Anda di halaman 1dari 15

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN

RELEVANT COST AND SUNK COST


SPECIAL ORDER, MAKE OR BUY, SELL OR PROCESS FUTHER
RELEVANT COST DALAM KONTEKS ACTIVITY BASED COSTING

Dosen Pengampu :
Dr. MUKHZARUDFA, S.E., M.Si.

Oleh:
Kelompok II
Muhammad Yasin Nur Wibowo C1C017030
Gayandwip Nopaniriah C1C017038
Salsabila Merliana Ramadhani C1C017102
Mawar C1C017118

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2019
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….. i
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….. 1
1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………………………1
1.2 RUMUSAN MASALAH………………………………………………………… 2
1.3 TUJUAN…………………………………………………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………… 3
2.1 RELEVANT COST DAN SUNK COST…………………………………………... 3
2.1.1 Relevant Cost…………………………………………………………….. 3
2.1.2 Sunk Cost………………………………………………………………… 4
2.2 SPECIAL ORDER, MAKE OR BUY, SELL OR PROCESS FURTHER…………. 5
2.2.1 Special Order…………………………………………………………….. 5
2.2.2 Make Or Buy……………………………………………………………... 7
2.2.3 Sell Or Process Further………………………………………………….. 8
2.3 RELEVANT COST DALAM KONTEKS ACTIVITY BASED COSTING……….. 9
2.3.1 Ilustrasi Relevant Cost Dalam Konteks Activity Based Costing………….10
BAB III KESIMPULAN……………………………………………………………... 12
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….13

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Membuat keputusan merupakan salah satu fungsi pokok manajer
(Garrison et al., 2007). Pengambilan keputusan biasanya menjadi tugas yang
sulit, karena manajer sebagai pengambil keputusan dihadapkan pada berbagai
masalah dan alternatif yang tersedia. Syamsi (1995) menyatakan pengambilan
keputusan merupakan tindakan pimpinan untuk memecahkan masalah yang
dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu
di antara alternatif-alternatif yang dimungkinkan. Manajemen membutuhkan
informasi yang dapat mengurangi ketidakpastian, sehingga mereka dapat
menentukan pilihan yang terbaik bagi perusahaan. Tanpa informasi yang
tepat, maka manajer tidak bisa mengambil keputusan yang tepat yang dapat
mendukung keputusannya tersebut.
Manajemen seringkali menemukan ketidakpastian dalam pengambilan
keputusan untuk pemecahan masalah yang dihadapi perusahaan. Beberapa
pilihan keputusan dapat dibuat perusahaan berdasarkan informasi khusus
untuk memenuhi tujuan tertentu pihak managemen tersebut. Dalam tingkat-
tingkat pengambilan keputusan dibagi menjadi beberapa macam yang salah
satunya yaitu pengambilan keputusan taktis (pengambilan keputusan jangka
pendek di antara berbagai alternatif dengan hasil yang langsung atau terbatas
yang dapat dilihat). Pengambilan keputusan selalu menyangkut hasil di masa
mendatang dimanaperusahaan dihadapkan pada ketidakpastian yang
menyangkut masa depan perusahaan.
Semua bentuk pengambilan keputusan oleh manajemen harus
mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat memengaruhi keputusan tersebut
antara lain; keadaan internal perusahaan, keadaan eksternal perusahaan,

1
2

kepribadian dan kecakapan pengambil keputusan, tersedianya informasi yang


diperlukan salah satunya adalah informasi mengenai biaya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian relevant cost dan sunk cost?
2. Bagaimana pengambilan keputusan dalam aktivitas special order, make or
buy, sell or process further?
3. Bagaimana analisis relevant cost dalam konteks activity based costing?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui pengertian relevant cost dan sunk cost.
2. Dapat mengetahui pengambilan keputusan dalam aktivitas special order,
make or buy, sell or process further.
3. Dapat mengetahui lebih jelas analisis relevant cost dalam konteks activity
based costing.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 RELEVANT COST DAN SUNK COST


