Anda di halaman 1dari 7

28 Yusmayani dan Asmara

ANALISIS KADAR NITROGEN PADA PUPUK UREA,


PUPUK CAIR DAN PUPUK KOMPOS DENGAN METODE KJELDAHL
Milis Yusmayanti1*, Anjar Purba Asmara1
Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Ar-Raniry Banda Aceh

*E-mail: milisyusmayanti@gmail.com

Abstract: This study aims to quantify the nitrogen level in the three different
forms of fertilizer product: urea, compost, and liquid fertilizer manufactured by
local Acehnese companies and compare it to the Indonesian National
Standard (SNI) 19-7030-2004. All samples were analysed by using Kjeldahl
method which consists of three steps: destruction, distillation, and titration.
The analysis shows that the concentration of nitrogen in the urea, compost,
and liquid fertilizer is 46.04; 2.79, and 0.0360% respectively. The results
indicates that, when the data were compared to the value of nitrogen level in
the SNI, both urea and compost are qualified to be released to national
market. However, since the content of nitrogen in the liquid product is below
the SNI, the latter fertilizer might not be considered as a qualified product in
the term of nitrogen level.

Keywords: fertilizer, nitrogen, SNI 19-7030-2004., analysis, Kjeldal

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kadar nitrogen dari produk
pupuk urea, pupuk cair, dan pupuk kompos yang diproduksi oleh tiga pabrikan
lokal Aceh yang berbeda berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-
7030-2004. Analisis kadar nitrogen ketiga sampel tersebut dilakukan dengan
menggunakan metode Kjeldahl yang melalui tiga tahap yaitu proses destruksi,
proses distilasi dan tahap titrasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa
persentase kadar nitrogen yang didapatkan pada pupuk urea, pupuk kompos,
dan pupuk cair berturut-turut adalah 46,04; 2,79, dan 0,0360%. Berdasarkan
data tersebut, pupuk urea dan pupuk kompos lulus/layak sebagai produk yang
dapat diperjual belikan di masyarakat karena memenuhi SNI 19-7030-2004..
Di sisi lain, pupuk cair tidak memenuhi SNI tersebut karena memiliki nilai yang
lebih rendah dari standar baku kadar nitrogen sehingga tidak layak diperjual
belikan di masyarakat.

Kata Kunci: pupuk, nitrogen, SNI 19-7030-2004., analisis, Kjeldal

PENDAHULUAN ditambahkan pada media tanam atau


tanaman untuk mencukupi kebutuhan
Pupuk merupakan bahan yang hara yang diperlukan tanaman sehingga
ditambahkan ke dalam tanah untuk mampu berproduksi dengan baik (Lingga,
menyediakan unsur hara yang penting 2008). Pupuk mengandung banyak unsur
bagi pertumbuhan tanaman. Pupuk juga hara yang sangat dibutuhkan oleh
dapat didefinisikan sebagai material yang tumbuhan sebagai nutrisi untuk

AMINA 1(1) 2019 | Analisis nitrogen pada pupuk urea, pupuk cair dan pupuk kompos dengan metode
Kjeldahl
29 Yusmayani dan Asmara

