dari suatu sistim satuan. Untuk
mendapatkan jumlah variabel dari suatu persamaan dapat ditentukan dengan
metode;
1. Metode Rayleigh
2. Metode Buckingham

Metode Rayleigh
Jika suatu debit mempunyai saling perhubungan satu dengan lainnya dari Q1,
Q2,Q3, Q4 dan seterusnya, maka hubungan diekspresikan manjadi Q1=
K.Q2aQ3bQ4d dengan K disebut sebagai parameter tak berdimensi.

Metode Buckingham
Buckingham prosedur alternatif yang sekarang disebut teorema 𝜋
Buckingham.Istilah 𝜋 diambil dari notasi matematika π, yang berarti variabel-
variabel. Kelompok-kelompok bilangan tak berdimensiyang didapatkan dari
teorema itu berupa darab pangkat yang dinyatakan dengan π1,π2,π3,dan
sebagainya. Metode ini memungkinkan kita untuk memperoleh 𝜋itu secara
berurutan, tanpaharusmemakai pangkat-pangkat yang bebas. Pada suatu proses
fisika memenuhi AKD dan mengandung n dimensi, proses itu dapat direduksi
menjadi hubungan antara k variabel bilangan tak berdimensi saja, atau k buah 𝜋.
Reduksinya i = nk sama dengan jumlah maksimum variabel yang tidak
membentuk suatu 𝜋 di antara variabel-variabel itu sendirim dan senantiasa kurang
dari, atau sama dengan, jumlah dimensi yang melukiskan variabel-variabel
tersebut.

1. Membandingkan jumlah variabel dengan jumlah satuan dasar dan


mendapatkan konstanta tidak berdimensi, phi teori adalah (jumlah konstanta
tak berdimensi) = (jumlah variabel) – (jumlah satuan dasar).
2. Menyeleksi variabel pengulangan. Jumlah variabel pengulangan akan
seimbang dengan jumlah satuan dasar variabel pengulangan dengan satu
atau lebih satuan dasar dan tak harus dikurangi dengan parameter tak
berdimensi.
3. Variabel pengulangan selanjutnya diseleksi. Pilihan yang benar akan
mendapatkan bentuk geometrik seperti L dan d dalam fluida (ρ,μ) untuk
aliran adalah v, sehingga pilihan ini akan baik bila diambil sebagai l,d,v, ρ
aliran fluida.
4. Variabel pengulangan setiap harga index dalam group dengan bentuk
variabel pengulangan konstanta tak berdimensi.

Contoh soal :
Buatlah persamaan kelompok bilangan tak berdimensi yang dapat digunakan
untuk menghitung power pengadukan dengan menggunakan metode Rayleigh dan
metode 𝜋 Buckingham!

Penyelesaian :

Metode Rayleigh

P = 𝑓( 𝐷, 𝜇, 𝜌, 𝑔, 𝑁 )
P = 𝐾(𝐷𝑎 , 𝜇 𝑏 , 𝜌 𝑓 , 𝑔𝑒 , 𝑁 𝑔 )

Analisis Dimensi
P = ML2T-3 𝜌 = ML-3
D=L N = T-1
𝜇 = ML-1T-1
Maka :
𝑀𝐿2 𝑎
𝑀 𝑏 𝐿 𝑒 𝑀 𝑓 1 𝑔
= 𝐿 . ( ) . ( 2) . ( 3) . ( )
𝑇3 𝐿𝑇 𝑇 𝐿 𝑇
Harga pangkat dimensi L
2 = a – b + e – 3f.............(1)
Harga pangkat dimensi M
1=b+f ..........................(2)
Harga pangkat dimensi T
-3 = -b – 2e – g
g = -b – 2e + 3

Dari persamaan 2 diperoleh :


f=1–b
disubstitusikan ke persamaan 1
2 = a – b + e – 3f
2 = a – b + e – 3 + 3b
2 = a + e – 3 + 2b
a = 5 – e – 2b
maka :
𝑃 = 𝐾 (𝐷5−𝑒−2𝑏 . 𝜇 𝑏 . 𝑔𝑒 . 𝑁 −𝑏−2𝑒+3 . 𝜌1−𝑏 )
𝑃 = 𝐾 [ (𝐷5 . 𝑁 3 . 𝜌)(𝐷−𝑒 . 𝑔𝑒 . 𝑁 −2𝑒 ) (𝐷−2𝑏 𝜇 𝑏 . 𝑁 −𝑏 . 𝜌−𝑏 )
𝑔 𝑒 𝜇 𝑏
𝑃 = 𝐾. 𝐷5 𝑁 3 𝜌 ( ) ( )
𝐷𝑁 2 𝐷2 𝑁𝜌

