I. IDENTITAS PASIEN :
Nama : Nomor RM :…………………
Diagnosa Media :
B. Breathing :
C. Circulation :
D. Disability :
STATUS MENTAL
1. Penampilan :
2. Orientasi :
3. Pembicaraan :
4. Psikomotor :
5. Afek :
6. Persepsi :
7. Arus Pikir :
8. Isi Pikir :
9. Bentuk Pikir :
10.Interaksi :
V. PEMERIKSAAN FISIK
A. TTV : T :……………, S :………… N :…………….R :…………………
Bangli, …………………………..
Perawat
………………………………………….
Nip.
PENGKAJIAN KEGAWATDARURATAN JIWA
Ruang : ……………………Tanggal MRS :……………………… Jam :…………Wita
J. IDENTITAS PASIEN :
Nama : Nomor RM :…………………
Diagnosa Media :
Lain-lain………………
Lain-lain………………
STATUS MENTAL
11.Penampilan :
Data ini didapat melalui observasi perawat/keluarga:
a. Penampilan tidak rapi jika dari ujung rambut sampai ujung kaki ada yang
tidak rapi.
Misalnya : Rambut acak-acakan, kancing tidak tepat, restleting tidak
dikunci, baju terbalik, baju tidak diganti-ganti.
b. Penggunaan pakaian tidak sesuai. Misalnya : pakai dalam dipakai di luar
baju.
c. Cara berpakaian tidak seperti biasanya jika penggunaan pakaian tidak
tepat (waktu, tempat, identitas, situasi/kondisi).
d. Jelaskan hal-hal yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak
tercantum
e. Malasah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
12.Orientasi : Orientasi waktu tempat, tempat dan orang jelas. Jelaskan data
obyektif dan subyektif terkai hal- hal di atas.
Masalah Keperawatan sesuai dengan data.
14.Psikomotor :
Data ini didapat melalui hasil observasi perawat/keluarga.
Kelambatan.
a. Hipokinesia, hipoaktifitas : gerakan atau aktifitas yang berkurang.
b. Sub stupor katatonik : reaksi terhadap lingkungan sangat berkurang,
gerakan dan aktivitas menjadi lambat.
c. Katalepsi : Mempertahankan secara kaku posisi badan tertentu juga bila
hendak diubah orang lain.
d. Flexibilitas serea : Mempertahankan posisi yang dibuat orang lain.
Peningkatan.
a. Hiperkinesia, hiperaktifitas : gerakan atau aktivitas yang berlebihan
b. Gaduh gelisah katatonik : aktifitas motorik yang tidak bertujuan yang
berkali-kali seakan tidak dipengaruhi rangsang luar.
c. Tik : gerakan ivolunter sekejap dan berkali-kali mengenai sekelompok
otot yang relative kecil.
d. Grimase : gerakan otot muka yang berubah-ubah yang tidak dapat
dikontrol.
e. Tremor : Jari-jari yang tampak gemetar ketika klien menjujurkan tangan
f. Kompulsif : Kegiatan yang dilakukan berulang-ulang, seperti berulangkali
mencuci tangan, mencuci muka, mandi, mengeringkan tangan.
15.Afek/ emosi :
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/keluarga.
a. Adekuat : Afek emosi yang sesuai dengan stimulus yang ada.
b. Inadekuat : Emosi yang tidak sesuai atau bertentangan dengan stimus
yang ada.
c. Datar/ dangkal : Tidak ada perubahan roman muka pada saat ada stimulus
yang menyenangkan atau menyedihkan.
d. Tumpul : Hanya bereaksi bila ada stiomulus emosi yang kuat.
e. Labil : emosi yang cepat berubah-ubah.
f. Anhedonia : Ketidakmampuan merasakan kesenangan.
g. Kesepian : Merasa dirinya ditinggalkan
h. Eforia : Rasa gembira yang berlebihan.
i. Ambivalensi : Afek emosi yang berlawanan timbul bersama-sama
terhadap seseorang, obyek atau sesuai hal.
j. Apatis : Berkurangnya afek emosi terhadap sesuatu atau semua hal
disertai rasa terpencil dan tidak peduli.
k. Marah : sudah jelas.
l. Depresif/sedih : seperti perasaan susah, tidak berguna, gagal, putus asa
dsb.
16.Persepsi :
a. Apakah ada halusinasi? Kalau ada termasuk jenis apa?
b. Apakah ada ilusi? Kalau ada deskripsikan?
