INSTRUMETASI
Disusun oleh:
Kelompok 6
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang tak pernah berhenti memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
Instrumentasi Sanitasi Tempat-tempat Umum dan Pariwisata ini. Shalawat dan
salam semoga senantiasa tercurah kepada Baginda Rasulullah SAW, keluarga,
sahabat dan umatnya yang masih istiqomah di jalan beliau.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak lepas bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penyusun menyampaikan rasa terima
kasih kepada:
Penyusun menyadari bahwa makalah ini yang masih jauh dari kesempurnaan.
Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan dari semua pihak
demi karya yang lebih baik. Akhir kata dengan segala kerendahan hati semoga
makalah ini bermanfaat untuk semua pihak yang membutuhkan.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Kesimpulan ......................................................................................... 32
B. Saran .................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian sanitasi menurut WHO adalah bahwa yang dimaksud Sanitasi
merupakan suatu usaha untuk mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang
berpengaruh kepada manusia terutama terhadap hal-hal yang mempunyai efek
merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup. Sementara
pengertian tempat-tempat umum ialah suatu tempat dimana banyak orang
berkumpul untuk melakuikan kegiatan baik secara insidentil maupun terus-
menerus, baik secara membayar, maupun tidak membayar, atau tempat-tempat
umum adalah suatu tempat dimana banyak orang berkumpul dan melakukan
aktivitas sehari-hari.
Jadi Pengertian sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk
mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari tidak terawatnya tempat-tempat
umum tersebut yang mengakibatkan timbul menularnya berbagai jenis penyakit,
atau pengertian lain bahwa yang dimaksud sanitasi tempat-tempat umum
merupakan suatu usaha atau upaya yang dilakukan untuk menjaga kebersihan
tempat-tempat yang sering digunakan untuk menjalankan aktivitas hidup sehari-
hari agar terhindar dari ancaman penyakit yang merugikan kesehatan.
Tujuan dari pengawasan sanitasi tempat-tempat umum, antara lain:
1. Untuk memantau sanitasi tempat-tempat umum secara berkala.
2. Untuk membina dan meningkatkan peran aktif masyarakat dalam
menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat di tempat-tempat
umum.
Kriteria suatu tempat umum adalah terpenuhinya beberapa syarat :
1. Diperuntukkan bagi masyarakat umm
2. Harus ada gedung/tempat yang permanen
3. Harus ada aktivitas (pengusaha, pegawai, pengunjung)
4. Harus ada fasilitas (SAB, WC, Urinoir, tempat sampah, dll)
Sasaran khusus yang harus diberikan dalam pengawasan tempat-tempat
umum meliputi :
1. Manusia sebagai pelaksana kegiatan (kebersihan secara umum
maupun personal hygiene).
2. Alat-alat kebersihan.
3. Tempat kegiatan.
Adapun alasan mengapa sanitasi di tempat-tempat umum sangat
diperlukan yaitu karena :
1. Adanya kumpulan manusia yang berhubungan langsung dengan
lingkungan.
2. Kurangnya pengertian dari masyarakat mengenai masalah kesehatan.
3. Kurangnya fasilitas sanitasi yang baik.
4. Adanya kemungkinan besar terjadinya penularan penyakit.
5. Adanya kemungkinan terjadinya kecelakaan.
6. Adanya tuntutan physical dan mental confort.
Syarat-syarat dari sanitasi tempat-tempat umum, yaitu:
1. Diperuntukkan bagi masyarakat umum.
2. Harus ada gedung dan tempat yang permanent.
3. Harus ada aktivitas (pengusaha, pegawai, pengunjung.
4. Harus ada fasilitas (SAB, WC, Urinoir, tempat sampah, dll).
Aspek penting dalam penyelenggaraan sanitasi tempat-tempat umum ialah
diantaranya :
1. Aspek teknis atau hukum (persyaratan H dan S, Peraturan dan
perundang-undangan sanitasi).
2. Aspek sosial, yang meliputi pengetahuan tentang : kebiasaan hidup,
adat istiadat, kebudayaan, keadaan ekonomi, kepercayaan,
komunikasi, dll.