pertumbuhan tanaman tersebut. Unsur- SNI menjadi acuan tunggal dalam


unsur yang terkandung di dalam pupuk mengukur mutu produk pupuk di dalam
tersebut salah satunya adalah unsur perdagangan untuk menjamin
nitrogen (N). Nitrogen merupakan unsur keselamatan, keamanan, kesehatan
penyubur yang sangat diperlukan oleh maupun pelestarian fungsi lingkungan
tanaman karena berperan dalam hidup.
pertumbuhan dan perkembangan vegetatif Analisis kadar nitrogen dalam pupuk
tanaman, terutama dalam pembentukan urea, pupuk kompos dan pupuk cair
zat hijau daun (klorofil) pada tumbuhan. dilakukan dengan mengggunakan metode
Nitrogen (N) merupakan salah satu Kjeldahl. Metode Kjeldahl merupakan
unsur hara utama dalam tanah yang metode yang sederhana untuk penetapan
sangat berperan dalam merangsang nitrogen total pada asam amino, protein
pertumbuhan dan memberi warna hijau dan senyawa yang mengandung nitrogen.
pada daun. Kekurangan nitrogen dalam Analisis protein metode kjeldahl pada
tanah menyebabkan pertumbuhan dan dasarnya dapat dibagi menjadi tiga tahap
perkembangan tanaman terganggu dan yaitu proses destruksi, proses destilasi
hasil tanaman menurun karena dan tahap titrasi. Sampel didestruksi
pembentukan klorofil yang sangat penting dengan asam sulfat dan dikatalisis
untuk proses fotosintetis terganggu. dengan katalisator yang sesuai sehingga
Namun, bila jumlahnya terlalu banyak akan menghasilkan amonium sulfat.
akan menghambat pembungaan dan Setelah pembebasan dengan alkali kuat
pembuahan tanaman (Hakim, 1986). amonia yang terbentuk disuling uap
Tanaman menyerap unsur N dalam secara kuantitatif kedalam larutan
bentuk ion nitrat atau amonium yang penyerapan dan ditetapkan secara titrasi.
keduanya merupakan ion yang larut Metode ini cocok digunakan secara
dalam air. Tanaman yang mempunyai semimikro, sebab hanya memerlukan
ketersediaan N yang cukup akan tumbuh jumlah sampel dan pereaksi yang sedikit
dengan cepat. Sebagai pelengkap bagi dan waktu analisis yang pendek.
peranannya dalam sintesis protein,
nitrogen merupakan bagian tak
METODE
terpisahkan dari molekul klorofil dan
karenanya pemberian N dalam jumlah
Bahan dan Alat
cukup akan mengakibatkan pertumbuhan
Bahan utama yang digunakan dalam
vegetatif yang vigor dan warna hijau segar
penelitian ini adalah pupuk urea dari PT
(Sunu & Wartoyo, 2006). Tanaman
Pupuk Iskandar Muda; pupuk cair dan
mengambil N dari tanah secara
pupuk kompos dari Industri rumah tangga
berkelanjutan dalam daur hidupnya dan
Banda Aceh; boraks; Na2B4O7, H2SO4
kebutuhan N biasanya meningkat dengan
pekat; larutan 0,1 N H2SO4; HCl 0,1 N;
meningkatnya ukuran tanaman. Dalam
larutan NaOH 40 %; akuades; indikator
jaringan tanaman, nitrogen merupakan
campuran conway (metil merah dan
unsur hara esensial dan unsur penyusun
bromo kresol hijau); dan indikator
asam-asam amino, protein dan enzim.
phenolpthalein 1%.
Selain itu, nitrogen juga terkandung dalam
Alat yang digunakan adalah cawan
klorofil, hormon sitokonin dan auksin
petri, spatula, timbangan digital,
(Lakitan, 2008).
erlenmeyer, gelas ukur, gelas kimia,
Umumnya, pupuk yang beredar di
pengaduk kaca, labu Kjeldahl, unit
masyarakat biasanya telah
destruksi lengkap, corong, pemanas, unit
terparameterisasi terlebih dahulu
distilasi lengkap, dan buret.
kandungan nitrogennya agar
mendapatkan label SNI (Standar Nasional
Metode Penelitian
Indonesia). Pentingnya label SNI bagi
Standarisasi HCl 0,1 N
pabrik pupuk disebabkan karena pabrik
Boraks ditimbang sebanyak 0,2
dalam memproduksi suatu produk pupuk
gram lalu dilarutkan dengan akuades
membutuhkan standar-standar tertentu.

