Anda di halaman 1dari 8

10/4/2019 Hukum II Termodinamika - Gurumuda.

Net

FISIKA X FISIKA XI FISIKA XII UN FISIKA ARTIKEL FISIKA FISIKA SMP FISIKA SMA PEMBAHASAN SOAL FISIKA SMP
PEMBAHASAN SOAL FISIKA SMA UN FISIKA SMP UN FISIKA SMA SOAL FISIKA SMP SOAL FISIKA SMA PERCOBAAN FISIKA SMA

Gurumuda.Net » Fisika SMA » Hukum II Termodinamika

Hukum II Termodinamika

KATEGORI ARTIKEL

Artikel Fisika

Semua proses yang terjadi secara alami berlangsung pada satu arah saja tapi tidak dapat Fisika SMP

berlangsung pada arah sebaliknya, biasa disebut sebagai proses ireversibel. Setelah terlepas Fisika SMA
dari tangkainya dan jatuh bebas ke tanah, buah mangga tidak pernah bergerak lagi ke atas. Pembahasan Soal Fisika SMP
Buku yang kita dorong lalu berhenti tidak pernah bergerak kembali ke arah kita. Kalau kita Pembahasan Soal Fisika SMA
menyentuhkan benda yang bersuhu tinggi (benda panas) dengan benda yang bersuhu rendah
UN Fisika SMP
(benda dingin), kalor dengan sendirinya mengalir dari benda bersuhu tinggi menuju benda
bersuhu rendah. Kita tidak pernah melihat proses sebaliknya, di mana kalor dengan sendirinya UN Fisika SMA

berpindah dari benda dingin menuju benda panas. Jika proses ini terjadi, maka benda yang Soal Fisika SMP
dingin akan bertambah dingin, sedangkan benda yang panas akan bertambah panas. Tapi Soal Fisika SMA
kenyataannya tidak seperti itu. Terdapat banyak proses ireversibel yang tampaknya berbeda Percobaan Fisika SMA
satu sama lain, tapi semuanya berkaitan dengan perubahan bentuk energi dan perpindahan
OSN Fisika SMP
energi dari satu benda ke benda lain.
Fisika Dasar
Misalnya ada gempa bumi dasyat sehingga bangunan‐bangunan roboh (bangunan roboh akibat
adanya energi yang dibawa oleh gelombang gempa). Apakah dirimu pernah melihat setiap
bagian bangunan yang roboh tersebut menyatu lagi dan berdiri tegak seperti semula ? Atau
misalnya sebuah gelas jatuh ke lantai hingga pecah… Apakah dirimu pernah melihat serpihan‐
serpihan gelas yang tercecer di lantai menyatu lagi dan membentuk gelas hingga utuh seperti
semula ? Tidak pernah terjadi… masih sangat banyak contoh lain.

Untuk menjelaskan proses termodinamika yang terjadi hanya pada satu arah (proses
ireversibel), para ilmuwan merumuskan hukum kedua termodinamika. Hukum kedua
termodinamika menjelaskan proses apa saja yang bisa terjadi di alam semesta dan proses apa
saja yang tidak bisa terjadi. Salah seorang ilmuwan yang bernama R. J. E. Clausius (1822‐
1888) membuat sebuah pernyataan berikut :
Kalor berpindah dengan sendirinya dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu
rendah; kalor tidak akan berpindah dengan sendirinya dari benda bersuhu rendah ke
benda bersuhu tinggi (Hukum kedua termodinamika – pernyataan Clausius).
Pernyataan Clausius merupakan salah satu pernyataan khusus hukum kedua termodinamika.
Disebut pernyataan khusus karena hanya berlaku untuk satu proses saja, yakni berkaitan
dengan perpindahan kalor. Karena pernyataan ini tidak berkaitan dengan proses lainnya, maka
kita membutuhkan pernyataan yang lebih umum. Perkembangan pernyataan umum hukum
kedua termodinamika sebagiannya didasarkan pada studi tentang mesin kalor. Karenanya
terlebih dahulu kita bahas mesin kalor.
MESIN KALOR (heat engine)
Banyak energi yang kita gunakan berasal dari energi potensial kimia yang terkandung dalam
minyak bumi, gas, batu bara. Energi potensial kimia yang terkandung dalam minyak bumi, gas
atau batu bara tidak bisa langsung digunakan. Minyak bumi, gas atau batu bara harus dibakar
terlebih dahulu. Biasanya pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi, gas dan batu bara)
menghasilkan kalor alias panas. Kalor bisa digunakan secara langsung untuk memasak
makanan, memanaskan ruangan. Untuk menggerakan sesuatu (misalnya menggerakkan
kendaraan),
12 kita harus mengubah kalor menjadi energi kinetik atau energi mekanik (energi
mekanik = energi potensial + energi kinetik). Mengubah energi mekanik menjadi kalor adalah
Shares