3. Aspek administrasi dan management, yang meliputi penguasaan
pengetahuan tentang cara pengelolaan STTU yang meliputi : Man,
Money, Method, Material dan Machine.
Ruang lingkup sanitasi tempat-tempat umum, yaitu:
Secara spesifik ada beberapa ruang lingkup sanitasi tempat-tempat umum, yaitu:
1. Penyediaan air minum (Water Supply).
2. Pengelolaan sampah padat, air kotor, dan kotoran manusia (wastes
disposal meliputi sawage, refuse, dan excreta).
3. Hygiene dan sanitasi makanan (Food Hygiene and Sanitation).
4. Perumahan dan kontruksi bangunan (Housing and Contruction).
5. Pengawasan vektor (Vektor Control).
6. Pengawasan pencemaran fisik (Physical Pollution).
7. Hygiene dan sanitasi industri (Industrial Hygiene and Sanitation).
C.Dinding
1) Dinding sebelah dalam berwarna terang.
2) Dinding sebelah dalam rata.
3) Dinding mudah dibersihkan.
4) Dinding dalam keadaan bersih.
D.Langit-langit
1) Langit-langit berwarna terang.
2) Langit-langit mudah dibersihkan.
3) Jarak langit-langit dari lantai minimal 2,5 meter.
E.Atap
1) Atap kuat.
2) Atap tidak bocor.
3) Atap tidak memungkinkan dijadikan sarang serangga dan tikus.
F.Ventilasi
1) Terdapat ventilasi alami atau mekanis.
2) Udara dalam ruangan tidak pengap.
G.Pencahayaan
1) Pencahayaan dalam ruangan cukup terang.
2) Pencahayaan tidak menimbulkan silau.
L. Karyawan
1) Bertempramen baik.
2) Tidak berpenyakit.
3) Menggunakan pakaian kerja atau seragam.
4) Pakaian dalam kondisi baik dan bersih.
Sementara hambatan-hambatan yang sangat sering dijjumpai dalam
pelaksaan sanitasi di tempat-tempat umum ialah diantaranya :
PENGUSAHA
1. Belum adanya pengertian dari para pengusaha mengenai peraturab per
undang-undangn yang menyangkut usha STTU dan kaitannya dengan
usaha kesehtan masyarakat
2. Belum mengetahui / kesadaran mengenai pentingnya usaha STTU
untuk menghindari terjadinya kecelakaan atau penularan penyakit
3. Adanya sikap keberata dari pengusaha untuk memenuhi persyaratan-
persyaratan karena memerlukan biaya ekstra
4. Adanya sikap apatis dari masyarakat tenang adanya
peraturan/persyaratan dari STTU
PEMERINTAH
1. Belum semua peralatan dimiliki oelh tenaga pengawas pada tingkat II
dan kecamatan
2. Masih terbatasnya pengetahan petugas dalam melaksanakan
pengawasan
3. Masih minimnya dana yang dialokasikan untuk pengawasan STTU
4. Belum semua kecamatan /tingkat II memiliki saran transportasi untuk
melakukan kegiatan pengawasan
Dan langkah-langkah dalam implementasi usaha STTU meliputi :
1. Identifikasi masalah (problem identification)
2. Pemeriksaan H&S TTU (sanitary inspection)
3. Follow Up
4. Evaluasi
5. Pencatatan dan pelaporan
Dan berikut adalah jenis-jenis tempat umum yang sangat memerlukan
pengawasan saat ini :
1. Hotel
2. Restourant
3. Kolam renang
4. Pasar
5. Bioskop
6. tempat-tempat rekreasi
7. tempat-tempat ibadah
8. pertokoan
9. Pemangkas rambut
10. salon
11. Stasiun kereta api atau bus
12. rumah sakit
B. Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami alat ukur yang digunakan dalam sanitasi
tempat-tempat umum dan pariwisata, cara menggunakannya, cara perawatan,
serta cara kalibrasi alat / instrumen tersebut.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembahasan dalam makalah ini adalah bidang sanitasi
tempat-tempat umum dan pariwisata.