AMINA 1(1) 2019 | Analisis nitrogen pada pupuk urea, pupuk cair dan pupuk kompos dengan metode
Kjeldahl
30 Yusmayani dan Asmara

sebanyak 25 mL. Campuran ditambahkan 25 mL H2SO4 pekat. Sampel


dihomogenkan lalu ditambahkan 3 tetes didestruksi selama ± 2 jam dengan suhu ±
metil merah, kemudian dititrasi dengan 350oC hingga warna larutan menjadi
HCl V0 = 0 mL; V1=13,1 mL; dan V = jernih. Larutan sampel didinginkan lalu
13,1 mL hingga berwarna merah muda. ditambahkan 60 mL NaOH 40%.
Larutan sampel disulingkan selama
Standarisasi H2SO4 0,1 N lebih kurang 10 menit. Sebagai
Na2B4O7 ditimbang sebanyak 0,2 penampung, gunakan 10 mL larutan asam
gram, lalu dilarutkan dengan akuades borat 1% yang telah dicampur indikator.
sebanyak 25 mL. Campuran Bilas ujung pendingin dengan air suling.
dihomogenkan, ditambahkan 3 tetes metil Distilat dititrasi dengan larutan HCl
merah kemudian dititrasi dengan H2SO4V0 0,1 N. Lakukan penetapan H2SO4 sebagai
= 0 mL; V1=13,1 mL; dan V = 13,1 mL blanko (Kemenperin, 1992).
hingga berwarna merah muda.
Penentuan kadar total nitrogen dalam
Pengujian kadar nitrogen pupuk urea dan pupuk
kompos Kadar total N dalam pupuk dengan
Sampel ditimbang secara teliti rumus berikut (Kemenperin, 2013):
sebanyak 0,5 gram dan dimasukkan ke
dalam labu Kjeldahl. Sampel ditambahkan (V1 – V2) × N × 14,008 × f
25 mL H2SO4 pekat. Sampel didestruksi Total N = ×100 %
selama ± 2 jam dengan suhu ± 350oC W × 1000
hingga warna larutan menjadi jernih.
Larutan sampel didinginkan kemudian Keterangan:
diencerkan dengan air suling lalu V1 = Volume H2SO4 0,1 N/HCl 0,1 N yang
dipindahkan secara kuantitatif ke dalam dipakai pada titrasi blanko (mL)
labu ukur 100 mL dan ditera dengan air V2 = Volume H2SO4 0,1 N/HCl 0,1 N yang
suling lalu dihomogenkan. dipakai pada titrasi sampel (mL)
Larutan sampel dipipet 10 mL ke N = Normalitas H2SO4 0,1 N/HCl 0,1 yang
dalam labu distilasi Kjeldahl analyzer, lalu dipakai sebagai titran (N)
ditambah PP 1%. Sampel ditampung ke W = Berat sampel (g)
dalam 50 mL H3BO3 1% dalam 14,008 = Berat atom (BA) nitrogen
erlenmeyer 500 mL yang mengandung f = faktor pengenceran
beberapa tetes indikator Conway, ujung
pendingin harus tercelup ke dalam larutan HASIL DAN PEMBAHASAN
penampung. Sampel ditambahkan larutan
NaOH 40% sampai larutan berwarna Pupuk merupakan bahan yang
merah. Penambahan larutan NaOH 40% digunakan untuk menambahkan unsur
harus dilakukan dengan cepat. Larutan hara pada tanah yang dibutuhkan oleh
sampel didistilasi sampai semua nitrogen tanaman untuk pertumbuhan dan
terdistilasi (kurang lebih 100 mL distilat). perkembangan. Salah satu unsur hara
Lepas dan keluarkan erlenmeyer yang terkandung didalam pupuk yaitu
kemudian bilas ujung pendingin dengan unsur hara nitrogen yang digunakan
air suling. Titrasi distilat yang terdapat tumbuhan untuk pembentukan klorofil
pada larutan penampung dengan larutan pada daun sehingga menyebabkan daun
H2SO4 0,1 N sampai titik akhir titrasi lebih hijau dan lebih subur. Untuk
tercapai. Lakukan penetapan H2SO4 mencapai produksi yang diinginkan,
(blanko) (Kemenperin, 2015). jumlah hara yang dibutuhkan tanaman
dan yang harus ditambahkan dalam
Pengujian kadar nitrogen pada pupuk bentuk pupuk (organik/anorganik)
kompos dan pupuk cair tergantung pada tingkat kebutuhan
Sampel ditimbang seksama haranya. Dengan kata lain, pemberian
sebanyak 5 gram, masukkan ke dalam pupuk harus disesuaikan dengan tingkat
labu Kjeldahl 100 mL. Sampel