https://gurumuda.net/hukum-ii-termodinamika.htm 1/8
10/4/2019 Hukum II Termodinamika - Gurumuda.Net
pekerjaan yang sangat mudah, tetapi mengubah kalor menjadi energi mekanik adalah
pekerjaan sulit. Coba gosokan kedua telapak tanganmu… telapak tanganmu panas ya ?
Ketika kita menggosok kedua telapak tangan (kita melakukan usaha alias kerja), energi
mekanik berubah menjadi kalor. Prosesnya sangat mudah… Bahkan kalor yang tak terbatas
bisa dihasilkan dengan melakukan kerja. Tapi proses sebaliknya, yakni memanfaatkan kalor
untuk melakukan kerja adalah pekerjaan yang sulit.
Alat yang digunakan untuk memanfaatkan kalor untuk melakukan kerja baru ditemukan pada
tahun 1700. Alat yang dimaksud adalah mesin uap. Mesin uap pertama kali digunakan untuk
memompa air keluar dari tambang batu bara. Perlu diketahui bahwa penggunaan mesin uap
pertama terjadi sebelum para ilmuwan mengetahui bahwa kalor sebenarnya merupakan energi
yang berpindah akibat adanya perbedaan suhu (hukum pertama termodinamika belum
dirumuskan).

Penggunaan mesin uap waktu itu mungkin didasarkan pada pengalaman sehari‐hari yang
menunjukkan bahwa uap bisa menggerakkan sesuatu. Mesin uap termasuk mesin kalor (mesin
kalor = alat untuk mengubah kalor menjadi energi mekanik). Sekarang mesin uap digunakan
untuk membangkitkan energi listrik. Mesin kalor modern adalah mesin pembakaran dalam
(mesin mobil, mesin sepeda motor dll).
Gagasan dasar dibalik penggunaan mesin kalor adalah kalor bisa
diubah menjadi energi mekanik hanya jika kalor dibiarkan
mengalir dari tempat bersuhu tinggi menuju tempat bersuhu
rendah. Selama proses ini, sebagian kalor diubah menjadi energi
mekanik (sebagian kalor digunakan untuk melakukan kerja),
sebagian kalor dibuang pada tempat yang bersuhu rendah.
Proses perubahan bentuk energi dan perpindahan energi pada
mesin kalor tampak seperti diagram.
Suhu tinggi (TH) dan suhu rendah (TL) disebut juga suhu operasi
mesin. Kalor yang mengalir dari tempat bersuhu tinggi diberi
simbol QH, sedangkan kalor yang dibuang ke tempat bersuhu
rendah diberi simbol QL. Ketika mengalir dari tempat bersuhu
tinggi menuju tempat bersuhu rendah, sebagian QH diubah
menjadi energi mekanik (digunakan untuk melakukan kerja), sebagian lagi dibuang sebagai
QL. Sebenarnya kita sangat mengharapkan bahwa semua QH dapat diubah menjadi W, tapi
pengalaman sehari‐hari menunjukkan bahwa hal tersebut tidak mungkin terjadi. Selalu saja ada
kalor yang terbuang. Dengan demikian, berdasarkan kekekalan energi, bisa disimpulkan
bahwa QH = W + QL.
Sekarang mari kita tinjau mesin kalor yang biasa digunakan untuk mengubah kalor menjadi
energi mekanik. Perlu diketahui bahwa kita hanya meninjau mesin kalor yang melakukan kerja
secara terus menerus. Agar kerja bisa dilakukan secara terus menerus maka kalor harus
mengalir secara terus menerus dari tempat bersuhu tinggi menuju tempat bersuhu rendah. Jika
kalor hanya mengalir sekali saja maka kerja yang dilakukan mesin kalor juga hanya sekali saja
(energi mekanik yang dihasilkan sangat sedikit). Dengan demikian mesin kalor tersebut tidak
bisa dimanfaatkan secara optimal. Mesin kalor bisa dimanfaatkan secara optimal jika ia
melakukan kerja secara terus menerus. Dengan kata lain, energi mekanik yang dihasilkan mesin
kalor cukup banyak sehingga bisa kita gunakan untuk menggerakkan sesuatu.
Mesin Uap
Mesin uap menggunakan uap air sebagai media penghantar kalor. Uap disebut sebagai zat
kerja mesin uap. Terdapat dua jenis mesin uap, yakni mesin uap tipe bolak balik dan mesin uap
turbin (turbin uap). Rancangan alatnya sedikit berbeda tetapi kedua jenis mesin uap ini
mempunyai kesamaan, yakni menggunakan uap yang dipanaskan oleh pembakaran minyak,
gas, batu bara atau menggunakan energi nuklir.
Mesin uap tipe bolak balik
Air dalam wadah biasanya dipanaskan pada tekanan yang tinggi. Karena dipanaskan pada
tekanan yang tinggi maka proses pendidihan air terjadi pada suhu yang tinggi. Suhu berbanding
lurus dengan tekanan. Semakin tinggi suhu uap, semakin besar tekanan uap. Uap bersuhu tinggi
atau uap bertekanan tinggi tersebut bergerak melewati katup masukan dan memuai terhadap
piston. Ketika memuai, uap mendorong piston sehingga piston bergerak ke kanan.
Sebagian kalor pada uap berubah menjadi energi kinetik. Pada saat piston bergerak ke kanan,
12
roda yang dihubungkan dengan piston berputar (1). Setelah melakukan setengah putaran, roda
Shares

