Anda di halaman 1dari 18

AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PENGAMBILAN


KEPUTUSAN JANGKA PENDEK

DISUSUN OLEH :

Nama : Redhy Ardiyanto

Nim : 01044822427001

PROGRAM PROFESI AKUNTANSI UNIVERSITAS SRIWIJAYA


TAHUN 2024
i
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebuah perusahaan umumnya harus selalu bersaing dengan pesaingnya
dengan banyaknya produk baru yang selalu muncul di pasaran. Perusahaan
dituntut untuk beradaptasi terhadap perkembangan pasar, yang menjadikan
manajer selalu dihadapkan oleh pengambilan keputusan agar perusahaan tidak
tertinggal dari pesaingnya dan sesuai dengan perkembangan produk di pasaran.
Pengambilan keputusan merupakan salah satu fungsi manajemen yang paling
penting didalam semua organisasi, baik organisasi kecil maupun organisasi yang
besar. Pengambilan keputusan dibagi menjadi dua, yaitu: Pengambilan
keputusan jangka jendek dan jangka panjang. Dalam proses pengambilan
keputusan dapat dikatakan benar dan tepat apabila dapat
dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu makalah ini akan membahas terkait
keputusan jangka pendek pada suatu perusahaan.
Salah satu kegunaan utama dari system informasi akuntansi manajemen
adalah memberikan informasi yang dapat dipergunakan manajemen untuk
pengambilan keputusan. Namun demikian tidak semua informasi biaya dapat
dipergunakan untuk pengambilan keputusan. misalkan, jika dipergunakan
adalah informasi mengenai biaya yang sudah terjadi (sunk cost), maka
pengambilan keputusan yang diambil bisa saja salah. Karena itu, penting sekali
untuk membedakan mana biaya yang biaya yang dapat dipakai dan yang tidak
dapat dipakai. Karena itu, penting sekali untuk membedakan mana biaya yang
dapat dipakai dan yang tidak dapat dipakai untuk pengambilan keputusan,
sehingga manajemen dapat melakukan pengambilan keputusan yang tepat.
1.2 Rumusan Masalah
1) Bagaimana langkah-langkah dalam pengambilan keputusan jangka pendek
perusahaan?
2) Apakah yang dimaksud dengan sunk cost dan relevant cost ?
3) Bagaimana penerapan konsep biaya relevan dalam pengambilan keputusan ?
4) Apa yang dimaksud dengan teori kendala atau TOC ?
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah yang sudah di paparkan diatas maka di dapat
tujuan sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah dalam pengambilan
keputusan jangka pendek perusahaan;
2) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sunk cost dan relevant cost;
3) Untuk memahami bagaiman penerapan konsep biaya relevant dalam
pengambilan keputusan;
4) Untuk memahami apa yang dimaksud dengan teori kendala atau TOC.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Langkah – langkah dalam Pengambilan Keputusan


Pada dasarnya terdapat lima langkah yang harus dilakukan dalam
melakukan pengambilan keputusan, termasuk didalamnya pengambilan
keputusan jangka pendek. Langkah-langkah tersebut adalah :
1) Menyadari adanya permasalahan dan mendefinisikan permalahan tersebut.
2) Mengidentifikasikan alternatif-alternatif yang dapat dipergunakan untuk
memecahkan masalah tersebut.
3) Mengidentifikasikan perkiraan biaya yang akan dikeluarkan dan pendapatan
yang akan diterima untuk setiap alternatif yang dipilih dan
memperbandingkan biaya dan pendapatan relevan untuk setiap alternatif.
4) Menilai dampak positif atau factor kualitatif dari setiap alternative tersebut
terhadap tujuan perusahaan secara keseluruhan.
5) Memilih alternative yang paling menguntungkan, namun tidak bertentangan
dengan tujuan perusahaan.
Contoh dari penerapan kelima langkah tersebut dalam pengambilan
keputusan jangka pendek perusahaan adalah :
1) Perusahaan sedang dalam keadaan lesu, dan beroperasi tidak dalam
kapasitas maksimal. Terdapat contoh pembeli (yang belum pernah
membeli dari perusahaan), yang ingin membeli produk perusahaan dengan
harga yang lebih murah dari harga normal perusahaan, dan hanya
melakukan satu kali transaksi.
2) Alternative yang dapat dipilih perusahaan adalah (1) menerima pesanan
tersebut atau
(2) menolak pesanan tersebut.
3) Perusahaan akan melakukan perhitungan tambahan pendapatan dan
tambahan biaya jika perusahaan menerima perusahaan tersebut.
4) Salah satu factor kualitatif yang harus dipertimbangkan perusahaan adalah
apakah harga khusus yang diberikan pada calon pembeli ini akan dapat
merusak harga normal perusahaan.
5) Pesanan akan diterima apabila tambahan pendapatan yang diperoleh lebih
besar dari tambahan biaya yang dikeluarkan, serta tidak merusak harga normal
perusahaan.