AMINA 1(1) 2019 | Analisis nitrogen pada pupuk urea, pupuk cair dan pupuk kompos dengan metode
Kjeldahl
31 Yusmayani dan Asmara

ketersediaan hara dalam tanah yang tidak dapat berlangsung dalam keadaan
dapat diserap oleh tanaman. Hal tersebut asam. Pada tahap distilasi ini, amonium
menyebabkan pentingnya pengujian kadar sulfat dipecah menjadi amonia (NH3)
nitrogen yang baik pada pupuk yang dengan penambahan NaOH dengan
digunakan pada tanaman diantaranya alkalis dan dipanaskan dalam alat distilasi.
yaitu pada pupuk urea, pupuk cair dan Larutan sampel yang telah
pupuk kompos. terdestruksi dimasukkan dalam alat
Analisis kadar nitrogen pada pupuk distilasi dan ditempatkan di sebelah kiri.
urea, pupuk cair dan pupuk kompos Kemudian perangkat destilasi berupa pipa
dilakukan dengan menggunakan metode kecil panjang dimasukkan ke dalamnya
Kjeldhal. Metode Kjeldhal merupakan hingga hampir mencapai dasar tabung
suatu metode yang digunakan untuk reaksi sehingga diharapkan proses
menentukan kadar nitrogen atau disebut destilasi akan berjalan maksimal
sebagai metode protein kasar. (sempurna). Erlenmeyer yang berisi 15
Standarisasi larutan diperlukan agar kadar mL asam borat 1% yang telah
nitrogen di dalam sampel dapat ditentukan ditambahkan beberapa tetes indikator
melalui volume larutan standar yang habis Conway ditempatkan di bagian kanan alat
dititrasi. Reaksi standarisasi dengan HCl tersebut. Indikator Conway merupakan
0,1 N sebagai berikut: indikator yang bersifat amfoter, yaitu bisa
Na2B4O7.10H2O(aq)+2HCl(aq) bereaksi dengan asam maupun basa.
4H3BO3(aq) + 2NaCl(aq) + 5H2O(l) Indikator ini digunakan untuk mengetahui
ttk akhir gas amonia yang telah terserap
Reaksi standarisasi H2SO4 0,1 N sebagai yang ditandai dengan perubahan warna
berikut: larutan hijau kebiruan.
Na2B4O7.10H2O(aq)+H2SO4(aq) Asam borat (H3BO3) berfungsi
4H3BO3(aq) + 2Na2SO4(aq) + 5H2O(l) sebagai penangkap NH3 sebagai distilat
berupa gas yang bersifat basa. Supaya
Analisis protein menggunakan amonia dapat ditangkap secara maksimal,
metode Kjeldahl pada dasarnya dapat ujung alat distilasi diusahakan tercelup
dibagi menjadi tiga tahap yaitu proses semua ke dalam larutan asam standar
destruksi, proses distilasi dan tahap sehingga dapat ditentukan jumlah protein
titrasi: sesuai dengan kadar protein bahan.
1.Tahap Destruksi Selama proses distilasi, larutan asam
Pada tahap ini, sampel dipanaskan borat akan berubah warna biru karena
dalam asam sulfat pekat sehingga terjadi larutan menangkap adanya amonia dalam
penguraian sampel menjadi unsur- bahan yang bersifat basa sehingga
unsurnya yaitu unsur-unsur C, H, O, N, S, mengubah warna merah muda menjadi
dan P. Fungsi asam sulfat yaitu sebagai hijau kebiruan. Reaksi dalam distilasi akan
pengikat nitrogen dan juga menguraikan berakhir bila amonia yang telah terdistilasi
unsur-unsurnya. tidak bereaksi basis.
Reaksi yang terjadi pada tahap ini
R-N-C=O(s)+H2SO4(l) CO2(g) + H2O(l) + (Fatmawaty,2011):
(NH4)2SO4(aq)+2NaOH(aq) Na2SO4(g)
R R (NH4)2SO4(aq) + SO2(g) + 2NH4OH(aq)