https://gurumuda.net/hukum-ii-termodinamika.htm 2/8
10/4/2019 Hukum II Termodinamika - Gurumuda.Net
menekan piston kembali ke
posisinya semula (2). Ketika piston
bergerak ke kiri, katup masukan
dengan sendirinya tertutup,
sebaliknya katup pembuangan
dengan sendirinya terbuka. Uap
tersebut dikondensasi oleh
kondensor sehingga berubah
menjadi embun. Selanjutnya, air
yang berada di dalam kondensor
dipompa kembali ke wadah untuk
dididihkan lagi. Demikian
seterusnya… Karena prosesnya terjadi secara berulang‐ulang maka piston bergerak ke kanan
dan ke kiri secara terus menerus. Karena piston bergerak ke kanan dan ke kiri secara terus
menerus maka roda pun berputar secara terus menerus. Putaran roda biasanya digunakan
untuk menggerakan sesuatu.
Turbin uap
Pada dasarnya prinsip kerja turbin uap sama dengan mesin uap tipe bolak balik. Bedanya
mesin uap tipe bolak balik menggunakan piston, sedangkan turbin uap menggunakan turbin.
Pada mesin uap tipe bolak balik, kalor diubah terlebih dahulu menjadi energi kinetik translasi
piston. Setelah itu energi kinetik translasi piston diubah menjadi energi kinetik rotasi roda
pemutar. Pada turbin uap, kalor langsung diubah menjadi energi kinetik rotasi turbin. Turbin
bisa berputar akibat adanya perbedaan tekanan. Suhu uap sebelah atas bilah jauh lebih besar
daripada suhu uap sebelah bawah bilah, bilah adalah lempeng tipis yang ada di tengah turbin.
Suhu berbading lurus dengan tekanan. Karena suhu uap pada sebelah atas bilah lebih besar
daripada suhu uap pada sebelah bawah bilah maka tekanan uap pada sebelah atas bilah lebih
besar daripada tekanan uap pada sebelah bawah bilah. Adanya perbedaan tekanan
menyebabkan uap mendorong bilah ke bawah sehingga turbin berputar. Arah putaran turbin
tampak seperti gambar.
Perlu diketahui bahwa prinsip kerja mesin uap didasarkan pada
diagram perpindahan energi yang telah dijelaskan di atas. Dalam hal
ini, energi mekanik bisa dihasilkan apabila kita membiarkan kalor
mengalir dari benda atau tempat bersuhu tinggi menuju benda atau
tempat bersuhu rendah. Dengan demikian, perbedaan suhu sangat
diperlukan pada mesin uap.

