Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS KEGIATAN MARKETING PR PADA

PERUSAHAAN COKLAT CHANGER


Diajukan Untuk Melengkapi Ujian Akhir Semester

Mata Kuliah Marketing Public Relations

Dosen Pengampu :
Dr. Susie Perbawasari M.Si
Renata Anisa S.Sos., M.M.

Disusun Oleh :
Shafira Nada F. – 210310160084

Difla Firdaus – 210310160090

Arief NurulWasim A.A– 210310160087

HUMAS A

PROGRAM STUDI HUBUNGAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS PADJAJDARAN
2018

1
DAFTAR ISI

BAB I: PENADAHULUAN
1. 1. Latar Belakang……………………………………………………………….…………3
1. 2. Rumusan Masalah………………………………………………………………………4

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA


2. 1. Public Relations……...…………………………………………………………………5
2. 2. Marketing……………………………………………………………………………….6
2. 3. Marketing Public Relations……………………………………………………………..6
2. 4. Teknik-Teknik Mpr……………………………………………………………………..7
2. 4. 1. Push……………………………………………………………………………..7
2. 4. 2. Pull………………………………………………………………………………8
2. 4. 3. Pass: The Third Dimension……………………………………………………..8
2. 5. Life Cycle Suatu Produk………………………………………………………………..9
2. 6. Tahapan Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle)…………………………………..10
2. 6. 1. Tahap Perkenalan (Introduction……………………………………………….10
2. 6. 2. Tahap Perkembangan (Growth) ……………………………………………….11
2. 6. 3. Tahap Kedewasaan (Maturity) ………………………………………………..12
2. 6. 4. Tahap Penurunan (Decline) ……………………………………………………12

BAB III: OBJEK PENELITIAN


3. 1. Sejarah Chocolate Changer……………………………………………………………14
3. 2. Visi…………………………………………………………………………………….15
3. 3. Misi……………………………………………………………………………………15
3. 4. Target Consumer ……..……………………………………………………………….15
3. 5. Proses Membuatan ……………………………………………………………………15

BAB IV: PEMABAHASAN


4. 1. Strategi MPR Pada Usaha Chocolate Changer………………………………………..17
4. 1. 1. PULL…………………………………………………………………………..17
4. 1. 2. PASS…………………………………………………………………………...19
4. 2. Posisi Produk ( Life Cycle Product ) …………………………………………………20

BAB V: PENUTUP
5. 1. Kesimpulan……………………………………………………………………………21
5. 2. Saran…………………………………………………………………………………..21

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………22

2
BAB I
PENADAHULUAN

1. 1. LATAR BELAKANG

Di Indonesia, khususnya di Jawa Barat, merupakan salah satu provinsi yang memiliki daya
tarik kuliner yang sanagt kuat. Bandung merupakan kota yang menjadi pilihan para
wisatawan dalam ranah fashion dan kuliner. Hal ini karena Bandung adalah kota yang terpilih
sebagai salah satu destinasi favorit di kawasan asia. Hal yang paling menarik bagi wisatawan
adalah karena Bandung merupakan tempat yang memiliki daya tarik kuliner yang beraneka
ragam dan juga memiliki banyak resto dan café yang menarik dan unik. Hal ini membuka
peluang bagi pengusaha untuk turut berkompetisi dalam menjaring konsumen di
Indonesia.Salah satu minuman yang sedang populer di Bandung adalah minuman Chocolate
Changer. Chocolate changer adalah booth khusus jual minuman coklat yang masih terbilang
baru diIndonesia.

Minuman ini tergolong populer dikalangan remaja karena rasanya yang enak dan harganya
juga terjangkau, cocok untuk kantong anak muda terutama mahasiswa. Minuman ini terbuat
dari coklat bubuk dengan berbagai macam topping seperti, chocolate bubble, milk pudding
dan masih banyak pilihan lagi. Chocolate changer membuka banyak booth di Bandung dan
juga ada 2 di Jatinangor. Munuman ini memiliki rasa yang manis, pahit dan menyegarkan
ditambah topping yang meleleh dimulut. Walaupun penjual minuman coklat di daerah
bandung masih terbilang baru, tetapi penjual coklat ini cukup berkembang pesat dan sudah
mulai banyak di daerah bandung.