Jenis-jenis halusinasi sedah jelas
Jelaskan isi halusinasi, waktu, frekwensi, situasi saat mengalami
halusinasi, perasaan saat mengalami halusinasi, gejala yang
tampak pada saat klien berhalusinasi.
Masalah keperawatan sesuai dengan data.
17.Arus Pikir :
a. Koheren : Kalimat/pembicaraan dapat dipahami dengan baik.
b. Inkoheren : Kalimat tidak terbentuk, pembicaraan sulit dipahami.
c. Sirkumtansial : Pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada tujuan
pembicaraan.
d. Tangensial : Pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai pada
tujuan.
e. Asosiasi longgar : pembicaraan tidak ada hubungan antara satu kalimat
dengan kalimat lainnya, dank lien tidak menyadari.
f. Flight of Ideas : Pembicaraan yang melompat dari satu topic ke topic yang
lainnya masih ada hubungan yang tidak logis dan tidak sampai pada
tujuan.
g. Bloking : pembicaraan yang berhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal
kemudian dilanjutkan kembali.
h. Perseverasi : berulang-ulang menceritakan sesuatu ide, tema secara
berlebihan.
i. Logorea : Pembicaraan cepat tidak terkontrol
j. Neologisme : Membentuk kata-kata baru yang tidak dipahami oleh
umum.
k. Irelevansi : ucapan yang tidak ada hubungannya dengan pertanyaan atau
dengan hal yang sedang dibicarakan.
19.Bentuk Pikir :
a. Realistik : Cara berfikir sesuai kenyataan/ realita yang ada
b. Nonrealistik : Cara berfikir yang tidak sesuai dengan kenyataan
c. Autistik : cara berfikir berdasarkan lamunan/ fantasi/ halusinasi /
wahamnya sendiri
d. Dereistim : cara berfikir dimana proses mentalnya tidak ada sangkut
pautnya
20.Interaksi :
Data ini didapatkan melalui wawancara dan observasi perawat/keluarga
a. Bermusuhan, tidak kooperatif, mudah tersinggung sudah jelas
b. Kontak mata kurang : tidak mau menatap lawan bicara
c. Defensif : selalu berusaha mempertahankan pendapat dan kebenaran
dirinya
d. Curiga : menunjukan sikap/perasaan tidak percaya pada orang lain
X. PEMERIKSAAN FISIK
B. Tanda-tanda vital : T :…………, S :………… N :……… .., R :……………
Bangli, …………………………..
Perawat
………………………………………….
Nip.
RENCANA KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN JIWA
II. TUJUAN :
III. INTERVENSI :
A. INTENSIF I :
a. Dengarkan ungkapan klien walaupun terkait wahamnya tanpa
membantah atau mendukung
b. Berkomunikasi sesuai kondisi obyektif
c. Psikofarmaka: anti psikotik parenteral, anti ansietas
B. INTENSIF II :
a. Dengarkan keluhan pasien tanpa menghakimi
b. Komunikasi sesuai kondisi obyektif pasien
c. Beri psikofarmaka: antipsikotik oral
C. INTENSIF III :
a. Dengarkan keluhan pasien
b. Bantu identifikasi stimulus waham dan usahakan menghindari
stimulus tersebut
c. Pertahankan pemberian psikofarmaka oral: anti psikotik
Bangli, …………………………..
Perawat
………………………………………….
RENCANA KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN JIWA
II. TUJUAN :
III. INTERVENSI
A.INTENSIF I :
a. Kendalikan secara verbal
b. Pengikatan ATAU Isolasi
c. Psikofarmaka: anti psikotik parenteral, anti ansietas
B. INTENSIF II :
a. Dengarkan keluhan pasien tanpa menghakimi
b. Latih cara fisik mengendalikan marah: nafas dalam
c. Beri psikofarmaka: antipsikotik
C. INTENSIF III :
a. Dengarkan keluhan pasien
b. Latih cara mengendalikan marah dengan cara verbal, spiritual.
c. Pertahankan pemberian psikofarmaka oral: anti psikotik
Bangli, …………………………..
Perawat
………………………………………….
RENCANA KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN JIWA
RUFA : SKOR 1 – 10
SKOR 11 – 20
SKOR 21 – 30
II. TUJUAN :
III. INTERVENSI
A. INTENSIF I :
a. Komunikasi terapeutik
b. Siapkan lingkungan yang aman
c. Psikofarmaka: anti psikotik parenteral, anti ansietas
d. Observasi prilaku pasien tiap 15 menit terkait halusinasi
e. Kalau perlu lakukan Pengikatan
f. Bantu mengenal halusinasi
B. INTENSIF II :
a. Komunikasi terapeutik
b. Siapkan lingkungan yang aman
c. Psikofarmaka: anti psikotik parenteral, anti ansietas
d. Observasi prilaku pasien tiap 30 - 60 menit terkait halusinasi
e. Bantu mengenal halusinasi
f. Bantu mengontrol halusiansi dengan menghardik.