2.1.1 Relevant Cost
Semua bentuk pengambilan keputusan oleh manajemen harus
mempertimbangkan semua faktor yang dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan, salah satu faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
adalah faktor biaya yang disebut dengan biaya relevan (relevan cost). Menurut
Mulyadi (1992) biaya relevan adalah biaya masa yang akan datang yang
diperkirakan akan berbeda atau terpengaruh oleh suatu pengambilan
keputusan pemilihan diantara berbagai macam alternatif.
Blocher et al. (2012) menyatakan untuk memilih keputusan harus
membuat sebuah perbedaan biaya-biaya di antara pilihan-pilihan yang tersedia
untuk masa depan tidaklah relevan. Untuk menjadi relevan, suatu biaya tidak
hanya harus merupakan biaya masa depan, tetapi juga harus berbeda dari satu
alternatif dengan alternatiflainnya. Apabila biaya masa depan terdapat pada
lebih dari satu alternatif maka biaya tersebut tidak memiliki pengaruh
terhadap keputusan. Biaya demikian disebut biaya tidak relevan.Kemampuan
untuk mengidentifikasi biaya relevan dan tak relevan merupakan suatu
keterampilan pengambilan keputusan yang penting.
Biaya relevan untuk pengambilan keputusan didasarkan kepada
konsep “different analysis for different purposes”, yang berarti bahwa untuk
tujuan yang berbeda diperlukan analisa yang berbeda pula. Oleh karena itu,
terdapat beberapa konsep biaya relevan untuk berbagai pengambilan
keputusan, yaitu:
3
1. Biaya Diferensial (Differential Cost)
2. Biaya Traceable (Traceable Cost)
3. Biaya Kesempatan (Opportunity Cost)
4

4. Biaya Incremental (Incremental Cost)


Biaya relevan adalah biaya-biaya yang akan terjadi pada waktu-waktu
di masa yang akan datang, biaya-biaya tersebut berbeda untuk setiap pilihan
yang ada bagi seorang pembuat keputusan. Sujarweni (2015) menyatakan
bahwa biaya relevan digunakan untuk menyusun anggaran, perencanaan laba,
dan pengendalian kegiatan yang berlandaskan program jangka pendek dan
jangka panjang. Contoh dari biaya relevan adalah sebuah perusahana memilih
supplier dalam pengambilan bahan baku dengan harga sebagai berikut:
Supplier A Supplier B Supplier C
Harga bahan baku per kg Rp 2.000 Rp 2.000 Rp 2.000
Biaya pengantaran Rp 1.000 Rp 1.200 Rp 1.100

Dari contoh di atas harga bahan baku semua sama, jadi masuk biaya tidak
relevan. Sedangkan, biaya pengantara masuk dalam biaya relevan.

2.1.2 Sunk Cost


Pengertian sunk cost (biaya terbenam/tenggelam) menurut para ahli :
 Blocher et al. (2012) menyatakan bahwa sunk cost adalah biaya yang
sebagaimana akan tetap terjadi terhadap pilihan manapun yang
diputuskan.
 Samryn (2001) mengungkapkan bahwa sunk cost adalah biaya yang
telah terjadi dan tidak dapat diubah oleh suatu keputusan yang dibuat
sekarang atau pada masa yang akan datang.
Sunk cost adalah biaya-biaya yang telah terjadi pada masa lalu atau
yang telah dikeluarkan untuk masa mendatang dan karena itu tidak relevan
untuk pengambilan keputusan. Contoh dari sunk cost adalah : misalkan pada
tahun 1995, PT. ABC membeli gedung kantor Rp 50.000.000,- karena krisis
ekonomi pada tahun 1998 PT. ABC menutup sebagian bidang usahaya
digedung tersebut. Karena sudah terjadi pada masa lalu dan tidak bisa diubah
5

dengan keputusan sekarang maka penutupan sebagian usaha PT. ABC tidak
akan mempengaruhi nilai investasi yang berupa harga beli gedung yang telah
menjadi biaya tenggelam. Dalam pengambilan keputusan, biaya ini
merupakan biaya tidak relevan.