Reaksi pada pupuk urea: 2NH4OH(aq) 2NH3(g) + 2H2O(l)


2CO(NH2)2(s) + H2SO4(l) CO2(g) +
H2O(l) + (NH4)2SO4(aq) + SO2(g) 2NH3(g) + 2H3BO3(aq)
2NH4H2BO3(aq) + H2(g)
2.Tahap Distilasi
Tahap distilasi dilakukan 3.Tahap Titrasi
penambahan larutan NaOH 100 ml. Titrasi ini dimaksudkan untuk
Fungsi penambahan NaOH adalah untuk menentukan seberapa banyak volume
memberikan suasana basa karena reaksi HCl yang di perlukan yaitu untuk merubah

AMINA 1(1) 2019 | Analisis nitrogen pada pupuk urea, pupuk cair dan pupuk kompos dengan metode
Kjeldahl
32 Yusmayani dan Asmara

warna larutan yang tadinya berwarna biru karena pupuk urea merupakan pupuk
berubah menjadi warna merah muda. sintetis yang tergolong ke dalam pupuk
Untuk mempercepat terjadinya perubahan anorganik yang hanya mengandung satu
warna merah, indikor metil merah unsur hara saja yaitu hara nitrogen yang
digunakan. Tahap titrasi ini menggunakan sangat tinggi. Larutan asam tersebut
HCl yang tidak terlalu agar perhitungan bereaksi dengan senyawa yang bersifat
total nitrogen tetap akurat. Akhir titrasi sintetis dan bersifat toksit serta ketepatan
ditandai dengan warna merah muda yang ukuran untuk kadar nitrogen dalam pupuk
terbentuk dan tidak hilang selama 30 urea lebih akurat sehingga larutan H2SO4
detik. Reaksi yang terjadi sebagai berikut lebih efisien digunakan untuk uji kadar
(Fatmawaty, 2011): nitrogen dalam pupuk urea dari pada
2NH4H2BO3(aq) + H2SO4(aq) standar HCl.
(NH4)2SO4(aq) + H3BO3(aq)
2NH4H2BO3(aq) + 2HCl(aq) 1 Pupuk Urea
2NH4Cl(aq) + H3BO3(aq) Hasil standarisasi larutan H2SO4 0,1 N
dapat dilihat pada tabel 1.
Tahap titrasi pada pupuk urea
menggunakan larutan standar H2SO4

Tabel 1. Data standarisasi H2SO4 0,1 N


Bobot V H2SO4 Fp Bst N H2SO4 Normalitas
Boraks (g) (mL) Boraks (N) rerata (N)
11,80 4 0,0844
0,7589 11,80 190,6 0,0844 0,0844
Bst: berat setara

Hasil analisis persentase kadar pupuk urea dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Persentese kadar nitrogen pupuk urea


Pupuk Bobot Sampel V H2SO4 N Kadar Air N Kadar N
(g) Fp (mL) (%adbb) (%) (%adbk) rerata (%)
KIM 783 0,5079 19,85 45,87 45,99
0,5107 10 20,00 45,97 0,26 46,09 46,04

Blanko 0,05
Fp: faktor pengenceran
adbb: atas dasar berat basah
adbk: atas dasar berat kering
sangat bermanfaat bagi tumbuhan untuk
Berdasarkan hasil analilis, kadar pertumbuhan dan perkembangan.
nitrogen pada pupuk yang paling tinggi Tingginya kadar nitrogen pada
adalah terdapat pada pupuk urea. Hal ini pupuk urea menyebabkan perlu dilakukan
disebabkan karena pupuk urea pengenceran sebanyak dua kali sebelum
merupakan salah satu pupuk tunggalyang dilakukan analisis terhadap pupuk urea.
hanya mengandung satu unsur hara saja Hal tersebut disebabkan karena apabila
yaitu unsur hara nitrogen. Pupuk urea tidak dilakukan pengenceran maka
mengandung kadar nitrogen yang paling metode Kjeldhal akan sulit untuk
tinggi diantara pupuk yang lain. Hal menentukan kadar nitrogen di dalam
tersebut sesuai dengan teori menurut pupuk urea dan hasilnya tidak sesuai
Pratiwi (2008), yang menyatakan bahwa dengan yang diinginkan serta pengukuran
pupuk urea adalah pupuk yang yang dihasilkan tidak akurat, karena untuk
mengandung N berkadar tinggi. Besarnya mendapatkan hasil produksi yang baik,
kandungan nitrogen dalam pupuk urea tidak hanya penting mengetahui cara

