Adenotonsilitis Kronis
Adenotonsilitis Kronis
TINJAUAN PUSTAKA
ADENOTONSILITIS KRONIK
ANATOMI
TONSIL
Tonsilla palatina adalah dua massa jaringan limfoid berbentuk ovoid yang
terletak pada dinding lateral orofaring dalam fossa tonsillaris. Tiap tonsilla
dalam “Cryptae Tonsillares” yang berjumlah 6-20 kripte. Pada bagian atas
lateral tonsilla ditutupi selapis jaringan fibrosa yang disebut “Capsula” tonsilla
1
6. Lateral : kapsul dipisahkan oleh m. constrictor pharyngis superior oleh
jaringan areolar longgar. A. carotis interna terletan 2,5 cm dibelakang dan lateral
tonsila.
caudalis, tapi juga bisa melalui polus cranialis. Melalui polus caudalis : rr.
Darah venous dari tonsil terutama dibawa oleh r. tonsillaris v. lingualis dan
menuju ke bawah lewat pada bagian atas tonsillar bed untuk menuangkan isinya
dan sebagian besar ke lnn. cervicalis profundus superior terutama pada limfonodi
yang terdapat di dorsal angulus mandibular (lnn. tonsillaris). Nodus paling penting
pada kelompok ini adalah nodus jugulodigastricus yang terletak di bawah dan
Adenoid
triangular yang terletak pada aspek posterior nasofaring. Adenoid terletak pada
dinding posterior nasofaring, berbatasan dengan kavum nasi dan sinus paranasalis
2
pada bagian anterior, kompleks tuba eustachius-telinga tengah-kavum mastoid
eksternal, beberapa cabang minor berasal dari a.maxilaris interna dan a.fasialis.
mengalami invaginasi dalam bentuk lipatan yang dalam, hanya terdiri beberapa
kripte berbeda dengan tonsila palatine yang memiliki jumlah kripte lebih banyak.
adenoid akan mencapai ukuran maksimal antara usia 3-7 tahun kemudian akan
mengalami regresi.
FISIOLOGI
Tonsil
Tonsil membentuk cincin jaringan limfe pada pintu masuk saluran napas
dan saluran pencernaan yang dikenal sebagai cincin Waldeyer. Pada cincin
Waldeyer, tonsil terdiri dari tiga jenis yaitu tonsil lingualis berjumlah satu pasang
yang terletak dibawah lidah, satu buah tonsil adenoid yang terletak di belakang
hidung, dan tonsil palatina yang terletak disebelah kanan-kiri rongga mulut.
E.
3
Adenoid
jaringan limfoid bersama dengan struktur lain dalam cincin Waldeyer. Adenoid
memproduksi IgA sebagai bagian penting sistem pertahanan tubuh garis depan
dalam memproteksi tubuh dari invasi kuman mikroorganisme dan molekul asing.
Proses imunologi pada adenoid dimulai ketika bakteri, virus atau antigen
diabsorbsi secara selektif oleh makrofag, sel HLA dan sel M dari tepi adenoid.
folikuler dan ke sel B pada sentrum germinativum oleh follicular dendritic cells
(FDC).
bersama dengan IL-1 akan mengakibatkan aktifasi sel T yang ditandai oleh
pelepasan IL-2 dan ekspresi reseptor IL-2. Antigen bersama-sama dengan sel Th
dan IL-2, IL-4, IL-6 sebagai aktifator dan promotor bagi sel B untuk berkembang
menjadi sel plasma. Sel plasma akan didistribusikan pada zona ekstrafolikuler
yang menghasilkan immunoglobulin (IgG 65%, IgA 20%, sisanya IgM, IgD, IgE)
4
HISTOLOGI
Tonsil
Permukaan tonsila palatina yang dilapisi mukosa terdiri dari epitel berlapis
pipih yang mempunyai daya tahan yang lebih baik daripada jenis epitel yang lain
dimana mukosa tonsila palatina ini selalu mendapat gesekan dalam tubuh
sehingga memerlukan perlindungan yang lebih baik agar lebih tahan terhadap
trauma.
kripte dalam jumlah yang banyak. Pada kripte ini bermuara kelenjar-kelenjar
Adenoid
epitel kolumnar bertingkat dengan silia, epitel berlapis skuamous dan epitel
peningkatan proporsi epitel berlapis skuamous (aktif untuk proses antigen) dan
5
HIPERTROFI ADENOID
Definisi
Adenoid merupakan jaringan limfoid yang terletak pada dinding posterior
polos lateral.
