Oleh
A. Latar Belakang
Kata filsafat berasal dari kata ‘philosophia’ (bahasa Yunani), diartikan
dengan kata ‘mencintai kebijaksanaan’. Sedangkan dalam bahasa Ingris kata
filsafat di sebut dengan istilah ‘philosophy’ dan dalam bahasa Arab disebut
dengan istilah ‘falsafah’, yang bisa diterjemahkan dengan kata ‘cinta kearifan’
(Susanto, 2018). Filsafat juga dapat diartikan sebagai proses pencarian suatu
kebenaran dengan menggunakan metode atau kaidah-kaidah ilmiah untuk
menciptakan sebuah kebijaksanaan.
Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan tuhan yang paling mulia
diantara makhluk ciptaannya yang lain, Mengapa....? Karena manusia diciptakan
oleh tuhan sudah dibekali akal pikiran dan nafsu. Sebagai makhluk yang berpikir
dan bernafsu maka pantaslah manusia tidak pernah puas dengan apa yang sudah
ada didunia ini, dan selalu mencari kebenaran dengan cara berpikir secara filosofis
untuk menemukan sesuatu hal baru.
Filsafat telah mengantarkan kepada suatu fenomena adanya siklus
pengetahuan sehingga membentuk suatu konfigurasi dengan menunjukan
bagaimana pohon ilmu pengetahuan telah tumbuh dan berkembang secara subur
sebagai fenomena kemanusiaan dan menjadi banyak cabang ilmu pengetahuan
(Latif, 2016). Pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa filsafat telah
mengantarkan umat manusia pada suatu tempat untuk memecahkan suatu masalah
atau kejadian melalui kajian dari berbagai cabang ilmu sesuai dengan kaidah-
kaidah berpikir secara logis.
Sesuai dengan kaidah berpikir logis ilmu pengetahuan telah
mengalami perkembangan dan masing-masing mulai memisahkan diri dari ilmu
dasarnya yaitu filsafat, salah satunya yaitu ilmu geografi. Perkembangan geografi
dari awal hingga memasuki abad melinium telah mengalami pergeseran yang
cukup berarti dan jika ilihat dari sisi pendekatannya, geografi sudah bergeser dari
ilmu pengetahuan yang empirical-analitycal ke historical hermeneutic dan critical
(Astawa, 2016).
Geografi pada hakikatnya sebuah bidang ilmiah yang bersifat sintetis
(Siska, 2018). Maksudnya adalah dari berbagai cabang ilmu pengetahuan yang di
himpun dalam satu ikatan, contoh: ilmu klimatologi, geomorfologi, geofisika, dan
lain-lain diikat oleh sebuag cabang ilmu yaitu geografi. Berangkat dari sebuah
sebuah sejarah, Geografi berasal dari bahasa yunani, asal kata Geo yang berarti
“bumi” dan Graphein yang berarti “Lukisan” atau “Tulisan” menurut pengertian
yang dikemukakan Eratosthenes geographika berarti “Tulisan Tentang Bumi”
(Sumaatmadja : 1981).
Makalah ini disusun untuk menyampaikan informasi tentang filsafat
geografi yang di tinjau dari tiga landasan antara lain landasan ontologi,
landasan epistemologi, dan landasan aksiologi.
B. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan
beberapa rumusan masalah dalam makalah ini antaralain yaitu:
1. Bagaima landasan ontologi dalam filsafat geografi?
2. Bagaima landasan epistemologi dalam filsafat geografi?
3. Bagaima landasan aksiologi dalam filsafat geografi?
C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui landasan ontologi dalam filsafat geografi
2. Untuk mengetahui landasan epistemologi dalam filsafat geografi
3. Untuk mengetahui landasan aksiologi dalam filsafat geografi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Ontologi
Istilah ontologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua suku
kata yaitu ta onta (yang berada) dan logos yang berarti (ilmu pengetahuan).