2.2 SPECIAL ORDER, MAKE OR BUY, SELL OR PROCESS FURTHER


2.2.1 Special Order
Special order(pesanan khusus) adalah suatu proses produksi atau
barang milik pihak kedua berdasarkan pesanan dengan tingkat harga yang
telah disepakati untuk kemudian diserahkan lagi kepada pihak pemberi
pesanan jika jasa pengerjaan sudah diselesaikan.
Menurut Garrison et al. (2005) pesanan khusus adalah pesanan pada
waktu tertentu yang bukan merupakan hasil dari kegiatan normal perusahaan.
Pesanan ini tidak akan memperngaruhi penjualan perusahaan lainnya. Secara
umum pesanan khusus tersebut akan menurunkan sejauh peningkatan
pendekatan dari pesanan khusus lebih besar dari penambahan biaya karena
adanya pesanan khusus tersebut.
Munawir (2002) menyatakan bahwa pesanan khusus harus memenuhi
syarat sebagai berikut :
1. Harga jual perunit pesanan khusus dibawah harga jual normal.
2. Perusahaan masih mempunyai kapasitas menganggur sehingga
penambahan produksi untuk memenuhi pesanan khusus tersebut hanya
mengakibatkan peningkatan biaya variabel, sedangkan biaya tetap
jumlahnya tidak berubah. Jika jumlah pesanan khusus melebihi jumlah
kapasitas yang menganggur maka pesanan khusus tersebut akan
meningktkan biaya tetap sehingga sebaiknya tidak diterima.
3. Dapat dilakukan pemisahan pasar penjualan normal dengan pasar
penjualan pesanan khusus, dalam arti bahwa pasar penjualan rutin
6

tidak akan terganggu dengan adanya penjualan pesanan khusus


tersebut.
Contoh dari pesanan khusus dikutip dari Sujarweni (2015) Perhitungan
Rugi-Laba perusahaan yang setiap bulan memproduksi reguler genteng
sebanyak 1000 buah adalah sebagai berikut:

Keterangan Jumlah
HasilPenjualan: 1.000 x Rp 1.000 = Rp 1.000.000
BiayaProduksi:
Variabel: 1.000 x Rp 600 = Rp 600.000
Tetap: Rp 100.000
(Rp 700.000)
LabaKotor Rp 300.000
Biaya Usaha (Rp 50.000)
LabaBersih Rp250.000

Setiap bulan perusahaan membuat genteng reguler 1000 buah dan


setiap bulan mendapatkan laba sebesar Rp 250.000. selanjutnya ada pesanan
khusus sebanyak 300 genteng dengan harga khusus yaitu Rp 900 per genteng,
pesanan khusus tersebut diambil atau tidak dengan perhitungan berikut:
Tanpa Dengan
Keterangan Pesanan Pesanan Perbedaan
Khusus Khusus
HasilPenjualan:
1.000 x Rp 1.000 Rp 1.000.000
1.000 x Rp 1.000 Rp 1.000.000
300 x Rp900 Rp270.000 Rp 270.000
BiayaProduksiVariabel
1.000 x Rp 600 Rp 600.000
1.300 x Rp 600 Rp 780.000 Rp 180.000
Margin Kontribusi Rp 400.000 Rp 490.000 Rp 90.000

Dengan adanya tambahan pesanan khusus sebanyak 300 genteng


dengan harga Rp 900, PT. ANDALAS akan mendapatkan keuntungan sebesar
7

Rp 490.000. Jika tidak menerima pesanan khusus hanya mendapat laba Rp


400.000.