Hal yang menarik lagi, berbeda dengan brand minuman baru atau Kekinian yang lainya,
Chocolate Changer tidak hanya dapat bertahan ketika jenis minuman itu sedang booming
atau viral saja, seperti yang terjadi kepada es kepal milo yang sekarang sudah jarang didengar.
Choco Changer dapat bertahan dan tidak hanya berhaya pada masanya saja ketika sedang

3
viral. Bahkan mereka dapat berkembang dan memperbanyak booth di kota-kota lain, dan
tentunya konsumen membanyak dan nama Chocolate Changer semakin membesar dan
dikenal.

Saat ini semakin banyaknya penggemar Chocolate Changer, sehingga setiap stand shopnya
dipenuhi banyak pembelinya. Hal ini dapat terjadi karena Chocolate Changer melakukan
strategi marketing public relations, agar perusahaan dapat terus meningkat dan berkembang.
Oleh karena itu, para penulis ingin mencoba mencari tahu dan menelaskan strategi dan taktik
MPR apa yang digunakan Chocolate Changer agar perushaan semakin berkembang, tidak
hanya di level mature saja dalam company lige cycle.

1. 2. RUMUSAN MASALAH

 Chocolate Changer merupakan minuman yang masih baru tetapi sudah banyak
digemari masyarakat Bandung dan sekitarnya, terutama dikalangan anak muda.
 Chocolate Changer mempunyai strategi MPR yang bagus.
 Chocolate changer berada dalam mature di company life cycle.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Marketing Public Relation atau yang lebih dikenal dengan marketing humas adalah sebuah
proses merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi suatu program yang akan mendorong
pembelian dan kepuasan pelanggan melalui komunikasi informasi yang kredibel. Sama
seperti iklan, hubungan masyarakat juga menjadi salah satu faktor penting dalam sebuah
pemasaran. Perusahaan harus juga berhubungan baik dengan masyarakatan besar, tidak
hanya harus berhubungan secara konstruktif dengan pelanggan, pemasok dan penyalur.
Dewasa ini sudah banyak perusahaan yang membentuk Divisi Marketing Public Relations
untuk menjaga citra perusahaan atau produknya dan tentunya promosi.

2. 1. PUBLIC RELATIONS

Public Relation sendiri menurut Dr. Rex Harlow dalam Ruslan (2010:16) Public Relations
(PR) adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur
bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian,
penerimaan dan kerja sama; melibatkan manajemen dalam menghadapi
persoalan/permasalahan, membantu manajemen dalam mengikuti dan memenfaatkan
perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi
kecenderungan penggunaan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai
sarana utama.

Dan menurut Cutlip dan Center dalam Effendy (2009:116) Public Relation adalah fungsi
manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanaan dan tata cara
seseorang atau organisasi demi kepentingan publik, serta merencanakan dan melakukan suatu
program kegiatan untuk meraih pengertian dan dukungan public.

Frank Jefkins (2003:9) PR adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke
dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.

5
Jadi dapat disimpulkan dari beberapa definisi beberapa ahli diatas bahwa public relation
adalah suatu kegiatan fungsi managemen yang membantu perusahaan dalam membangun dan
menjaga citra, yang secara tidak langsung akan membantu meningkatkan keuntungan.

2. 2. MARKETING

Marketing sendiri menurut beberapa ahli memiliki definisi seperti menurut Philip Kotler
menyatakan bahwa marketing adalah suatu kegiatan sosial dan sebuah pengaturan yang
dikerjakan oleh individu atau sekelompok supaya mendapatkan apa yang diinginkan dengan
membuat suatu produk lalu menukarnya dengan nominal tertentu kepada pihak lain. Lalu
menurut Menurut John Westwood, Marketing adalah sebuah usaha terpadu supaya
terpenuhnya semua kebutuhan konsumen secara menguntungkan.

Dapat Disimpulkan dari pengertian ahli diatas bahwa marketin adalah sebuah kegiatan yang
dilakukan untuk menambah suatu nilai produk dengan tolak ukur keberhasilan penjualan.

