Pengelolaan hubungan dengan para investor & pemegang saham pada saat krisis
Para investor & pemegang saham adalah stakeholder internal yang sangat penting setelah
karyawan. Kesalahan dalam mengelola hubungan dengan para investor & pemegang saham pada
saat krisis menyerang perusahaan bisa berakibat fatal. Mereka menjadi kehilangan kepercayaan
pada perusahaan dan menjual saham/melepas investasi mereka, sehingga harga saham
perusahaan jatuh dan mudah diakuisisi oleh perusahaan lain yang jauh lebih kuat.
Untuk memberitahukan situasi krisis, perusahaan dapat mengadakan pertemuan secara periodik
dan menyiapkan berbagai data tertulis yang memberitahukan perkembangan perusahaan dalam
mengatasi krisis, terutama adalah masalah keuangan perusahaan. Dalam hal ini, departemen PR
sebaiknya bekerja sama dengan Corporate Secretary yang lebih paham mengenai seluk beluk
saham, terutama jika perusahaan sudah go public.
Jika pertemuan secara periodik sulit dilakukan, mereka tetap harus diberi informasi mengenai
perkembangan perusahaan mengatasi krisis melalui laporan yang teratur, bisa melalui e-mail,
surat tertulis dari manajemen perusahaan ataupun buletin (newsletter).
Selain itu, dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham), masalah krisis yang telah
terjadi harus dilaporkan dan dibicarakan dengan para investor & pemegang saham karena sangat
berbahaya apabila mereka mendapatkan informasi tersebut dari pihak lain, seperti dari jurnalis
keuangan misalnya.
Bila krisis yang terjadi adalah akibat penawaran yang tidak diinginkan dari perusahaan
lain untuk mengakuisisi perusahaan kita atau disebut dengan hostile takeover, langkah awal kita
adalah membagi kategori para pemegang saham ini berdasarkan ukurannya, yaitu apakah mereka
perorangan, institusi atau calon pembeli saham. Kemudian juga dibagi kategorinya berdasarkan
area geografis serta rata-rata lamanya mereka menjadi pemegang saham perusahaan. Hak-hak
atas hukum untuk menemukan identitas para investor di belakang calon pemegang saham harus
diminta dan firma-firma broker yang terlibat dalam transaksi saham yang lebih besar harus terus
dimonitor (Regester, 1996:160-161).
Pengetahuan tentang ukuran pemegang saham serta detil tipe-tipe mereka akan
memberikan indikasi yang baik tentang kemana arah pengambilan suara. Penyebaran geografis
akan memberikan ide di daerah mana iklan perusahaan akan mengambil perannya. Sedangkan
lamanya waktu mereka menjadi pemegang saham perusahaan akan menunjukkan kesetiaan
mereka pada perusahaan. Jika misalnya, sebagian besar pemegang saham perusahaan telah
menjadi pemegang saham selama lima tahun tetapi harga saham, profit atau pertumbuhan
dividen telah jatuh selama masa periode yang sama, kesetiaan pemegang saham bisa
dipertanyakan bila mereka mendapat penawaran pembelian saham yang menarik dari pihak yang
ingin mengakuisisi perusahaan kita (Regester, 1996:161).
Untuk masalah di atas, perusahaan juga harus mengadakan pertemuan secara periodik dengan
para pemegang saham tersebut, baik yang perorangan maupun yang institusi, dan memberikan
presentasi yang komprehensif tentang strategi bisnis perusahaan. Selain itu, pertemuan periodik
juga dapat dilakukan dengan para pialang saham dan para jurnalis keuangan yang dapat
membantu menaikkan citra perusahaan karena para pemegang saham biasanya lebih
mempercayai pihak ketiga ini dibandingkan orang dalam perusahaan.
Survey tentang sikap pemegang saham juga dapat dilakukan untuk terus memantau kesetiaan
mereka terhadap perusahaan. Selain itu, data kunci tentang seluruh pemegang saham ini harus
terus diperbaharui, termasuk data finansial per saham dan ramalan kinerja perjualbelian saham.