5 3
𝑔 𝑒 𝜇 𝑏
𝑃 = 𝐷 𝑁 𝜌 ∅ [( ) ,( 2 ) ]
𝐷𝑁 2 𝐷 𝑁𝜌

Metode 𝝅 Buckingham
P = f ( D,V, ρ , μ , d, h )
Variabel : P , D,V, ρ , μ , d, h
Dimensi : M, L , T
Jumlah persamaan = banyaknya variabel – banyak dimensi
Jumlah persamaan = 7-3 = 4

Misalnya variabel yang diambil adalah D, v, dan


π 1 = Da1 . vb1 .μc1 . P
π 2= Da2 . vb2 .μc2 .ρ
π 3= Da3 . vb3 .μc3 .d
π 4= Da4 . vb4 .μc4 .h

a. π1
π1 = Da1 . vb1 .μc1 . P
MoLoTo = ( L )a1 . (LT-1)b1 . (ML-1T-1)c1 . (ML2T-3)

Dimensi M 0 = c1 + 1
c1= -1
Dimensi L 0 = a1 + b1 – c1 + 2
0 = a1+ b1 + 1 + 2 …………………(1)
Dimensi T 0 = - b1 - c1 – 3
0 = - b1 – (-1) -3
b1 = -2
masukan b1 = -2 ke persamaan (1), sehingga :
0 = a1 - 2 + 1 + 2
a1= -1
sehingga, persamaan akan menjadi :

π 1 = Da1 . vb1 .μc1 . P

π 1 = D-1 . v-2 .μ-1 . P


𝑃
π 1 = 𝐷 𝑣2 𝜇

b. π2
π2 = Da2 . vb2 .μc2 .ρ
MoLoTo = ( L )a2 . (LT-1)b2 . (ML-1T-1)c2 . (ML-3)

Dimensi M 0 = c2 + 1
C2 = -1
Dimensi L 0 = a2 + b2 – c2 - 3
0 = a2 + b2 + 1 - 3 …………………(1)
DimensiT 0 = - b2 – c2
0 = - b2 – (-1)
b2 = 1
masukan b2 = 1 ke persamaan (1), sehingga
0 = a2 + 1 + 1 - 3
a2 = 1
sehingga, persamaan akan menjadi

π 2 = Da2 . vb2 .μc2 .ρ

π 2 = D1 . v1 .μ-1 .ρ
𝐷𝑣ρ
π2 = 𝜇

c. π3
π3 = Da3 . vb3 .μc3 .d
MoLoTo = ( L )a3 . (LT-1)b3 . (ML-1T-1)c3 . (L)

Dimensi M 0 = c3
C3 = 0
Dimensi L 0 = a3 + b3 – c3 + 1
0 = a3+ b3 - 0 + 1 …………………(1)
Dimensi T 0 = - b3 – c3
0 = - b3 – (0)
b3 = 0
masukan b3 = 0 ke persamaan (1), sehingga :
0 = a3 - 0 + 0 + 1
a3 = -1

sehingga, persamaan akan menjadi :

π 3 = Da3 . vb3 .μc3 .d

π 3 = D-1 . v0 .μ0 .d
𝑑
π3 = 𝐷

d. π4
π4 = Da4 . vb4 .μc4 .h
MoLoTo = ( L )a4 . (LT-1)b4 . (ML-1T-1)c4 . (L)

Dimensi M 0 = c4
C4 = 0
Dimensi L 0 = a4 + b4 – c4 + 1
0 = a4+ b4 - 0 + 1 …………………(1)
Dimensi T 0 = - b4 – c4
0 = - b4 – (0)
b4 = 0
masukan b4 = 0 ke persamaan (1), sehingga
0 = a4 - 0 + 0 + 1
a4 = -1
sehingga, persamaan akan menjadi

π 4 = Da4 . vb4 .μc4 .h

π 4 = D-1 . v0 .μ0 .h

π4= 𝐷

Dalam kasus ini, kita ingin mencari Power (P). Dan π yang mengandung P adalah π1,
sehingga jika kita susun fungsinya yaitu π1= φ( π2, π3, π4 ) , dimana φ adalah suatu
konstanta untuk menyetarakan dimensi antara ruas kanan dan ruas kiri sehingga,

𝑃 𝐷𝑣ρ 𝑑 ℎ
= φ( , , )
𝐷 𝑣2 𝜇 𝜇 𝐷 𝐷

Anda mungkin juga menyukai