2. 3. MARKETING PUBLIC RELATIONS

Marketing Public Relation sendiri memiliki definisi menurut Philip kotler mengatakan bahwa
: ” Marketing Public Relations works because works it adds value to product through it’s
unique ability to lend credibility to product message” atau dapat diartikan bahwa Marketing
Public Relations diciptakan untuk menambah atau memberikan nilai bagi produk melalui
kemampuan yang unik untuk menunjukkan kredibilitas pesan produk (Ruslan, 2002)

Marketing Public Relations sebagai suatu proses perencanaan, pelakasanaan dan


pengevaluasian program-program yang memungkinkan terjadinya pembelian dan pemuasan
konsumen melalui komunikasi yang baik mengenai informasi dari perusahaan terhadap citra
merek (Brand Image) terhadap suatu produk tertentu. (Saka abadi,1994:p.46). Dapat
diartikan dari beberapa pengertian ahli diatas bahwa Marketing Public Relations adalah

6
kegiatan marketing yang dilakukan dengan pendekatan Public Relations yang tolak ukur
keberhasilanya bukan hanya saja penjualan produk, tetapi lebih terhadap citra perusahaan
yang akan menguntungkan dalam jangka panjang.

2. 4. TEKNIK-TEKNIK MPR

Push Pull (Mendorong - Menarik):

Pertama dua dimensi dari pendekatan ini adalah 'push' dan 'pull' strategi. Kotler mengatakan
bahwa dalam MPR digunakan teknik push, pull dan pass.

2. 4. 1. PUSH

Strategi 'push' menggunakan kekuatan dan perdagangan penjualan promosi untuk mendorong
produk melalui saluran atau media (channel). Produser agresif mempromosikan produk
wholesalers: grosir secara agresifmempromosikan produk pengecer, dan pengecer secara
agresif mempromosikan produk untuk konsumen.

Alat-alat atau cara yang digunakan oleh MPR dalam strategi Push:

 Pameran dagang, termasuk publikasi khusus dan mensponsori pertemuan, sarapan atau
resepsi di mana produk baru diperkenalkan untuk perdagangan
 Perdagangan dalam surat kabar spotlighting produk baru dan dukungan promosi
 Publisitas dengan mencetak kembali atau cetak sebanyak-banyaknya digunakan oleh
penjual pada penjualan panggilan atau secara langsung dikirimkan kepada pembeli
(teorinya adalah bahwa jika media menganggap ini sebuah berita, maka konsumen juga
akan menganggap hal yang sama)
 Publikasi perdagangan artikel ditujukan pada manajer merchandise dan pembeli meliputi
produk item berita, cerita tentang iklan dan promosi program dukungan, termasuk MPR.

7
2. 4. 2. PULL

Strategi 'pull' menghabiskan banyak uang pada promosi iklan dan konsumen untuk
membangun permintaan konsumen. Apakah strategi yang efektif, konsumen akan meminta
mereka pengecer produk, dan pengecer produk akan meminta mereka grodusir produk, dan
grosir akan meminta para produsen produk.

2. 4. 3. STRATEGI PASS: THE THIRD DIMENSION

Selain 'push' dan 'pull' strategi, dimensi ketiga ialah 'pass' strategi, diperlukan di lingkungan
pemasaran yang semakin kompleks ini. Itu disebabkan oleh faktor-faktor yang Kotler
jelaskan di Megamarketing. terutama kebutuhan untuk memasuki pasar diblokir atau
dilindungi oleh pihak-pihak lain selain pengguna. Pihak-pihak ini mencakup para pembuat
kebijakan pemerintah, legislator, regulator, partai politik, aktivis, dan kelompok-kelompok
kepentingan publik yang mewakili agenda pernah berkembang, penyebab, kepentingan dan
keprihatinan.

PENGUNAAN STRATEGI:

Push, Pull, dan pass dalam membuat rencana pemasaran, harus mempertimbangkan semua
tiga strategi diatas. Strategi Pass melibatkan kebijakan perusahaan terutama fungsi CPR,
Sementara kepercayaan terhadap merk ikatan program bersama dengan strategi push dan pull
strategi pemasaran.

Strategi Target PR TYPE TOOLS


PUSH Kekuatan penjualan MPR Memperlihatkan atau
penyalur atau pedangan pameran
distributor, pedagang kecil perdagangan cetakan
atau eceran. ulang publikasi.

8
PULL Konsumen, Pemakai MPR Media events media
terakhir tour. Penempatan
berita, Penempatan
produk
teleconference,
pameran demonstrasi
menggunakan
sample, surat kabar,
PSA, Publikasi
PASS Gatekeepers, Stakeholders CPR Menilai atau
memperhatikan isu-
isu memberikan
nasihat komunikasi.

Konsumen Publik MPR Charity , menjadi


sponsor suatu event.