Aristoteles dalam susanto (2018) mengungkapkan bahwa ontologi sebagai dasar
ilmu berusaha untuk menjawab “apa” yang menurutnya merupakan the first
philosophy dan merupakan ilmu mengenai esensi benda. Terminologi ontologi
pertama kali di perkenalkan oleh Rudolf Goclenius pada tahun 1636 M. Untuk
menamai teori tentang hakikat yang ada yang bersifat metafisis. Dalam
perkembangannya Christian Wolff (1279-1757) membagi metafisika menjadi dua,
yaitu metafisika umum dam metafisika khusus. Metafisika umum dimaksudkan
sebagai istilah lain ontologi.
Ontology sebuah bidang filsafat yang paling sulit di pecahkan,
Karena ontologi yaitu ilmu yang membicarakan tentang the being (hakikat)
realitas (Noeng Muhajir, 2011). Hakekat pada dasarnya tidak dapat dijangkau oleh
panca indera karena tak berbentuk, berupa, berwaktu dan bertempat. Ontologi
Dalam penelitian kuantitatif, realitas tampil dalam bentuk jumlah sedangkan
dalam penelitian kualitatif muncul dalam bentuk aliran, misalnya idealisme,
rasionalisme, materialismme. Sehingga Socrates dalam Latif (2016)
menggambarkan bahwa akal merupakan segalanya dan merupakan pokok serta
satu-satunya jalan yang dapat menuntun manusia mencari kebenaran, karena
dengan berpikir maka eksistensinya sebagai manusia dapat dipertahankan.
Dengan demikian penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa istilah
ontologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mengkaji hakikat terhadap suatu objek
yang telah ada dengan menggunakan akal secara terus menerus untuk
menghasilkan sesuatu yang baru dari hasil pemikiran yang logis.
B. Landasan Epistemologi
Epistemoiogi sering juga disebut dengan teori pengetahuan (theory of
knowledge). Secara etimologi, istilah epistemology berasal dari bahasa Yunani
episteme, yang artinya pengetahuan, dan logos yang artinya ilmu. Jadi,
epistemology dapat di defenisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal
mula atau sumber, struktur, metode, dan syahnya (validitas) pegetahuan
(Susanto, 2018). Dalam pencapaian kebenaran menurut ilmu pengetahuan
didapatkan melalui metode ilmiah yang merupakan gabungan atau kombinasi
antara rasionalisme dengan empirisme sebagai satu kesatuan yang saling
melengkapi.
C. Landasan Aksiologi
Aksiologi berasal dari Bahasa yunani (axios) yang berarti nilai, dan logos
yang artinya ilmu. Secara umum dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
tentang nilai. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dihasilkan dari pikiran
manusia (theory) yang telah diuji sesuai dengan metode atu prosedur dalam
filsafat yang merujuk pada etika dan estetika. Menurut Jujun S. Suriasumantri
(2010) aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari
pengetahuan yang diperoleh.
Geografi adalah salah satu cabang ilmu yang telah tumbuh dan
berkembang dengan sangat pesat. Pengertian geografi juga sangat beragam akan
tetapi dari sekian banyak pengetrian memiliki kesamaan yang sama yaitu
membahas tentang gambaran bumi. Hakikat studi geografi pada dasarnya adalah
mengkaji semua fenomena yang terjadi di permukaan bumi, terutama pola
persebaran di permukaan bumi. Dalam memahami hakikat geografi, terlebih
dahulu harus diketahui definisi geografi, objek kajian geografi, prinsip geografi,
konsep geografi, dan ruang lingkup geografi.
F. Hubungan Antara Landasan Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi
Dalam Filsafat Ilmu Dengan Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dalam
Konteks Pendidikan Geografi.
DAFTAR PUSTAKA
Astawa. 2016. Memahami Dinamika Landasan Filosofi Dalam Perkembangan Geografi.
Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial. Volume 2, Nomor 1
Susanto. A. 2018. Filsafat Ilmu Suatu Kajian Dalam Dimensi Ontologis, Epistemologis,
dan Aksiologis. Jakarta : Bumi Aksara.
Nursid Sumaatmadja. 1981. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan.
Bandung: alumni.
http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/11781/1/KUMPULAN%20MAKALAH%20FILSAFAT.pdf