C. INTENSIF III :
a. Komunikasi terapeutik
b. Siapkan lingkungan yang aman
c. Psikofarmaka: anti psikotik parenteral, anti ansietas
d. Observasi prilaku pasien dalam 24 jam terkait halusinasi
e. Melatih mengontrol halusiansi dengan melakukan kegiatan terjadwal dan
memanfaatkan obat.
Bangli, …………………………..
Perawat
………………………………………….
RENCANA KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN JIWA
A. INTENSIF I :
1. DIAGNOSA KEPERAWATAN : PANIK RUFA : SKOR 1 – 10
2. TUJUAN : Pasien tidak membahayakan dirinya, orang lain dan lingkungan.
3. Tindakan:
a. Komunikasi terapeutik
b. Siapkan lingkungan yang aman
c. Dampingi terus pasien saat panik, bombing pasien tarik nafas dalam.
d. Kolaborasi:
Berikan obat-obatan sesuai intruksi dokter.
Pantau keepektifan obat dan efek sampingnya
e. Observasi prilaku pasien setiap 15 menit sekali, catat adanya peningkatan
atau penurunan perilaku pasien.
f. Jika prilaku pasien semakin tidak terkontrol, terus mencoba melukai
dirinya sendiri atau orang lain, dapat dilakukan tindakan manajemen
pengamanan pasien yang epektif.
B. INTENSIF II :
a. DIAGNOSA KEPERAWATAN : ANSIETAS BERAT SKOR 11 – 20
b. TUJUAN : Pasien tidak lagi mengalami panic
c. Tindakan :
1. Komunikasi terapeutik
2. Siapkan lingkungan yang aman
3. Ajarkan tehnik relaksasi peregangan otot
4. Kolaborasi:
Berikan obat-obatan sesuai intruksi dokter.
Pantau keepektifan obat dan efek sampingnya
5. Observasi prilaku pasien setiap 30 - 60 menit sekali, catat adanya
peningkatan atau penurunan perilaku pasien.
C. INTENSIF III :
a. DIAGNOSA KEPERAWATAN : ANSIETAS SEDANG SKOR 21 – 30
b. TUJUAN : Pasien tidak lagi mengalami ansietas berat – panik
c. Tindakan :
1. Komunikasi terapeutik
2. Siapkan lingkungan yang aman
3. Diskusikan bersama pasien:
Penyebab ansietas – panic
Motivasi menceritakan pengalaman traumatic pasien
4. Kolaborasi:
Berikan obat-obatan sesuai intruksi dokter.
Pantau keepektifan obat dan efek sampingnya
Jelaskan tentang nama, dosis, manfaat terapi obat.
Bangli, …………………………..
Perawat
………………………………………….
RENCANA KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN JIWA
RUFA : SKOR 1 – 10
SKOR 11 – 20
SKOR 21 – 30
II. TUJUAN :
III. INTERVENSI :
A.INTENSIF I :
a. Bina hubungan saling percaya dengan pasien
b. Atasi masalah fisik akibat percobaan bunuh diri (rawat luka atau kondisi akibat
tindakan percobaan bunuh diri)
c. Identifikasi alasan, cara, dan waktu klien melakukan tindakan bunuh diri
d. Identifikasi alternatif penyelesaian masalah selain tindakan bunuh diri:
1.ekspresi perasaan kepada orang yang dapat dipercayai (teman atau
keluarga)
2.berpikir positif
3.melakukan aktivitas positif yang disenangi
4.aktivitas spiritual: baca doa, sholat
5.Observasi pasien setiap 10 menit sekali, sampai ia dipindahkan ke
ruang intensif II
6.Jauhkan semua benda yang berbahaya (misalnya pisau, silet, gelas, ikat
pinggang)
7.Kolaborasi dengan medis untuk program pengobatan pasien dengan
menggunakan prinsip lima (5) benar
8.Dengan lembut jelaskan pada pasien bahwa saudara akan melindungi
pasien sampai tidak ada keinginan bunuh diri
B. INTENSIF II :
a. Kolaborasi dengan medis untuk program pengobatan pasien dengan
menggunakan prinsip lima (5) benar
b. Observasi pasien setiap 30 menit sekali, sampai ia dipindahkan ke ruang
intensif III
c. Jauhkan semua benda yang berbahaya (misalnya pisau, silet, gelas, ikat
pinggang)
d. Lanjutkan perawatan luka atau kondisi akibat tindakan percobaan bunuh diri
(apabila pasien merupakan pasien pindahan dari ruang intensif I)
e. Berikan terapi musik untuk pasien
C. INTENSIF III :
a. Membantu pasien meningkatkan harga dirinya
b. Memberi kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya.