Apabila dirimu perhatikan cara kerja mesin uap tipe bolak balik, tampak bahwa piston tetap
bisa bergerak ke kanan dan ke kiri walaupun tidak ada perbedaan suhu (tidak ada kondensor
dan pompa). Piston bisa bergerak ke kanan akibat adanya pemuaian uap bersuhu tinggi atau
uap bertekanan tinggi. Dalam hal ini, sebagian kalor pada uap berubah menjadi energi kinetik
translasi piston. Energi kinetik translasi piston kemudian berubah menjadi energi kinetik rotasi
roda pemutar. Setelah melakukan setengah putaran, roda akan menekan piston kembali ke kiri.
Ketika roda menekan piston kembali ke kiri, energi kinetik rotasi roda berubah lagi menjadi
energi kinetik translasi piston. Ketika piston bergerak ke kiri, piston mendorong uap yang ada
dalam silinder. Pada saat yang sama, katup pembuangan terbuka.
Dengan demikian, uap yang didorong piston akan mendorong temannya ada di sebelah bawah
katup pembuangan. Nah, apabila suhu uap yang berada di sebelah bawah katup pembuangan
= suhu uap yang didorong piston, maka semua energi kinetik translasi piston akan berubah lagi
menjadi energi dalam uap. Energi dalam berbanding lurus dengan suhu. Kalau energi dalam uap
bertambah maka suhu uap meningkat. Suhu berbanding lurus dengan tekanan. Kalau suhu uap
meningkat maka tekanan uap juga meningkat. Dengan demikian, tekanan uap yang dibuang
melalui katup pembuangan = tekanan uap yang masuk melalui katup masukan. Piston akan
tetap bergerak ke kanan dan ke kiri seterusnya tetapi tidak akan ada energi kinetik total yang
bisa dimanfaatkan (tidak ada kerja total yang dihasilkan). Jadi energi kinetik yang diterima oleh
piston selama proses pemuaian (piston bergerak ke kanan) akan dikembalikan lagi kepada uap
selama proses penekanan (piston bergerak ke kiri).
Disimpulkan bahwa perbedaan suhu dalam mesin uap tetap diperlukan. Perbedaan suhu dalam
mesin uap bisa diperoleh dengan memanfaatkan kondensor. Ketika suhu dan tekanan uap yang
12 di sebelah bawah katup pembuangan jauh lebih kecil dari pada suhu dan tekanan uap
berada
Shares

https://gurumuda.net/hukum-ii-termodinamika.htm 3/8
10/4/2019 Hukum II Termodinamika - Gurumuda.Net
yang berada di dalam silinder, maka ketika si piston bergerak kembali ke kiri, besarnya
tekanan yang dilakukan piston terhadap uap jauh lebih kecil daripada besarnya tekanan yang
diberikan uap kepada piston ketika piston bergerak ke kanan. Dengan kata lain, besarnya
usaha yang dilakukan piston terhadap uap jauh lebih kecil daripada besarnya kerja yang
dilakukan uap terhadap piston. Jadi hanya sebagian kecil energi kinetik piston yang
dikembalikan lagi pada uap. Dengan demikian akan ada energi kinetik total atau kerja total
yang dihasilkan. Energi kinetik total ini yang dipakai untuk menggerakan sesuatu.
Mesin Pembakaran Dalam
Mesin sepeda motor dan mesin mobil merupakan contoh mesin pembakaran dalam. Disebut
mesin pembakaran dalam karena proses pembakaran terjadi di dalam silinder tertutup. Adanya
mesin pembakaran dalam merupakan hasil rekayasa konsep penekanan dan pemuaian
adiabatik yang sudah dijelaskan pada pokok bahasan hukum pertama termodinamika.
Kita hanya meninjau mesin pembakaran dalam yang menggunakan bensin dan solar sebagai
bahan bakar. Bensin dan solar termasuk minyak bumi, karenanya memiliki energi potensial
kimia. Energi potensial kimia dalam bensin dan solar terlebih dahulu diubah menjadi kalor
melalui proses pembakaran. Selanjutnya kalor yang diperoleh melalui hasil pembakaran diubah
menjadi energi mekanik. Adanya energi mekanik ini yang menyebabkan sepeda motor atau
mobil bisa bergerak. Siklus pada mesin bensin disebut sebagai siklus otto, sedangkan siklus
pada mesin diesel disebut sebagai siklus diesel. Siklus = proses termodinamika yang terjadi
secara reversibel (bolak balik). Terlebih dahulu kita bahas siklus otto.
Siklus otto