2.2.2 Make or Buy


Keputusan khusus yang paling pertama adalah perusahaan dihadapkan
pada pilihan dalam rangka pengadaan barang untuk memproduksi barang,
perusahaan akan membuat sendiri atau membeli komponen tersebut ditempat
lain. Akuntansi manajemen membuat hitungan dari sisi keuangan mana
diantara kedua alternatif tersebut yang akan dipilih perusahaan dan mana dari
kedua alternatif tersebut yang paling menguntungkan dari segi keuangan.
Keputusan membuat sendiri atau membeli memiliki dua tipe yaitu kondisi
awal membuat sendiri dan kondisi awal biasa membeli (Sujarweni, 2015)
Tujuan dari keputusan membuat atau membeli adalah penggunaan
optimal atas sumber daya produktif dan keuangan perusahaan. Pengambilan
keputusan sering kali harus dilakukan dalam hubungannya dengan
penggunaan yang mungkin dari peralatan yang menganggur, ruang yang
menganggur, dan bahkan tenaga kerja yang menganggur. Dalam situasi
semacam itu, seorang manajer cenderung akan mempertimbangkan untuk
membuat barang tersebut dan bukanlah membelinya dari luar guna
menggunakan fasilitas yang ada dan menghindari pengurangan karyawan.
Komitmen dari sumber daya baru juga terlibat.
Contoh : Dikutip dari Halim (2013) PT. Andalas selama ini membeli
salah satu komponen untuk produknya sebanyak 20.000 unit dengan harga Rp
19.000 per unit. Jadi, jka membeli komponen biaya yang akan dikeluarkan
adalah 20.000 unit x Rp 19.000 = Rp 380.000.000
Jika perusahaan membuat sendiri komponen tersebut, biaya
produksinya sebagai berikut:
Biaya Unit Jumlah
(Rp) (Rp)
Bahan baku : 6.000 20.000 120.000.000
BTKL 8.000 20.000 160.000.000
BOP Variabel 2.000 20.000 40.000.000
Biaya Tetap :
Biaya gaji tetap 40.000.000
Biaya depresiasi 40.000.000
JUMLAH 400.000.000
Maka keputusan yang diambil adalah membeli dari luar. Karena biaya
yang dikeluarkan lebih sedikit dibanding dengan biaya membuat sendiri.

2.2.3 Sell or Process Further


Keputusan lain yang biasa dihadapi oleh manajer perusahaan adalah
mengenai pilhan untuk menjual produk atau jasa sebelum tahap pemrosesan
menengah atau melakukan pemrosesan lebih lanjut dan baru kemudian
menjual dengan harga yang lebih tinggi. Analisis biaya relevan menjadi
metode yang tepat untuk menganalisis keputusan ini. Akuntansi manajemen 8
akan membuat peritungan mana yang lebih menguntungkan dari sisi keuangan
(Sujarweni, 2015)
Contoh : PT. Abadi adalah sebuah perusahaan yang memproduksi
suatu barang yakni kursi yang dijual dengan harga Rp 50.000 perbiji belum
difinishing. Sedangkan biaya penuh yang diperlukan untuk membuat barang
tersebut adalah sebagai berikut :
Keterangan Biaya per Satuan
Biaya Bahan Baku Rp 5.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 6.000
Biaya Overhead Pabrik (V) Rp 7.000
Biaya Overhead Pabrik (T) Rp 7.000
9

Biaya Administrasi (T) Rp 7.000


Biaya Pemasaran (T) Rp 8.000
TOTAL Rp 40.000
Diketahui volume penjualan diperkirakan sebanyak 60.000 kursi.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, bahwa pihak menajemen
mempertimbangkan untuk membuat lebih lanjut menjadi kursi yang sudah
finishing. Dalam pelaksanaannya memerlukan biaya pengolahan lebih lanjut
(pernis) yakni sebesar Rp 8.000 per kursi. Sedang di pasaran kursi finishing
cukup banyak permintaan dengan harga jual Rp 70.000,-.
Jika alternatif “Menjual” yang dipilih, maka keuntungan yang diperoleh
adalah :
Laba = Pendapatan – Biaya
= (Rp 50.000x60.000 unit) – (Rp 40.000x60.000 unit)
= Rp 600.000.000
Jika alternatif “Memproses lebih lanjut”, maka keuntungan yang diperoleh
adalah :
Laba = Pendapatan diferensial – Biaya diferensial
= [(Rp 70.000 – Rp 50.000) x 60.000 unit] – [Rp 8.000x60.000 unit]
= Rp 720.000.000
Jika PT. Abadi membuat keputusan sebaiknya memproses lebih lanjut karena
memberikan keuntungan yang lebih besar.