2.2 Konsep Biaya Relevant Cost Vs Sunk Cost


2.2.1 Relevant Cost
Biaya yang dapat dipakai sebagai informasi untuk pengambilan
keputusan adalah biaya relevan (relevant costs). Agar suatu biaya dapat
dianggap sebagai biaya relevan, maka biaya- biaya tersebut harus memenuhi
dua persyaratan, yaitu :
1) Biaya tersebut harus belum terjadi, dan biaya tersebut baru akan terjadi
apabila keputusan yang dipilih perusahaan dilaksanakan. Hal ini
menjelaskan lagi bahwa biaya yang sudah terjadi (sunk costs) tidak dapat
dipakai untuk pengambilan keputusan.
2) Biaya tersebut harus berbeda untuk setiap alternative yang berbeda.
Meskipun biaya tersebut belum dikeluarkan (memenuhi persyaratan
pertama), namun jika untuk setiap alternative yang ada biayanya adalah
sama, maka biaya tersebut juga tidak relevan dalam pengambilan keputusan.
Misalkan, perusahaan memiliki kapasitas produksi sebanyak 100.000 unit,
namun jumlah kapasitas yang terpakai hanya 80.000 unit. Saat ini perusahaan
ini memproduksi tambahan 10.000 unit. Biaya yang relevan untuk keputusan
ini adalah biaya variabel, karena biaya variabel tidak akan muncul kalau
perusahaan tidak memproduksi tambahan 10.000 unit tersebut. Namun, jika
perusahaan memutuskan untuk menambah produksi, maka Biaya variabel akan
muncul. Karena nilai biaya variabel akan berbeda untuk keputusan yang
berbeda, maka biaya variabel termasuk dalam kategori biaya relevan tidak
demikian halnya dengan biaya tetap karena keputusan perusahaan untuk
memproduksi 80.000 unit ataupun 90.000 unit akan memiliki biaya tetap yang
sama sehingga dalam hal ini bukan merupakan pengambilan keputusan.
2.2.2 Sunk Cost
Sunk cost adalah biaya yang sudah tenggelam dan tidak punya dampak
dalam produktifitas di masa datang. Pada sunk cost ini merupakan biaya masa
lalu yang sudah tidak terjadi dan secara ekonomis tidak layak dijadikan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Sunk costs adalah biaya-biaya
yang sudah terjadi atau sudah dikeluarkan perusahaan. Uang yang akan
dikeluarkan perusahaan untuk biaya-biaya tersebut tidak dapat ditarik
kembali. Hampir semua biaya-biaya yang terdapat dalam laporan laba rugi
perusahaan, jika perusahaan sudah melakukan pembayaran, merupakan sunk
cost. Biaya ini tidak relevan dan seharusnya tidak dipakai sebagai
pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Namun demikian, seringkali
manajemen melakukan tindakan sebaliknya, yakni memperhitungkan sunk
costs dalam pengambilan keputusan. Hal ini disebut sebagai sunk cost
phenomenon.
Contohnya adalah pesawat concorde. Dari awal pengembangan
pesawat ini, sudah terlihat jelas bahwa pesawat jenis ini tidak akan
menguntungkan. Namun demikian pemerintah inggris dan perancis tetap
menanamkan uang untuk proyek ini. Hal ini disebakan karena kedua
pemerintahan tersebut telah mengeluarkan uang yang banyak pada investasi
pesawat concorde. Menurut psikolog, situasi ini timbul karena perusahaan tidak
ingin membuang-buang uang. Contoh lainnya adalah pembelian mesin pabrik
yang mahal dengan garansi setahun. Setelah setahun ternyata rusak karena
salah pengoperasian dan tidak dapat diperbaiki. Jika perusahaan sangat
meyayangkan mesin dan tidak melihat sebagai sunk cost maka dia akan
berusaha menggunakan mesin ini karena merasa telah membeli mesin dengan
harga mahal. Pemaksaan penggunaan mesin yang sebenarnya tidak berguna ini
malah akan kontra produktif karena tentu hasilnya tidak baik. Perusahaan lebih
baik mempertimbangkan pembelian mesin baru dengan mengoperasikan lebih
hati-hati.
Contoh berikutnya dari sunk cost adalah biaya yang terdapat pada
persediaan perusahaan baik itu persediaan bahan mentah, persediaan barang
dalam proses, maupun persediaan barang jadi misalkan nilai persediaan barang
jadi berasal dari biaya produksi dari barang-barang yang sudah selesai
diproduksi. Karena semua biaya biaya produksi tersebut sudah dikeluarkan
perusahaan maka biaya-biaya tersebut sudah merupakan sunk cost bagi
perusahaan. Implikasinya, biaya produksi tersebut menjadi tidak relevan lagi
dijadikan dasar pengambilan keputusan perusahaan termasuk di dalamnya untuk
penentuan harga. Jika barang sudah terlanjur diproduksi perusahaan maka
penentuan harga sepenuhnya ditentukan oleh konsumen. Perusahaan seharusnya
menjual produk tersebut kepada konsumen yang mau membayar dengan harga
lebih tinggi meskipun harga tersebut masih di bawah biaya per unitnya.