Ini adalah gambar mesin pembakaran dalam empat langkah. Mula‐mula campuran udara dan
uap bensin mengalir dari karburator menuju silinder pada saat piston bergerak ke bawah
(langkah masukan). Selanjutnya campuran udara dan uap bensin dalam silinder ditekan secara
adiabatik ketika piston bergerak ke atas (langkah kompresi alias penekanan). Karena ditekan
secara adiabatik maka suhu dan tekanan campuran meningkat. Pada saat yang sama, busi
memercikkan api sehingga campuran udara dan uap bensin terbakar. Ketika terbakar, suhu
dan tekanan gas semakin bertambah. Gas bersuhu tinggi dan bertekanan tinggi tersebut memuai
terhadap piston dan mendorong piston ke bawah (langkah pemuaian). Selanjutnya gas yang
terbakar dibuang melalui katup pembuangan dan dialirkan menuju pipa pembuangan (langkah
pembuangan). Katup masukan terbuka lagi dan keempat langkah diulangi.
Perlu diketahui bahwa tujuan dari adanya langkah kompresi adiabatik adalah menaikkan suhu
dan tekanan campuran udara dan uap bensin. Proses pembakaran pada tekanan yang tinggi
akan menghasilkan suhu dan tekanan yang sangat besar. Akibatnya gaya dorong (F = PA)
yang dihasilkan selama proses pemuaian menjadi sangat besar. Mesin motor atau mobil
menjadi lebih bertenaga. Walaupun tidak ditekan, campuran udara dan uap bensin bisa
terbakar ketika busi memercikkan bunga api. Tapi suhu dan tekanan gas yang terbakar tidak
terlalu tinggi sehingga gaya dorong yang dihasilkan juga kecil. Akibatnya mesin menjadi kurang
bertenaga.

Proses perubahan bentuk energi dan perpindahan energi pada mesin pembakaran dalam empat
langkah di atas bisa dijelaskan seperti ini : Ketika terjadi proses pembakaran, energi potensial
kimia dalam bensin + energi dalam udara berubah menjadi kalor. Sebagian kalor berubah
menjadi energi mekanik batang piston dan poros engkol, sebagian kalor dibuang melalui pipa
pembuangan (knalpot). Sebagian besar energi mekanik batang piston dan poros engkol
berubah menjadi energi mekanik kendaraan (kendaraan bergerak), sebagian kecil berubah
menjadi kalor. Panas timbul akibat adanya gesekan.
Proses pemuaian dan penekanan secara adiabatik pada siklus otto bisa digambarkan melalui
diagram di bawah. Diagram ini menunjukkan model ideal dari proses termodinamika yang
terjadi pada mesin pembakaran dalam yang menggunakan bensin.
12
Shares

