“TELUR”
Disusun Oleh:
Kelompok 2
1. Intan Arum M. P. H3113053 7. Rika Nanda D. J. H3113079
2. Iriana Adigani H3113054 8. Rufik Dwi K. H3113083
3. Ismira Widiastuti H3113055 9. Sidiq Dwi A.H3113086
4. Linda Cahya N. H3113058 10. Vera Indria S. H3113094
5. Nadia Nurfitriani H3113066 11. Yustinus Abdi W. H3113079
6. Reza Dwi Farida H3113078
KATA PENGANTAR
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam zaman modern saat ini telur sangat dimanfaat sebagai salah
makanan yang sangat digemari dari kalangan dewasa maupun anak-anak. Telur
merupakan salah satu sumber protein hewani yan memiliki rasa lezat, mudah
dicerna dan bergizi tinggi sehingga digemari banyak orang. Selain itu telur
mudah diperoleh dan harganya terjangkau. Masyarakat Indonesia umumnya
mencukupi kebutuhan protein dengan mengkonsumsi telur. Begitu besarnya
manfaat telur dalam kehidupan manusia sehingga telur sangat dianjurkan untuk
dikonsumsi anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, ibu hamil dan
menyusui, orang yang sedang sakit atau dalam proses penyembuhan, serta usia
lanjut.
Menurut Komala (2008), kandungan gizi telur terdiri dari : air 73,7%,
Protein 12,9 %, Lemak 11,2% dan Karbohidrat 0,9% dan kadar lemak pada
putih telur hampir tidak ada. Ditambahkan Sudaryani (2003) bahwa hampir
semua lemak di dalam telur terdapat pada kuning telur, yaitu mencapai 32%,
sedangkan pada putih telur kandungan lemaknya sangat sedikit. Selain
mempunyai komponen kimia dan biokima telur mempunyai manfaat bagi
kesehatan dan bidang makanan.
Telur yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia umumnya berasal dari
unggas yang diternakkan. Jenis telur yang banyak dikonsumsi adalah telur
ayam, telur puyuh dan telur bebek. Telur ayam lebih banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari karena mudah diolah dan dimanfaatkan untuk kebutuhan
manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja kompenen kimia dan biokimia yang terkandung dalam telur?
2. Bagaimana struktur telur?
3. Bagimana memilih telur yang baik?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kompenen kimia dan biokimia yang terkandung dalam
telur.
2. Untuk mengetahui struktur telur.
3. Untuk mengetahui telur yang baik.
BAB II
ISI
Tabel 6. Komposisi Vitamin Dalam Telur yang Dapat Dimakan (per 100g)
Vitamin (unit) Telur utuh Albumin Kuning telur
A (iu) 634 - 1946
D (iu) 49 - 147,6
E (mg) 1,4 - 4,217
B12 (μg) 1 0,210 3,312
Biotin (μg) 19,96 7,006 45,662
Choline (mg) 430,12 1,257 1301
Asam folat (μg) 46 2,994 144,58
Inositor (mg) 10,78 4,132 23,795
Asam nicotinic 0,074 0,093 0,012
(mg)
Asam pentotenat 1,254 0,120 3,807
(mg)
Pryridoxin (mg) 0,140 0.003 0,392
Riboflafin (mg) 0,508 0,452 0,639
Thiamin (mg) 0,062 0,006 0,169
Sumber : USDA (1989)
Bakteri Salmonella dibawa oleh induk ayam. Dengan berjalannya
waktu, maka putih telur akan semakin encer, akibatnya bakteri Salmonella
dapat menembus membran kuning telur (lapisan dalam putih telur yang tipis
akan pecah) dan bakteri bisa masuk ke dalam kuning telur, selanjutnya
bakteri akan berkembang dalam kuning telur. Kejadian serupa juga bisa
terjadi bila pada bagian kulit telur yang kotor (terkena kotoran ayam) dan
tidak dibersihkan sebelum disimpan, atau pada telur yang retak selama
penyimpanan, begitu pula pada telur yang sudah pecah dan dibiarkan
terbuka pada suhu kamar dan tidak segera digunakan atau dibuang. Bahkan
telur yang sudah pecah tersebut dapat merupakan sumber kontaminan.
Karena itu sejak dari pengumpulan telur perlu dilakukan pemisahan antara
telur yang retak, telur pecah dan telur yang terkena kotoran ayam harus
dipisahkan. Telur yang disimpan pada suhu 30 0C dalam waktu 6 jam,
setelah Salmonella menembus membran kuning telur jumlah Salmonella
pada telur tersebut dapat mencapai lebih dari 200.000.
5. Karbohidrat
Isi telur mengandung relatif sedikit karbohidrat, terdapat kira-kira
0,5 gram dan hampir 75% karbohidrat terdapat dalam albumen. Karbohidrat
dalam telur terdapat dalam bentuk bebas dan terkombinasi dengan protein
atau lemak. Table 10 dibawah ini menunjukkan proporsi karbohidrat yang
terdapat dalam yolk, albumen dan total isi telur.