AMINA 1(1) 2019 | Analisis nitrogen pada pupuk urea, pupuk cair dan pupuk kompos dengan metode
Kjeldahl
33 Yusmayani dan Asmara

penggunaan pupuk saja tetapi juga perindustrian untuk pupuk urea yaitu
penting diketahui dosis pupuk yang tepat, sebesar 46 %. Dari hasil tersebut maka
agar tercapai produksi tanaman yang pupuk urea dapat digunakan sebagai
maksimal. pupuk tanaman dan dapat
Kadar nitrogen yang didapatkan diperdagangkan dikalangan masyarakat.
dalam pupuk urea melalui analisis
menggunakan metode Kjeldahl adalah 2. Pupuk Cair
sebesar 46,04 %. Kandungan nitrogen Hasil standarisasi HCl 0,1 N dapat
tersebut sesuai dengan kadar nitrogen di lihat pada tabel 3.
yang dianjurkan oleh kementrian
Tabel 3. Standarisasi HCl 0,1 N
Bobot Boraks V HCl (ml) Fp Bst Boraks N HCl Normalitas
(g) Rerata (N)
9,95 4 190,6 0,0989
0,7502 9,95 190,6 0,0989 0,0989

Hasil analisis persentase kadar nitrogen pupuk cair dapat di lihat pada tabel 4.

Tabel 4. Persentase Kadar Nitrogen Pupuk Cair


No. Bobot Contoh VHCl Blanko N HCl Kadar
sampel (g) (ml) (ml) Nitrogen (%)
KIM 737 5,0028 1,35 0,05 0,0989 0,0360
didalamnya. Hasil analisis kandungan
Berdasarkan hasil yang didapatkan nitrogen dalam pupuk cair menggunakan
pupuk cair mengandung persentase metode Kjeldahl yaitu sebesar 0,0360 %.
nitrogen yang paling kecil. Hal ini Rendahnya kadar nitrogen pada pupuk
disebabkan karena pupuk cair tidak hanya cair menyebabkan pupuk tersebut tidak
mengandung satu unsur hara saja, lulus uji sertivikasi kelayakan produk. Hal
melainkan mengandung banyak unsur ini sesuai dengan SNI 19-7030-2004
hara seperti unsur hara makro dan mikro dimana kadar nitrogen didalam pupuk
esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, kompos dan pupuk cair minimal 0,40%.
Fe, Mn dan bahan organik). Selain itu
pupuk cair tidak hanya diserap tanaman 3. Pupuk Kompos
melaui akar saja tetapi juga dapat Hasil standarisasi larutan HCl 0,1
diberikan melalui daun karena kandungan N disajikan dalam tabel 5.
bahan organik yang terkandung
Tabel 5. Standarisasi HCl 0,1N
Bobot V HCl Fp Bst N HCl Normalitas
Boraks (ml) Boraks Rerata (N)
(g)
10,10 190,6 0,0976
0,7518 10,10 4 190,6 0,0976 0,0976

Hasil nalisis persentase kadar nitrogen pada pupuk kompos dapat di lihat pada tabel
6.