2.3 Penerapan Konsep Biaya Relevan dalam Situasi Tertentu


2.3.1 Pesanan Khusus (Spesial Order)
Situasi ini muncul saat perusahaan memproduksi dalam kapasitas dibawah
yang dimiliki perusahaan. Pada saat demikian terdapat calon pembeli yang ingin
melakukan pesanan khusus pada perusahaan dengan harga jual di bawah harga
reguler perusahaan.
Contoh Soal
PT. Serasi Selaras adalah perusahaan yang memproduksi berbagai
macam furniture. Saat ini usaha sedang mengalami kelesuan. Kapasitas
produksi sebesar
100.000 jam sedangkan kapasitas produksi yang digunakan hanya sebesar
60.000 jam. Dalam kondisi ini, terdapat seorang pembeli yang ingin membeli
5000 buah kursi. Adapun rincian biayanya adalahsebagai berikut:
Biaya Variabel:

■ Biaya BB (V) Rp 20.000


■ Biaya Overhead (V) Rp 6.000/jam
■ Biaya Buruh langsung (V) Rp 16.000/jam
Biaya Tetap:
■ Biaya overhead (T) Rp 8.000
Tarif overhead tetap dihitung berdasarkan kapasitas mesin 100.000 jam
mesin Jam buruh langsung untuk membuat satu kursi adalah 15 menit
Pertanyaan:
1. Jika pesanan tersebut memberikan penawaran harga sebesar
Rp42.000 per kursi,menurut anda apakah tawaran tersebut sebaiknya
diterima?
Dalam perusahaan saat ini yaitu memproduksi dibawah kapasitas yang
ada, maka total biaya tetap bukan merupakan biaya relevan untuk pengambilan
keputusan karena biaya tetap akan tetap sama walaupun kapasitas produksi
pada angka 60.000 jam mesin maupun 100.000 jam mesin. Jadi yang menjadi
biaya relevan adalah semua biaya variabel. Pertimbangan untuk menerima
pesanan ini adalah apakah biaya pendapatan relevan lebih besar daripada biaya
relevannya. Pendapatan relevan adalah harga beli sebesar Rp42.000 per kursi.
Sedangkan besarnya biaya relevan adalah Rp20.000 + Rp4.000 + Rp12.000 =
Rp36.000. karena pendapatan relevan lebih besar dari biaya relevan, maka
berdasarkan pertimbangan kuantitatif maka sebaiknya pesanan tersebut
diterima.