2. 5. LIFE CYCLE SUATU PRODUK


Siklus hidup produk (Product life cycle) adalah siklus suatu produk/ organisasi dengan
tahapan-tahapan proses perjalanan hidupnya mulai dari peluncuran awal (soft launching),
peluncuran resmi (grand launching), perubahan dari target awal, lalu mulai berjuang dan
berkompetisi dengan produk-produk yang sejenis, hingga melewati persaingan dan kompetisi
produk memiliki tingkat penerimaan/ penjualan/ distribusi yang luas dan tersebar. Dalam
konteks organisasi siklus hidup suatu organisasi menjadi organisasi yang dihargai dan
memiliki kredibilitas yang tinggi.

Setelah mencapai puncaknya maka produk akan turun dengan alamiah. Perubahan citra
produk/ organisasi lalu dilakukan untuk mendukung inovasi dan menghindari penurunan
drastis akibat kejenuhan produk. Jangka waktu titik jenuh tidak saja ditentukan dari jenis

9
produk tetapi bisa dilihat menggunakan indikator seperti penjualan produk, komplain yang
tidak tertangani, distribusi dll.

Untuk memperpanjang siklus hidup produk dapat dilakukan upaya-upaya seperti: mendidik
pasar, beriklan, menjaganya dengan penjualan dsb. Ada juga istilah daur ulang siklus produk
yang diterapkan untuk menarik proyek dari penurunan dengan memperbaiki atau dengan
perubahan lainnya, seperti pengemasan ulang dan pemotongan harga.

2. 6. TAHAPAN SIKLUS HIDUP PRODUK (PRODUCT LIFE CYCLE) :

2. 6. 1. TAHAP PERKENALAN (INTRODUCTION)

Tahapan Perkenalan adalah tahapan pertama dalam siklus hidup produk dimana produsen
memperkenalkan produk barunya kepada pasar atau masyarakat umum. Beberapa ciri-ciri
pada Tahap Perkenalan ini diantaranya adalah :

 Produk baru diluncurkan ke Pasar (Market)


 Omset penjualan yang masih rendah
 Kapasitas produksi masih rendah
 Biaya per unit yang masih tinggi
 Cash Flow Negatif
 Distributor berkemungkinan enggan untuk mengambil produk yang masih belum
terbukti Kualitasnya.
 Diperlukannya promosi secara besar-besaran dalam rangka memperkenalkan produknya
(biaya promosi yang tinggi)

Strategi yang sering digunakan dalamTahap Perkenalan (Introduction) :

 Mendorong Adopsi pelanggan


 Mengeluarkan Biaya yang besar dalam promosi untuk menciptakan kesadaran pada
produk dan juga untuk memberitahukan produk barunya kepada masyarakat

10
 Menggunakan strategi Harga Peluncuran (skimming) atau Harga Penetrasi (Penetration)
 Distribusi yang terfokus (pada wilayah yang terbatas)

2. 6. 2. TAHAP PERKEMBANGAN (GROWTH)

Tahap Perkembangan (Growth) adalah tahap dimana produk yang diperkenalkan tersebut
sudah dikenal dan diterima oleh konsumen. Beberapa ciri-ciri pada tahap Perkembangan ini
adalah :

 Memperluas pasar
 Omset penjualan yang naik signifikan
 Meningkatnya kapasitas produksi
 Produk mulai diterima oleh pasar
 Cash Flow mulai berubah menjadi Positif
 Pasar semakin berkembang, laba juga akan meningkat, namun pesaing-pesaing baru
akan mulai bermunculan
 Biaya per unit akan turun ke skala yang ekonomis

Strategi yang sering dilakukan dalam Tahap Perkembangan:

 Membuat iklan yang menciptakan kesadaran akan pemilihan produk dan memperkuat
merek (branding)
 Memperbanyak saluran distribusi dan memperluas cakupan distribusi.
 Meningkatkan kualitas produk, menambahkan fitur-fitur baru dan gaya serta
memperbanyak model atau varian.
 Menurunkan harga produk untuk menarik pembeli dan memperluas segmen pasar
 Masih mengeluarkan biaya yang besar dalam mempromosikan produk dan mereknya.

11
2. 6. 3. TAHAP KEDEWASAAN (MATURITY)

Peningkatan Omset penjualan yang mulai melambat, bersaing dengan ketat dan berjuang
dalam merebut pangsa pasar dengan pesaing-pesaingnya.