c. Berikan pujian bila pasien dapat mengatakan perasaan yang positif.
d. Meyakinkan pasien bahwa dirinya penting
e. Membicarakan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh pasien
f. Membantu pasien menerapkan pola koping yang konstruktif:
1. Identifikasi pola koping maladaptif dan adaptif
2. Identifikasi dampak koping yang dilakukan
3. Pilih pola koping adaptif
4. Anjurkan menggunakan pola koping konstruktif
Bangli, …………………………..
Perawat
………………………………………….
RENCANA KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN JIWA
RUFA : SKOR 1 – 10
SKOR 11 – 20
SKOR 21 – 30
II. TUJUAN :
III. INTERVENSI
A. INTENSIF I :
a. Membina hubungan saling percaya
b. Bantu mengenal menyebab isolasi sosialnya
c. Melatih pasien menggunakan obat secara teratur
B.INTENSIF II :
a. Mengajarkan pasien berkenalan dengan orang lain
b. Mengajarkan pasien berkenalan dan bercakap-cakap dengan orang lain
C.INTENSIF III :
f. Memberikan terapi modalitas.
Bangli, …………………………..
Perawat
………………………………………….
RENCANA KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN JIWA
Bangli, …………………………..
Perawat
………………………………………….
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEGAWATDARURATAN JIWA
Nama : No RM :
Tanggal : Dx Keperawatan :
1. Melakukan komunikasi terapeutik
2. Mengobservasi Status Mental
Status Mental Pagi Sore Malam
Penampilan
Orientasi
Pembicaraan
Psikomotor
Afek
Persepsi
Arus Pikir
Isi Pikir
Bentuk Pikir
Interaksi
SKOR RUFA
3. Mengarahkan / Membantu ADL
ADL Pagi Sore Malam
Makan/Minum
Toileting
Mandi
Berpakaian
4. Delegatif Pemberian Obat
Nama Obat Jam/Paraf
Jam 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 20 21 22 23 24
A
V
N
Catatan :
PLANING
Pagi Sore Malam
RUFA WAHAM
(Skor: 1-10 Skala RUFA) (Skor: 11-20 Skala RUFA (Skor: 21-30 Skala RUFA
Percobaan Bunuh Diri Ancaman Bunuh Diri Isyarat Bunuh Diri
Aktif mencoba bunuh Aktif memikirkan Mungkin sudah
diri dengan cara: rencana bunuh diri, memiliki ide untuk
gantung diri namun tidak disertai mengakhiri hidupnya,
minum racun dengan percobaan namun tidak disertai
memotong urat bunuh diri dengan ancaman dan
nadi Mengatakan ingin percobaan bunuh diri
menjatuhkan bunuh diri namun Mengungkapkan
diri dari tempat tanpa rencana yang perasaan seperti rasa
yang tinggi spesifik bersalah / sedih /
Mengalami depresi Menarik diri dari marah / putus asa /
Mempunyai rencana pergaulan sosial tidak berdaya
bunuh diri yang Mengungkapkan hal-
spesifik hal negatif tentang
Menyiapkan alat untuk diri sendiri yang
bunuh diri (pistol, menggambarkan
pisau, silet, dll) harga diri rendah
Mengatakan: “Tolong
jaga anak-anak karena
saya akan pergi jauh!”
atau “Segala sesuatu
akan lebih baik tanpa
saya.”
RUFA HALISINASI
Komunikasi Tidak ada Non verbal dan bicara Koheren baik verbal
kacau maupun non verbal
serta gelisah
TTV Respirasi Respirasi normal, Respirasi normal,
hipoventilasi heart rate bradikardi, takikardia, suhu
kurang dari 12 suhu badan fluktuatif, tubuh
kali permenit, hipotensi fluktuatif,tekanan
Heart rate darah meningkat dari
bradikardi, normal
hipotermi,
hipotensi
Respon fisik Pupil miosis Pupil dilatasi Pupil dilatasi,
(pinpoint pupil), gooseflesh, yawning,
bibir dan tubuh lakrimasi,
membiru berkeringat, rhinore,
emosi labil, nyeri
abdomen, diare,
mual dan atau
muntah dan tremor