Tabel 6. Persentase Kadar Nitrogen Pupuk Kompos


No.Sampel N Kadar N
(%adbb) Air (%) (%adbk)
KIM 732 1,1381 59,17 2,79
Berdasarkan hasil analisis yang biasanya berasal dari bahan organik
didapatkan pupuk kompos merupakan seperti daun-daunan, jerami, alang-alang,
pupuk tertinggi kedua kadar nitrogennya rumput-rumputan, dedak padi, batang
setelah pupuk urea, hal tersebut jagung, sulur, carang-carang serta kotoran
disebabkan karena pupuk kompos hewan. Pernyataan tersebut sesuai

AMINA 1(1) 2019 | Analisis nitrogen pada pupuk urea, pupuk cair dan pupuk kompos dengan metode
Kjeldahl
34 Yusmayani dan Asmara

dengan teori menurut styorini (2003) aceh tersebut lulus uji sertifikasi
“pupuk kompos merupakan pupuk yang kelayakan produk. Hal tersebut sesuai
mengandung bahan organik, seperti daun- dengan aturan SNI 19-7030-2004 dimana
daunan, jerami, alang-alang, rumput- kadar nitrogen yang terkandung di dalam
rumputan, dedak padi, batang jagung, pupuk kompos minimal sebesar 0,40%.
sulur, carang-carang serta kotoran hewan
yang telah mengalami proses
KESIMPULAN
dekomposisi oleh mikroorganisme
pengurai, sehingga dapat dimanfaatkan
Berdasarkan hasil dan pembahasan,
untuk memperbaiki sifat-sifat tanah.
persentase kadar nitrogen yang
Pupuk kompos mempunyai
didapatkan menggunakan metode
kandungan hara yang rendah
Kjeldahl pada pupuk urea, pupuk kompos,
dibandingkan dengan pupuk sintetis
dan pupuk cair berturut-turut yaitu sebesar
pabrik. Namun pupuk kompos memiliki
46,04%; 2,79%, dan 0,0360%.
keuntungan lain yang tidak dimiliki oleh
Berdasarkan data tersebut, pupuk urea
pupuk mineral, seperti peran untuk
dan pupuk kompos dinyatakan layak
memperbaiki struktur fisik tanah dan
sebagai pupuk yang memenuhi Standar
mikrobiologi tanah”. Hasil analisis
Nasional Indonesia (SNI). Sedangkan
kandungan nitrogen pupuk kompos yang
pupuk cair tidak memenuhi SNI karena
didapatkan menggunakan metode kjedahl
kadarnya di bawah baku mutu dalam SNI
yaitu sebesar 2,79%. Berdasarkan hasil
tersebut.
yang didapatkan, pupuk kompos yang
berasal dari pabrik rumah tangga banda

DAFTAR RUJUKAN

Fatmawaty. Metode Kjeldahl. www.chem- Pratiwi, R. S. 2008. Uji Efektivitas Pupuk


is-try.org. (diakses 3 Juli 2018) Anorganik pada Sawi (Brasiica
Hakim, N. 1986. Dasar-dasar Ilmu juncea L.). Skripsi. Universitas
Tanah. Lampung: Universitas Sumatera Utara.
Lampung. Samekto, R. 2008. Pemupukan.
Kemenperin. 2015. Roadmap Baristand Yogyakarta: Aji Cipta Pratama
Industri. Banda Aceh: Baristand. Samekto, R. 2006. Pupuk Kompos.
Hlm.2. Klaten: Intan Sejati.
Kemenperin. 2013. SNI: Cara Uji Kadar Setyorini, D. 2003. Persyaratan Mutu
Nitrogen Total Sedimen dangan Pupuk Organik untuk Menunjang
Distilasi Kjeldahl Secara Titrasi. Budaya Pertanian Organik.
Jakarta: Badan Standarisasi Disampaikan pada Seminar Sehari
Nasional. Penggunaan Pupuk Organik.
Lakitan, B. 2008. Dasar-Dasar Fisiologi Yogyakarta: BPTP.
Tumbuhan. Jakarta: PT Raja Sunu, P. dan Wartoyo. 2006. Dasar
Grafindo Persada. Hortikultura. Surakarta: UNS
Lingga, P. 2008. Petunjuk Penggunaan Press.
Pupuk. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Lingga & Marsono. 2007. Petunjuk
Penggunaan Pupuk. Jakarta:
Penebar Swadaya.

AMINA 1(1) 2019 | Analisis nitrogen pada pupuk urea, pupuk cair dan pupuk kompos dengan metode
Kjeldahl

Anda mungkin juga menyukai