2. Dengan penawaran yang sama, apakah pesanan tersebut sebaiknya


diterima apabila perusahaan sudah beroperasi dalam kapasitas penuh?
Jika perusahaan sudah beroperasi dalam kapasitas penuh, maka perusahaan
memerlukan tambahan kapasitas untuk memproduksi. Tambahan kapasitas ini
akan menimbulkan tambahan biaya tetap. Sehingga biaya tetap ini merupakan
biaya relevan. Dalam kondisi seperti ini, maka terdapat alternatif lain untuk
memenuhi pesanan tersebut, yaitu dengan mengorbankan penjualan yang ada
sekarang. Untuk opsi ini, maka perusahaan harus memperbandingkan antara
marjin kontribusi yang diperoleh dari pesanan tersebut dengan marjin
kontribusi yang dikorbankan untuk memenuhi pesanan tersebut. Marjin
kontribusi ini perlu dipertimbangkan karena dalam opsi ini total biaya tetap
tidak berubah, apakah perusahaan tetap melakukan penjualan secara reguler
atau memenuhi pesanan tersebut. Karena marjin konstribusi penjualan reguler
lebih besar (Rp60.000 – Rp36.000 = Rp24.000) dari marjin kontribusi pesanan
(Rp42.000 – Rp36.000 = Rp6.000), maka sebaiknya pesanan tersebut ditolak.
3. Dengan penawaran yang sama, apakah pesanan tersebut sebaiknya
diterima apabila perusahaan sudah mempergunakan 95.000 jam mesin
untuk pesanan Sector.
Dalam kondisi seperti ini, maka perusahaan memiliki kapasitas
menganggur sebanyak 5000 jam, namun yang yang dibutuhkan untuk
memproses semua pesanan adalah 10.000 jam. Jika perusahaan menerima
pesanan tersebut, maka total marjin konstibusi yang diperoleh adalah
(Rp42.000 – Rp36.000) × 5000 kursi = Rp30.000.000. sedangkan total marjin
kontribusi yang harus dikorbankan adalah (Rp60.000 –Rp36.000) × 2.500 =
Rp60.000.000. karena marjin konstribusi yang harus dikorbankan lebih besar
dari total marjin kontribusi yang akan diterima dari pesanan itu, maka
sebaiknya pesanan tersebut ditolak.
Namun demikian, perhitungan kuantitatif bukan merupakan satu-
satunya faktor yang harus dipertimbangkan, namun juga faktor kualitatif.
Dalam hal ini apakah transaksi ini menghalangi perusahaan untuk mencapai
tujuan stratejiknya.
2.3.2 Membeli atau Membuat Sendiri Suatu Produk ( Make or Buy )
Dalam kasus ini, perusahaan biasanya memproduksi komponen yang
dipakai pada produknya di dalam perusahaan itu sendiri, namun terdapat
penawaran yang lebih murah dari pemasok di luar perusahaan untukmemasok
komponen tersebut. Dalam hal ini, keputusanyang harus diambil perusahaan
adalah tetap memproduksi komponen di dalam perusahaan atau membelinya
dari pemasok.
Contoh Soal
PT Indah adalah perusahaan yang memproduksi kipas angin. Selama ini
perusahaan memproduksi pisau kipas angin di dalam perusahaan itu sendiri.
Biaya untuk membuat pisau kipas angis adalah:
 Biaya bahan baku mentah langsung Rp10.000 per pisau
 Biaya buruh langsung Rp6.000 per jam buruh langsung
 Biaya overhead pabrik variabel Rp4.000 per jam buruh langsung
Diperlukan waktu 10 menit buruh langsung untuk membuat satu unit
pisau. Perusahaan menyewa satu buah mesin yang dikhususkan untuk membuat
pisau, dan biaya sewa mesin adalah Rp100.000.000 per tahun. Jika produksi
pisau dihentikan, maka kontrak sewa tersebut dapat dibatalkan. Besarnya biaya
penyusutan untuk ruangan pabrik yang dipergunakan untuk membuat pisau
adalah Rp40.000.000 per tahun. Jika pisau tidak diproduksi, maka ruangan
tersebut akan menganggur dan tidak dapat dipergunakan untuk apapun. Jumlah
pisau yang diproduksi adalah 20.000 pisau dalam satu tahun. Saat ini terdapat
pemasok dari luar perusahaan yang menawarkan untuk memasok pisau dengan
harga Rp17.000 per pisau. Apakah sebaiknya perusahaan tetap memproduksi
pisau didalam perusahaan atau membelinya dari luar?
Untuk menjawab pertanyaan ini, kembali lagi yang menjadi perhatian
adalah biaya relevan, yaitu semua biaya variabel yang dapat dihilangkan jika
keputusan untuk membeli dipilih. Namun, untuk biaya tetap, perusahaan harus
melihat apakah biaya tetap tersebut dapat dihilangkan apabila perusahaan
membeli dari luar. Jika ya, maka biaya tetap tersebut merupakan biaya yang
relevan.
Dengan demikian biaya yang relevan dalam kasus ini adalah semua
biaya variabe (Rp11.000 per pisau). Dan biaya sewa mesin (Rp.100.000.000
pertahun atau Rp5.000 per pisau) dengan demikian biaya relevan per pisau
adalah Rp16.000 per pisau. Jika dibandingkan dengan penawaran dari
pemasok luar, maka opsi memproduksi sendiri masih lebih murah.
2.3.3 Mempertahankan atau Menghentikan ( Keep or Drop )
Dalam perusahaan yang menghasilkan lebih dari satu macam keluarga
produk atau product line atau yang memiliki berbagai departmen penghasil
laba, ada kalanya manajemen puncak menghadapi salah satu keluarga
produknya salah satu departemennya mengalami kerugian usaha yang
diperkirakan ajkan berlangsung terus. Dalam menghadapi kondisi ini
manajemen perlu mempertimbangkan keputusan menghentikan atau tetap
melanjutkan produksi produk atau kegiatan usaha departemen yang mengalami
kerugian tersebut.
Contoh Soal
PT. Bagus Hijau memproduksi dan menjual 3 jenis produk, yaitu produk A, B,
dan C. Hasil kinerja perusahaan pada tahun 2014 adalah:

Dari laporan tesebut terlihat bahwa produk C mengalami kerugian, dan


perusahaan harus memutuskan apakah produk C akan dipertahankan atau
dihentikan. Dalam kasus ini, semua biaya variabel merupakan biaya relevan,
karena untuk keputusan mempertahankan produk maka biaya variabel
merupakan biaya relevan, karena untuk keputusan mempertahankan produk
maka biaya variabel tetap ada, namun jika produk dihentikan maka biaya
variabel menjadi nol. Dalam tabel terlihat ada dua biaya tetap, yaitu biaya tetap
langsung dan biaya tetap bersama. Biaya tetap langsung merupakan biaya
tetap yang dikeluarkan khusus untuk produk tersebut, sehingga biayanya
bisa ditelusuri langsung ke produk. Contoh biaya tetap langsung adalah biaya
sewa atau penyusutan mesin yang dikhususkan untuk memproduksi satu jenis
produk, lalu biaya gaji untuk orang yang bekerja khusus untuk memproduksi
satu produk dan sebagainya. Biaya tetap jenis ini memang tidak otomatis
hilang jika suatu produk dihentikan, maka biaya tetap ini akan menjadi biaya
relevan, namun jika semuanya tidak dapat dihilangkan, maka akan menjadi
biaya tidak relevan.
Biaya tetap bersama merupakan biaya tetap yang dikeluarkan dan
dipergunakan untuk ketiga produk yang dihasilkan perusahaan. Contoh dari
biaya tetap bersama adalah biaya penyusutan gedung pabrik, biaya gaji
supervisor yang mengawasi ketiga produk tersebut, biaya gaji direksi, dan
sebagainya. Karena biaya ini dipergunakan untuk semua produk maka jika satu
produk dihentikan, maka biaya tetap bersama biasanya tidak akan hilang,
karena masih dipergunakan untuk produk lainnya. Karena biaya ini akan tetap
sama apakah produk dihentikan atau tidak, maka biaya ini merupakan biaya
tidak relevan.
Dalam contoh kasus, diasumsikan bahwa jika produk C dihentikan,
maka semua biaya tetap langsung dapat dihilangkan, sedangkan biaya tetap
bersama tidak dapat dihilangkan semua. Hasil keputusan tersebut adalah:

Dari tabel di atas terlihat bahwa keputusan untuk menghentikan produk


C merupakan keputusan yang salah, karena total profit perusahaan akan
berkurang. Faktor kualitatif yang dapat mempengaruhi keputusan ini antara lain
adalah masalah moral pegawai yang diberhentikan karena produk dihentikan
atau divisi dimana mereka bekerja ditutup.
2.3.4 Langsung Dijual atau Diproses Lebih Lanjut ( Sell or Process Futher)
Adakalanya manajemen puncak dihadapkan pada pilihan menjual
produk tertentu pada kondisinya sekarang atau memprosesnya lebih lanjut
menjadi produk lain yang lebih tinggi harga jualnya. Dalam pengambilan
keputusan semacam ini, informasi akuntansi diferensial yang diperlukan oleh
manajemen adalah pendapatan diferensial dengan biaya diferensial jika
alternatif memproses lebih lanjut dipilih. Situasi ini terkait dengan perusahaan
yang memproduksi joint product. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, joint
product berasal dari satu proses produksi yang akan menghasilkan beberapa
jenis produk. Dalam kasus ini, alokasi joint costs bukan merupakan biaya
relevan, karena joint cost merupakan sunk cost. Hal ini disebabkan keputusan
untuk memilih apakah produk yang dihasilkan dari joint process tersebut akan
dijual atau diproses lebih lanjut dilakukan setelah joint process selesai
dilakukan.
Contoh Soal
PT. KIMIA RUMIT adalah perusahaan yang memproduksi bahan-
bahan kimia. Dalam salah satu proses produksi yang dilakukan, perusahaan
menghasilkan 3 jenis produk, yaitu AAA, BBB, dan CCC. Joint cost yang
dikeluarkan untuk melakukan proses produksi adalah Rp. 100.000.000. Unit
yang diproduksi dari proses tersebut adalah 3.000 kg AAA, 4.000 kg BBB, dan
4.000 kg CCC. Semua produk tersebut langsung dapat dijual pada saat selesai
diproduksi (pada titik split-off). Harga jual untuk produk AAA adalah Rp
20.000 per kg, produk BBB Rp 15.000 per kg, dan produk C Rp 10.000 per kg.
Produk AAA dapat diproses lebih lanjut menjadi produk AAA1. Biaya untuk
memproses lebih lanjut adalah Rp 2.000 per kg, dan harga jual produk AAA1
adalah Rp 23.000 per kg. Apakah produk AAA lebih baik diproses lebih lanjut
atau langsung dijual pada titik split-off.
Jawaban
Seperti yang telah dijelaskan, alokasi joint costs tidak relevan untuk
keputusan ini. Karena itu yang merupakan biaya dan pendapatan relevan dalam
situasi ini adalah tambahan pendapatan dan tambahan biaya akibat pemrosesan
lebih lanjut. Jika produk AAA diproses lebih lanjut, maka akan ada
penambahan pendapatan sebesar Rp 3.000 per kg, sedangkan pertambahan
biaya adalah Rp 2.000 per kg. Karena pertambahan pendapatan lebih besar dari
pertambahan biaya, maka produk AAA sebaiknya diproses lebih lanjut
menjadi produk AAA1.
2.3.5 Penentuan Bauran Produk dengan Kendala ( Product Mix)
Penentuan bauran produk dengan kendala terjadi apabila perusahaan
memiliki kapasitas produkasi yang terbatas sehingga tidak dapat memenuhi
permintaan yang ada. Karena itu perusahaan harus memprioritaskan produk
mana yang harus diproduksinya agar dapat menghasilkan keuntungan
maksimal. Dalam kondisi ini, perusahaan harus memprioritaskan produk-
produk yang memiliki margin kontribusi per meni consraint yang paling tinggi.
Dasar pemilihan prioritas yang dipakai adalah margin kontribusi, karena biata
tetap bukan merupakan biaya relevan. Apapun bauran produk yang dipilih
perusahaan biaya tetap akan sama sehingga dengan memaksimalkan marjin
kontribusi, otomatis akan memaksimalkan keuntungan perusahaan.
Contoh Soal
PT. CAHYA GELAP memproduksi 3 jenis produk, yaitu produk A1,
A2, dan A3. Informasi yang berkaitan dengan masing-masing produk adalah:

Jika dilihat dari tabel yang diberikan, maka terlihat bahwa produk A1
walaupun memiliki marjin kontribusi per unit yang paling tinggi, namun
memiliki marjin kontribusi per menit yang rendah. Hal ini dikarenakan untuk
memproduksi produk A1 diperlukan waktu paling lama. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, maka proritas pemilihan produk harus didasarkan pada
marjin kontribusi per menit yang paling tinggi, maka prioritas akan diberikan
pada produk A3, lalu A2, dan kemudian A1.
Untuk memproduksi produk A3 akan dibutuhkan total waktu 6.000 menit, A2
8.000 menit, sehingga total waktu yang dibutuhkan untuk membuat kedua
produk tersebut adalah 14.000 menit. Waktu yang tersisa untuk membuat
produk A1 adalah 4.000 menit, sehingga jumlah produk A1 yang dapat dibuat
hanya sebesar 400 unit (4.000 menit/10 menit). Total maksimal marjin kontribusi
yang dapat diperoleh perusahaan adalah Rp 10.500.000 untuk produk A3, Rp
8.000.000 untuk produk A2 dan Rp 2.000.000 untuk produk A1, dengan total
marjin kontribusi sebesar Rp 20.500.000.
2.4 Teori Kendala (Theory of Constraint)
Teori kendala adalah suatu konsep yang mencoba memaksimalkan
keuntungan perusahaan yang beroperasi dengan kendala – kendala yang
dihadapi. Teori kendala adalah suatu filosofi manajemen yang membantu
sebuah perusahaan dalam meningkatkan keuntungan dengan memaksimalkan
produksinya dan meminimalisasi semua ongkos atau biaya yang relevan seperti
biaya simpan, biaya langsung, biaya tidak langsung, dan biaya modal.
Penerapan TOC lebih terfokus pada pengelolaan operasi yang berkendala
sebagai kunci dalam meningkatkan kinerja sistem produksi, nantinya dapat
berpengaruh terhadap profitabilitas secara keseluruhan. Menurut Hansen dan
Mowen, jenis kendala dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1) Berdasarkan Asalnya
a) Kendala internal (internal constraint) adalah faktor-faktor yang membatasi
perusahaan yang berasal dari dalam perusahaan, misalnya keterbatasan jam
mesin. Kendala internal harus dimanfaatkan secara optimal untuk
meningkatkan throughput semaksimal mungkin tanpa meningkatkan
persediaan dan biaya operasional.
b) Kendala eksternal (external constraint) adalah faktor-faktor yang membatasi
perusahaan dari luar perusahaan, misalnya permintaan pasar atau kuantitas
bahan baku yang tersedia dari pemasok. Kendala eksternal yang berupa volume
produk yang dapat dijual, dapat diatasi dengan menemukan pasar,
meningkatkan permintaan pasar atau dengan mengembangkan produk baru.
2) Berdasarkan Sifatnya
a) Kendala mengikat (binding constraint) adalah kendala yang terdapat pada
sumber daya yang telah dimanfaatkan sepenuhnya.
b) Kendala tidak mengikat atau kendur (loose constraint) adalah kendala yang
terdapat pada sumber daya yang terbatas yang tidak dimanfaatkan sepenuhnya.