 Kapasitas produksi yang tinggi


 Memiliki laba yang besar bagi mereka yang dapat memimpin pasar
 Cash Flow akan berada dalam kondisi Positif yang kuat
 Pesaing yang lemah dan kalah bersaing akan mulai keluar dari pasar
 Harga Produk mulai turun

Strategi yang sering dilakukan dalam Tahap Kedewasaan:

 Memperbaiki dan memodifikasi Produk dan memperbanyak pilihan (model, warna, bau,
rasa, estetika)
 Meninggalkan varian produk yang tidak kuat di pasar.
 Kapasitas Produksi pada kondisi yang rasional
 Menerapkan harga yang lebih bersaing
 Menggunakan Iklan yang persuasif, mempengaruhi konsumen untuk menggunakan
produknya.
 Menarik pengguna-pengguna baru
 Distribusi yang intensif
 Memasuki Segmen pasar yang baru
 Repositioning

2. 6. 4. TAHAP PENURUNAN (DECLINE)

Pada tahap penurunan, penjualan dan keuntungan akan semakin menurun dan jika tidak
melakukan strategi yang tepat, produk yang ditawarkan mungkin akan hilang dari pasar
(market). Ciri-ciri Tahap Penurunan adalah sebagai berikut :

12
 Laba menurun secara signifikan dan Cash flow akan melemah
 Pasar menjadi Jenuh
 Akan banyak Pesaing-pesaing yang keluar dari pasar
 Kapasitas produksi akan menurun

Strategi yang sering digunakan pada tahap penurunan adalah sebagai berikut :

 Melakukan promosi untuk mempertahankan Pelanggan yang setia


 Mempersempit saluran distribusi
 Menurunkan harga uang menjaga daya saingnya

13
BAB III
OBJEK PENELITIAN

3. 1. SEJARAH CHOCOLATE CHANGER

Chocolate Changer adalah sebuah usaha yang bergerak dibidang minuman yang mana
berbahan kokoa asli. Usaha ini dirintis pertama kali oleh Fallyanthus bersama adiknya Elsa
pada tahun 2012 yang mana gerai chocolate changer ini di dirikan di Jl. Permindo Padang,
Sumatera Barat. Awal berdirinya usaha ini karena jiwa berwiraswasta owner dari Chocolat
Changer ini telah tertanam dari sejak dini, sebab ia ingin menciptakan lapangan kerja sendiri
untuk masyarakat.

Pemilik usaha ini dengan perlahan – lahan berjuang untuk menjalankan usaha ini, satu demi
satu gerai Chocolate Changer bertambah di setiap daerah. Hal ini tidak mudah untuk berada
di posisi sekarang, sangat banyak rintangan dan hambatan yang mereka lalui, bermula dari
usaha kopi luwak yang mereka pelajari dari petani kopi hingga usaha ini berubah menjadi
usaha coklat cocoa yang diolah menjadi minuman. Dengan konsisten dalam menyajikan
minuman dengan 100% cocoa premium asli ini dan kemasanya yang simple menarik,
Chocolate Changer berhasil mendapat tempat dihati para konsumen dan berkembang di
beberapa daerah di Indonesia.

Sekarang Chocolate Changer telah memiliki cabang gerai di berbagai kota, Padang, Jakarta,
Bandung, Pekanbaru, Bukit Tinggi, dan Jogjakarta. Target market dari Chocolate Changer
adalah para pelajar dan mahasiswa, karena itu gerai chocolate changer pun bias ditemukan
di kawasan kampus Unpad Dipatiukur, pesantren Daruut Tauhid Geger Kalong, kawasan
ITB, Maranatha, Unpad Jatinangor, Telkom University, serta Widyatama Cikutra.

14
Chocolate Changer berhasil menjadi minuman favourite para konsumen di kota Bandung,
bahkan minuman ini sempat menjadi hits dikalangan pelajar dan mahasiswa di kota Padang,
Bukittingi, Bandung dan Pekanbaru. Dengan harga sebesar Rp. 8000,- sampai Rp. 10.000,-
kita sudah bias mendapatkan minuman ini. Harga yang ditetapkan ini sangat sesuai dengan
kantong para konsumenya, begitupun dengan varian topping yang banyak pilihanya juga
sangat mendukung kenapa Chocolate Changer ini digandrungi oleh penikmatnya.