2.3 RELEVANT COST DALAM KONTEKS ACTIVITY BASED COSTING


Activity Based Costing adalah Metode costing yang mendasarkan pada
aktivitas yang didesain untuk memberikan informasi biaya kepada para manajer
untuk pembuatan keputusan stratejik dan keputusan lain yang mempengaruhi
kapasitas dan biaya tetap (Wijaya, 2009).
Dari jenis-jenis keputusan manajemen yang ada di atas, maka keputsan
manajemen tersebut dapat digolongkan kedalam sub-sub bagian dari activity based
costing system. Penerapan activity based costing system akan relevan bila biaya
overhead pabrik merupakan biaya yang paling dominan dan multiproduk. Dalam
merancang activity based costing system, aktivitas untuk membuat dan menjual
produk digolongkan dalam 5 kelompok, yaitu:
1. Biaya kegiatan penunjang fasilitas
Yang dimaksud dengan biaya kegiatan penunjang fasilitas adalah
semua biaya yang berkaitan dengan aktivitas mempertahankan kapasitas yang
dimiliki oleh perusahaan. Yang termasuk ke dalam kelompok biaya ini adalah
sunk cost, karena sunk cost merupakan biaya yang berkaitan dengan
pengeluaran yang dalam bentuk non tunai. Contohnya adalah biaya
penyusutan gedung.
2. Biaya aktivitas penunjang produk
Yang dimaksud dengan biaya aktivitas penunjang produk adalah
semua biaya yang berkaitan dengan aktivitas penelitian dan pengembangan
produk dan biaya untuk mempertahankan produk untuk tetap dapat
dipasarkan. Yang termasuk ke dalam kelompok biaya ini adalah sell or
process further dan relevant cost, karena dalam keputusan menjual atau
memproses lebih lanjut itu berkaitan dengan penelitian serta pengembangan
suatu produk dan biaya relevan digunakan untuk mengambil keputusan untuk
masa yang akan datang demi mempertahankan produk yang di produksi.
Contoh dari biaya aktivitas penunjang produk adalah biaya pengujian produk
dan biaya desain produk.
3. Biaya aktivitas batch
Biaya aktivitas batch adalah biaya yang berkaitan dengan jumlah
bacth. Batch sendiri berarti setumpuk (berjumlah banyak), berarti biaya
aktivitas batch adalah biaya yang timbul akibat proses aktivitas yang
dilakukan dalam jumlah banyak. Yang termasuk kedalam biaya aktivitas
batch adalah relevant cost, sunk cost, special order, dan make or buy, karena
semua aktivitas biaya tersebut berjumah masal (banyak). Contohnya adalah
biaya penyusutan mesin, karena penyusutan mesin akan mengelompokkan
semua jenis penyusutan mesin yang sejenis dan langsung satu paket mesin
tersebut. Lalu ada pula biaya produksi, karena suatu produksi tentunya akan
berjumlah banyak jadi biaya yang digunakan akan dalam bentuk batch secara
menyeluruh terhadap semua jenis produksi sesuai dengan jenisnya.
4. Biaya aktivitas tingkat unit
Biaya aktivitas tingkat unit adalah biaya yang berkaitan dengan besar
kecilnya jumlah unit produk yang dihasilkan. Yang termasuk kedalam biaya
aktivitas tingkat unit adalah relevant cost, special order, make or buy, dan sell
or process further, karena jenis keputusan tersebut berkaitan dengan jumlah
produksi, penjualan dan pembelian. Dalam melakukan produksi, penjualan
dan pembelian tentu akan ditentukan berapa jumlah unit yang akan
diproduksi, dijual, dan di beli. Contohnya adalah biaya bahan baku yang akan
digunakan dalam proses produksi.
5. Biaya aktivitas tingkat pelanggan
Biaya aktivitas tingkat pelanggan adalah biaya-biaya yang dikeluarkan
dalam memenuhi kepuasan pelanggan atau konsumen. Yang termasuk
kedalam biaya aktivitas tingkat pelanggan adalah relevant cost, sell or process
further, dan special order, karena ketiga keputusan tersebut saling berkaitan.
Special order tentu ini merupakan salah satu bentuk pelayanan dari
perusahaan kepada pelanggan, setelah ada special order tentunya akan muncul
biaya relevan dalam menentukan apakah special order tersebut diambil atau
tidak. Dengan sell or process further kepuasan pelanggan dalam membeli
barang tentu akan sangat berpengaruh, karena barang yang dijual telah
dikembangkan dan diteliti. Contoh dari biaya aktivitas tingkat pelanggan
adalah tambahan bordiran atau sablon pada pakaian yang dibeli secara masal
pada industri tekstil.
BAB III
KESIMPULAN