https://gurumuda.net/hukum-ii-termodinamika.htm 4/8
10/4/2019 Hukum II Termodinamika - Gurumuda.Net
Campuran udara dan uap bensin masuk ke dalam silinder (a).
Selanjutnya campuran udara dan uap bensin ditekan secara
adiabatik (a‐b). Perhatikan bahwa volume silinder berkurang.
Campuran udara dan uap bensin dipanaskan pada volume
konstan – campuran dibakar (b‐c). Gas yang terbakar
mengalami pemuaian adiabatik (c‐d). Pendinginan pada
volume konstan – gas yang terbakar dibuang ke pipa
pembuangan dan campuran udara + uap bensin yang baru,
masuk ke silinder (d‐a).
Campuran udara dan uap bensin masuk ke dalam silinder (a).
Selanjutnya campuran udara dan uap bensin ditekan secara
adiabatik (a‐b). Perhatikan bahwa volume silinder berkurang. Campuran udara dan uap bensin
dipanaskan pada volume konstan – campuran dibakar (b‐c). Gas yang terbakar mengalami
pemuaian adiabatik (c‐d). Pendinginan pada volume konstan – gas yang terbakar dibuang ke
pipa pembuangan dan campuran udara + uap bensin yang baru, masuk ke silinder (d‐a).
Siklus Diesel
Prinsip kerja mesin diesel mirip seperti mesin bensin. Perbedaannya terletak pada langkah awal
kompresi adiabatik (penekanan adiabatik = penekanan yang dilakukan dengan sangat cepat
sehingga kalor tidak sempat mengalir menuju atau keluar dari sistem. Sistem untuk kasus ini
adalah silinder). Kalau dalam mesin bensin, yang ditekan adalah campuran udara dan uap
bensin, maka dalam mesin diesel yang ditekan hanya udara saja. Penekanan secara adiabatik
menyebabkan suhu dan tekanan udara meningkat. Selanjutnya injector alias penyuntik
menyemprotkan solar. Karena suhu dan tekanan udara sudah sangat tinggi maka ketika solar
disemprotkan ke dalam silinder, solar langsung terbakar. Tidak perlu pakai busi. Perhatikan
besarnya tekanan yang ditunjukkan pada diagram di bawah. Bandingkan dengan besarnya
tekanan yang ditunjukkan pada diagram siklus otto.
Diagram ini menunjukkan siklus diesel ideal. Mula‐mula udara ditekan secara adiabatik (a‐b),
lalu dipanaskan pada tekanan konstan – penyuntik alias injector menyemprotkan solar dan
terjadilah pembakaran (b‐c), gas yang terbakar mengalami pemuaian adiabatik (c‐d),
pendinginan pada volume konstan – gas yang terbakar dibuang ke pipa pembuangan dan udara
yang baru, masuk ke silinder (d‐a).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan setiap mesin kalor pada dasarnya memiliki
zat kerja tertentu. Zat kerja untuk mesin uap adalah air, zat kerja untuk mesin bensin adalah
udara dan uap bensin, zat kerja untuk mesin diesel adalah udara dan solar. Zat kerja biasanya
menyerap kalor pada suhu yang tinggi (QH), melakukan usaha (W), lalu membuang kalor sisa
pada suhu yang lebih rendah (QL). Karena energi kekal,
maka QH = W + QL.
Efisiensi Mesin Kalor
Efisiensi (e) mesin kalor merupakan perbandingan antara
Usaha (W) yang dilakukan mesin dengan masukan Kalor
pada suhu tinggi (QH). Secara matematis bisa ditulis seperti
ini :

W merupakan keuntungan yang kita terima, sedangkan QH


merupakan biaya yang kita keluarkan untuk membeli dan membakar bahan bakar. Sebagai
manusia yang selalu ingin memperoleh keuntungan yang sebesar‐besarnya dan pengeluaran
yang sekecil‐kecilnya, kita sangat berharap bahwa keuntungan yang kita peroleh (W)
sebanding dengan biaya yang kita keluarkan (Q H ). Mungkinkah itu terjadi ?
Berdasarkan kekekalan energi, Kalor masukan (QH) harus sama dengan Kerja (W) yang
dilakukan + Kalor yang dibuang (QL). Secara matematis :

12
Shares

https://gurumuda.net/hukum-ii-termodinamika.htm 5/8
10/4/2019 Hukum II Termodinamika - Gurumuda.Net

Jika ingin menyatakan efisiensi mesin kalor dalam persentase, kalikan saja persamaan efisiensi
dengan 100 %. Berdasarkan persamaan efisiensi di atas, semakin banyak kalor yang dibuang
(QL) oleh suatu mesin kalor, semakin tidak efisien mesin kalor tersebut. Kita sangat
menginginkan agar jumlah kalor yang dibuang (QL) sesedikit mungkin. Bagaimanapun kalor
masukan (QH) biasanya diperoleh dengan membakar minyak, batu bara, gas dll (bahan bakar
yang kita bayar).
Karenanya setiap mesin kalor pada dasarnya dirancang untuk memiliki efisiensi sebesar
mungkin. Walaupun kita sangat menginginkan keuntungan yang sebesar‐besarnya dari
pengeluaran yang sekecil‐kecilnya, kenyataan menunjukkan bahwa efisiensi mesin uap biasanya
sekitar 40 %, sedangkan efisiensi mesin pembakaran dalam sekitar 50 %. Hal ini menunjukkan
bahwa setengah bagian kalor yang diperoleh dengan membakar bahan bakar terbuang
percuma. Hanya setengah bagian saja yang berubah menjadi energi mekanik.
Contoh soal 1 :
Sebuah mesin kalor menyerap kalor sebanyak 3000 Joule (QH), melakukan usaha alias kerja
(W) dan membuang kalor sebanyak 2500 Joule (QL). Berapakah efisiensi mesin kalor
tersebut ?
Pembahasan