3. 2. VISI

Minuman coklat paling dicintai dan selalu bertembuh dengan bersama konsumen.

3. 3. MISI

• Selalu menjaga kualitas produk dan pelayanan kepada konsumen


• Terus berinovasi untuk memenuhi tuntutan konsumen
• Ikut berkontribusi membangun bangsa lewat program2 kontruktif

3. 4. TARGET CONSUMER
 Demografis: Wanita dan pria, remaja, berusia 12-25 tahun
 Psikografis: Pecinta minuman coklat dan tidak ingin mengeluarkan uang yang banyak
 Geografis: Indonesia

3. 5. PROSES MEMBUATAN

• Penjual memasukkan topping kedalam gelas pelastik (jika konsumen ingin memakai
topping).
• Setelah topping dimasukkan kedalam gelas pelastik, diberi gula.
• Setelah penjual memberi gula, lalu penjual memasukkan es yang disimpan didalam
cooleer box kedalam gelas pelastik.

15
• Setelah diberi es, lalu penjual menuangkan coklat yang disimpan didalam booth besar
kedalam gelas yang tadi sudah diberi gula dan topping.
• Wadah pelastik atau gelas pelastik kemudian ditutup menggunakan include 1 roll
plasticcup.
• Setelah ditutup diberi pelastik tenteng agar konsumen mudah membawa minuman
chocolate changer ini.
• Lalu diselipkan sedotan di pelastik tentengnya.
• Diberi pelastik yang ukurnnya lebih besar dari pelastik tenteng jika konsumen
menginginkannya.

16
BAB IV
PEMABAHASAN

Untuk mengembangkan perusahaanya, Chocolate Changer melakukan beberapa strategi


marketing public relations. Strategi-strategi yang mereka gunakan dalam ranah push, pull
dan pass strategies, mereka memilih untuk menggunakan strategi pull dan pass untuk
memperkenalkan produknya. Strategi dan taktik ini terbukti berhasil karena dengann umur
perusahaan mereka yang tergolong masih baru, minuman Chocolate changer sudah sangat
dikenal oleh masyarakat, terutama di kalangan mahasiswa.

Strategi dan taktik pull dan pass yang mereka lakukan terbukti sangat berhasil, di usia
perusahaan mereka yang masih muda, mereka sudah berada di masa pendewasaan atau
maturity dalam ranah product life cycle, mereka sudah mulai mendapatkan keuntungan,
walaupun jumlah belum terlalu banyak sekali. Dan minuman ini tetap bertahan, bukan hanya
pasa saat booming atau viral saja dan seteh itu perusahaan tutup. Chocolate Changer tetap
menjaga eksistensi mereka dan berkembang dengan cara strategi-strategi yang bagus.

4. 1. STRATEGI MPR PADA USAHA CHOCOLATE CHANGER

4. 1. 1. PULL
Strategi yang pertama diapakai oleh Chocolate Changer ini adalah PULL dimana yang mana
memiliki tujuan konsumen sebagai pemakai terakhir. Strategi ini di jalankan bertujuan untuk
menarik langsung minat konsumen. Taktik yang digunakan Chocolate Changer dalam
menjalankan stratergi ini adalah membuat sebuah promotion, dimana promosi ini di
laksanakan atau diadakan waktu tahun ajaran baru. Karena target market dari chocolate
changer ini adalaah pelajar dan mahasiswa program “Buy One Get One” ini diadakan di awal
semester agar pelajar dan mahasiswa khususnya yang baru masuk sekolah dan kuliah menjadi
tertarik mencoba produk ini.

17
Strategi ini dianggap berhasil oleh pemilik usaha ini karena feedback yang didapatkan cukup
membuahkan hasil yaitu produk dapat di kenal luas dan digemari konsumen sehingga dapat
mendorong profit penjualan mereka. Program ini biasanya dilaksanakan dalam masa selama
1 minggu hingga 1 bulan pada awal semester baru dimuilai.

Terakhir Chocolate Changer mengadakan promosi ketika merayakan minggu ulang tahun
mereka, mereka mengadakan promosi buy one get one dengan pilihan toping pilihan
konsumen. Ketika promosi ini berlangsung, mereka mempublikasikannya dengan cara
mempublikasikan ke sosial media mereka dan juga secara cetak, mereka membuat poster dan
banner yang diletakan didepan booth-booth mereka agar konsumen tahu dengan adanya
promosi ini. Dan hal itu berhasil, calon konsumen tahu tentang adanya promo ini dan
mendatangkan booth dan membelinya. konsumen menambah dan pembelian yang
meningkat.