Tabel 7. Persentase karbohidrat dalam yolk, albumen dan total isi telur
Jenis karbohidrat Yolk (%) Albumen Total Isi Telur
Karbohidrat bebas (glukosa) 0.70 0.40 0.60
Karbohidrat terkombinasi 0.30 0.50 0.40
total 1.00 0.90 1.00
Karbohidrat bebas dalam telur adalah glukosa, sedang karbohidrat
terkombinasi adalah manosa dan galaktosa. Karbohidrat terkombinasi
terdapat pada fosfoprotein, fosfolipida dalam yolk, sedang pada albumen
terdapat dalam glikoprotein dan protein sederhana yang lain.
B. Struktur Telur
Pada dasarnya, struktur telur terdiri dari sel yang hidup, yang dikelilingi
oleh kuning telur sebagai cadangan makanan terbesar. Kedua komponen ini
dikelilingi oleh putih telur yang mempunyai kandungan air yang tinggi. Hal ini
mengakibatkan adanya perbedaan tekanan osmosis antara kuning dan putih
telur. Telur mempunyai struktur yang sangat khas, dan mengandung zat gizi
yang cukup untuk pertumbuhan sel telur yang sudah dibuahi menjadi seekor
anak. Bagian-bagian utama telur adalah putih telur (albumen); kuning telur
(yolk), dan kulit telur (egg shell).
Romanof, 1963).
c. Kuning telur
Kuning telur merupakan bagian terpenting pada telur, karena kuning
telur mengandung zat bergizi tinggi untuk menunjang kehidupan embrio.
Bentuk kuning telur hampir bulat, terletak ditengah-tengah dan berwarna
jingga atau kuning. Pigmen pemberi warna kuning terdiri dari kriptoxantin,
xantofil, karoten dan lutein. Kuning telur terbungkus oleh selaput tipis, kuat
dan elastis yaitu “membran vitelin” dengan ketebalan sekitar 24 mikron,
terbuat dari protein musin dan keratin. Di samping itu, kuning telur tersusun
dari lapisan-lapisan putih dan kuning, biasanya berjumlah 6 lapisan
berselang-seling dengan lapisan kuning yang lebih lebar. Pada bagian pusat
kuning telur terdapat bagian yang berwarna putih yang disebut “latebra”
dengan diameter sekitar 6 mm dan jumlahnya 0.6 % dari seluruh kuning
telur. pH kuning telur sekitar 6.0, lebih asam dibandingkan putih telur.
Kuning telur berbatasan dengan putih telur dan dibungkus oleh suatu
lapisan yang disebut membran vitelin. Menurut Whitaker and Tannenbaum
(1977), membran vitelin tersusun oleh protein yang disebut keratin.
Umumnya kuning telur berbentuk bulat, berwarna kuning atau oranye,
terletak pada pusat telur dan bersifat elastis. Warna kuning dari kuning telur
disebabkan oleh kandungan santofil yang berasal dari ransum ayam. Pigmen
lain yang banyak terdapat di dalamnya adalah pigmen karotenoid. Kuning
telur pada telur segar berbentuk utuh dikelilingi oleh membran vitelin yang
kuat. Sebenarnya, kuning telur tersusun atas dua lapisan, yaitu lapisan putih
dari kuning telur dan lapisan kuning dari kuning telur. Kedua lapisan
tersebut memiliki pusat yang sama (Nakamura and Doi, 2000).
Komposisi lemak pada kuning telur yaitu 65.5% trigliserida, 28,3%
fosfolipid dan 5.2% kolesterol. Komposisi fosfolipid kuning telur terdiri dari
73% fosfatidilkolin, 15% fosfatididiletanolamin, 5.8% lisofosfatidilkolin,
2.5% sfingomielin, 2.1% lisofosfatidiletanolamin, 0.9% plasmalogen dan
0.6% inositol fosfolipid, sedangkan asam lemak pada kuning telur terdiri
dari asam palmitat, asam oleat dan asam linoleat.
Indeks kuning telur juga dapat dihitung dengan perbandingan tinggi
dan diameter rata-rata kuning telur serta mengalikan hasilnya dengan 100
(Mountney, 1976). Indeks kuning telur merupakan perbandingan antara
tinggi kuning telur dengan diameter kuning telur. Menurut Badan
Standarisasi Nasional (2008) tentang SNI 3926 : 2008 menyatakan bahwa
indeks kuning telur segar berkisar antara 0,33-0,52. Penyimpanan telur
dapat menyebabkan terjadinya pemindahan air dari putih telur menuju
kuning telur sebanyak 10 mg/hari pada suhu 100C. Tekanan osmosis kuning
telur lebih besar daripada putih telur, sehingga air dan putih telur berpindah
menuju ke kuning telur. Perpindahan air secara terus menerus akan
menyebabkan viskositas kuning telur menurun, sehingga kuning telur
menjadi pipih dan kemudian pecah (Romanof dan Romanof, 1963).
Pemindahan air tersebut tergantung pada kekentalan putih telur.