D. Manfaat
Dengan membaca makalah ini diharapkan pembaca dapat lebih mudah
untuk memahami alat ukur yang digunakan dalam sanitasi tempat-tempat umum
dan pariwisata, cara menggunakannya, cara perawatan, serta cara kalibrasi alat
atau instrumen tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Light Trap
Cara Pembuatan :
* Selanjutnya Anda
akan perlu untuk
mengecat semua bagian
pada saluran dan wadah
koleksi dengan cat
semprot hitam. (Baik
botol galon dan tutup)
Langkah # 4 - Perakitan Perangkap Cahaya * Hubungkan klem
cahaya ke transparences
dengan menempatkan
twist dasi melalui lubang
di bawah naungan cahaya
penjepit dan kemudian
InflowNet lubang di
transparansi itu. Ulangi
langkah ini untuk semua
empat lubang.
* Menggunakan empat
ikatan lain twist,
menghubungkan tabung
galon yang kini saluran
Anda ke bagian bawah
tranparence tersebut.
* Ambil penutup yang
direkam bersama-sama
dan dicat dan sekrup ke
corong yang sekarang
terhubung ke
transparences.
* Menggunakan
tabung kedua sebagai
wadah koleksi Anda
pasang pada ujung corong
sehingga menggantung.
c. Cara Kerja :
1. Lampu dipasang disekeliling tempat yang ingin dilakukan
penangkapanserangga2.
2. Tinggi tempat pemasangan lampu kurang lebih 50 cm dari permukaan
tanah. Jarak lampu dengan perangkap kurang lebih 10 cm.
3. Biarkan selama beberapa jam. Banyaknya lampu dan besarnya watt sangat
berpengaruh pada jumlahserangga yang terperangkap.
2. Stereoskop
a. Fungsi : untuk melihat perbesaran serangga dengan 2X dan 4X
perbesaran.
b. Cara Kerja
1) Pastikan kabel listrik telah terpasang.
2) Letakkan objek glass ditempat objek.
3) Amati serangga yang ingin diamati melalui lensa okuler dibawah
mikroskop danpakai perbesarannya 2x-4x perbesaran. Gunakan juga
pengatur atas bawah untuk mempermudah pengamatan
c. Gambar
3. LUX-Meter
a. Fungsi : Untuk mengukur pencahayaan ruangan
b. Cara kerja : Lux meter cukup diletakkan di atas meja kerja atau dipegang
setinggi 75 cm di atas lantai. Layar penunjuknya akan menampilkan tingkat
pencahayaan pada titik pengukuran. Bila nilai tingkat pencahayaan ruangan
jauh lebih tinggi dari standar, maka kita berpotensi untuk menghemat
energi dengan cara mengganti lampu dengan daya listrik lebih rendah atau
mematikan sebagian lampu ruangan yang ada.Bia nilai tingkat
pencahayaan ruangan jauh lebih rendah dari standar, maka sebaiknya kita
mengganti lampu tersebut dengan lampu yang lebih terang.Lux meter akan
memandu kita menentukan lampu yang tepat untuk dipasang pada setiap
ruangan. Sehingga, dihasilkan tingkat pencahayaan yang sesuai standar.
Tingkatpencahayaan yang sesuai standar akan menjaga kualitas pekerjaan
serta kesehatan mata kita.
c. Gambar
d. CARA PEMELIHARAAN
1. Peralatan yang tidak dipakai harap disimpan pada suhu kamar
2. Setiap jenis peralatan setelah digunakan disimpan kembalai pada tempat
yang telah disediakan pada carryng box.
b. Cara Kerja
1) Hidupkan tombol ON / OFF
2) Arahkan microfone pada sumber kebisingan, kemudian lihat dan
baca angka kebisingan pada layar.
c. Standarisasi / Kalibrasi
1) Kalibrasi internal dilakukan dengan menggunakan referensi
tegangan pada rangkaian-rangkaian listrik dari meteran tingkat
kebisingan serta amplitude disesuaikan. Penyesuaian dilakukan
dengan membandingkan nilai yang ditunjukkan oleh fitur kalibrasi
internal terhadap nilai tertayang dari meteran tingkat kebisingan.