Epidemiologi
Di Indonesia, data nasional mengenai jumlah operasi tonsilektomi atau
jumlah operasi tonsilektomi. Fenomena ini juga terlihat pada jumlah operasi
tonsiloadenoidektomi dengan puncak kenaikan pada tahun kedua (275 kasus) dan
terus menurun sampai tahun 2003 (152 kasus). Sedangkan data dari rumah sakit
tonsiloadenoidektomi.
Etiologi
Etiologi pembesaran adenoid dapat di ringkas menjadi dua yaitu secara
fisiologis dan faktor infeksi. Secara fisiologis adenoid akan mengalami hipertrofi
pada masa puncaknya yaitu 3-7 tahun. Biasanya asimptomatik, namun jika cukup
anak yang mengalami infeksi kronik atau rekuren pada saluran pernapasan atas
atau ISPA. Hipertrofi adenoid terjadi akibat adenoiditis yag berulang kali antara
6
Pathogenesis
Pada balita jaringan limfoid dalam cincin waldeyer sangat kecil. Pada anak
berumur 4 tahun bertambah besar karena aktivitas imun, karena tonsil dan adenoid
peranan penting sebagai organ yang khusus dalam respon imun humoral maupun
selular, seperti pada bagian epithelium kripte, folikel limfoid dan bagian
terhadap kolonisasi dari flora normal itu sendiri dan mikroorganisme pathogen.
Adenoid dapat membesar seukuran bola ping-pong, yang mengakibatkan
tersumbatnya jalan udara yang melalui hidung sehingga dibutuhkan adanya usaha
yang keras untuk bernafas sebagai akibatnya terjadi ventilasi melalui mulut yang
terbuka. Adenoid dapat menyebabkan obstruksi pada jalan udara pada nasal
yang akhirnya menjadi tuli konduktif karena adanya cairan dalam telinga tengah
akibat tuba eustachius yang tidak bekerja efisien karena adanya sumbatan.
Gejala Klinis
Obstruksi nasi
sehingga terjadi ngorok, percakapan hiponasal, dan membuat anak akan terus
7
Facies Adenoid
Mulut yang terbuka, gigi atas yang prominen dan bibir atas yang
pendek. Namun sering juga muncul pada anak-anak yang minum susu dengan
menghisap dari botol dalam jangka panjang. Hidung yang kecil, maksila tidak
berkembang/ hipoplastik, sedut alveolar atas lebih sempit, arkus palatum lebih
tinggi.
media efusi telah dibuktikan baik secara radiologis dan penelitian tentang tekanan
oleh Bluestone.
Sleep apnea
Sleep apnea pada anak pertama kali diperkenalkan oleh Gastatut, berupa
adanya episode apnea saat tidur dan hipersomnolen pada siang hari. Sering juga
disertai dengan hipoksemia dan bradikardi. Episode apnea dapat terjadi akibat
yaitu pandangan kosong dengan mulut terbuka. Biasanya langit-langit cekung dan
8
pada koane, terjadi gangguan pendengaran, dan penderita sering beringus. Pada
pemeriksaan tepi anterior adenoid yang hipertrofi terlihat melalui lubang hidung
bila sekat hidung lurus dan konka mengerut, dengan cermin dahi, adenoid juga
terlihat melalui mulut. Dengan meletakkan ganjal di antara deretan gigi atas dan
secara langsung.
pembesaran adenoid.
CT-Scan merupakan modilitas yang lebih sensitif daripada foto polos untuk
identifikasi patologi jaringan lunak, tapi kekurangannya karena biaya yang mahal.
Tatalaksana
9
Kontraindikasi operasi adalah celah palatum atau insufisiensi palatum karena
Indikasi adenoidektomi:
apnea, gangguan menelan, gangguan berbicara, kelainan bentuk wajah muka dan
mulut setelah mulut dibuka dengan menggunakan suatu alat dan menarik langit-
langit mulut. Suatu cermin digunakan untuk melihat adenoid karena adenoid
terletak pada rongga hidung bagian belakang melalui pendekatan ini beberapa
dilakukan. Alat adenoid currete mempunyai sisi yang tajam dan bengkok. Untuk
mengangkat adenoid digunakan mata pisau yang tajam setelah terlebih dahulu
10
• Adenoid Punch : Penekanan pada adenoid dengan menggunakan satu instrumen
bengkok yang mempunyai celah dan ditempatkan di atas adenoid kumudian celah
elektrocauter dengan suatu suction bovie yang berfungsi untuk mencabut jaringan
adenoid.