Teori kendala mengatakan bahwa perusahaan harus dapat mengelola


kendala-kendala sehingga dapat memaksimalkan keuntungannya. Keuntungan
dalam konsep ini didefinisikan sebagai throughput, yaitu penjualan dikurangi
dengan biaya bahan mentah langsung. Konsep ini hampir sama dengan konsep
marjin kontribusi tetapi dalam konsep throughput biaya yang dianggap biaya
bahan mentah langsung, sehingga biaya- biaya diluar biaya bahan mentah
langsung dianggap sebagai biaya tetap. Dalam konsep teori kendala, bauran
produk tidak akan mempengaruhi besarnya biaya tetap sehingga dengan
memaksimalkan throughput maka keuntungan perusahaan akan maksimal.
Terdapat lima langkah yang harus diterapkan dalam konsep ini :
1) Identifikasi konstrain sistem (identifying the constraint). Mengidentifikasi
bagian system manakah yang paling lemah kemudian melihat kelemahanya
apakah kelemahan fisik atau kebijakan.
2) Eksploitasi konstrain (exploiting the constraint). Menentukan cara
menghilangkan atau mengelola constraint dengan biaya yang paling rendah.
3) Subordinasi sumber lainnya (subordinating the remaining resources). Setelah
menemukan konstrain dan telah diputuskan bagaimana mengelola konstrain
tersebut maka harus mengevaluasi apakah kostrain tersebut masih menjadi
kostrain pada performansi system atau tidak. Jika tidak maka akan menuju ke
langkah kelima, tetapi jika ya maka akan menuju ke langkah keempat.
4) Evaluasi konstrain (Elevating the constraint). Jika langkah ini dilakukan, maka
langkah kedua dan ketiga tidak berhasil menangani konstrain. Maka harus ada
perubahan besar dalam sistem, seperti reorganisasi, perbaikan modal, atau
modifikasi substansi system.
5) Mengulangi proses keseluruhan (repeating the process). Jika langkah ketiga
dan keempat telah berhasil dilakukan maka akan mengulangi lagi dari langkah
pertama. Proses ini akan berputar sebagai siklus. Tetap waspada bahwa suatu
solusi dapat menimbulkan konstrain baru perlu dilakukan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Biaya yang dapat dipakai sebagai informasi untuk pengambilan keputusan
adalah biaya relevan (relevant costs). Sunk costs adalah biaya-biaya yang
sudah terjadi atau sudah dikeluarkan perusahaan. Uang yang akan dikeluarkan
perusahaan untuk biaya-biaya tersebut tidak dapat ditarik kembali. Biaya ini
tidak relevan dan seharusnya tidak dipakai sebagai pertimbangan dalam
pengambilan keputusan.
Penerapan konsep biaya relevan dalam situasi tertentu dapat dilihat dari
jenis-jenis keputusan dalam analisis biaya relevan yaitu
a) Pesanan Khusus (Spesial Order)
b) Membeli atau Membuat Sendiri Suatu Produk ( Make or Buy )
c) Mempertahankan atau Menghentikan ( Keep or Drop )
d) Langsung Dijual atau Diproses Lebih Lanjut ( Sell or Process Futher)
e) Penentuan Bauran Produk dengan Kendala ( Product Mix)
Teori kendala adalah suatu konsep yang mencoba memaksimalkan
keuntungan perusahaan yang beroperasi dengan kendala – kendala yang
dihadapi. Penerapan TOC lebih terfokus pada pengelolaan operasi yang
berkendala sebagai kunci dalam meningkatkan kinerja sistem produksi, nantinya
dapat berpengaruh terhadap profitabilitas secara keseluruhan. Menurut Hansen
dan Mowen, jenis kendala dapat dikelompokkan menjadi menurut asalnya
(kendala internal dan eksternal) dan berdasarkan sifatnya (mengikat dan tidak
mengikat).
DAFTAR PUSTAKA

https://pdfcoffee.com/penggunaan-informasi-akuntansi-untuk-pengambilan-
keputusan- jangka-pendek-2-pdf-free.html
Ikatan Akuntan Indonesia (2015). Modul Chartered Accountant (Akuntansi Manajemen
Lanjutan). Jakarta
https://www.ultima-erp.id/article/mgmtacc/sunk-cost/

Anda mungkin juga menyukai