Untuk mempublikasikan segala hal mengenai Chocolate Changer, mereka mempunyai akun
sosial media sendiri, dengan nama akun @chocolate_changer di Instagram. Di akun ini
mereka memberitakan ketika ada promosi-promosi yan dilakukan di booth-booth mereka.
Mereka juga memberitakan ketika akan ada booth atau gerai baru di lokasi yang baru. Selain
dipenuhi oleh berita tentang Chocoate Changer, mereka juga mengupload, kata-kata mutiara
dan inspiratif dengan background foto yang bagus dan estetic, karena mereka tahu, para
followers mereka adalah kalangan anak muda terutama kuliah, dal hal-hal yang seperti itulah
yang disukai oleh kalangan itu.

Selain official main account Instagram, mereka juga mempunyai official akun testimony
untuk Chocolate Changer yang bernama @testimoni_chocolate_changer di Instagram, skun
ini berisi banyak review, testimony dan carita dari banyak pembeli Chocolate Changer di
seluruh Indonesia. Semua orang dapat terlibat dan masuk kea kun ini, mereka hanya perlu
untuk memfoto minuman chocolate changer yang mereka beli, lalu menguploadnya ke
Instagram dengan testimony mereka sebagai caption dan tag official account Chocolate
Changer, lalu akan diupload oleh Chocolate Changer kea kun testimoninya.

18
4. 1. 2. PASS
Strategi yang kedua di pakai oleh usaha Chocolate Changer ialah PASS, dimana strategi ini
bertujuan dimana perusahaan menjalin hubungan baik dengan segala pihak yang terkait
dengan perusahaan atau yang biasa di sebut Stakeholder. Dengan menjaga hubungan baik
dengan stakeholder perusahaan akan mendapatkan citra dan reputasi yang baik dimata
stakeholder sehingga hal ini dapat mendorong pendapatan atau profit bagi perusahaan.

Taktik yang dijalankan Chocolate Changer dalam strategi ini adalah menjalin kerja sama atau
menjadi pihak sponsor terhadap acara-acara yang dilakukan mahasiswa atau universitas
terkait. Karena target market yang paling dominan disini adalah mahasiswa dan dapat juga
kita ketahui bahwa banyak sekali event-event yang diadakan mahasiswa atau universitas, hal
ini menjadi kesempatan emas untuk Chocolate Changer menjadi bagian dari acara tersebut
yaitu sebagai pihak sponsor.

Sebagai contoh, pada tahun 2017 kemarin Chocolate Changer menjadi sponsor dari acara
LUSTRUM VI yang mana event ini adalah agenda pokok yang diadakan sekali dalam 5 tahun
oleh salah satu UKM yang ada di Universitas Padjadjaran. Hal ini memiliki dampak yang
positif bagi usaha Chocolate Changer sendiri, dapat dikatakan image positif telah melekat
pada Chocolate Changer di hati para stakeholdernya baik itu dari sisi konsumen atau sisi
lainya.

Terakhir, Chocolate Changer bahkan telah menjadi salah satu sponsor dalam acara Hima
Humas Fikom Unpad, yaitu acara perlombaan Padjajaran Public Relations Fair atau PPRF
2018. Mereka telah membantu keterlaksanaan acara PPRF 2018 dan dengan cara ini, secara
tidak langsung, mereka dapat memperkenalkan nama perusahaan mereka ke publik yang
lebih luas, karena lomba PPRF beranah nasional, bukan hanya daerah bandung saja. Karena
dengan menjadi sponsor acara PPRF 2018, logo dan nama perusahaan semua sponsor dan
media parnership dicantum disetiap publikasi official PPRF, maupun cetak atau online,
seperti; poster, baleho, line official dan instagram melalui media partner PPRF.