Relevant cost (biaya relevan) adalah biaya yang terjadi pada masa mendatang
dalam berbagai alternatif untuk pengambilan keputusan manajemen. Semua
keputusanberhubungan dengan masa depan sehingga hanya biaya masa depan
yangdapat menjadi relevan dengan keputusan. Namun, untuk menjadi relevan,suatu
biaya tidak hanya harus merupakan biaya masa depan, tetapi juga harusberbeda dari
satu alternatif dengan alternatif lainnya.
Sunk cost bukanlah bagian dari biaya relevan. Sunk cost (biaya
terbenam/tenggelam) adalah biaya yang telah terjadi dan tidak dapat diubah oleh
suatu keputusan yang dibuat sekarang atau pada masa yang akan datang. Misalnya,
depresiasi pada bangunan mencerminkan biaya histori bangunan, yang merupakan
biaya penyusutan.
Jenis keputusan yang dijelaskan dalam makalah ini ada 3, yaitu special order,
make or buy, sell or process further yang dilengkapi dengan contoh dari masing-
masing pengambilan keputusan dengan perhitungan ketiga jenis tersebut.
Activity based costing memberikan informasi biaya kepada para manajer
untuk pembuatan keputusan stratejik dan keputusan lain yang mempengaruhi
kapasitas serta biaya tetap agar keputusan yang diambil tersebut menjadi keputusan
yang relevan. Dengan keputusan yang relevan perusahaan akan dapat memangkas
semua biaya yang tidak diperlukan serta menjadi lebih efektif dan efisien dalam
menggunakan sumber daya yang ada dalam produksi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Blocher, E., D. Stout, dan G. Cokins. 2012. "Menajemen biaya penekanan strategis
(edisi ke-5)". Jakarta: Salemba Empat, Vol., No., hlm.
Garrison, R. H., E. W. Noreen, P. C. Brewer, D. N. R. Padilla, dan J. D. Morales.
2007. Contabilidad administrativa: McGraw-Hill.
Garrison, R. H., E. W. Noreen, dan J. M. Folk. 2005. Introduction to managerial
accounting: McGraw-Hill Irwin.
Halim, A. 2013. Sistem Pengendalian Manajemen. Yogyakarta: UPP AMP YPKN.
Mulyadi. 1992. Akuntansi Biaya. Edisi kelima ed. Yogyakarta: Bagian Penerbitan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Munawir, S. 2002. "Akuntansi Keuangan dan Manajemen". Edisi Revisi. Penerbit
BPFE. Yogyakarta, Vol., No., hlm.
Samryn, L. 2001. "Akuntansi Manajerial Suatu Pengantar". Edisi Pertama. Cetakan
Kedua. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta, Vol., No., hlm.
Sujarweni, V. W. 2015. Akuntansi Manajemen - Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Syamsi, I. 1995. Pengambilan keputusan dan sistem informasi: Bumi Aksara.
Wijaya, T. A. 2009. "Konsep dan Kasus Balanced Scorecard". Jakarta: Harvindo,
Vol., No., hlm.

Anda mungkin juga menyukai