Contoh soal 2 :
Sebuah mesin kalor menyerap kalor sebanyak 3000 Joule (QH), melakukan usaha (W) dan
membuang kalor sebanyak 2000 Joule (QL). Berapakah efisiensi mesin kalor tersebut ?
Pembahasan

Contoh soal 3 :
12
Shares

https://gurumuda.net/hukum-ii-termodinamika.htm 6/8
10/4/2019 Hukum II Termodinamika - Gurumuda.Net
Sebuah mesin kalor menyerap kalor sebanyak 3000 Joule (QH), melakukan usaha (W) dan
membuang kalor sebanyak 1500 Joule (QL). Berapakah efisiensi mesin kalor tersebut ?
Pembahasan

Anda perlu masuk untuk melihat isi sepenuhnya. Silahkan Masuk. Bukan Member? Bergabung

San Lohat
Penulis, Netpreneur, Guru. Dari Lembata / Flores Timur, Nusa
Tenggara Timur.

Related Post

Entropi
Dalam pembahasan sebelumnya kita sudah mempelajari beberapa pernyataan khusus hukum
kedua termodinamika. Perlu diketahui bahwa pernyataan khusus tersebut hanya bisa
menjelaskan beberapa...

Mesin pendingin
Mesin pendingin merupakan mesin kalor yang bekerja terbalik. Jadi mesin kalor mengambil kalor
dari tempat yang bersuhu rendah dan membuang kalor tersebut...

Siklus mesin Carnot


Untuk mengetahui bagaimana menaikkan efisiensi mesin kalor, seorang ilmuwan Perancis
bernama Sadi Carnot (1796‐1832) meneliti suatu mesin kalor ideal secara teoritis pada...

Penerapan Hukum Pertama Termodinamika pada beberapa proses Termodinamika


Sebelumnya kita sudah membahas Hukum Pertama Termodinamika dan menganalisis usaha
yang dilakukan oleh sistem. Kali ini kita mencoba meninjau beberapa penerapan Hukum...

Hukum I Termodinamika
Proses Termodinamika Kalor (Q) merupakan energi yang berpindah dari satu benda ke benda
yang lain akibat adanya perbedaan suhu. Berkaitan dengan sistem...

Hukum gas ideal (Persamaan keadaan gas ideal)


Hukum-hukum gas antara lain hukum Boyle, hukum Charles dan hukum Gay‐Lussac tidak
berlaku untuk semua kondisi gas maka analisis kita akan menjadi...

12
Shares

https://gurumuda.net/hukum-ii-termodinamika.htm 7/8
10/4/2019 Hukum II Termodinamika - Gurumuda.Net

Hukum Boyle, Hukum Charles dan Hukum Gay‐Lussac


Hukum Boyle Robert Boyle (1627‐1691) melakukan eksperimen untuk menyelidiki hubungan
kuantitatif antara tekanan dan volume gas. Percobaan ini dilakukan dengan memasukkan
sejumlah...

Teori kinetik gas


Teori kinetik mengatakan bahwa setiap zat terdiri dari atom atau molekul dan atom atau molekul
tersebut bergerak terus menerus secara sembarangan. Dugaan...

Energi kinetik rata-rata gas


Selain tekanan, salah satu besaran yang menyatakan sifat makroskopis gas adalah suhu (T).
Persamaan Tekanan gas yang telah diturunkan pada topik Teori...

Kecepatan efektif gas


Pada atmosfir planet bumi tidak ada gas helium dan hidrogen bebas. Yang ada hanya nitrogen
(78 %), oksigen (21 %), argon (0,90...

Tentang | Kontak | Pustaka | Privasi | Ketentuan Artikel Fisika UN Fisika Fisika XII Fisika XI Fisika X
Pembahasan Soal Fisika SMP Fisika SMA Fisika SMP
Copyright © Gurumuda.Net All Rights Reserved. UN Fisika SMA UN Fisika SMP Pembahasan Soal Fisika SMA
Percobaan Fisika SMA Soal Fisika SMA Soal Fisika SMP
Fisika Dasar OSN Fisika SMP

12
Shares

https://gurumuda.net/hukum-ii-termodinamika.htm 8/8

Anda mungkin juga menyukai