19
4. 2. POSISI PRODUK ( LIFE CYCLE PRODUCT )

Dengan melihat perkembangan yang dialami oleh produk Chocolate Changer ini, dapat
dikatakan produk ini ada pada posisi Pendewasaan ( maturity ) karena produk ini telah
memiliki sebahagian ciri-ciri produk yang berada di tahap pendewasaan (maturity) ini.
Chocolate Changer sudah memiliki cabang gerai yang banyakdi berbagai kota di
Indonesia, pendapatanya pun sudah besar dan belum ada yang mampu mengalahkan produk
ini sebagai minuman coklat yang disukai dapat dikatakan Chocolate Changer masih menjadi
pilihan minuman coklat di kalangan anak muda terutama mahasiswa

Strategi yang dilakukan pada tahap ini pun juga dilakukan oleh Chocolate Changer seperti
promosi untuk menarik pelanggan. Untuk saat ini Chocolate Changer mampu tetap bertahan
dalam meraih konsumenya, usaha ini tidak lagi mengeluarkan banyak dana untuk iklan,
untuk pengenalan dan produk ini dapat dikatakan telah stabil. Untuk mempertahankan posisi
produk, Chocolate Changer hanya menjalankan beberapa strategi yang tidak membutuhkan
pengeluaran yang banyak, dengan tetap konsisten dengan rasa dan menambah cabang gerai
Chocolate Changer.

Mereka sudah tidak mengeluarkan dana hanya untuk sekedar mengiklankan untuk memberi
tahu atau introduce mengenai produk Chocolate Changer, mereka hanya melakukan iklan
jika ada promo-promo saja dan itupun hanya mempublikasikan secara cetak, seperti poster
atau baliho didepan stand-stand mereka. Mereka juga mengiklankan ketika ada booth di
lokasi yang baru. Merekapun juga sudah balik modal dan menghasilkan uang yang banyak,
hal ini dapat dilihat dengan dibukanya banyak booth-booth Chocolate Changer. Hal-hal ini
membuktikan bahwa Chocolate Changer masih berada pada tahap pendewasaan (maturity).

20
BAB V
PENUTUP

5. 1. KESIMPULAN

Chocolate Changer merupakan sebuah produk dari usaha minuman yang mana minuman ini
terbuat dari 100% cocoa premium asli dan dikemas dengan kemasan yang simpel dan
menarik. Prdouk minuman Chocolate Changer ini di rintis mulai dari tahun 2012 oleh
seorang pengusahan yang bernamama Fallyanthus. Usaha ini sekarang telah berkembang
menjadi usaha yang besar dan mendatangkan keuntungan yang lumayan.

Dalam merintis usaha ini strategi MPR yang dilakukan ialah PULL dan PASS dimana setiap
strategi memiliki masing-masing taktik yang dilakukan untuk mendorong profit dari usaha
ini. Taktik yang dilakukan adalah melakukan promosi “Buy 1 get 1” yang mana target dari
program ini langsung dirasakan oleh konsumenya. Taktik yang kedua yaitu menjadi
Sponsorship dari sebuah Event Lustrum VI dari UKM yang ada di Universitas Padjadjaran,
strategi ini dikataakan berhasil dalam membangun citra dan reputasi produk terhadap
stakeholdernya.

Produk Chocolate Changer berada pada tahap Pendewasaan (Maturity), dimana produk ini
telah memiliki pendapatan yang besar dan stabil.

5. 2. SARAN

Untuk mempertahankan posisi produk Chocolate Changer mungkin disarankan untuk


memulai inovasi baru khususnya terhadap varian toppingnya agar para konsumen baru
menjadi lebih tertarik, dan diharapkan usaha ini dapat menjaga konsistensi cita rasa pada
produk itu sendiri serta sering melakukan strategi MPR dengan waktu yang tepat dan benar
agar tidak mengalami penurunan (decline).

21
DAFTAR PUSTAKA

Interview: 2 karyawan Chocolate Changer cabang Jatinangor


Dunia Kuliner Bandung. (2018). Chocolate Changer, Murah dan Enak!. [online] Available
at: http://duniakulinerbandung.com/chocolate-changer-murah-dan-enaak/ [Accessed 10
Dec. 2018].
Mongi, V. (2018). Marketing Public Relations. [online] Academia.edu. Available at:
https://www.academia.edu/9417636/Marketing_Public_Relations [Accessed 10 Dec.
2018].
wiranda, k. (2018). jurnal analisis produktivitas chocolate changer. [online] Academia.edu.
Available at:
https://www.academia.edu/30501649/jurnal_analisis_produktivitas_chocolate_changer
[Accessed 11 Dec. 2018].

22
LAMPIRAN FOTO

23
24

Anda mungkin juga menyukai