Komplikasi adenoidektomi:
adenoid kurang bersih. Bila terlalu dalam menguretnya akan terjadi kerusakan
dinding belakang faring. Bila kuretase terlalu ke lateral maka torus tubarius akan
11
rusak dan dapat mengakibatkan oklusi tuba Eustachius dan akan timbul tuli
konduktif.
Prognosis
kebanyakan individu. Jika pasien ditangani dengan baik diharapkan dapat sembuh
sempurna, kerusakan akibat cor pulmonal tidak menetap dan sleep apnea dan
TONSILITIS KRONIS
TONSILITIS
Definisi
dari cincin waldeyer. Penyebarannya dapat melalui udara (air borne droplet),
tangan dan ciuman. Dapat terjadi pada semua umur terutama pada anak. Tonsilitis
12
Tonsilitis akut :
1. Tonsilitis viral
Gejala tonsillitis viral lebih mnyerupai common cold yang disertai rasa
nyeri tenggorok. Penyebab paling sering adalah virus Epstein barr. Hemofilus
influenza merupakan penyebab tonsillitis akut supuratif. Jika terjadi infeksi virus
coxschakie, maka pada pemeriksaan rongga mulut akan tampak luka-luka kecil
pada palatum yang dirasakan sangat nyeri oleh pasien. Terapi tonsillitis viral
adalah dengan istirahat, minum cukup, analgetika dan antivirus diberikan jika
gejala berat.
2. Tonsilitis bakterial
Radang akut tonsil yang disebabkan kuman grup A streptococcus β
piogens). Infiltrasi bakteri pada epitel jaringan tonsil akan menyebabkan reaksi
tonsillitis akut dengan detritus yang jelas disebut tonsillitis folikularis, bila bercak
Bercak ini juga dapat melebar membentuk membrane semu yang menutupi tonsil.
Masa inkubasi 2-4 hari. Gejala dan tanda yang sering ditemukan adalah nyeri
tenggorok, nyeri telan, suhu tubuh tinggi, lesu nyeri di sendi, tidak nafsu makan,
obat kumur yang mengandung desinfektan. Komplikasi yang dapat timbul pada
13
Tonsilitis membranosa :
Tonsillitis membranosa terdiri atas : tonsillitis difteri, t.septik (septic sore
throat), angina plaut Vincent, penyakit kelainan darah, proses specific lues-TBC,
beberapa jenis makanan, higien mulut yang buruk, cuaca, kelelahan fisik,
pengonatan tonsillitis akut yang tidak adekuat. Etiologi sama dengan tonsillitis
bacterial.
Patofisologi yaitu proses radang berulang yang timbul maka selain epitel
diganti dengan jaringan parut yang mengkerut hingga kripte melebar dan terisi
detritus. Proses ini berjalan hingga tembus kapsul tonsil dan terjadi perlekatan
dengan jaringan di sekitar fosa tonsilaris. Pada anak biasanya disertai pembesaran
detritus
Gejalanya : rasa mengganjal dan kering di tenggorokan, napas bau
Terapi local ditujukan untuk higien mulut dengan kumur atau obat hisap.
14
T3 : bila besarnya ¾ jarak arkus anterior dan uvula
T4 : bila besarnya mencapai arkus anterior atau lebih.
Indikasi Tonsilektomi
dalam pengobatan.
Napas bau yang tidak bisa diobati
Tonsilitis berulang yang disebabkan bakteri grup A Streptokokus β hemoliticus
Hipertrofi tonsil yang dicurigai ganas.
Otitis media efusa/otitis media supuratif.
15
DAFTAR PUSTAKA
Dalam Soepardi, Efiaty Arsyad, et al., Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga,
http://www.fkumyecase.net/wiki/index.php?
Saragih, A.R, Harahap, I.S, Rambe, A.Y. Karakteristik Penderita Tonsilitis Kronik
di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2009. Bagian THT FK USU/ RSUP H.
2014).
Adams, GL. . Embriologi, Anatomi dan Fisiologi Rongga Mulut, Faring,
Esofagus, dan Leher. Dalam Adams LG, Boies RL, Higler AP, BOIES Buku Ajar
16
17