Kuning telur akan menjadi semakin lembek, sehingga indeks kuning
telur akan menurun, kemudian membran vitelin akan rusak dan
menyebabkan kuning telur pecah. Menurut Yuwanta (2010), indeks kuning
telur akan menurun dari 0,45 menjadi 0,30 apabila disimpan selama 25 hari
pada suhu 25 C. Masa simpan telur yang terlalu lama dengan suhu
0
sehingga indeks kuning telur pun semakin kecil. Penurunan tinggi kuning
telur akan terjadi setelah 3 bulan penyimpanan pada suhu 2 C, namun
0
demikian, tinggi kuning telur akan menurun lebih cepat lagi setelah
disimpan 3 minggu pada suhu penyimpanan 25 C (Romanof dan Romanof,
0
1963).
Yolk menyusun 30 – 33% berat telur. Yolk berbentuk hampir bulat,
berwarna kuning sampai jingga tua dan terletak di pusat telur. Bahan yang
memberi warna yolk adalah xanthofil, suatu pigmen carotenoid yang
diturunkan dari pakan. Yolk terdiri dari latebra, germinal disc (blastoderm =
bintik pusat), lapisan konsentris terang dan gelap, vitellin membrane
(membran vitelin) yang membungkus yolk, bersifat halus, elastis dan
berkilau. Pada telur infertil, germinal disc tampak sebagai spot (bintik kecil)
bentuk tak teratur, berwarna pucat dan terletak pada permukaan yolk.
Tabel 9. Persentase Komponen Penyusun Yolk
Komponen yolk (%) Berat (gram) Berat
Keseluruhan 18.70 100.00
Air 9.10 48,70
Bahan padat 9.60 51.30
1. Bahan organik 9.40 50.20
a. Protein 3.10 16.60
b. Lipida 6.10 23.60
c. Karbohidrat 0.20 1.00
2. Bahan anorganik 0.20 1.10
Sumber : Romanoff dan Romanoff, 1963.
b. Cium aroma
Pilihlah telur yang aromanya tidak berbau busuk. Jika aromanya
sudah berbau busuk tentunya telur itu sudah dalam kondisi tidak bagus
lagi.
c. Cobalah mengguncang telur
Saat diguncang, telur yang bagus tidak akan mengeluarkan suara.
Hal ini disebabkan "ikatan" antara putih dan kuning telur masih dalam
kondisi baik. Putih telur yang bagus, lebih kental dibandingkan putih telur
yang sudah rusak atau sudah lama. Tingkat kekentalan inilah yang
membuat telur yang baik tidak berbunyi saat diguncang. Sebaliknya, saat
mengguncang telur yang rusak, akan terdengar suara khas dari dalam
cangkang. Hal ini disebabkan telur yang rusak, bagian putihnya lebih
encer dan tidak lagi "mengikat" kuning telur dengan baik. Telur yang rusak
juga cenderung memiliki rongga udara lebih luas didalamnya.
Mengguncang telur menjadi cara paling efektif memilih telur ketika
membeli dan saat akan menggunakan telur sebagai bahan masakan.
d. Rendam di dalam air
Ketika di rumah, kita bisa memastikan kualitas telur lebih seksama
dengan merendam telur pada wadah berisi air dingin (suhu ruang). Lihat
gambar ilustrasi di awal tulisan ini. Telur yang baik akan tenggelam
dengan posisi rata saat direndam (D). Telur yang sudah seminggu akan
tenggelam dengan posisi miring, sedikit terangkat pada bagian rongga
udaranya (C). Demikian pula pada telur yang sudah berumur dua hingga
tiga minggu, posisinya akan hampir tegak lurus karena meluasnya rongga
udara di bagian dalam (B). Hindari mengkonsumsi telur yang
mengambang saat direndam, karena telur tersebut sudah rusak (A).
Memilih telur dengan cara ini dapat membantu kita mengatur prioritas
penggunaan telur bila kita menyimpan stok telur dalam jumlah banyak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yan memiliki rasa
lezat, mudah dicerna dan bergizi tinggi sehingga digemari banyak orang. Telur
dalam kesehatan digunakan untuk membantu meningkatan performa, menbantu
mengatasi kekurangan zat gizi, memenuhi kebutuhan nutrien, telur tak
meningkatkan kolestrol, membantu mencegah penggumapalan darah, dan
membantu mengurangi berat badan.Kandungan kimia dari telur antara lain
protein dan asam amino, lemak, mineral dan vitamin. Bagian-bagian utama
telur adalah putih telur (albumen); kuning telur (yolk), dan kulit telur (egg
shell). Telur yang berkualitas baik cangkang dan kulit luarnya tidak retak, tidak
berabu busuk, tidak ada suara ketika diguncang-guncang dan saat direndam
tenggelam dengan posisi rata.
B. Saran
Makalah ini disusun untuk mengetahui komponen, struktur dan
kualitas telur. Mengingat sekarang ini banyak telur yang beredar di pasaran
dengan kualitas buruk, maka penulis menyarankan kepada pembaca untuk
dapat memilih dan mengenali telur yang layak dikonsumsi dan telur yang
sudah tidak layak dikonsumsi. Penulis juga menyarankan agar pembaca dapat
mengetahui komponen-komponen apa saja yang terdapat dalam telur yang kita
konsumsi.
DAFTAR PUSTAKA