2) Kalibrasi akustik dilakukan dengan menyisipkan generator suara
atau pistonphon ke dalam mikrofon dari meteran tingkat kebisingan
dan menggunakan tekanan ssuara referensi (berbeda menurut
alatnya, misalnya 94 dB pada 1 kHz, 124 dB pada 250 Hz, dll.).
Skala penuh (FS) dari meteran tingkat kebisingan yang dipakai oleh
masukan sinyal kalibrasi disetel 6 dB lebih tinggi dari pada tingkat
tekanan suara dari sinyal kalibrasi normal. Misalnya, bila suara
sinyal kalibrasi adalah 124 dB, 130 dB disetel, atau bila suara sinyal
kalibrasi adalah 94 dB, 100 dB disetel pada alat.
3) Pada sound level meter tipe S2A, kalibrasi sound meter dilakukan
dengan hati-hati. Kalibrasikan sound meter sebelum melakukan tes
suara. Menggunakan calibrator yang disetujui pabriknya, berikut
caranya:
1) Mengaktifkan kalibrator dan sound level meter
2) Memutar tombol penyetel, dan mengatur tingkat tekanan suara
3) Memastikan kalibrator berada pada sound level meter yang
benar
4) Menyesuaikan sound level meter untuk mendapatkan
pembacaan yang benar.
c. Gambar
(𝐵 𝑔𝑟𝑎𝑚−𝐴 𝑔𝑟𝑎𝑚)
Berat partikel = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 𝐿𝑃𝑀 𝑥 100
11. Thermohygrometer
d. Fungsi : untuk mengukur suhu dan kelembaban suatu ruangan
e. Cara Kerja
1) Gantungkan alat di tengah ruangan
2) Biarkan sekitar 10-15 menit
3) Catat suhu dan kelembabab yang tertera pada thermohygrometer.
f. Standarisasi / Kalibrasi
Standarisasi thermohygrometer dapat dilakukan dengan cara
memasukkan thermohygrometer ke dalam lemari es (pada freezer) atau
termos es yang berisi es, sehingga thermohygrometer dalam keadaan
normal (kelembaban mendekati 100%), sedangkan suhu mendekati 0
(nol) derajat.
g. Gambar
b. Cara Kerja
1. Meletakkan chlorine diffuser pada sumber air yang akan di
desinfeksi.
2. Tunggu beberapa menit sampai air terlihat jernih, terlihat bersih dan
kadar chlor dalam chlorine diffuser habis.
3. Ambil chlorine diffuser dari sumber air.
c. Gambar
13. pH meter
a. Fungsi : digunakan untuk mengukur pH (kadar keasaman atau
alkalinitas) ataupun basa dari suatu larutan (meskipun probe khusus
terkadang digunakan untuk mengukur pH zat semi padat).
pH meter yang biasa terdiri dari pengukuran probe pH
(elektroda gelas) yang terhubung ke pengukuran pembacaan yang
mengukur dan menampilkan pH yang terukur. Prinsip kerja dari alat
ini yaitu semakin banyak elektron pada sampel maka akan semakin
bernilai asam begitu pun sebaliknya, karena batang pada pH meter
berisi larutan elektrolit lemah. Alat ini ada yang digital dan juga
analog. pH meter banyak digunakan dalam analisis kimia kuantitatif.
Probe pH mengukur pH seperti aktifitas ion-ion hidrogen
yang mengelilingi bohlam kaca berdinding tipis pada ujungnya.
Probe ini menghasilkan tegangan rendah (sekitar 0.06 volt per unit
pH) yang diukur dan ditampilkan sebagai pembacaan nilai pH.
Rangkaian pengukurannya tidak lebih dari sebuah voltmeter
yang menampilkan pengukuran dalam pH selain volt. Pengukuran
Impedansi input harus sangat tinggi karena adanya resistansi tinggi
(sekitar 20 hingga 1000 MΩ) pada probe elektroda yang biasa
digunakan dengan pH meter. Rangkaian pH meter biasanya terdiri
dari amplifier operasional yang memiliki konfigurasi pembalik,
dengan total gain tegangan kurang lebih -17. Amplifier meng-
konversi tegangan rendah yang dihasilkan oleh probe (+0.059
volt/pH) dalam unit pH, yang mana kemudian dibandingkan dengan
tegangan referensi untuk memberikan hasil pembacaan pada skala
pH.
b. Cara kerja :
1. Letakkan alat pada tempat yang akan diukur pH nya.
2. Nyalakan alat dan tunggu sampai angka keluar pada layar.
3. Tunggu sampai beberapa saat untuk menstabilkan perubahan angka
pada layar.
4. Setelah stabil, catat angka yang muncul pada layar yang
menunjukkan sebagai angka pH.
c. Cara Kalibrasi
Untuk pengukuran yang sangat presisi dan tepat, pH meter harus
dikalibrasi setiap sebelum dan sesudah melakukan pengukuran. Untuk
penggunaan normal kalibrasi harus dilakukan setiap hari. Alasan
melakukan hal ini adalah probe kaca elektroda tidak diproduksi e.m.f.
dalam jangka waktu lama.
Kalibrasi harus dilakukan setidaknya dengan dua macam cairan
standard buffer yang sesuai dengan rentang nilai pH yang akan diukur.
Untuk penggunaan umum buffer pH 4 dan pH 10 diperbolehkan. pH
meter memiliki pengontrol pertama (kalibrasi) untuk mengatur
pembacaan pengukuran agar sama dengan nilai standard buffer pertama
dan pengontrol kedua (slope) yang digunakan menyetel pembacaan
meter sama dengan nilai buffer kedua. Pengontrol ketiga untuk men-set
temperatur.
Dalam penggunaan pH meter ini, Tingkat keasaman/kebasaan dari
suatu zat, ditentukan berdasarkan keberadaan jumlah ion hidrogen dan
ion hodroksida dalam larutan. Yang dapat dinyatakan dengan
persamaan :
pH = -log[H+]
pOH = -log[OH-]
pH = 14 – pOH
Keuntungan dari penggunaan pH meter dalam menentukan tingkat
keasaman suatu senyawa adalah:
1. Pemakaiannya bisa berulang-ulang
2. Nilai pH terukur relatif cukup akurat
d. Gambar
e. Gambar
d. Gambar
A. Kesimpulan
Untuk sanitasi tempat-tempat umum dan pariwisata diperlukan instrumen
atau alat-alat untuk menunjang kebersihan, kenyamanan, dan kesehatan dari
tempat tersebut. Alat yang digunakan berfungsi untuk mencegah dan
mengendalikan terjadinya pencemaran.
B. Saran
Dengan adanya alat-alat atau instrumen pada tempat-tempat umum dan
pariwisata diharapkan dapat menunjang kebersihan, kenyamanan dan kesehatan
di sekitar maupun di lokasi tempat-tempat umum dan pariwisata tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-badiusmian-5204-4-
bab3.pdf
http://ilmubawang.blogspot.com/2011/06/artikel-sound-level-meter_11.html
http://www.alatuji.com/kategori/262/sound-level-meter
http://ilmubawang.blogspot.com/2012/03/fungsi-ph-meter.html
http://ipm.osu.edu/lady/L.T.instr.htm
tuloe.wordpress.com/2009/06/07/sanitasi-umum/
http://www.alatuji.com/kategori/262/sound-level-meter
http://www.google.co.id/imgres?q=Turbidity+Meter&start=36&hl=id&biw=102
4&bih=381&gbv=2&tbm=isch&tbnid=a7DfRC3o-
hViCM:&imgrefurl=http://www.cnrinch.com/lab-turbidity-
meter.htm&docid=_oy0JjXJtcbLpM&imgurl=http://www.cnrinch.com/sx7200-
portable-turbidity-
meter.jpg&w=426&h=290&ei=nQe2T5SlHJHkrAfRnNj0Bw&zoom=1&iact=rc
&dur=416&sig=116165668130012287774&page=3&tbnh=103&tbnw=138&nd
sp=19&ved=1t:429,r:26,s:36,i:64&tx=75&ty=32
http://www.directindustry.com/industrial-manufacturer/turbidity-meter-
65544.html